Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kekuasaan negara kesatuan
terletak pada pemerintah pusat dan tidak pada pemerintah daerah, walaupun dalam
implementasinya, negara kesatuan bisa berbentuk sentralisasi,yang segala kebijaksanaan
dilakukan secara terpusat ataupun berbentuk desentralisasi, yang segala kebijaksanaan dalam
penyelenggaraan negara (pemerintahan) dipencarkan.
Pelaksanaan otonomi di daerah yang ada di Indonesia berdasarkan asas desentralisasi, asas
dekonsentrasi dan tugas pembantuan apakah sudah berjalan maksimal dengan memperhatikan
kesejahteraan masyarakat di daerahnya serta apakah dengan adanya otonomi daerah juga
meningkatkan kerjasama pembangunan antar daerah dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk melihat itu semua perlu adanya pengkajian mengenai otonomi
daerah, kesejahteraan masyarakat dan kerjasama pembangunan daerah di Indonesia.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Negara merupakan aktor pertama dan utama yang bertanggungjawab mencapai janji
kesejahteraan. Pemerintah daerah, sebagai representasi negara, dapat menggandeng swasta
(sektor kedua) untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus memfasilitasi elemen-elemen
masyarakat lokal dalam menggerakkan ekonomi rakyat untuk menciptakan pemerataan.
Pertumbuhan dan pemerataan itu merupakan dua skema untuk membangun kemakmuran. Di
sisi lain pemerintah daerah dapat melancarkan reformasi pelayanan publik dan kebijakan
(pembangunan) sosial untuk mencapai kesejahteraan sosial. Pelayanan publik yang paling
dasar adalah pendidikan dan kesehatan, sementara pengurangan kemiskinan merupakan aksi
mendasar dalam kebijakan sosial.
Dengan demikian pemerintah daerah yang akuntabel dan responsif, sekaligus partisipasi
rakyat, merupakan dua kata kunci desentralisasi yang memungkinkan terjadinya proses
pengurangan kemiskinan, termasuk agenda promosi kesejahteraan rakyat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian desentralisas dan otonomi?
2. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang akan dibahas dalammakalah ini
adalah bagaimana desentralisasi dan otonomidalam hubunganya dengan kesejahteraan?
C. PENDEKATAN
1. Pendekatan yuridis
Penguatan pelaksanaan otonomi daerah oleh Pemerintahan Daerah dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia secara historis sudah ada sejak lahirnya Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1945 sampai lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai
dampak dari yang terjadi di Indonesia.
2.Pendekatan sosiologis
kebijakan Otonomi Daerah merupakan pengakuan terhadap keanekaragaman Daerah, baik itu
suku bangsa, agama, nilai-nilai sosial dan budaya serta potensi lainnya yang terkandung di
daerah. Pengakuan Pusat terhadap keberagaman Daerah merupakan suatu nilai penting bgi
eksistensi Daerah. Dengan pengakuan tersebut Daerah akan merasa setara dan sejajar dengan
suku bangsa lainnya, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap upaya mempersatukan bangsa
dan negara. Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya lokal akan dapat ditingkatkan
dimana pada akhirnya kekayaan budaya lokal akan memperkaya khasanah budaya nasional.
D. PEMBAHASAN
1. Pengertian Desentralisasi dan Otonomi
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kekuasaannegara kesatuan
terletak pada pemerintah pusat dan tidak pada pemerintah daerah, walaupun dalam
implementasinya, negara kesatuan bisa berbentuk sentralisasi, yang segala kebijaksanaan
dilakukan secara terpusat ataupun berbentuk desentralisasi, yang segala kebijaksanaan dalam
penyelenggaraan negara (pemerintahan) dipencarkan.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pengejawantahan desentralisasi adalah otonomi daerah dan daerah otonom. Baik dalam
definisi daerah otonom maupun otonomi daerah mengandung elemen wewenang mengatur
dan mengurus. Wewenang mengatur dan mengurus merupakan substansi daerah otonomi
yang diselenggarakan secara konseptual oleh Pemerintah Daerah.
