Ruptur Perineum
Ruptur Perineum
Oleh:
Preseptor :
dr. Syahrial Syukur, SpOG
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Batasan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Metode Penulisan 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perlukaan Jalan lahir 2
2.1.1 Luka Jalan Lahir 322
2.1.2 Lokasi Luka Jalan Lahir 2
2.2 Ruptur Perineum 3
2.2.1 Etiologi Ruptur Perineum 3
2.2.2 Derajat Ruptur Perineum 3
2.2.3 Menjahit Ruptur Perineum 4
2.3 Episiotomi 6
2.3.1 Definisi Episiotomi 6
2.3.2 Indikasi Episiotomi 6
2.3.3 Teknik Episiotomi 7
2.3.4 Menjahit Luka Episiotomi 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perineum wanita adalah outlet inferior dari pelvis yang berbentuk seperti
diamond, dibatasi oleh simfisis pubis di anterior dan coksigis di posterior. 1
Trauma perineum meliputi segala bentu kerusakan pada genitalia wanita selama
persalinan, baik secara spontan ataupun iatrogenik (karena episiotomi atau trauma
alat persalinan). Trauma perineum di anterior dapat mengenai dinding vagina
anterior, uretra, klitoris, dan labia. Trauma perineum di posterior dapat mengenai
dinding vagina posterior, otot perineal, badan perineal, sfingter ani eksterna dan
interna, dank anal anus. Selama persalinan, kebanyakan rupture perineum terjadi
di sepanjang dinding vagina posterior dan melebar ke arah anus. 2
Lebih dari 85% wanita yang menjalani persalinan pervaginam menderita
ruptur perineum dengan berbagai tingkatan, sebesar 0,6-11% dari keseluruhan
persalinan pervaginam mengalami ruptur perineum derajat 3 dan 4. Angka
kejadian ruptur perineum semakin menurun seiring dengan jumlah persalinan
pervaginam yang telah dialami ibu.3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada kehamilan dan persalinan dapat terjadi perlukaan pada alat-alat genital
walaupun yang paling sering terjadi ialah perlukaan ketika persalinan. Perlukaan alat
genital pada kehamilan dapat terjadi baik pada uteus, serviks, maupun pada vagina;
sedangkan pada persalinan di samping pada ketiga tempat di atas perlukaan dapat
juga terjadi pada vulva dan perineum. Derajat luka dapat ringan hanya berupa luka
lecet saja sampai yang berat berupa terjadinya robekan yang luas disertai perdarahan
yang hebat. Pada primigravida yang melahirkan bayi cukup bulan umumnya
perlukaan pada jalan lahir bagian distal (vagina, vulva, dan/atau perineum) tidak
dapat dihindarkan; apalagi bila anaknya besar (BB anak > 4000 gram).4
2
2.2 Ruptur Perineum
2.2.1 Etiologi Ruptur Perineum
Robekan pada perineum umumnya terjadi pada persalinan di mana:
Kepala janin terlalu cepat iahir
Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
Pada persalinan dengan distosia bahu.5
2.2.2 Derajat Ruptur Perineum3
Derajat Klasifikasi
3
Gambar 2.1 Derajat ruptur perineum.6
b) Tingkat II : jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi, maka
pinggir yang bergerigi tersebut harus diratakan terlebih dahuiu. Pinggir robekan
sebelah kiri dan kanan masing-masing diklem terlebih dahulu, kemudian
digunting. Setelah pinggir robekan rata, baru dilakukan penjahitan luka
robekan.5 Lapisan otot dijahit dengan jahitan simpul (interrupted suture) dengan
catgut kromik no. O atau 00, dengan mencegah terladinya rongga mati (dead
space). Adanya rongga mati antara jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya
darah beku dan terjadinya radang terutama oleh kuman-kuman anaerob.4
Kemudian selaput lendir vagina dijahit dengan catgut secara terputu-putus atau
jelujur. Penjahitan selaput lendir vagina dimulai 1 cm dari puncak luka.5
Lapisan kulit dapat dijahit dengan benang catgut kromik atau benang sintetik
yang baik secara simpul (interrupted suture). Jahitan hendaknya jangan terlalu
ketat agar di tempat periukaan tidak timbul edema. 4
4
Gambar 2.2 Teknik menjahit ruptur perineum grade II.5
c) Tingkat III-IV: Mula-mula dinding depan rectum yang dijahit. Kemudian fasia
perirectal dan fasia septum rectovaginal dijahit dengan catgut chromic, sehingga
bertemu kembali. Ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena
robekan diklem dengan klem Pean lurus, kemudian dijahit dengan 2-3 jahitan
catgut chromic sehingga bertemu kembali. Selanjutnya robekan dijahit lapis
demi lapis seperti menjahit robekan perineum tingkat II.5
5
2.3 Episiotomi
2.3.1 Definisi Episiotomi
Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan
terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum
rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum.5
a) Indikasi janin
b) Indikasi ibu
6
Gambar 2.4 Episiotomi Medialis.5
b) Episiotomi Mediolateralis
Pada teknik ini insisi dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke
arah belakang dan samping. Arah insisi ini dapat dilakukan ke arah kanan atau
pun kiri, tergantung kebiasaan orang yang melakukannya. Panjang insisi kira-kira
4 cm.5
7
c) Episiotomi Lateralis
Pada teknik ini insisi dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira pada jam 3
atau jam 9 menurut arah jarum jam.5
8
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
II. Anamnesis
Seorang pasien wanita umur 26 tahun datang ke PONEK RSUD Padang
Panjang pada tanggal 3 Maret 2020 pukul 11.30 dengan nyeri pinggang menjalar ke
ari-ari sejak 7 jam SMRS.
