Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

JURNAL TENTANG PENURUNAN KECEMASAN

PADA PASIEN PERIOPERATIF KATARAK

Dosen Pembimbing: Dodik Hartono, S.Kep.,Ns.,M. Tr.,Kep

Nama Kelompok:

Leny Riska Januaristina

Nur Azizah Tri. U

PROGRAM STUDY SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

PADJARAKAN PROBOLINGGO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta taufiq–Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini di susun oleh penulis untuk memenuhi
tugas di Stikes Hafshawaty Zainul Hasan Genggong yang kami susun dalam bentuk ilmiah
dengan judul jurnal tentang penurunan kecemasan pada pasien perioperatif katarak. Pada
penulisan makalah ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah SH. MM selaku pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. H. Nur Hamim, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Sebagai ketua Stikes Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong.
3. Shinta wahyusari, S.Kep., Ns., M.Kep. Sp., Kep., Mat sebagai ketua prodi S1
keperawatan.
4. Rizka Yunita, S.Kep. Ns., M. Kep sebagai wali kelas prodi S1 keperawatan
5. Dodik hartono, S.Kep., Ns., M. Tr. Kep sebagai dosen mata ajar Medikal Bedah II
dengan “ JURNAL TENTANG PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN
PERIOPERATIF KATARAK”.
Dalam penulisan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai
perbaikan penulisan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
terutama pembaca.

Probolinggo, 08 Mei 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI .....................................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang......................................................................................................................