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, sedangkan daerah otonom selanjutnya disebut daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk lebih mempertajam bahasan tentang definisi desentralisasi, di bawah ini beberapa
definisi yang diungkapkan oleh beeberapa pendapat para ahli “doktrin” yaitu:
a. Menurut Joniarto (2006,178), dalam negara kesatuan semua urusan negara menjadi
wewenang sepenuhnya dari pemerintah (Pusat)-nya. Kalau negara yang bersangkutan
mempergunakan asasa desentralisasi di mana di daerah-daerah dibentuk pemerintah lokal
yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, kepadanya dapat diserahkan
urusan tertentu untuk diurus sebagai rumah tangganya sendiri.
d. Menurut Shahid Javid Burki dkk, menggunakan istilah desentralisasi untuk menunjukan
adanya proses perpindahan kekuasaan politik, fiskal dan administrasi kepada unit pemerintah
sub nasional. Oleh karena itu yang terpenting adalah adanya pemerintah daerah yang terpilih
melalui pemilihan lokal.
Bagir Manan berpandangan bahwa desentralisasi dilihat dari hubungan pusat dan daerah yang
mengacu pada UUD 1945, maka: pertama, bentuk hubungan antara pusat dan daerah tidak
boleh mengurangi hak-hak rakyat daerah untuk turut serta (secara bebas) dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Kedua, bentuk hubungan antara pusat dan daerah
tidak boleh mengurangi hak-hak (rakyat) daerah untuk berinisiatif atau berprakarsa. Ketiga,
bentuk hubungan antara pusat dan daerah dapat berbeda-beda antara daerah yang satu dengan
daerah yang lainnya. Keempat, bentuk hubungan antara pusat dan daerah adalah dalam
rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial di daerah.
Dengan demikian, ada beberapa tujuan dan manfaat dengan kebijakan desentralisasi,yaitu ;
1)Dari segi hakikatnya, desentralisasi dapat mencegah terjadinya penumpukan dan pemusatan
kekuasaan yang dapat menimbulkan tirani;
3)Dari segi teknis organisatoris, desentralisasi dapat menciptakan pemerintahan yang lebih
efektif dan efisien;
4)Dari segi sosial, desentralisasi dapat membuka peluang partisipasi dari bawah yang lebih
aktif dan berkembangnya kaderisasi kepemimpinan yang bertanggungjawab karena proses
pengambilan keputusan tersebar di pusat-pusat kekuasaan di seluruh daerah;
6) Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi, karena pemerintah daerah dianggap lebih
banyak tahu dan secara langsung berhubungan dengan kepentingan di daerah, maka dengan
kebijakan desentralisasi, pembangunan ekonomi dapat terlaksana dengan lebih tepat dan
dengan ongkos yang lebih murah.
Negara merupakan aktor pertama dan utama yang bertanggungjawab mencapai janji
kesejahteraan. Pemerintah daerah, sebagai representasi negara, dapat menggandeng swasta
(sektor kedua) untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus memfasilitasi elemen-elemen
masyarakat lokal dalam menggerakkan ekonomi rakyat untuk menciptakan pemerataan.
Pertumbuhan dan pemerataan itu merupakan dua skema untuk membangun kemakmuran.
2. Pelaksanaan Otonomi Daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertangung jawab.
3. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang luas dan utuh diletakkan pada Daerah Kabupaten dan
Daerah Kota.
4. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap
terjamin hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antara Daerah.
5. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus lebih meningkatkan kemandirian Daerah Otonom, dan
karenanya dalam daerah Kabupaten dan Daerah Kota tidak ada lagi wilayah administratif.
6. Pelaksanaan Otonomi Daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan
legislatif Daerah, baik sebagai fungsi legislatif, fungsi pengawas maupun fungsi anggaran
atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
8. Pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari Pemerintah kepada
Daerah, tetapi juga dari Pemerintah dan Daerah kepada Desa yang disertai dengan
pembiayaan sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya.
