KELOMPOK V
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bentuk. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang. Kami ucapkan banyak
terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Maksud danTujuan...........................................................................3
1.3.1 Maksud...................................................................................3
1.3.2 Tujuan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Portofolio........................................................................4
2.1.1 Pengertian Teori Portofolio....................................................5
2.1.2 Pemilihan Portofolio.............................................................10
2.1.3 Pembentukan Portofolio........................................................11
2.1.4 Penilaian Kinerja Portofolio..................................................12
2.2 Investasi...........................................................................................15
2.2.1 Pengertian Investasi..............................................................17
2.2.2 Tujuan Investasi....................................................................18
2.2.3 Proses Manajemen Investasi.................................................19
2.3 Surat Berharga ................................................................................20
2.3.1 Pengertian Saham..................................................................24
2.3.2 Jenis- jenis Saham.................................................................25
2.3.3 Indeks Harga Saham.............................................................28
2.3.4 Berinvestasi di Pasar Saham.................................................30
2.3.5 Manfaat Investasi Saham......................................................32
2.3.6 Resiko Investasi Saham.........................................................34
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................45
4.2 Saran..................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen dan aset
investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Portofolio juga
tunai atau setara kas merupakan isi dari portofolio. Namun saat ini, portofolio
lebih diutamakan pada aset investasi yang likuid seperti: saham, instrumen
Dalam dunia pasar modal, para investor memiliki preferensi dan karakter
yang berbeda-beda dalam menghadapi risiko. Ada Investor yang menyukai risiko
(risk seeker) yaitu Investor tipe ini berani mengambil risiko tinggi dengan harapan
mendapat imbal hasil yang tinggi pula. Investor dengan karakter tersebut
cenderung agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi. Ada juga
Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) yaitu Investor tipe ini
meminta kenaikan imbal hasil yang sama untuk setiap kenaikan tingkat risiko.
Investor dengan karakter ini cenderung hati-hati dan fleksibel dalam mengambil
keputusan investasi. Tetapi ttidak menutup kemungkinan ada pula Investor yang
tidak menyukai risiko (risk averter) yaitu Investor tipe ini hanya berani
mengambil risiko tingkat rendah dengan imbal hasil yang rendal pula. Tipikal
investor tidak suka mencari risiko dan cenderung memikirkan secara matang
lebih tinggi, namun jika semakin besar pengembalian maka semakin besar pula
resiko yang dihadapi. Oleh karena itu maka investor dituntut untuk berfikir secara
pada tingkat resiko yang minimal. Agar tujuan untuk mendapatkan keuntungan
dibelinya. Kegagalan bisa saja terjadi jika investor mendapatkan informasi yang
portofolio.
kejelasan masalah yang akan dibahas, maka penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
PEMBAHASAN
dari investasi sejumlah asset dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-
beda dalam jangka waktu tertentu. Pembentukan portofolio merupakan salah satu
maximization.
adalah sekumpulan investasi baik berupa asset riil (real assets) maupun asset
berupa saham biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang
oleh investor. Abdul Halim menjelaskan bahwa portofolio adalah gabungan atas
sekumpulan aset, baik berupa aset riil maupun aset finansial yang dimiliki oleh
investor.
Menurut Harold dalam jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, portofolio
investasi.
adalah kombinasi dari sekumpulan aset baik aset riil maupun aset finansial yang
dimiliki oleh investor dan dapat menghasilkan keuntungan dimasa yang akan
optimal. Teori portofolio ini saling berkaitan dengan teori pasar modal yang
risiko sekuritas jika investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori
tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian
memasukkan berbagai aktiva dari seluruh kelompok aktiva yang ada. Seperti
juga bisa dilakukan dengan mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva
saja, misalnya saham. Akan tetapi, investor akan menemukan masalah dalam
kondisi kerja yang sama, orang yang rasional akan memilih mendapat gaji
harapan maksimal dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang
mengandung tingkat risiko minimal dengan imbal hasil harapan yang sama.
