Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP KEKERASAN


PADA BAJA KARBON SEDANG S45C

Oleh

FEBRO MAIDEFRI
NIM. 13836/2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Pengaruh Temperatur Tempering Terhadap Kekerasan
Pada Baja Karbon Sedang S45C

Febro Maidefri

S1 Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang


Febro29@gmail.com

Pengaruh perlakuan panas tempering adalah Merupakan proses


pemanasan logam (baja) yang telah dikeraskan sampai temperatur tertentu untuk
mengurangi kekerasan baja, struktur martensit yang sangat keras, sehingga terlalu
getas. Jadi tempering bertujuan untuk meningkatkan keuletan dan mengurangi
kerapuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase tinggkat
kekerasan baja karbon sedang S45C yang di tempering dengan temperatur yang
berbeda-beda.
Hasil uji kekerasan menunjukan bahwa terjadinya peningkatan kekerasan
pada baja karbon sedang S45C yang di tempering dengan temperatur 2000C yang
memiliki nilai kekerasan 403,99 BHN atau sekitar 132,63%, temperatur 4000C
yang memiliki nilai kekerasan 356,77 BHN, atau sekitar 105,44% dan temperatur
6000C yang memiliki nilai kekerasan 298,44 BHN, atau sekitar 71,85%
dibandingkan dengan rata-rata specimen awal tanpa perlakuan yang memeiliki
nilai kekerasan 173,66 BHN.
Berdasarkan analisa di atas dapat di simpulkan bahwa baja karbon sedang
S45C yang di tempering dengan temperatur 2000C, 4000C, dan 4000C terjadi
peningkatan kekerasan. dan menunjukkan bahwa nilai kekerasan, dipengaruhi
oleh temperatur tempering.

Kata kunci: Tempering, Temperatur, Baja Karbon Sedang S45C.

Effect Of Tempering Temperature On The Hardness


Of Carbon Steel S45C At Medium

Febro Maidefri

Bachelor Degree Automotive Engineering Education, The Faculty Of


Engineering, State University Of Padang
Febro29@gmail.com

Influence of heat treatment process for tempering is the heating of metal


(steel) that have been hardened to a certain temperature to reduce the hardness of
the steel, the structure of a very hard martensit, so too brittle. So tempering aims
to improve flexibility and reduce brittleness. This research aims to find out how

1
big the effect of tempering temperature on the hardness of carbon steel S45C at
medium.
Hardness test results show that the occurrence of increased violence on a
medium carbon steel S45C ditempering with 200 0C temperature that has a value
of 403,99 BHN hardness or about 132,63%, 400 0C temperature that has a value
of 356,77 BHN hardness, or approximately 105,44% the 600 0C temperature and
has a value of 298,44 BHN hardness, or approximately 71,85% compared to an
average specimen has a surface treatment tampa early the value of 173,66 BHN
hardness.
Based on the above analysis can be conclude that medium carbon steel
S45C who ditempering with 200 0C temperature, 400 0C, and 400 0C an increase
in violence. and showed that the value of hardness, influenced by temperature
tempering. When the temperature of the tempering raised the violence will
decrease.

Key words: Tempering, temperature, Medium carbon steel S45C.

