DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
1.2. Tujuan.............................................................................................................................. 2
i
3.4.1. Wawancara ............................................................................................................. 14
5.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 47
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ikan Tongkol ............................................................................................................ 5
Gambar 2. Alur Proses Pembuatan Abon Ikan .......................................................................... 8
Gambar 3. Lokasi Kedai Camar Laut (Poklahsar Marga Mina) .............................................. 22
Gambar 4. Layout Kedai Camar Laut ...................................................................................... 23
Gambar 5. Proses Penimbangan Ikan Tongkol ........................................................................ 23
Gambar 6. Ikan tongkol yang dipotong melintang tiga bagian ................................................ 24
Gambar 7. Proses pencucian ikan tongkol ............................................................................... 24
Gambar 8. Proses Pengkukusan Ikan Tongkol ........................................................................ 25
Gambar 9.Proses pemisahan daging dengan tongkol / penyuiran daging ikan........................ 25
Gambar 10. Proses pencabikan ikan. ....................................................................................... 26
Gambar 11. Bahan untuk membuat adonan/ bumbu abon ikan ............................................... 26
Gambar 12. Proses pembuatan bumbu..................................................................................... 27
Gambar 13. Daging ikan tongkol yang sudah dicampur dengan bumbu. ................................ 27
Gambar 14. Proses penggorengan abon ikan ........................................................................... 28
Gambar 15. Penampakan abon ikan yang telah selesai digoreng ............................................ 28
Gambar 16. Proses dimasukannya abon ikan kedalam mesin spinner .................................... 29
Gambar 17. Proses keluarnya minyak dari mesin spinner ....................................................... 29
Gambar 18. proses penimbangan abon ikan. ........................................................................... 30
Gambar 19. Proses penumbukan abon ikan agar tidak menggumpal ...................................... 30
Gambar 20. Abon ikan yang sudah dikemas ........................................................................... 31
Gambar 21. Baskom................................................................................................................. 33
Gambar 22. Spinner ................................................................................................................. 33
Gambar 23. Loyang plastik besar ............................................................................................ 34
Gambar 24. Panci ukuran besar ............................................................................................... 34
Gambar 25. Katel ..................................................................................................................... 35
Gambar 26. Kompor Gas ......................................................................................................... 35
Gambar 27. Tabung Gas 3kg ................................................................................................... 36
Gambar 28. Sendok .................................................................................................................. 36
Gambar 29. Garpu .................................................................................................................... 37
Gambar 30. Pisau ..................................................................................................................... 37
Gambar 31. Timbangan ........................................................................................................... 38
Gambar 32. Spatula .................................................................................................................. 38
iii
Gambar 33. Serokan................................................................................................................. 39
Gambar 34. Talenan ................................................................................................................. 39
Gambar 35. Blender ................................................................................................................. 40
Gambar 36. Diagram Alir Pembuatan Abon Ikan ................................................................... 41
Gambar 37. Kemasan standing pouch transparan tanpa label ................................................. 42
Gambar 38. Kemasan standing pouch bukan transparan yang sudah memiliki label ............. 42
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1
pun akan menjadikan produk lebih berkualitas.
Banyak jenis ikan dengan berbagai diversifikasi produk yang bisa menjadi peluang
usaha yang baik bagi seluruh sumber daya manusia yang bisa memanfaatkan kesempatan
tersebut. Salah satunya dalam laporan yang saya buat yaitu pembuatan abon ikan tongkol
(euthynnus affinis). Abon ikan merupakan salah satu produk perikanan yang bisa diolah oleh
masyarakat dengan metode atau cara pembuatan yang tidak terlalu sulit namun bisa
menghasilkan produk yang tahan lama. Abon ikan sendiri bisa bertahan selama kurang lebih
7 bulan. Dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Pemilihan bahan baku yaitu ikan tongkol (euthynnus affinis) sendiri dikarenakan
mudahnya didapatkan didaerah sekitar Bojongsalawe. Bahan baku dibeli dari Tempat
Pelelangan Ikan Bojongsalawe, ikan tongkol merupakan salah satu yang stok nya selalu ada
dan ikan tongkol sendiri memiliki kelebihan lain yaitu lezat dan tidak terlalu mahal serta
memiliki kandungan gizi yang tinggi. Maka dari itu saya memilih produk Abon ikan dari ikan
tongkol sebagai laporan Praktik Kerja Lapang II yang telah saya buat.
