Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah
kesehatan (Maryunani, 2013). Hal ini dikarenakan, dengan masuknya anak ke lingkungan sekolah, anak - akan banyak menghabiskan waktu di luar rumah, mulai bergabung dengan teman usianya, mempelajari budaya masa kanak-kanak, dan menggabungkan dirinya ke dalam kelompok sebaya yang merupakan hubungan dekat pertama setelah keluarga (Wong, 2009).Kebiasaan anak sekolah bersama teman sebayanya seperti mengkonsumsi jajanan secara bebas, tidak mencuci tangan sebelum makan menyebabkan anak usia sekolah mudah terkena berbagai masalah kesehatan dan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak usia sekolah (Retno Purwandari, dkk., 2013). Masalah kesehatan yang terjadi pada anak usia sekolah pada umumnya berkaitan dengan PHBS. Berdasarkan data dari Kemenkes RI, 2013 masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar meliputi menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refreksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Data tentang laporan prevalensi penyakit pada anak usia sekolah menunjukkan bahwa proporsi anak usia sekolah yang terkena penyakit diare per propinsi berkisar antara 2-30%, 1-3% lebih untuk tifus, dan sekitar 20-30% anak usia sekolah di Indonesia menderita ISPA (Joy&Arianti, 2009).Masalah kesehatan lainnya yang terjadi pada anak usia sekolah terkait dengan PHBS yaitu pada area gigi dan mulut (karies dan gingivitis).
Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi pendek anak usia sekolah (5-12
tahun) sebesar 30,7%(12,3% sangat pendek dan 18,4% pendek), dan prevalensi kurus anak usia sekolah (5-12) tahun yaitu 11,2% (4% sangat kurus dan 7,2% kurus) Salah satu faktor yang menjadi pemicu timbulnya masalah kesehatan pada anak usia sekolah yaitu kurangnya pengetahuan dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Lawrence Green, dalam Notoatmodjo, 2010