............................................................................................................................................................
1.2.       Rumusan Masalah.................................................................................................................
1.3.       Tujuan...................................................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.       Konsep Jurnal........................................................................................................................
2.2.       Mapping Jurnal.....................................................................................................................
2.3.       Pembahasan...........................................................................................................................
BAB III : PENUTUP
4.1. Kesimpulan ..............................................................................................................................
4.2. Saran.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan
apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena
katarak merupakan masalah kesehatan secara global yang harus segera ditangani, karena
mengabaikan masalah mata dan penglihatan dapat mengakibatkan kebutaan dan kehilangan
fungsi mata. Penyakit umum pada mata dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, salah
satu penyebab dari kebutaan di seluruh dunia adalah katarak. Katarak adalah dimana keadaan
suatu lensa mata yang pada awalnya jernih menjadi keruh (Sidarta, dalam Wahyuningtyas
2016).
Katarak yang merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan di dunia
diperkirakan jumlah penderita kebutaan katarak di dunia saat ini sebesar 17 juta orang dan
akan meningkat menjadi 40 juta pada tahun 2020. Sedangkan di Indonesia jumlah penderita
katarak mencapai 2,4 juta orang. Pertambahan penderita katarak setiap tahun sekitar 240 ribu.
Pertumbuhan penderitanya sudah melebihi angka 1% dari jumlah penduduk. Berdasarkan
data Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) Tahun 2013, prevalensi katarak semua umur tahun
2013 adalah 1,8 persen, sedangkan di Provinsi Lampung prevalensi katarak adalah 1,5%
(Kemenkes RI, 2013).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja konsep jurnal dalam penelitian preoperative pada katarak?
2. Apa saja mapping jurnal dalam penelitian preoperative pada katarak?
3. Apa saja pembahasan dalam penelitian preoperative pada katarak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep jurnal dalam penelitian preoperative pada katarak
2. Untuk mengetahui mapping jurnal dalam penelitian preoperative pada katarak
3. Untuk mengetahui pembahasan dalam penelitian preoperative pada katarak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Jurnal
A. Definisi
1. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terhadap penurunan tingkat kecemasan
pasien perioperatif katarak. Sedangkan ansietas atau kecemasan merupakan suatu
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak
pasti dan tidak berdaya. Perasaan inilah yang sering dialami oleh pasien
perioperative sehingga banyak kasus katarak gagal dilakukan tindakan operasi
(drop out). Kecemasan yang muncul karena persepsi tindakan operasi yang salah,
sangat berpengaruh pada keberhasilan tindakan operasi.
2. Edukasi dan konseling ini menggunakan aplikasi bernama AECP (Audio Education
for Cataract Patients). Informasi tersebut dikemas dalam bentuk audio dan terdiri
dari dua pilihan bahasa pengantar, yaitu ada bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Bahasa yang akan digunakan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pasien. Pasien
satu per satu masuk ke dalam ruangan untuk duduk didampingi satu orang dari
keluarga. Ruangan didesain tertutup, tenang dan digunakan suhu ruangan untuk
kenyamanan pasien. Kemudian pasien dibantu satu orang keluarga mengisi
kuisioner untuk pre test dan kemudian dilakukan edukasi menggunakan Aplikasi
AECP dengan sound yang sudah diatur sebelumnya sesuai kebutuhan pasien.
Privasi pasien sangat dijaga selama edukasi dan konseling berlangsung dan sesi ini
berlangsung selama 15 menit.