1.2. Tujuan
Untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapang II di Poklahsar Marga Mina
Untuk mengetahui proses pembuatan abon ikan tongkol di Poklahsar Marga Mina
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Hasil perikanan laut yang diolah dengan proses modern maupun tradisional, pada
hakikatnya menerapkan konsep efisiensi dan konservasi dalam penggunaan sumber daya
alam hayati (Fathurrohman, 2010). Hasil perikanan laut yang merupakan olahan tradisional
dapat berupa ikan asin, ikan pindang, ikan asap, dan produk-produk fermentasi (Adawyah,
2007). Pengolahan ikan secara tradisional mempunyai prospek untuk dikembangkan lebih
dominan dibandingkan pengolahan secara modern, seperti pembekuan dan pengalengan
(Heruwati, 2002), sebab pengolahan tradisional dapat dilakukan dengan biaya yang murah
dan peralatan sederhana.
3
Menurut Sulthoniyah et al (2013), pada prinsipnya abon merupakan suatu proses
pengawetan yaitu kombinasi antara perebusan dan penggorengan dengan menambahkan
bumbu-bumbu. Produk yang dihasilkan mempunya tekstur, aroma dan rasa yang khas. Selain
itu proses pembuatan abon merupakan proses pengurangan kadar air dalam bahan daging
untuk memperpanjang proses penyimpanan.
Abon ikan sangat baik dibuat dari jenis ikan berdaging tebal dan kandungan lemaknya
rendah sebab akan mempengaruhi terhadap mutu dan masa simpan produk akhir yang
dihasilkan. Dibandingkan dengan produk olahan tradisional lainnya, abon ikan mempunyai
daya awet yang relatif lama yaitu masih bisa diterima pada penyimpanan selama 50 hari pada
suhu kamar. Spesifikasi produk akhir abon ikan menurut Cholik (1992) umumnya terdiri dari:
kadar air (17,2%), lemak (18,9%), protein (18,9%), garam (2,0%), rendemen (15,0% dari
seekor cucut : 30 Kg), daya awet (50 hari disimpan pada suhu kamar).
Menurut Fachruddin (1997), abon yang bermutu dan tahan lama, selain dipengaruhi
oleh faktor bahan-bahan yang digunakan juga dipengaruhi oleh cara pembuatannya. Pada
tahap pengukusan, tinggi suhu cukup sampai mencapai titik didih saja. Suhu yang terlalu
tinggi akan menurunkan mutu rupa dan tekstur bahan. Setelah pengukusan dan penirisan,
bahan diletakkan pada wadah yang cukup lebar agar bahan tidak tumpang tindih sehingga
proses pendinginan merata.
4
2.3. Ikan Tongkol
Ikan tongkol mempunyai bentuk tubuh seperti cerutu dengan kulit licin dan tergolong
tuna kecil. Sirip dada melengkung dan sirip dubur terdapat sirip tambahan kecil-kecil (Auzi,
2008). D.XV (Sirip punggung berjari-jari keras 15), D.VII (berjari-jari lemah 13), diikuti 8 -
10 jari-jari tambahan atau finlet. A.XIV (Sirip dubur berjari-jari lemah 14) diikuti 6 - 8 jari-
jari tambahan. Tongkol termasuk ikan buas, predator dan karnivor. Pada umumnya
mempunyai panjang 50 - 60 cm dan hidup bergerombol. Warna tubuh bagian atas biru
kehitaman dan bagian bawah putih keperakan (Bahar, 2004).
5
lkan tongkol (Euthynnus affinis C.) adalah ikan yang berpotensi cukup tinggi serta
memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan tongkol memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu
26,2 mg/100g dan sangat cocok dikonsumsi oleh anak-anak dalam masa pertumbuhan, selain
itu ikan tongkol juga sangat kaya akan kandungan asam lemak omega-3.Ikan cepat
mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain yang disebabkan
oleh bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati (Sanger, 2010).
