Anda di halaman 1dari 12

Assalamualaikum wr wb

Nama Kelompok

1. Abdur Rahim 9. Hozaimatul Hilalia


Mahaldis 10. Ifroh Amaliah
2. Amaliatul Fitri F 11. Sri Wahyuni
3. Anil Ahillah 12. Dwi Ifandi Alfiansyah
4. Firda Ufairah 13. M. Sholehuddin Tufa
5. Dia Firnanda 14. Muhammad Edi Waris
6. Eka Wati 15. Nurul Ikhmaliyah
7. Geta Rizqi Magfiroh
8. Luluk Wahyuni
ISSUE ETIK
DAN LEGAL
KEPERAWATA
N KRITIS
JURNAL 1

BORNOUT AND HEALTH AMONG CRITICAL CARE


PROFESIONAL : THE MEDIATIONAL ROLE OF
RESILIENCE
Burnout syndrome didefinisikan sebagai reaksi negatif
terhadap stres kerja kronis, di mana individu dihadapkan
pada ketidaksesuaian yang berkepanjangan antara
kebutuhan dan nilai mereka serta pekerjaan yang mereka
lakukan (Leiter dan Maslach, 2003).
Cegah terjadinya sindrom kelelahan melalui
Pengembangan Ketahanan Dalam Profesional Perawatan Kritis Diperlukan Untuk

meminimalkan hasil negatif dari stres di tempat kerja,


yang menjadi ciri unit perawatanintensif.
Tingkatkan kesehatan mental daripada fisik dengan
meningkatkan pencapaian pribadi dan mengurangi
kelelahan emosional dandepersonalisasi.
TingkatkanTingkatkan kemampuan mereka untuk berlatih
secara efektif dengan menahan efek negatif sindrom
kelelahan. Ini dapat melibatkan peningkatan kualitas
perawatan dan kepuasan pasien yang kritis.
BURNOUT SYNDROME
Dimensi utama :

1. Kelelahan emosional ( merasa kewalahan secara


emosional dan kelelahan oleh pekerjaan ).
2. depersonalisasi (respon tanpa ekspresi dan impersonal
terhadap mereka yang menerima layanan, perawatan,
perawatan intruksi ).
3. Pencapaian pribadi yang berkurang ( kompetensi terbatas
dan kurangnya pencapaian sukses dalam pekerjaan
seseorang ).
Sindrom kelelahan dapat menyebabkan gangguan mental
(termasuk penyalahgunaan alkohol, kecemasan, depresi,
gangguan stres pasca trauma, dan bahkan keinginan untuk
bunuh diri) dan mungkin memiliki konsekuensi psikosomatis
yang serius (termasuk sakit kepala, hipertensi, penyakit
kardiopulmoner, gangguan muskuloskeletal, gastritis,
tukaklambung, insomniadanpusing) (Maslach, 2001).
Namun, sindrom burnout juga mengakibatkan penurunan
efektivitas dan kinerja kerja yang buruk, yang berdampak
langsung pada perawatan pasien (Moss dkk., 2016).
JURNAL 2

Palliative Care, Ethhiks And The Law


In The Intensive Care Unit
Palliative Care, Ethhiks And The Law In The
Intensive Care Unit
3 tugas penting yang terletak diantara perawatan kritis,
perawatan paliatif, etika, dan hukum:

1. Menahan dan menarik terapi yang berpotensi menopang


hidup
2. Membuat keputusan untuk pasien yang sakit kritis, tidak
memiliki kemaampuan untuk mengambil keputusan
3. Mendekati kasus kesia-siaan yang dirasa pasien dan
keluarga masih menginginkan “semuanya” dilakukan
secara medis.
Menahan Dan Menarik Terapi Yang Berpotensi Menopang Hidup

PRINSIP DASAR
1. Diskusikan opsi diantara tim interdisipliner didepan
2. Manajement gejala yang komprehensif
3. Perawatan agresif
4. Perawatan dengan beberapa batasan dalam agresifitas

PRINSIP DAN MASALAH PERAWATAN PALIATIF


5. Setiap upaya dilakukan untuk meredakan gejala pasien dan memberinya
berbagai pilihan tidak perduli pendekatan keseluruhan mana yang
diambil
6. Pasien dan keluarga diberitahu tentang berbagai pilihan
7. BIPAP menjadikan tindakan paliatif sementara
MASALAH ETIK
Pasien dan keluarga harus terlibat langsung dalam semua
keputusan besar
MASALAH HUKUM
Pasien memiliki hak menyetujui dan menolak perawatan
medis apapun berdasarkan hak atas integritas tubuh
GARIS OTORITAS YANG DIGUNAKAN
1. Pasien yang kompeten membuat keputusan untuk dirinya sendiri
2. Perwakilan pengambil keputusan idealnya menggunkan dari
berbagai pihak yang mempunyai wewenang dalam
pengambulan keputusan

Anda mungkin juga menyukai