Pelaksanaan otonomi daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi kemampuan si
pelaksana, kemampuan dalam keuangan, ketersediaan alat dan bahan, dan kemampuan dalam
berorganisasi. Otonomi daerah tidak mencakup bidang-bidang tertentu, seperti politik luar
negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, dan agama. Bidang-bidang tersebut
tetap menjadi urusan pemerintah pusat. Secara garis besar, pelaksanaan otonomi daerah
berdasar pada prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan, dan keanekaragaman.
UU Nomor 32 Tahun 2004 sesungguhnya telah memberikan peluang kepada daerah untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peranserta masyarakat serta peningkatan
daya saing daerah.Daerah wajib mengelola pelayanan publik secara bersama dengan Daerah
sekitarnya untuk kepentingan masyarakat.
Di dalam Pasal 195 ayat (1), (2), (3), (4) UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, yang berbunyi:
a. Ayat (1), berbunyi ”Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, dearah dapat
mengadakan kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan
efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan”.
b. Ayat (2), berbunyi “Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diwujudkan
dalam bentuk badan kerjasama antar daerah yang diatur dengan keputusan bersama”.
c. Dalam penyediaan pelayanan publik, daerah dapat bekerja sama dengan pihak ketiga”.
d. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) membebani masyarakat dan
daerah harus mendapatkan persetujuan (DPRD)”.
Kerja sama antar daerah dapat terealisasi dengan setidaknya memperhatikan dua
motovasi utama dalam perwujudannya, yaitu:
(1) Pertama, sebagai usaha untuk mengurangi kemungkinan adanya kemajuan pembangunan
yang pesat di satu daerah dengan membawa akibat distruktif
terhadap daerah-daerah sekitarnya, langsung maupun tidak langsung. Dalam hubungan ini
titik berat perhatian ditujukan pada usaha untuk mewujudkan keserasian perkembangan
wilayah dari daerah-daerah yang berdekatan.
(2) Kedua, sebagai usaha untuk memecahkan maslah bersama dan atau untuk mewujudkan
tujuan-tujuan bersama, terlepas dari kenyataan apakah daerah-daerah itu secara geografis
berdekatan atau tidak. Jadi motivasi yang pertama dientuk melalui kenyataan tidak
seimbangnya kemampuan daerah yang satu terhadap yang lain, sehingga perlu langkah-
langkah penyesuaian. Motivasi yang kedua dibentuk melalui kesadaran bahwa suatu tujuan
tertentu yang hendak diwujudkan tidak mungkin tercapai secara berdaya guna dan hasil guna
tanpa melalui kerja sama antar daerah.
Otonomi daerah seperti yang di atur dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan dan mencapai
kesejahteraan rakyat, termasuk pelaksanaan kerjasama luar negeri oleh pemerintah daerah.
Salah satu cara pemecahan masalah pensejahteraan rakyat dan pemberdayaan daerah, tentu
harus ada bentuk dan sistem wewenangnya.
D. KESIMPULAN
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, sedangkan daerah otonom selanjutnya disebut daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
E. SARAN
Agar otonomi bisa berjalan dennga baik hendaknya setiap daerah sebaikanya memiliki
peraturan untuk mengatur dan memanfaatkan suber daya guna meningkatankan kesejahteraan
masyarakat.
Setiap daerah memiliki peraturan daerah yang mengatur mengenai kerjasama pembangunan
antar daerah sebagai landasan norma dalam melaksanakan kerjasama antar daerah
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945 Pasca Amandemen
Dede Rosyada et al.,Demokrasi, Hak Asasi Manusia &Masyarakat Madani, cet. 2,( Jakarta:
Tim Icce Uin Jakarta dan Prenada Media: 2005), hal. 150.
Titik Tri Wulan Tutik, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, cet.1, Jakarta: Prestasi pustaka,
2006.
Sutoro Eko, Menuju Kesejahteraan Rakyat Melalui Rute Desentralisasi, sutoro@ireyogya.org
80
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN
DI SUSUN OLEH:
NPM: 7115050069