Komponen kimia utama daging ikan tongkol adalah air, protein dan lemak yaitu
berkisar 98 % dari total berat daging. Komponen ini berpengaruh besar terhadap nilai nutrisi,
sifat fungsi, kualitas sensori dan stabilitas penyimpanan daging. Kandungan kompenen kimia
lainnya seperti karbohidrat, vitamin dan mineral berkisar 2 % yang berperan pada proses
biokimia di dalam jaringan ikan mati. Selain itu daging ikan tongkol mempunyai serat-serat
protein lebih pendek daripada serat-serat protein daging sapi atau ayam. Oleh karena itu ikan
dan hasil produknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan
pencernaan sebab mudah dicerna (Sikorski, 2010).
6
BAB 3 METODOLOGI
3.2.1. Alat
Baskom
Kompor
Gas
Pisau
Sendok
Loyang plastik
Spinner
Talenan
Timbangan
Blender
Panci
Katel
Spatula
Serokan
3.2.2. Bahan
Ikan Tongkol
Bawang Putih
Bawang Merah
Jahe
Gula Putih
Penyedap Raa
Garam
Gula
7
3.2.3. Cara Pembuatan
Ikan disiangi yaitu dipotong kepala, dibuang isi perut dan dipotong potong
melintang untuk memudahkan pengukusan, kemudian dicuci sampai
bersih.
Ikan dikukus sampai matang, pisahkan dari tulang dan duri, kemudian
dicabik cabik hingga menjadi serpihan serpihan yang sama besarnya.
Bumbu bumbu dihaluskan, lalu dicampurkan dengan daging hinga merata.
Daging ikan yang telah dicampur dengan bumbu lalu digoreng dengan
minyak panas hinga berwarna kuning kecoklatan.
Setelah abon diangkat dari wajan, kemudian dimasukkan kedalam alat
press dan ditekan tekan sampai minyak nya keluar (sampai tuntas).
Kemudian abon dapat dikeluarkan menggunakan sendok.
Ikan segar
Pencucian
Pengukusan
Ambil Dagingnya
Pembuatan Adonan
Penggorengan
Pengepresan
Pengemasan
8
3.3. Tahapan Kegiatan
9
2019 Mina ikan di TPI
Bojongsalawe,
menangani
ikan,
mengolah
nugget ikan.
10
jurnal
kegiatan.
11
berjualan.
12
menangani
ikan,
mengolah
cilok ikan.
13
jurnal,
membuat
jurnal
kegiatan.
3.4.1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
3.4.2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam.
Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak
terlalu besar.
3.5.1. Kuantitatif
Pada penelitian ini, suatu data diproses secara linier, dimulai dari latar
belakang masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, penyusunan
instrument penelitian, menentukan subjek penelitian, melaksanakan
pengumpulan data dan menganalisis data, dan diakhiri pelaporan hasil
penelitian
14
3.5.2. Kualitatif
Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah milah menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensitesiskannya, mencari dan menentukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari.
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Bangunan
a. Umum
b. Tata Ruang
2. Ruang-ruang terpisah
a. Tahap Pengolahan
b. Ruang Penyimpanan
16
3. Fasilitas Sanitasi
a. Umum
c. Sarana Pembuangan
d. Sarana Toilet
f. Alat Produksi
Persyaratan Operasional
17
Sumber bahan baku berasal dan dibeli dari Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Bojongsalawe.
Jenis ikan yang sering dibeli oleh Ibu Encuk diantaranya ikan
tongkol semangka, udang, cumi, laying, dan ikan sebelah.
Terkadang jika ada pesanan sesekali beliau membeli ikan
kakap.