3. guided Imagery merupakan teknik relaksasi menggunakan imajinasi seseorang
dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif
tertentu. guided imagery yang sederhana adalah penggunaan imajinasi dengan
sengaja untuk memperoleh relaksasi dan/ atau menjauhkan diri dari sensasi yang
tidak diinginkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Pemberian Pengetahuan dan pemahaman yang baik melalui KIE terhadap
prosedur dan tindakan operasi pada pasien katarak merupakan suatu hal yang
sangat penting diberikan pada pasien katarak oleh tenaga kesehatan untuk
mengurangi kegagalan tindakan operasi (drop out).
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan
kombinasi AECP (Audio Education for Cataract Patients) dengan instrumen AAS
(Analog Anxiety Scale) dalam menurunkan kecemasan pre operasi katarak pada
pasien katarak. Hipotesis dari penelitian ini adalah penggunaan kombinasi AECP
(Audio Education for Cataract Patients) dengan instrumen AAS (Analog Anxiety
Scale) efektif menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi katarak
3. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprianto (2015),
tentang efektifitas teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas dalam terhadap
penurunan kecemasan pada pasien pre operasi.
C. Manfaat
1. Sebagai bagian dari penerapan dan pengembangan ilmu terutama menerapkan
asuhan keperawatan perioperatif pada pasien yang akan menjalani tindakan
operasi. Untuk mengurangi angka kecemasan dan drop out pasien pre operasi
katarak
2. Penggunaan kombinasi AECP (Audio Education for Cataract Patients) dengan
instrumen AAS (Analog Anxiety Scale) merupakam teknologi seperti audio yang
lebih efektif digunakan dalam edukasi atau konseling karena dapat meningkatkan
pemahaman pasienterhadap penurunan kecemasan pada saat preoperatif .
3. Menurut peneliti, tingkat kecemasan pada pasien mengalami penurunan setelah
diberi intervensi teknik guided imagerydikarenakan kondisi kecemasan pada pasien
yang akan menjalani operasi akan menimbulkan masalah fisik atau psikologis.
Masalah psikologis dapat berupa perasaan cemas, tegang ataupun takut yang
menimbulkan ketidak nyamanan pada diri pasien. Dengan teknik relaksasi guided
imagery diharapkan dapat menimbulkan perasaan nyaman bagi pasien sehingga
mengurangi kecemasan.
D. Indikasi
Dari ketiga jurnal tersebut indikasinya yaitu untuk menuunkan kecemasan pada pasien
preoperative katarak.
F. SOP dan Cara
1. Pemberian Pengetahuan dan pemahaman yang baik melalui KIE terhadap prosedur
dan tindakan operasi pada pasien katarak merupakan suatu hal yang sangat penting
diberikan pada pasien katarak oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi kegagalan
tindakan operasi (drop out).
2. Edukasi dan konseling ini menggunakan aplikasi bernama AECP (Audio Education
for Cataract Patients). Informasi tersebut dikemas dalam bentuk audio dan terdiri
dari dua pilihan bahasa pengantar, yaitu ada bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Bahasa yang akan digunakan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pasien. Pasien
satu per satu masuk ke dalam ruangan untuk duduk didampingi satu orang dari
keluarga. Ruangan
3. Teknik relaksasi yang biasanya digunakan adalah teknik relaksasi dengan imajinasi
terbimbing (guided imagery). (guided imagery) merupakan penggunaan imajinasi
dengan sengaja untuk memperoleh relaksasi dan menjauhkan dari sensasi yang
tidak diinginkan.
2.2 Mapping Jurnal
No Sumber Tujuan Metode Hasil
1. Pengaruh Penerapan Tujuan Pemberian Penelitian iniBerdasarkan tingkat
Pengetahuan dan merupakan kecemasan pasien
KIE (Komunikasi,
pemahaman yang penelitian Quasi perioperative
Informasi Dan baik melalui KIE Eksperimental yang sebelum dilakukan
terhadap prosedur dilakukan untuk tindakan KIE berada
Edukasi) Terhadap
dan tindakan operasi melihat pengaruh pada tingkat
Penurunan Tingkat pada pasien katarak perlakuan terhadap kecemasan panik
merupakan suatu hal perilaku yang dan berat, dimana
Kecemasan Pasien
yang sangat penting timbul sebagai pasien dengan
Perioperatif Katarak diberikan pada pasien akibat daritingkat kecemasan
katarak oleh tenaga perlakuan (Alsa berat sebanyak 31
Di Rumah Sakit Mata