1. Pendahuluan bidang konstruksi yaitu rangka


kendaraan, baut, plat maupun di bidang
1.1 Latar Belakang otomotif yaitu pembuatan poros, roda
gigi, pegas dan komponen otomotif
Hingga saat ini terdapat berbagai lainnya. Komponen bagian mesin sering
jenis logam yang dapat digunakan dijumpai suatu bahan yang diperlukan
sebagai bahan baku industri. Jenis-jenis kekerasan dan keliatannya. Misalnya
yang sangat beragam kadang-kadang baja tipe S45C yang digunakan pada
menyulitkan konsumen untuk memilih poros transmisi dan roda gigi.
mana yang tepat dalam penggunaanya. Permasalahan yang kerap kali
Bahan yang satu mempunyai keungulan terjadi pada suatu logam adalah
ditinjau dari segi keuletan, kekerasan, seringnya produk tersebut mengalami
kekuatan, lainya tahan terhadap korosi, kerusakan, misalnya: produk tersebut
mulur atau suhu kerja yang tinggi mengalami patah akibat menerima
namun cukup mahal. Oleh karena itu, pembebanan, keausan akibat gesekan
dalam hal pemilihan sering tidak dan terjadinya korosi. Sehingga produk
semata-mata berdasarkan pertimbangan tersebut mengalami rusak atau cacat.
teknis, ekonomis, namun ramah Dan aplikasi pemakaiannya, semua
lingkungan memegang peranan yang struktur logam akan terkena pengaruh
sangat penting pula. Terutama bila gaya luar berupa tegangan, gesekan,
dilihat dari perkembangan produksi tekanan sehingga menimbulkan
permesinan dan bidang otomotif, maka deformasi atau perubahan bentuk.
kebutuhan besi atau baja mulai dari Mengatasi hal tersebut, dapat
kualitas yang paling rendah sampai dilakukan dengan cara memperbaiki
yang paling tinggi dirasakan semakin sifat dari baja itu sendiri, yaitu
meningkat pengunaannya, salah satunya dilakukan dengan proses heat treatment
yaitu baja karbon sedang sangat luas (perlakuan panas), Proses heat
sekali penggunaannya terutama pada treatment (perlakuan panas) diantaranya

2
yaitu hardening, annealing, e. Sulphur (S) 0,035% Max.
normalizing, tempering, dan sebagainya. f. Dengan kekuatan tarik 70
Dikarenakan proses heat treatment kg/mm2.
terdiri dari beberapa proses maka
penelitian yang dilakukan pada salah 2.3 Perlakuan Panas Pada Baja (Heat
satu proses saja yaitu proses tempering. Treatment)
Tujuan dari Tempering adalah untuk
meningkatkan keuletan dan mengurangi a. Hardening (Pengerasan)
kerapuhan. Hardening atau Pengerasan ialah
perlakuan panas terhadap baja dengan
2. Teori Dasar sasaran meningkatkan kekerasan alami
baja, dan menuntut pemanasan benda
2.1 Klasifikasi Baja kerja menuju suhu pengerasan, jangka
waktu perhentian yang memadai pada
Baja dapat didefinisikan suatu suhu pengerasan, selanjutnya kecepatan
campuran dari besi dan karbon, di mana penyejukan kritis.
unsur karbon (C) menjadi dasar b. Tempering
campurannya, yang mana kadar Tempering didefinisikan sebagai
karbonnya tidak melebihi 2,0 %, memanaskan baja kembali pada suhu
sedangkan paduan besi-karbon di atas tempering, setelah dilakukan pengerasan
2,0% merupakan besi tuang (cast iron). untuk memperbaiki kekuatan dan
Pengelompokan baja menurut kadar kekenyalannya, yang dilanjutkan
karbonnya: dengan proses pendinginan. Perlakuan
a. Baja Karbon Rendah (Low carbon ini bertujuan untuk menghilangkan
steel). tegangan dalam dan menguatkan baja
Baja karbon rendah (low carbon steel) dari kerapuhan. Pada saat tempering
mengandung 0.10% - 0.30% karbon. dapat terjadi proses difusi yaitu karbon
b. Baja Karbon Sedang (Medium carbon dapat melepaskan diri dari martensit
steel) berarti keuletan (ductility) dari baja
Baja karbon sedang memiliki naik, akan tetapi kekuatan tarik
konsentrasi karbon antara 0.30% karbon menurun.
sampai dengan 0.60% karbon.
c. Baja Karbon Tinggi (High Carbon 2.4 Pengujian Kekerasan
Steel)
Baja karbon tinggi memiliki kandungan Pengujian kekerasan adalah satu dari
karbon antara 0.70 % sampai dengan 1,3 sekian banyak pengujian yang dipakai,
% carbon. karena dapat dilaksanakan pada benda
uji yang kecil tanpa kesukaran mengenai
2.2 Baja Karbon Sedang S45C spesifikasi. Pengujian yang paling
banyak dipakai ialah dengan
Komposisi Kimia dari Baja S45C menekankan penekan tertentu kepada
yaitu: benda uji dengan beban tertentu dan
a. Karbon (C) 0,42% - 0,48%, dengan mengukur ukuran bekas
b. Silicon (Si) 0,15% - 0,35%, penekan yang terbentuk diatasnya, cara
c. Mangan (Mn) 0,6% - 0,9%, ini dinamakan cara kekerasan penekan.
d. Fosfor (P) 0,030% Max,