Ukuran yang dibeli bervarisi mengikuti jenis ikan, contoh : ikan
tongkol biasa dibeli dengan ukuran sedang satu kilo untuk tiga
ekor ikan.
c. Mutu
d. Jenis Olahan
Jenis olahan diantaranya abon ikan, jambal roti, nugget ikan, bakso ikan,
cilok ikan, dan masih banyak lagi.
b. Temperatur
c. Teknologi
Bahan baku berbasis ikan segar dan olahan ikan berbasis kering.
d. Peralatan
18
Peralatan yang digunakan masih sederhana dan baru terdapat mesin
spinner, freezer, dan kulkas. Metode olahan menggunakan tradisional.
a. Jenis
b. Tujuan
c.Kualitas
Kualitas bahan penyedap yang merk dagang nya sudah diakui oleh
seluruh Indonesia dan memiliki label halal dari BPOM.
d. Metode Penggunaan
e. Pengawasan
4. Pengemasan
5. Penyimpanan
a. Jenis Produk
19
Abon Ikan, Jambal roti, dan banyak lagi.
b. Teknik Penyimpanan
c. Lama Penyimpanan
Untuk penyimapanan dan daya tahan dari produk olahan ikan menurut
narasumber, Bu Encuk, untuk abon ikan mampu bertahan 7 bulan.
d. Kondisi Penyimpanan
6. Distribusi
Keamanan air terjaga karena berasal dari pompa air yang dinyalakan
menggunakan saklar dan proses pencucian dengan air yang mengalir. Es
yang digunakan juga bersih dibeli dari warung warung terdekat untuk
disimpan di box es ikan.
20
Alur proses tidak bertabrakan dan tidak terjadi kontaminasi silang. Untuk
mencegahnya dengan cara penyusunan alur proses yang baik dan benar
meskipun dengan kondisi poklahsar yang tidak terlalu besar.
Dengan cara pengemasan yang baik agar produk olahan terbebas dari
bahan yang bisa mengkontaminasi produk olahan dan mengurangi
kualitas produk yang dihasilkan.
8. Pengendalian Pest
4.1.2. Letak
Kabupaten Pangandaran secara geografis berada pada koordinat 108º 41 - 109⁰ Bujur
Timur dan 07⁰ 41- 07⁰ 50 Lintang Selatan yang memiliki luas wilayah mencapai 61 km²
dengan luas laut dan pantai dengan batas-batas desa sebagai berikut :
21
Sebelah Utara : Desa Parigi
Sebelah Barat : Desa Margacinta
Sebelah Timur : Teluk Parigi
Sebelah Selatan : Desa Kondangjaya
22
4.1.3. Layout dan Alur Kerja
a. Layout
b. Alur Kerja
1. Ikan Tongkol Segar ditimbang.
23
2. Ikan tongkol yang sudah ditimbang, dipotong melintang menjadi tiga bagian
lalu dicuci.
24
3. Setelah ikan dicuci, lalu ikan dikukus selama setengah jam.
25
5. Daging yang sudah terpisah dari tulangnya lalu dicabik-cabik.
26
Gambar 12. Proses pembuatan bumbu
Gambar 13. Daging ikan tongkol yang sudah dicampur dengan bumbu.
7. Ikan yang sudah dicampur dengan bumbu langsung digoreng dengan api
sedang, dan dengan metode deep frying atau dengan minyak yang banyak.
Penggorengan dilakukan sampai abon ikan bewarna colat kehitaman
sekitar kurang lebih satu jam setengah.
27
Gambar 14. Proses penggorengan abon ikan
8. Setelah abon ikan sudah selesai digoreng, abon ikan diasukan kedalam
mesin spinner untuk di press/ dikeluarkan minyaknya.
28
Gambar 16. Proses dimasukannya abon ikan kedalam mesin spinner
29
9. Langkah selanjutnya adalah menimbang abon ikan. Setelah itu,
menghaluskan abon ikan dengan cara ditumbuk agar tekstur abon ikan
tidak menggumpal. Setelah ditumbuk, abon didiamkan agar dingin.
30
10. Setelah itu abon ikan dikemas menggunakan standing pouch lalu diberi
label.
31
dipress mengunakan mesin spinner, lalu ditumbuk agar tekstur abon tidak menggumpal,
lalu abon ikan dikemas. Jadi, penanganan bahan baku dilakukan dengan benar agar
menghasilkan produk abon ikan yang bagus.
32
Gambar 21. Baskom
2. Spinner berfungsi untuk mengepres abon ikan yang telah digoreng, karena metode
penggorengan adalah deep frying sehingga minyak yang dikeluarkan akan cukup
banyak. Cara pengoperasian alat/ mesin spinner ini adalah sebagai berikut :
33
3. Loyang plastik besar berfungsi untuk tempat proses pemisahan daging ikan
dengan tulang dan proses pencabikan daging ikan.
4. Panci berfungsi untuk mengukus ikan yang sudah dipotong melintang menjadi
tiga bagian.
5. Katel berfungsi untuk memasak/ menggoreng daging ikan yang sudah dicabik dan
dicampur bumbu agar menjadi abon ikan.
34
Gambar 25. Katel
6. Kompor dan Gas berfungsi untuk memasak abon ikan. Kompor yang digunakan di
Kedai Camar Laut adalah merk Rinnai dan gas yang digunakan berukuran 3kg.
35
Gambar 27. Tabung Gas 3kg
7. Sendok dan garpu berfungsi sebagai alat bantu mencabik ikan dan menghaluskan
abon ikan yang menggumpal setelah di press menggunakan spinner dan
jugasebagai alat takar garam dan gula.
36
Gambar 29. Garpu
8. Pisau berfungsi untuk memotong bahan bahan untuk pembuatan bumbu seperti
bawang putih, bawang merah dan sebagainya.
9. Timbangan berfungsi untuk menimbang bahan baku ikan segar, produk setengah
jadi, dan produk jadi dengan tujuan untuk menentukan harga jual.
37
7
10. Spatula dan serokan berfungsi sebagai alat bantu memasak/ menggoreng abon
ikan agar merata tingkat kematangannya, dan sebagai alat bantu untuk
memasukan abon ikan kedalam spinner.
38
Gambar 33. Serokan
11. Talenan berfungsi untuk menjadi alas saat memotong bahan bahan untuk bumbu
dalam proses pembuatan abon ikan.
12. Blender berfungsi untuk menghaluskan semua bahan bahan untuk pembuatan
bumbu abon ikan. Blender yang digunakan di Kedai Camar Laut adalah merk
Miyako.
39
Gambar 35. Blender
40
Ikan segar
Pencucian
Pengukusan
Ambil Dagingnya
Pembuatan Adonan
Penggorengan
Pengepresan
Pengemasan
4.2.4. Pengemasan
Pengemasan produk abon ikan menggunakan jenis kemasan standing pouch
bening/ transparan dengan zipper lock. Kemasan ini dinilai efektif oleh pemilik Kedai
Camar Laut sekaligus ketua dari Poklahsar Marga Mina yaitu Bu Encuk sebagai
kemasan untuk produk abon ikan. Harga kemasan yang terjangkau dan bagus ini
ditambah dengan label yang sudah dibuat dan disiapkan untuk nantinya akan
dipasarkan. Selain standing pouch transparan, Bu Encuk pun memiliki kemasan
standing pouch yang tidak transparan dan berwarna hijau untuk ukuran abon ikan
yang kecil atau untuk sekitar 1-3 ons abon ikan. Sedangkan yang transparan bisa
mengemas abon ikan dari 5 ons sampai 1kg.
41
Gambar 37. Kemasan standing pouch transparan tanpa label dan kemasan yang sudah
memilki label terdapat pada Gambar. 17
Gambar 38. Kemasan standing pouch bukan transparan yang sudah memiliki label
42
4.2.5. Analisa Usaha
1. Analisa Produksi
a. Rancangan Biaya Produksi
Total 104.200
b. Peralatan Produksi
No. Nama Alat Jumlah Harga Total
1. Baskom 1 10.000 10.000
2. Spinner 1 10.000.000 10.000.000
3. Loyang 1 15.000 15.000
4. Panci 1 412.000 412.000
5. Katel 2 32.000 64.000
6. Kompor 1 337.000 337.000
7. Gas Elpiji 1 155.000 155.000
8. Garpu 1lusin 15.000 15.000
9. Sendok 1lusin 10.000 10.000
10. Pisau 1 18.000 18.000
43
11. Timbangan 1 135.000 135.000
12. Spatula 1 29.000 29.000
13. Serokan 1 35.000 35.000
14. Talenan 1 40.000 40.000
15. Blender 1 420.000 420.000
Total 11.695.000
Tabel 5. Peralatan Produksi
c. Modal
Total biaya = bahan baku + peralatan
Total biaya = 104.400 + 11.695.000 = 11.799.400
Total biaya yang di butuhkan untuk membuat Abon Ikan Tongkol adalah
Rp.11.799.400,00
d. Harga Jual
Analisa harga pokok penjualan ( HPP )
Rumus HPP adalah : total biaya produksi
Produk yang di hasilkan
Total penerimaan Abon Ikan Tongkol dalam 3 pcs / skala produksi 0.5 kg
adalah Rp. 450.000,00
44
2. Analisa Pemasaran
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi Geografis
Wilayah pangandaran dan parigi khususnya selaku ibukota dari
pangandaran dan wilayah luar lainnya.