kesehatan untuk 2014). responden (78%),
NTB. mengurangi Sampel penelitian dan tingkat
kegagalan tindakan yaitu pasien katarak kecemasan panik
Baiq Nova Aprilia
operasi (drop out). di Rumah Sakit sebanyak 9
Azamti, Ns. Eva
Mata NTB dengan responden (23%.
Marvia, dkk.
denga jumlah Dan setelah
Vol. 4 No. 2
sampel sebanyak 40 dilakukan KIE
September-Desember responden. Analisa tingkat kecemasan
data menggunakan pasien perioperative
2018
Ujii T-test dengan sesudah dilakukan
tingkat kemaknaan tindakan KIE terjadi
α = 0,05 (5%) perubahan tingkat
kecemasan menjadi
tingkat kecemasan
sedang dan ringan,
dimana tingkat
kecemasan sedang
sebanyak 32
responden (80%),
dan tingkat
kecemasan ringna
sebanyak 8
responden (20%).
2. Effectiveness Of Tujuan dari Penelitian ini persentase pasien
Education Using penelitian ini adalah merupakan jenis pre operasi katarak
AECP Application untuk mengetahui penelitian laki- laki sebesar
Combination With efektivitas kuantitatif dengan 30% dan pasien
AAS Instruments penggunaan Quasi Experimental perempuan sebesar
kombinasi AECP dan rancangan yang 70%. Data ini
Faculty of Medicine, (Audio Education for digunakan pretest menunjukkan bahwa
Public Health and Cataract Patients) posttest design pasien perempuan
Nursing, Gadjah dengan instrumen without control lebih banyak
Mada University. AAS (Analog group. Populasi daripada laki-laki.
Seminar Nasional Anxiety Scale) penelitian ini adalah Sedangkan
FMIPA UNIMUS dalam menurunkan semua pasien sesuai persentase pasien
2019 kecemasan pre kriteria inklusi dan pre operasi katarak
operasi katarak pada eksklusi yang akan untuk umur kurang
pasien katarak. dioperasi katarak di dari 20 tahun
Hipotesis dari RS Santa Elizabeth sebesar 0%; umur
penelitian ini adalah Ganjuran bekerja 20-50 tahun sebesar
penggunaan Peneliti mengambil 13%; umur lebih
kombinasi AECP semua subjek yang dari 50 tahun
(Audio Education for ada. Kriteria inklusi sebesar 87%. Itu
Cataract Patients) penelitian ini yaitu; berarti bahwa pasien
dengan instrumen pasien pre operasi pre operasi katarak
AAS (Analog katarak, tidak ada paling banyak untuk
Anxiety Scale) gangguan usia lebih dari 50
efektif menurunkan pendengaran, belum tahun. Sedangkan
tingkat kecemasan pernah dilakukan persentase pasien
pada pasien pre operasi katarak pre operasi katarak
operasi katarak sebelumnya, bekerja sebagai PNS
memilih Bahasa sebesar 0%; pegawai
Jawa sebagai swasta sebesar 3%;
bahasa pengantar wirausaha sebesar
edukasi. Sedangkan 13%; petani sebesar
kriteria eksklusinya 68%; ibu rumah
adalah pasien yang tangga sebesar 13%
sudah didiagnosis dan lainnya sebesar
dokter memiliki 3%. Dari penelitian
komplikasi tersebut dapat dilihat
penyakit mata atau bahwa edukasi pre
penyakit mata operatif terhadap
selain katarak pasien pre operasi
misalnya katarak terbukti
Pterigyum. Variabel dapat menurunkan
bebas pada kecemasan. Edukasi
penelitian ini yaitu ini dapat diterapkan
AECP (Audio oleh Rumah Sakit
Education for atau pelayanan
Cataract Patients) kesehatan lainnya
kombinasi AAS sebagai intervensi
(Analog Anxiety yang tepat untuk
Scale), sedangkan menurunkan
variabel terikatnya kecemasan.
adalah kecemasan
pasien pre operasi
katarak.
3. Pengaruh Tehnik Hasil penelitian ini Rancangan Berdasarkan tabel di
sejalan dengan atas dapat
Relaksasi GUIDE penelitian ini adalah
penelitian yang diketahui bahwa
IMAGERY Terhadap dilakukan oleh pretest-postest with tingkat kecemasan
Aprianto (2015), pada
Tingkat Kecemasan control group
tentang efektifitas pasien pre-operasi
Pasien Preoperasi teknik relaksasi design. Jenis katarak sebelum
imajinasi terbimbing dilakukan teknik
Katarak. penelitian yang
dan nafas dalam relaksasi guided
terhadap penurunan digunakan adalah imagery
Budi Antoro, Gustop kecemasan pada memiliki skor rata-
penelitian
Amatiria. pasien pre operasi. rata 13,48, dengan
Jurnal Keperawatan, kuantitatif. nilai
minimum 9 dan nilai
Volume XIII, No. 2, Penelitian telah
maksimum 17.
Oktober 2017 dilaksanakan pada Kemudian tingkat
kecemasan pada
bulan 17 Juni s.d 17
pasien
Juli kontrol memiliki
skor rata-rata 13,05,
2017 di Kamar
dengan nilai
Tunggu RS. minimum 8 dan nilai
maksimum 17.
Permana Sari
Bandar Lampung.