satu unit risiko yang sama. Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik,
tetapi bukan yang terbaik. Hanya ada satu portofolio terbaik, yaitu portofolio
dengan menggunakan aktiva bebas risiko. Aktiva bebas risiko adalah aktiva
yang mempunyai return ekspektasi tertentu tanpa adanya risiko. Aktiva bebas
risiko atau risk free rate dalam penghitungan indeks tunggal biasanya
menggunakan BI rate atau suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk
saham konvensional.
yang yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan
hubungan yang positif. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar
Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang
merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran
ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari
Jika return portofolio (Rp) yang ada di atas dan return porotfolio
(Rb -E(Rb))]
(Rb – E(Rb))]
maka,
Kovarian antara return saham A dan B yang ditulis sebagai Cov(Ra, Rb)
variabel bergerak kearah yang sama, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya
juga meningkat atau jika satu menurun, yang lainnya juga menurun. Nilai
kearah yang berlawanan, yaitu jika satu meningkat, maka yang lainnya
dimana :
koefisien korelasi antara variabel A dan variabel B (rab = ρab) dapat dihitung
dan sempurna. Nilai dari koefisien korelasi berkisar dari +1 sampai dengan
risiko portofolio tidak akan berubah sama dengan risiko aktiva individualnya.
Jika dua buah aktiva memiliki return dengan koefisien korelasi -1 (negative
akan sama dengan nol. Jika koefisiennya di antara +1 dan -1, maka akan
risikonya.
atau risiko spesifik (specific risk) atau risiko unik (unique risk) atau risiko
yang tidak sistematik (unsystematic risk). Karena risiko ini unik untuk suatu
dengan hal baik yang terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat
disebut dengan non-diversifiable risk atau risiko pasar (marke risk) atu risiko
umum (general risk) atau risiko sistematik (systematic risk). Risiko ini terjadi
timbul pertanyaan mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah
model ini, yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang
menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return yang tinggi dengan
membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang
memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau
Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return
Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena
merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua
dipilih.
sekuritas yang dipilih dan waktu yang akan digunakan untuk mengamati
(Wibowo, 2005:14)
aspek tingkat return yang diperoleh dan risiko yang ditanggung. Portofolio
yang memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi belum tentu lebih baik
dari portofolio yang lain jika faktor risiko tidak diperhatikan. Standar
tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi.
return apabila risiko diukur dengan deviasi standar, (3) excess return to
beta, dan (4) differential return apabila risiko diukur dengan beta.
a) Indeks Sharpe
antara tingkat return aktual dengan tingkat return yang diharapakn dari
yang berbeda maka, akan terdapat differential return. Nilai inilah yang
2.2 Investasi
Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap
penentuan tujuan investasi merupakan tahapan awal yang harus dikerjakan oleh
semua pihak bila ingin melakukan pengelolaan portofolio investasi. Pada tahap
ini, investor harus memahami besarnya risiko yang ditolerir oleh investor atas
yang diinginkan. Jika terjadi risiko yang tinggi maka tingkat pengembalian pun
akan tinggi pula. Oleh karena itu, perlu dipahami karakteristik investor yang
yang rendah umumnya investor adalah penghindar risiko (risk averse). Investor
yang menginginkan tingkat pengembalian tinggi dan risiko yang ditolerir juga
tinggi dimiliki investor yang berkarakteristik risiko tinggi dikenal juga dengan
istilah spekulan.
yang akan datang. Variabel lain yang juga harus diperhatikan investor dalam
tahap ini yaitu periode investasi (time horizon). Periode investasi yang ditetapkan
periode 5 tahun seperti obligasi 5 tahun dan saham. Tahap kedua yang dilakukan
investasi yang ada, dan bagaimana keinginan berbagai pihak terhadap seluruh
pasar investasi. Informasi yang dibutuhkan yaitu ekspektasi pasar atas instrumen
investasi. Bila ekspektasi pasar tersebut terlalu rendah atau terlalu tinggi dan tidak
sesuai dengan tujuan investor maka investor harus merevisi ulang tujuanya agar
sesuai dengan keadaan pasar. Bila ekspektasi pasar tidak sesuai maka investor
tahap implementasi keahlian manajer investasi atas keinginan investor dan situasi
pasar yang ada. Pada tahapan ini, manajer investasi membeli dan menjual
investasi melakukan riset mengenai keadaan pasar maka manajer investasi sudah
merupakan tahap akhir dari proses portofolio yaitu melakukan perhitungan atas
pengembalian portofolio lebih tinggi dari tingkat pengembalian patokan. Ini juga
menunjukkan keahlian manajer investasi terlihat baik dari segi alokasi aset,
Keempat proses tahapan portofolio tersebut di atas saling berkaitan, karena hasil
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut
mendatang dengan hasil yang tentunya lebih besar dari jumlah yang
dikorbankan.
2.2.2 Tujuan Investasi
sebagai berikut:
datang,
Langkah ini tergantung dari institusi itu sendiri. Sebagai contoh, Dana
Langkah ini harus konsisten terhadap sasaran dan kebijakan investasi dari
indeks pasar, dengan asumsi bahwa semua informasi yang tersedia akan
tergantung pada:
a) Pandangan klien atau manajer keuangan mengenai harga pasar yang
efisien,
portofolio.
Surat berharga adalah surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau
no.7 th 1992 dan uu no.10 th 1998 surat berharga ialah surat pengakuan hutang,
wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dari surat berharga
atau kepentingan lain dan atau kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. Surat yang diterbitkan bukan
sebagai pemenuhan prestasi, bukan berupa pembayaran sejumlah uang, dan sukar
diperjualbelikan, surat ini sebagai bukti diri bagi pemegangnya atau sebagai orang
yang berhak atas apa yg disebut didalamnya, seperti ktp, sim, kartu credit, atm,
dan lainya.
1. Wesel
kepada yang kena tarik yang harus melakukan pembayaran itu kepada
pemegangnya.
2. Cek
3. Bilyet Giro
Surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro
nasabah tersebut untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekening yang
4. Surat Sanggup
Suatu kontrak yang berisikan janji secara terinci dari suatu pihak untuk
5. Promes
Berbeda dengan surat wesel yang mengandung perintah, promes atau aksep
6. Commercial Paper
Sekuritas dalam pasar uang yang diterbitkan oleh bank berkapitalisasi besar
serta perusahaan.
7. Konosemen
menyerahkannya di sana kepada seseorang atau kepada wakil (kuasa order) nya,
tertentu. Jadi selama barang-barang dalam kapal sedang berada di tengah lautan,
tanpa sepengetahuan kekuasaan atas dirinya telah berpindah tangan yang satu ke
8. Saham
9. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberipinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten).
Jadi surat obligasi adalah selembar kertas kertas yang menyatakan bahwa pemilik
10. Reksadana
investasi ) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar
modal.
11. Waran
pilihan untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik
waran dapat menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan setelah waran tersebut
diterbitkan oleh emiten. Harga waran itu sendiri berfluktuasi selama periode
perdagangan.
Surat berharga ini disebut juga sertifikat deposito, pada hakekatnya sama
dengan surat tanda bukti menyimpan uang di bank dalam jangka waktu tertentu.
Tiap kali sertifikat itu dijual, dapat diserahkan dari tangan ke tangan dan
tentunya dipotong bunga. Makin lama jumlah potongan ini makin kecil. Kalau
14. Celen
Orang bepergian jauh tidak perlu membawa uang tunai karena bisa membeli
cek perjalanan dari bank devisa. Cek ini bisa diuangkan pada bank-bank tempat
yang didatangi. Oleh bank yang menjualnya tentu diberi keterangan, pada bank-
bank mana cek perjalanan itu bisa diuangkan. Sekembali dari perjalanan, cek
Surat andil adalah surat tanda bukti turut serta memasukkan modal dalam
perseroan terbatas.
yuliana:2010)
dibursa efek. Dan dapat pula diartikan sebagai bukti penyertaan modal
(Richard burton:2007)
terbatas atas saham suatu perusahaan yang didaftarkan dibursa efek dengan
tetapi ada juga jenis saham yang lainnya. Ada beberapa sudut pandang untuk
membedakan saham:
dilikuidasi.
Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yaitu
obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva
industri sejenis yang memiliki reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga
mendatang.
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat
Ada juga literatur yang menyebutkan saham jenis ini dengan nama
defensive stocks.
sekolah.
g. Junk Stocks, yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak
Perusahaan seperti ini memiliki uang yang banyak dan tidak memiliki
adanya peraturan.
yang sama dengan IHSG yaitu: Harga pasar / Harga dasar x 100%
Dimana:
ND = Nilai Dasar
Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 januari 1996 dari BEJ, indeks
1. Pertanian
2. Pertambangan
4. Aneka Industri
8. Keuangan
9. Perdagangan, jasa dan investasi
d. Indeks LQ 45
Indeks ini terdiri dari 45 saham / emiten dengan likuiditas yang tinggi,
Berikut adalah kriteria tertentu dan seleksi utama sebuah saham untuk
12 bulan terakhir).
dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari
Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari
Dasar, dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar
Juli 1993 – Juli 1994. Hasilnya, ke 45 saham tersebut meliputi 72% total
market kapitalisasi pasar dan 72,5 % dari nilai transaksi di pasar reguler.
islam atau indeks yang berdasarkan Syariah Islam. Dalam indeks ini
earnings yang konsisten dan growing earning yang cepat. Nilai saham
yang lebih tinggi dari harganya maka harga disebut undervalued dan
saham ini adalah kandidat yang dipilih. Saham yang undervalued akan
Bila harga pasar saham > harga pasar, maka harga saham undervalued
Bila harga pasar saham < harga pasar, maka harga saham overvalued
dalam satu tahun merupakan pilihan yang cukup baik bagi para investor
Ada empat jenis pialang dalam pasar modal, yaitu : (1) perantara, (2)
cukup dengan sistem operasional yang baik serta fasilitas kemudahan akan
Harga beberapa saham bagaikan sebuah yoyo yang naik turun contohnya
saham perbankan yang selalu berfluktuasi (tidak stabil), tetapi ada pula
saham yang selalu stabil tenang dan tidak terlalu berfluktuasi, contohnya
Buyback artinya ada opsi yang dibeli kembali oleh emiten yang
1) Dividen
yang dibayarkan dapat berupa tunai atau berupa saham. Dividen tunai
jumlah rupiah tertentu untuk stiap lembar saham yang dimiliki. Dividen
saham berarti setiap pemegang saham diberikan sejumlah saham sehingga
Jenis Dividen:
saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki.
pemegang saham.
2) Capital Gain
Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli
saham tersebut. Capital gain merupakan selisih antara harga beli investor
atas suatu saham perusahaan dengan harga jual saham dilantai bursa.
3) Saham Bonus
2. Capital Loss
tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Risiko yang dapat dihadapi
menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah dari harga beli.
rela menjual saham dengan harga rendah, yang disebut dengan cut loss.
3. Risiko Likuidasi
Suatu saham yang didelist dari Bursa umunya memiliki kinerja yang
tertentu oleh otoritas Bursa juga merupakan ancaman lain bagi para
investor. Bila saham tersebut telah di suspend, maka para investor tidak
misalnya suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu
oleh bursa atau saham tersebut dapat diperdagangkan lagi seperti semula.
BAB III
STUDI KASUS
buntu. Meskipun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah memberi
izin ekspor konsentrat sebanyak 1,1 juta wet metrik ton dalam periode satu tahun,
karena tak setuju mengubah statusnya dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin
jabatannya.
Kisruh antara Freeport dan pemerintah sudah terjadi sejak 2015 saat kasus
yang dikenal “Papa Minta Saham”. Berawal dari pertemuan antara Presiden
Direktur PT Freeport Indonesia saat itu, Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR Setya
Novanto diduga melanggar kode etik. Menteri ESDM saat itu, Sudirman Said,
tidak sah dan tidak mengikat secara hukum. Novanto pun kembali menjadi Ketua
Bergulir sidang MKD soal dugaan pelanggaran kode etik Setya Novanto
menawarkan 10,64 persen saham dengan nilai 1,7 miliar dolar AS.