3
Di dalam aplikasi manufaktur, 2.6 Peralatan yang digunakan
material dilakukan pengujian dengan
dua pertimbangan yaitu untuk a. Mesin uji kekerasan
mengetahui karakteristik suatu material Mesin yang digunakan untuk uji
baru dan melihat mutu untuk kekerasan dengan singkat disebut
memastikan suatu material memiliki dengan mesin uji kekerasan. Mesin ini
spesifikasi kualitas tertentu. ada yng dijalankan dengan tangan dan
ada yang dijalankan dengan motor
2.5 Pengukuran Kekerasan Brinell listrik. pengaturan kecepatan jalannya
beban penuh dapat dilakukan dengan
Pada pengukuran kekerasan
cara mekanik atau hidrolik.
menurut Brinell peluru baja yang
b. Penekan
disepuh dengan garis-tengah D yang
Macam penekan yang digunakan antara
ditentukan dengan gaya tertentu F,
lain:
Selama beberapa waktu t, ditekan
(1) Bola baja untuk kekeran Brinell
kedalam bahan. Setelah penyisihan
sampai 400 kg/mm2.
peluru garis-tengah d dari bekas-tetap
(2) Bola baja hultrogen untuk
diukur. Benda uji itu harus didukung
kekerasan Brinell sampai 600
secara merata oleh bidang pendukung
kg/mm2.
yang cukup tebal, sebab kalau tidak
(3) Bola kabrida wolfram untuk
demikian, kekerasan bidang pendukung
kekerasan Brinell sampai 725
itu ikut terukur. Diameter
kg/mm2.
pendesakannya diukur dan kekerasan
c. Mickroskop ukur
(HB) dihitung dari perbandingan antara
Bekas penekanan terutama pada
gaya F dan luas A dari segmen bola dari
material yang keras adalah kecil,
pendesakan yang dihitung.
sehingga pengukuran diameter hanya
Jika diameter bola baja 10 mm
dapat lebih teliti dengan mengunakan
maka beban yang digunakan (pada
mikroskop ukur.
mesin uji) adalah 3000 Kg sedang jika
diameter bola bajanya 5 mm maka
beban yang digunakan pada mesin uji 3. Metode Penelitin
adalah 750 Kg, sedangkan untuk
Pada penelitian ini, material terlebih
pengujian yang dilakukan dengan
dahulu dikeraskan (Hardening) dengan
menggunakan bola baja berdiameter 2,5
cara pemanasan spesimen sampai
mm dengan beban sebesar 187,5 Kg.
temperatur 830 0C dan ditahan selama 3
Pengujian Brinell biasa dinyatakan
jam lalu didinginkan dengan cepat
dalam HB, Mengenai lama pengujian itu
(quencing) pada media pendingin air
tergantung pada material yang akan
sampai mencapai temperatur kamar.
diuji. Untuk semua jenis baja lama
Tempering dilakukan dengan variasi
pengujian adalah 15 detik sedang untuk
temperatur 200 0C, 400 0C, 600 0C,
material bukan baja lama pengujian
dengan waktu tahan 15 menit.
adalah 30 detik. Pengujian brinell
Setelah itu proses pengujian
diperuntukan bagi material yang
kekerasan dengan metode Brinell.
memiliki kekerasan brinell sampai 400
Pengujian kekerasan dilkukan sebelum
HB, jika lebih dari nilai tersebut maka
perlakuan panas dan setelah perlakuan
disarankan menggunakan metode
panas (heat treatment). Penelitian
pengujian Rockwell atau Vickers.

4
dilaksanakan di Workshop Teknik 4.5 Bagan perbandingan kekerasan
Mesin, Jurusan Teknik Otomotif, sebelum dan setelah proses
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Tempering.
Padang.

4. Hasil Pengujian
4.1 Data Hasil Pengujian Kekerasan
Baja S45C Sebelum perlakuan.

4.2 Data Hasil Pengujian Kekerasan


Baja karbon sedang S45C Setelah
Tempering Dengan Suhu 200 0C 5. Analisis Data

5.1 Rata-rata kekerasan dan Gain baja


karbon sedang S45C setelah proses
tempering

4.3 Data Hasil Pengujian Kekerasan


Baja karbon sedang S45C Setelah
Tempering Dengan Suhu 400 0C

5.2 Bagan perbandingan Rata-rata


kekerasan baja karbon sedang
S45C Sebelum dan Sesudah
Perlakuan

4.4 Data Hasil Pengujian Kekerasan


Baja karbon sedang S45C Setelah
Tempering Dengan Suhu 600 0C

5
6. Pembahasan bentuk tabel dan grafik di atas dapat
di ketahui adanya peningkatan
6.1 Bagan persentase peningkatan kekerasan baja karbon sedang S45C
kekerasan, tempering pada yang ditempering dengan tempertur
0
temperatur 200 C. 2000C, 4000C, 6000C, setelah data di
analisa yang mana rata-rata
kekerasan baja yang ditempering
dengan temperatur 2000C yang
memiliki nilai kekerasan 403,99
BHN atau sekitar 132,63%,
temperatur 4000C yang memiliki
nilai kekerasan 356,77 BHN, atau
sekitar 105,44% dan temperatur
6000C yang memiliki nilai kekerasan
298,44 BHN, atau sekitar 71,85%
dibandingkan dengan rata-rata
6.2 Bagan persentase peningkatan specimen awal tampa perlakuan yang
kekerasan, tempering pada memeiliki nilai kekerasan 173,66
temperatur 4000C. BHN. Kekerasan ini terjadi karena
tidak ada kesempatan atom-atom
karbon yang telah larut dalam
austenit untuk mengadakan
pergerakan difusi dan bentuk
sementit. Ini sesuai dengan
pernyataan yang ada dalam landasan
teori, yaitu untuk mendapatkan
kehomogenan ini maka austenit perlu
waktu pemanasan yang cukup.
Selanjutnya secara cepat baja
tersebut dicelupkan kedalam media
6.3 Bagan persentase peningkatan pendingin, tergantung pada
kekerasan, tempering pada kecepatan pendingin yang kita
temperatur 6000C. inginkan untuk mencapai kekerasan
baja pada waktu pendinginan yang
cepat pada fase austenit tidak sempat
berubah menjadi ferit atau perlit
karena tidak ada kesempatan bagi
atom-atom karbon yang telah larut
dalam austenit untuk mengadakan
pergerakan difusi dan bentuk
sementit oleh karena itu terjadi fase
lalu yang mertensit.
Jadi tempering bertujuan untuk
menurunkan kekerasan, pendinginan
Berdasarkan data hasil pengujian dilakukan di udara. Dalam proses
brinell yang digambarkan dalam tempering atom-atom akan berganti

6
menjadi suatu campuran fasa-fasa dengan temperatur 2000C, 4000C,
ferrit dan sementit yang stabil. dan 4000C terjadi peningkatan
Melalui tempering kekuatan tarik kekerasan.
akan menurun sedang keuletan dan
ketangguhan akan meningkat. Untuk 7. Kesimpulan
proses pendinginan setelah Berdasarkan hasil penelitian dan
hardening dilakukan mendadak, analisis data penelitian yang telah
sedangkan setelah tempering dibahas pada bagian muka, yaitu
pendinginan dilakukan dengan udara. pengaruh temperatur tempering
Proses pendinginan ini jelas akan terhadap kekerasan pada baja karbon
berakibat berubahnya struktur logam sedang S45C, dapat ditarik kesimpulan
yang didinginkan. sebagai berikut:
Pada proses tempering adalah 1. Berdasarkan data hasil pengujian
proses pemanasan kembali baja yang brinell yang digambarkan dalam
telah dikeraskan sampai temperatur bentuk tabel dan grafik di atas
tertentu dengan tujuan mengurangi dapat di ketahui adanya
kekerasan baja. Pada pengerasan baja peningkatan kekerasan baja karbon
didalam struktur martensit yang sedang S45C yang ditempering
sangat keras adakalanya tidak dapat dengan tempertur berbeda-beda,
dipakai karena terlalu berlebihan setelah data di analisa yang mana
kekerasanya dan terlalu getas. Untuk rata-rata kekerasan baja yang
mengatasi kekerasan baja yang ditempering dengan temperatur
berlebihan tersebut dilakukanlah 2000C yang memiliki nilai
proses tempering. kekerasan 403,99 BHN atau sekitar
Baja karbon dapat dikeraskan 132,63%, temperatur 4000C yang
dengan menerapkan proses perlakuan memiliki nilai kekerasan 356,77
panas atau heat treatment. Proses BHN, atau sekitar 105,44% dan
heat treatment sendiri merupakan temperatur 6000C yang memiliki
proses pengubahan sifat logam nilai kekerasan 298,44 BHN, atau
melalui pengubahan struktur mikro sekitar 71,85% dibandingkan
dengan cara pemanasan dan dengan rata-rata specimen awal
pengaturan laju pendinginan. tampa perlakuan yang memeiliki
Pengerasan baja ini dilakukan dengan nilai kekerasan 173,66 BHN.
pemanasan baja tersebut sampai
temperatur austenisasinya hingga Daftar Pustaka
terbentuk fasa austenit pada baja
tersebut. Setelah dilakukan holding Alexander, W.O. dkk. (eds). (1991).
time (waktu tahan) untuk membuat Dasar Metelurgi Untuk
temperature bersifat homogen di Rekayasawan. Jakarta: PT
seluruh baja, baja tersebut kemudian Gramedia Pustaka Utama.
didinginkan secara cepat (quench)
sehingga timbul fasa martensit yang Amanto, Hari dan Daryanto. (2003).
keras. Ilmu Bahan. Jakarta: PT Bumi
Berdasarkan analisa di atas dapat Aksara.
di simpulkan bahwa baja karbon
sedang S45C yang ditempering

7
Anas Sudiyono. (2003). Pengantar Haroen. (1984). Teknologi Untuk
Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Bangunan Mesin Bahan-Bahan 1
Raja Grafindo Persada. (G.L.J Van Vliet. Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Bambang Tri Wibowo. (2006). 8
Pengaruh Temper Dengan Kramer, Hans dan Scharnagl, johann.
Quenching Media Pendingin Olli (1997). Pengetahuan Bahan Untuk
Mesran SAE 40 Terhadap sifat Industri. Jakarta: Penebar
Fisis dan Mekanis Baja. Semarang. Swadaya.
Universitas Negeri Semarang.
Riduwan. (2012). Belajar Mudah
Baumer ing, B.J.M.. (1994). Ilmu Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Bahan Logam Jilid I. Jakarta: PT. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Bhratara Niaga Media. Kuantitatif kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Daswarman. (2012). Serial Material
Teknik Dasar-Dasar Pemilihan Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur
Bahan. Jurusan Teknik Otomotif Penelitian. Jakarta: PT Asdi
Fakultas Teknik Universitas Negeri Mahasatya.
Padang.
Sumiyanto dan Abdunnaser. Pengaruh
Derektorat Proyek Pengembangan Proses Hardening Dan Tempering
Kurikulum. (2003). Proses Terhadap Kekerasan dan Struktur
Pembuatan Besi Dan Baja. Mikro Pada Baja Karbon Jenis
Depertemen Pendidikan Nasional. SNCM 447. Jakarta: Institut Sains
dan Teknologi Nasional.
Djaprie, Sriati (1999). Metalurgi Fisik
Modern dan Rekayasa Material Syamsul Arifin. (1984). Ilmu Logam
(R.E. Smallman dan R.J. Bishop. III. Padang: Pusat Media
Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Pendidikan FPTK IKIP.

Eddy D. Hardjapamekas. (1994). Tata Surdia dan Shinroku Shaito.


Pengetahuan Bahan Dalam (2005). Pengetahuan Bahan
Penegrjaan Logam (Schonmetz. Teknik. Jakarta: PT. Pradnya
Terjemahan). Bandung: Percetakan Paramita.
Angkasa.
Tim penyusun. (2009). Buku Panduan
Gunawan Dwi Haryadi. (2005). Penulisan Tugas Akhir/Skripsi
Pengaruh Suhu Tempering Universitas Negeri Padang.
Terhadap Kekerasan Struktur Padang: Depdiknas UNP.
Mikro Dan Kekuatan Tarik Pada
Baja K-460. Volume 7 Nomor 3
Juli 2005.

Anda mungkin juga menyukai