Segmentasi Demografik
Semua kalangan masyarakat baik wisatawan, pelajar, maupun masyarakat
sekitar.
b. Cara Pemasaran
Pemasaran produk dilakukan dengan cara menyimpan produk di lokasi
penjualan yaitu di Kedai Camar Laut karena tempat tersebut juga sering
dikunjungi pelanggan karena tempat tersebut juga merupakan lesehan rumah
makan sehingga selain sebagai restoran namun juga sebagai tempat penjualan
produk olahan dan itu dinilai cukup efektif karena pelanggan yang datang
untuk makan pun sering bertanya mengenai berbagai produk olahan perikanan
salah satunya abon ikan.
Cara lain yang dilakukan bu encuk adalah bekerjasama dengan Gojek
dengan cara mendaftarkan produknya, sehingga orang lain bisa membeli
produk Bu Encuk yang didistribusikan lewat aplikasi gojek.
45
c. Analisis SWOT
Internal Kekuatan/Strengths Kelemahan/Weakness
a. Kualitas ikan yang baik a. Persediaan / stok terbatas
b. Kemasan dan label yang b. Promosi belum efektif
menarik c. Harga yang relatif mahal
c. Rasa yang lezat d. Distribusi yang belum
Eksternal d. Kandungan gizi yang tinggi luas
e. Sudah pernah di uji halal
46
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Abon ikan adalah daging ikan yang dicincang dan dikeringkan dengan penambahan
bumbu-bumbu tertentu. Jenis olahan abon ikan merupakan salah satu usaha diversifikasi
pengolahan hasil perikanan. Dibandingkan dengan bentuk pengolahan tradisional lainnya,
abon ikan mempunyai daya awet yang relatif lama. Abon merupakan makanan ringan atau
lauk yang siap saji. Produk olahan tersebut sudah lama dikenal oleh masyarakat umum dan
bahan dasar ikan.
Kriteria daging yang baik untuk dipakai pada pembuatan abon yaitu memiliki serat
yang kasar dan tidak mengandung banyak duri. Jenis ikan yang memiliki kriteria tersebut
diantaranya tuna, cakalang, tongkol, dan lain-lain. Pembuatan abon menjadi alternatif
pengolahan ikan dalam rangka penganekaragaman produk perikanan, untuk memperpanjang
daya awet (menghambat pertumbuhan mikroba dan aktivitas mikroorganisme), diversifikasi
(perubahan bentuk) produk olahan hasil perikanan dan mengantisipasi melimpahnya
tangkapan ikan di masa panen. Laporan ini berfokus pada pembuatan abon ikan dengan
bahan dasar ikan tongkol (euthynnus affinis).
47
DAFTAR PUSTAKA
[BPS Situbondo] Badan Pusat Statistik Situbondo. 2012. Data Geografis, Penduduk,
Pertanian, dan Industri. Situbondo: Pusat Data Statistik dan Informasi Kabupaten Situbondo.
[diakses 10 Desember 2011]
Azmiyawati, dkk. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: PT Intar
Pariwara
Cholik F. 1992. Ketersediaan dan Penggunaan Iptek Perikanan, Makalah, Disajikan
pada Semiloka Widya Karya Pangan dan Gizi. Badan Litbang Pertanian.
48
Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan, Yogyakarta :
Penerbit Andi
49