Seorang pasien wanita umur 26 tahun datang ke PONEK RSUD Padang Panjang
pada tanggal 3 Maret 2020 dengan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 7 jam
SMRS.
Keluar lendir campur darah (+) dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu.
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-).
Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-).
Gerak janin ada, dirasakan sejak 5 bulan yang lalu.
HPHT : 28/5/2019 TP : 5/3/2020
Riwayat hamil muda : Mual (+), muntah (+), perdarahan (-)
Riwayat ANC 7x ke bidan
Riwayat hamil tua : Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
9
Riwayat menstruasi : Menarche usia 13 tahun, teratur, siklus 28 hari, 2-3x ganti
duk, durasi 6-7 hari, nyeri haid (+)
B. Riwayat Kehamilan/Persalinan/Nifas/KB/Ginekologi
G2P1A0H1
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal, DM, hipertensi, asma,
epilepsi, penyakit tiroid.
Tidak ada riwayat penyakit keturunan, menular, dan kejiwaan pada keluarga.
Pasien merupakan IRT, riwayat merokok (-), riwayat konsumsi obat-obatan (-).
Riwayat perkawinan 1x pada tahun 2015, usia 22 tahun. Riwayat imunisasi teratur.
F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 90x/menit
Frekuensi nafas : 20x/menit
Suhu : 36,5 oC
Edema : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Anemis : Tidak ada
10
Sianosis : Tidak ada
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 158 cm
Keadaan gizi : Baik
Kulit : Sianosis tidak ada, ikterus tidak ada, kulit teraba hangat
Kelejar Getah Bening : Tidak ada pembesaran KGB
Kepala : Bulat, simetris, normocephal
Rambut : Hitam dan tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Tenggorokan : Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis, detritus
(-), kripta (-), dinding posterior faring tidak hiperemis
Gigi dan mulut : Karies dentis tidak ada
Leher : Pembesaran KGB cervical tidak ada, pembesaran kelenjar
Tiroid tidak ada
Thoraks : Normochest, retraksi dada tidak ada
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
retraksi dinding dada, napas cepat dan dalam tidak ada
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler, tidak ada rhonki dan tidak ada
wheezing
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
G. Status Obstetri
ABDOMEN
Inspeksi :
Perut tampak membesar sesuai usia kehamilan dengan arah memanjang. Striae
gravidarum (+), linea nigra (+), linea alba (-), striae livide (-), striae albican (-),
sikatrik (-)
Palpasi :
GENITALIA
12
H. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 11 g/dl
Leukosit : 10.370 / mm3
Ht : 33%
Trombosit : 224.000 / mm3
BT / CT : 2’00” / 9’30”
GDS : 87 mg/dL
HbsAg & anti HIV : non reaktif
Kesan : Leukositosis.
I. Ringkasan Diagnostik
Seorang pasien wanita umur 26 tahun datang ke PONEK RSUD Padang Panjang
pada tanggal 3 Maret 2020 dengan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 7 jam
SMRS.
Keluar lendir campur darah (+) dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu.
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-).
Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-).
HPHT : 28/5/2019 TP : 5/3/2020
13
GENITALIA
J. Diagnosis Kerja
K. Diagnosis Banding
Tidak Ada
FOLLOW UP
O/ Ku Kesadaran HR RR T BB
Sedang CMC 98 20x/i 37o C 59 kg
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Genitalia : tanda-tanda kala II (+), V/U tenang, PPV (-)
Pembukaan lengkap, portio (-), Hodge IV
14
3/3/2020 S/ Telah lahir bayi perempuan secara pervaginam pukul 12.55 :
12.55 BB : 4300 g
PB : 51 cm
A/S : 8/9
P/ Manajemen Kala IV
15
BAB IV
DISKUSI
17
DAFTAR PUSTAKA
18