2.3 Pembahasan
A. Fakta
1. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental yang dilakukan untuk
melihat pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat dari
perlakuan (Alsa 2014). Berdasarkan tabel di atas terkait tingkat kecemasan pasien
perioperative sebelum dilakukan tindakan KIE berada pada tingkat kecemasan
panik dan berat, dimana pasien dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 31
responden (78%), dan tingkat kecemasan panik sebanyak 9 responden (23%).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada 40 responden didapatkan
bahwa ada perubahan tingkat kecemasan sebelum diberikan KIE dan setelah
diberikan KIE.
2. Pengaruh edukasi terhadap pasien pre operasi katarak dapat diketahui dengan
melakukan perbandingan skor pada Analog Anxiety Scale (AAS). Peneliti meneliti
kefektifan intervensi menggunakan Paired Samples t Test atau uji t berpasangan.
Hasilnya efektif dengan nilai p-value sebesar 0,00. Jadi terdapat perbedaan tingkat
kecemasan yang bermakna sebelum dan sesduah edukasi menggunakan kombinasi
Aplikasi AECP (Audio Education for Cataract Patients) dengan AAS.
3. Berdasarkan hasil penelitian dan uji paired sample t-test pada skore tingkat
kecemasan pada kelompok intervensi dan kontrol diperoleh nilai signifikasi
pvalue= 0,000 (p-value< α(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh teknik guided imagery dalam penurunan tingkat kecemasan pada pasien
pre-operasi katarak di RS. Permana Sari Bandar Lampung Tahun 2017.
B. Teori
1. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental yang dilakukan untuk melihat
pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat dari perlakuan (Alsa
2014).
2. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan Quasi Experimental dan
rancangan yang digunakan pretest posttest design without control group. Penelitian ini
akan dilaksanakan di Rumah Sakit Santa Elizabeth Ganjuran Bantul Yogyakarta pada
bulan Maret 2019.
3. Rancangan penelitian ini adalah pretest-postest with control group design. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian telah dilaksanakan
pada bulan 17 Juni s.d 17 Juli 2017.
C. Opini
1. Seperti yang telah diketahui bahwa KIE memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
pengetahuan, pemikiran, rasa takut, perilaku positif dimasyarakat, dengan
menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi
maupun komunikasi massa yang secara tidak langsung akan membangun suasan rileks,
baik itu pada pikiran maupun pada tubuh (Hardiono, 2011).
2. AECP (Audio Education for Cataract Patients) dengan AAS hal ini didukung oleh
Iskandar (2017) bahwa faktor yang menyebabkan kecemasan pada pasien pre operasi
dapat menyebabkan ketakutan karena rasa takut yang dialami pasien sebelum operasi
dipengaruhi oleh ancaman ansietas, takut terjadi perubahan fisik menjadi tidak
berfungsi normal, takut nyeri menghadapi ruang operasi, takut operasi gagal. kesulitan
tahap menerima informasi. Jika menerima informasi yang diperoleh klien sedikit
tentang operasi yang akan dilaksanakan akan mempengaruhi tingkat pasien.
3. Menurut peneliti, pengaruh teknik guided imagery dalam penurunan tingkat kecemasan
pada pasien pre-operasi katarak disebabkan karena teknik relaksasi dengan guided
imagery akan memberikan relaksasi terhadap perasaan cemas dan takut yang dirasakan
responden pada saat pre-operasi. Guided imagery akan meningkatkan perasaan tenang
dan damai serta memberikan kenyamanan bagi fikiran.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengaruh KIE Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Perioperatif Katarak
setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa KIE
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
Pasien Perioperatif Katarak di Rumah Sakit Mata NTB, berdasarkan penelitian
tentang edukasi menggunakan kombinasi Aplikasi AECP (Audio Education for
Cataract Patients) dengan AAS, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pasien pre operasi katarak sebelum diberi edukasi AECP mengalami kecemasan
2. Pasien pre operasi katarak sesudah diberi edukasi AECP mengalami penurunan
kecemasan
hasil penelitian tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi katarak sebelum dilakukan
teknik relaksasi guide imagery memiliki skor rata-rata 13,48,dengan nilai minimum 9
dan nilai maksimum 17. Sedangkan tingkat kecemasan pada pasien mengalami
penurunan setelah diberi intervensi teknik guide imagery menjadi 8,57, dengan nilai
minimum 3 dan nilai maksimum 13.
3.2 Saran
Dari hasil 3 penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
penatalaksanaan dan perawatan penderita katarak yang mengalami
ansietas/kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA
Ah Yusuf, Rizky Fitryasari.Pk, Hanik Endang Niharyati. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta-Indonesia
Alimul.(2012). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Gail W Stuart, Budi Anna Keliat, Jesika Pasaribu. (2016) Prinsip dan Praktik Keperawatan
Kesehatan Jiwa, edisi Indonesia, Buku 1, Elsevier. Jakarta-Indonesia
Hajj et al, (2019). Cataract: Challenge on Automatic Tool Annotation for Cataract Surgery.
Medical Image Analysis, 52, p. 24–41
Hwang, (2018). Journal of Interprofessional Education & Practice Competency in Delivering
Health Education : A Concept Analysis. Journal of Interprofessional Education &
Practice, 11, p. 20–25. https://doi.org/10.1016/j.xjep.2018.02.005
Iskandar, (2017). The Effect of Health Education in Surgery Preparation to Anxiety Level of
Patients with Pre Herniorrhaphy in RAA Sodwondo Hospital Pati. ICASH.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai