Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS SKRIPSI “PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN POST STROKE DI HOLISTIC NURSING


THERAPI DI DRINGU KABUPATEN PROBOLINGGO”

BAB II

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


I Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf
(deficit neurologis) akibat terlambatnya aliran darah ke otak (Junaidi 2011). Stroke adalah
sindrom yang terdiri dari tanda atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal atau
global yang terjadi secara mendadak (dalam menit ataupun detik) yang berlangsung lebih
dari24 jam atau menyebabkan kematian.
C Stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah pada otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara
cepat dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa menit dan jam (Sofwan
Rudianto,2013). Ada beberapa dampak stroke, tergantung pada bagian otak yang terkena
serangan. Kerusakan yang parah dapat menyebabkan kematian permanen yang akan
menimbulkan gangguan mulai dari pengelihatan, becara , bahasa, kelumpuhan kondisi
tubuh, penurunan kemampuan kognitif, sampai kehilangan memori. Tanda-tanda stroke
sudah dapat diketahui seperti orang yang pendiam tiba-tiba menjadi implusif, namun
ketidaktahuan sering membuat orang yang tidak cepat mendeteksi berbagai gejala
perubahan perilaku ini sebagai dampak dari stroke. Cepat dan lambatnya penanganan
stroke dapat mempengeruhi kualitas hidup selanjutnya (Nadesul, 2011).
Gejala neurologis yang timbul tergantung berat gangguan pembuluh darah dan
lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa perubahan status mental, gangguan
penglihatan, afasis, vertigo, mual-muntah, nyeri kepala dan penurunan fungsi motoric
(Mansjoer, 2010). Perubahan tersebut mempengaruhi struktur fisik maupun mentalnya
(psikologi). Sehingga denga adanya perubahan tersebut mobilisasi penderita stroke akut
akan mengalami kemunduran aktivitas seperti kelemahan menggerakkan kaki, kelemahan
menggerakkan tangan, ketidakmampuan bicara dan ketidakmampuan fungsi-fungsi motoric
lainnya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi individu secara ekonomi
dan social, karena stroke banyak terjadi pada usia produktif (Muttaqin,2013).
J Berdasarkan WHO, jumblah orang terkena stroke setiap tahunnya 15 juta yang
sepertinya akan meninggal pada tahun berikutnya dan sepertiganya (1/3) bertahan hidup
dengan kecacatan, dan sepertiga (1/3) sisanya dapat sembuh seperti semula. Berdasarkan
data statistic di Amerika serikat. Berdasarkan data statistic di Amerika setiap tahunnya
terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap
45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke dan pada tahun 2020
diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal terkena stroke.
Di Indonesia jumblah penderita stroke menduduki urutan pertama di Asia dan keempat
di dunia, setelah India Cina dan Amerika. Berdasarkan data terbaru dan hasil Riset
Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas 2018), stroke merupakan penyebab kematian utama di
Indonesia. Prevalensi stroke berdasarka diagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di
Sulawesi Selatan (17,9%),di Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti Jawa
timur sebesar (16%). Terjadi peningkatan prevalensi stroke berdasarkan wawancara
(berdasarkan jawaban responden yang pernah di diagnosis dan gejala) juga meningkat
dari(8,3%) (2007) menjadi (12,1%) (riskesdas, 2018.)
Berdasarkan studi pendahuluan pada holistic nursing terapidi deringu kabupaten
probolinggo pada tanggal 11 maret 2019 pada pasien post stroke di holistic nursing terapi,
pada 10 pasien stroke di dapatkan 8 pasien post stoke (800%) mengalami kecemasan dan
2 pasien stroke ( 20%) tidak mengalami kecemasan. Di antara 8 pasien posst stroke yang
mengalami kecemsan untuk mengatasi kecemasan yaitu: dengan cara menceritakan yang
di rasakan kepda anggota keluarga dan berdzikir sebanyak 4 pasien post stroke (50%),
dengan minum obat obatan sebanyak 3 pasien post stroke (37,5%), dan sisanya sebnayak
1 pasien post stroke (12,8%) untuk mengurangi kecemasannya dengan beristirahat dengan
tidur.
Apabila seseorang mengetahui dirinya menderita stroke atau post stroke dalam tahan
pemulihan maka klien akan mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan
misalnya merasa kaget, kecemasan, takut, bingung, sedih, panic,gelisah atau merasa
sendiri, takut terjadinya stroke berulang kepada dirinya, terjadinya kecacatan dan
membyangi akan kematian kecemasan akan berakibat pada munculnya emosi
negative,baik terhadap permasalahan tertentu maupun kegiatan tidur maupun
insomnia(alim,2009)
Pada hasil penelitian hilman syarif, ardia putra pada tahun 2014 tentang pengaruh
progressive musclerelacation terhadap penurunan kecemasan pada pasien kanker yang
menjalani kemoterapi, penelitian melakukan relaksasi otot progresif pada pasein kanker 1&2
yang menjalani kemoterapi untuk mencegah terjadinya kekambuhan dan penyebaran ke
organ lain, terapi ini dapat dapat memberikan efek relaksasi, mengurangi kecemasan,
meningkatkan status fisik ataupun psikologis klien dengan kanker ginekologi yang menjalani
kemoterapi dengan meningkatkan aktivitas dan terapi ini merupakan cara efektif untuk
menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
Pada hasil penelitian rahayu endah sri tahun 2013 tentang pengaruh terapi relaksasi
otot progresif terhadap penururnan tingkat kecemasan pada klien diabetes mellitus tipe 2, di
wilayah kerja puskesmas karangdoro semarang, penelitian melakukan terapi relaksasi otot
progresif pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang sudah kronis kurang dari 1 tahun dan
takut penyakitnya tidak sembuh, terapi ini dapat membuat relaksasi klien diabetes mellitus
tipe 2, meningkatkan status fisik, psikologis dan menurunkan kecemasan klien.
S Penelitian sebelumnya ada yang meneliti tentang pengaruh terapy relaksasi otot
progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien post stroke, dan saran dari peneliti
sebelumnya terapi ini agar dapat diterapkan pada kecemasan kasus yang lain, kecemasan
ini dikarenakan timbulnya rasa takut pasien stroke akan terjadinya stroke berulang pada
dirinya, terjadinya kecacatan dan kelumpuhan, gangguan berkomunikasi, gangguan emosi,
gangguan tidur, depresi, disfagia, dan membayangi akan kematian, maka dari itu peneliti
tertarik ingin meneliti pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat
kecemasan pasien post stroke dan diharapkan dapat menurunkan kecemasan pasien post
stroke (lingga, 2013)
Salah satu terapi relaksasi adalah dengan terapi otot progresif yang dapat membuat
tubuh dan pikiran, relaks dan memudahkan tidur(susanti, 2009). Relaksasi otot progresif
adalah relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan atau seugesti
berdasarkan keyakinan bahwa tubuh manusia berespon pada kecemasan dan kejadian
yang merangsang pikiran dengan ketegangan otot. Tehnik ini memusatkan pada suatu
aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan tegangan
dengan melakukan tehnik relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks. Setelah itu klien
dianjurkan menegangkan otot-otot tertentu dan dianjurkan untuk nafas dalam (Herode,
2010)
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu tehnik sistematis untuk mencapai
keadaan relaksasi yang dikembangkan oleh Edmund Jacobson (Supriatin, 2011)
Berdasarkan fenomena diatas, terapi relaksasi otot progresif dapat membantu dalam
menghilangkan rasa cemas pada pemulihan pada pasien post stroke, oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Relaksasi Otot
Progresif Terdapa Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Post Stroke Di Holistic Nursing
Therapy Di Dringu Kabupaten Probolinggo”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah pada
penelitian ini “Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terdapa Penurunan Tingkat Kecem
asan Pasien Post Stroke Di Holistic Nursing Therapy Di Dringu Kabupaten Probolinggo?”

1.4.2 Bagi Instusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data baru yang bisa di gunakan
sebagai pemecahan yang ada kaitannya dengan therapy relaksasi otot progresif. Dan
sebagai tambahan pengetahuan dari hasil penelitian untuk dikembangkan pada penelitian
berikutnya.

1.4.3 Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi baru bagi lahan penelitian tentang terapi
relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien post stroke.

1.4.4 Bagi Responden

Dapat digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien pada stroke dengan
terapi relaksasi otot progresif.

1.4.5 Peneliti

Dapat menambahkan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan tentang pengaruh


terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien post stroke.

Anda mungkin juga menyukai