Pemerintah tak setuju dengan tawaran 10,64 persen saham PTFI senilai 1,7
milar dolar AS. Dalam hitungan tim penyelesaian divestasi yang dibentuk
Direktur PTFI
DPR dari Fraksi Partai Hanura, Mukhtar Tompo, setelah dia menanyakan
Secara ilmu bisnis, hal tersebut bisa jadi merupakan ide gemilang, namun dalam
dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan
komunitas lokal. PT. Freeport Indonesia telah berinvestasi sebesar US$ 7,7 miliar
Dalam hal ini menjadi peluang untuk investor menanam modal pada PT.
investor berinvestasi pada saham PT. Freeport Indonesia maka akan mendapatkan
a. Termasuk saham yang aman dan tidak terlalu berfluktuasi walaupun harga
saham nya cukup tinggi. Saham yang aman akan mempunyai volatilitas tinggi
growing earning yang cepat. Nilai saham yang lebih tinggi dari harganya
maka harga disebut undervalued dan saham ini adalah kandidat yang dipilih.
overvalued.
c. Walaupun harga sahamnya cukup tinggi tapi timbal balik atau deviden yang
ia dapatkan juga tinggi, dan pembagian deviden oleh PT. Freeport Indonesia
kepada para pemegang saham yaitu berupa deviden tunai. Tidak diragukan
namanya kurang begitu terkenal jika dibandingkan dengan Bill Gates dan Warren
Buffet atau lainnya tapi beliau termasuk salah satu orang terkaya di dunia karena
beliau pemegang saham terbesar yang menangkap peluang dari PT. Freeport. PT.
pemerintah Indonesia juga mendapatkan deviden dan sebagaian besar deviden itu
dan dana kelolaan itu diarahkan untuk sektor produktif seperti pengembangan,
Dalam hal ini pemerintah Indonesia juga seharusnya berinvestasi lebih besar
agar deviden yang didapatkan juga besar dan sebagian deviden itu bisa untuk
deviden, ini terbukti pada tahun 2014 bahwasanya pemegang saham termasuk
Indonesia yaitu berupa pembayaran royalty emas, tembaga, dan perak sebesar
US$ 118 juta serta pembayaran pajak dan non pajak senilai US$421 juta.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Portofolio adalah kombinasi dari sekumpulan aset baik aset riil maupun aset
finansial yang dimiliki oleh investor dan dapat menghasilkan keuntungan dimasa
dengan teori pasar modal yang berdasar pada pengaruh keputusan investor
antara pengembalian dan risiko sekuritas jika investor membentuk portofolio yang
Proses portofolio mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap
ialah surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap
derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain dan atau kewajiban dari
penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar
keuntungan diantaranya deviden, capital gain dan saham bonus. Akan tetapi
dalam berinvestasi pun pasti akan ada resiko yang dihadapi, oleh sebab itu
investor harus lebih cermat dalam memilih saham yang akan dibeli dan
3.2 Saran
Penyusun mencoba memberi saran kepada para investor baru agar lebih
berani dalam mencoba berbisnis didalam pasar modal tetapi juga investor
diharuskan untuk lebih teliti, cermat dalam memilih perusahaan yang akan
keuntungan dan manfaat yang diharapkan investor dimasa yang akan datang.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah in. Kami menyadari tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahan yang terdapat dalam makalah ini baik itu dikerenakan terbatasnya
pengetahuan yang kami miliki maupun yang lainya sehingga saran sangat kami
perlukan guna mendapatkan pemahaman dan pembuatan makalah lain yang lebih
baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
keempat. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Darmaji dan Fakhrudin. 2011. Pasar Modal Indonesia, Edisi tiga. Jakarta:
Salemba Empat.
Richard Burton, Simatupang. 2007. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta: Rineka
Cipta.
http://www.wikipedia.com
http://www.google.com