Anda di halaman 1dari 3

Identitas Buku

Judul Buku : Kimia Dasar 2

Penulis : Yayan Sunarya

Penerbit : Yrama Widya

Tahun Terbit : 2011

Kota terbit : Bandung

Jumlah Halaman : 596

Ringkasan Buku
Reaksi Inti, seperti halnya reaksi kimia, melibatkan perubahan kimia. Namun demikian,
perubahan energi dalam reaksi inti bersifat sertamerta dibandingkan dengan reaksi kimia. Reaksi
fisi dan fusi adalah reaksi dimana inti mencapai ukuran yang mendekati rentang menengah ini.

Reaktor Nuklir ( Reaksi Fisi)

Reaksi fisi ditemukan sebagai dampak dari percobaan untuk memperoleh unsur-unsur
transuranium. Setelah neutron ditemukan pada 1932, para peneliti memulai menggunkaan
neutron dalam rekasi pemboman, dengan harapan memperoleh isotop yang akan meluruh
membentuk unsur baru. Pada tahun 1938, Otto Hahn, Lise Meitner, dan Frizt Strassmann dan
Berlin mengidentifikasi adanya Barium dalam cuplikan uranium yang dibombardir dengan
neutron. Setelah itu, keberadaan barium dianggap sebagai akibat fisi inti uranium-235. Ketika
inti ini ditembak dengan suatu neutron, isotope 235U terpisah membentuk dua buah inti. Reaksi
fisi inti Uranium menghasilkan sekitar 30 unsur dengan nomor massa beda, termasuk Barium.

Ketika inti Uranium-235 pecah, sekitar 2 sampai 3 neutron dilepaskan. Jika neutron dari
setiap reaksi fisi ini diserap oleh inti Uranium-235 lain, inti-inti ini akan pecah dan melepaskan
lebih banyak neutron sehingga terjadi reaksi berantai. Suatu reaksi berantai inti adalah sederetan
reaksi fisi yang berlangsung secara spontan dalam waktu singkat dan disebabkan oleh neutron
yang dilepaskan dari reaksi fisi sebelumnya. Untuk melangsungkan reaksi rantai dalam cuplikan
bahan berpotensi fisi, inti yang pecah harus memberikan rata-rata 1 neutron untuk
melangsungkan reaksi fisi inti berikutnya. Jika cuplikan terlalu sedikit, benyak neutron yang
meninggalkan cuplikan sebelum mereka memiliki kesempatn untuk diserap. Dengan demikian,
terdapat massa kritis untuk bahan tertentu yang berpotensi fisi, yaitu massa terkecil dari bahan
yang dapat melakukan reaksi rantai berkelanjutan. Jika massa terlalu besar ( massa super kritis ),
jumlah inti yang pecah berlipat secara cepat, sehingga dapat menimbulkan petaka bagi manusia
akibat ledakan yang sangat dahsyat.

Suatu morderator adalah bahan yang dipasang untuk memperlambat gerakan neutron.
Moderator dipelukan jika U-235 yang terdapat dalam bahan bakar merupakan fraksi kecil dari
totol bahan bakar. Neutron yang dilepaskan dari hasil reaksi fisi isotope U-235 lebih peka
diserap oleh isotop U-238 dari pada oelh isotop dari pada oleh isotop U-235. Akan tetapi, ketika
neutron diperlambat oleh moderator, neutron-neutron tersebut lebih peka diserap oleh isotop U-
235, sehingga berkesinambungan reaksi rantai terplihara jika fraksi dari isotope 235U memadai.
Umumnya moderator yang digunakan adalah air berat (deuterium, 2H2O), air ringan (1H2O), atau
grafit. Pada reactor air ringan, air biasanya berperan sebagai moderator sekaligus sebagai
pendingin.

Reaktor Pembiak

Suatu reactor pembiak adalah reaktor nuklir yang dirancang untuk menghasilkan bahan
radioaktif yang lebih berpotensi fisi daripada bahan semula. Salah satu rancang-bangun reaktor
pembiak adalah bahan bakar yang terdiri dari campuran Plutonium-239 dan Uranium-235 Oksida
dikelilingi oleh Uranium-238. Dalam alat ini, tidak ada moderator yang digunakan dan
konsentrasi bahan radioaktif yang tinggi memungkinkan reaksi ranta berlangsung. Oleh karena
tdak ada moderator yang dipasang, kelebihan neutron diserap oleh U-238, dan kelebihan isotope
ini akan diubah menjadi Pu-239.

Hasil bersih reaktor pembiak adalah menghasikan sejumlah energy dan pengubahan U-
238 dan menjadi Pu-239 yang dapat digunakan untuk tambahan bahan bakar.

Reaktor Nuklir (Reaksi Fusi)

Seperti diketahui bahwa energi dapat diperoleh dengan cara menggabungkan 2 inti ringan
menjadi inti lebih berat melalui fusi inti. Reaksi fusi seperti ini telah dipelajari di laboratorium
melalui pemboman menggunakan pemercepat partikel. Misalnya, inti deuterium, 2H dapat
dipercepat menuju sasaran jika bereaksi dengan deuterium, 2H atau titrium 3H. Reaksi intinya :

H + 21¿ 21 H → 32 He+ 10n ¿

H + 21¿ 31 H → 42 He+ 10n ¿

Untuk mendapatkan reaksi inti, pemboman inti harus memiliki energi kinetim yang
memadai untuk melawan tolakan muatan listrik inti sasaran. Reaksi pertama hanya menggunakan
deuterium yang terdapat dalam air umum. Oleh karena itu sangat menarik sebagai sumber
energy. Akan tetapi, reaksi kedua lebih sering digunakan.

Energy tidak diperoleh hanya dengan cara praktis menggunakan pemercepat partikel.
Cara lain untuk memberikan energy kinetic memadai kepada inti proyektil agar dapat bereaksi
denga inti sasaran, dilakukan melalui pemanasan bahan inti sampai pada suhu tinggi. Reaksi
deuterium dan tritium dikembalikan pada suhu rendah untuk melakukan reaksi fusi pertama
yang dikembangkan sebagai sumber energy adalah dengan cara pemanasan. Untuk tujuan
praktis, suhu pemanasan bahan pereaksi diperlukan sekitar 100 x 106 oC. pada suhu ini semua
electron dalam atom mengelupas membentuk plasma. Plasma adalah gas netral yang secara
listrik mengandung ion dan elektron. Pada 100 x 10 6 oC, plasma secara esensial memisahkan inti
dan elektron. Jadi, pengembangan fusi inti memerlukan kajian sifat-sifat plasma pada suhu
tinggi.

Masalah utama dalam mengembangkan fusi nuklir terkendali adalah bagaimana kalor
plasma yang bersuhu sangat tinggi dapat dipelihara. Sebab, jika plasma menyentuh bahan apa
saja , kalor dengan cepat dihantarkan, dan suhu plasma dengan cepat turun.

- Contoh reaksi nuklir di bintang:

Reaksi keseluruhan:

4 11H → 42 He+2 01e+26,7 MeV

Reaksi Individu:

H + 11¿ 11H → 21He+ 01e ¿

H + 21¿ 11H → 31 He+ 00γ ¿

H + 32¿ 32 H → 42 He+2 11 H ¿

Anda mungkin juga menyukai