Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Ishak Rimosan
NPM : E1G019113
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Hari / tanggal : Rabu / 29 Februari 2020
Dosen : 1. Devi Silsia, Dra., M.Si
2. Syafnil, Drs., M.Si
Co-Ass : Ria Ropiani (E1G017065)
Objek Praktikum : IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN
PROTEIN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein.
2. Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein.
3. Membuktikan adanya asam amino bebas pada protein.
4. Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang
terdapat dalam protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel
hidup, yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel
manusia. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini,
protein mempunyai peranan penting dalam biologi yang sangat penting, sebagai
zat pembenfuk, transport, katalisataor reaksi kimia, hormon, racun, dan yang
lainnya. Protein ini mempunyai empat fungsi utamanya yaitu untuk memperbaiki
jaringan yang rusak untuk pertumbuhan jaringan baru, sebagai enzim, dan sebagai
hormone . (Mandle, 2012).
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino.
Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan
berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrometri.
Semua asam amino dan peptide yang mengandung gugus α amino bebas
memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksiprolin yang gugus
aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning
(Yuwono, 2010).
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino.
Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan
berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrometri.
Semua asam amino dan peptide yang mengandung gugus α amino bebas
memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksiprolin yang gugus
aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning
(Yuwono, 2010).
Pemecahan protein dalam metabolisme tidak secara khusus menghasilkan
zat pembawa energi, meskipun asam amino menghasilkan energi ketika mereka
dipecah. Asam amino penting sebagai metabolit yang dapat digunakan oleh
organisme dalam proses anabolik untuk membangun protein sendiri. Energi untuk
proses ini berasal dari katabolisme karbohidrat (Salazar, 2016).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Larutan NaOH 10%
2. Penjepit tabung reaksi 2. Larutan CuSO4
3. Rak tabung reaksi 3. Pereaksi Ninhidrin 0,1%
4. Cawan porselen 4. HNO3
5. Gelas obyek 5. Pereaksi Millon
6. Alat pemanas 6. Pb-asetat 5%
7. Pipet tetes 7. HCl pekat
8. Sikat tabung reaksi 8. Sampel (albumin telur, kasein,
9. Labu ukur ekstrak daging, ekstrak kacang hijau)
Bau Rambut
N Zat Uji Pengembunan (H dan
Pengarangan (C) Terbakar
O)
(N)
Ekst Susu
4. Berbau(+) Berbau(-) Berbau(-)
No Zat Uji
Bau Amoniak (N) Kertas Lakmus Merah (N)
No Zat Uji
PbS Belerang (S)
Kedelai Biru -
BAB V
PEMBAHASAN
Percobaan pertama yanng dilakukan adalah pada uji adanya unsur C,H,
dan O. Dalam pengujiaanya terdapat empat bahan yang harus di uji yaitu susu,
telur, kacang hijau, dan ekstrak daging. Pada pengujian dengan susu yang
dipanaskan hasil yang didapatkan yaitu adanya pengembunan pada gelas obyek
yang berarti terdapat Hidrogen dan Oksigen dan terjadi pula pengarangan yang
berarti adanya Karbon didalam kandungan susu tersebut, namun dalam pengujian
dengan susu tidak tidak tercium adanya rambut terbakar yang berarti tidak ada
kandungan Nitrogen didalamnya. Pengujiannya kedua yaitu dengan
menambahkan telur yang telah dimasukan kedalam gelas obyek yang dipanaskan,
hasil yang didapatkan pada percobaan tersebut yaitu terdapat pengembunan pada
gelas obyek yang berarti terdapat Hidrogen dan Oksigen namun tidak terjadi
pengarangan yang menandakan bahwa tidak adanya Karbon pada telur, tetapi saat
dipanaskan terdapat bau rambut kebakar yang berarti ada kandungan Nitrogen
didalamya. Pengujian yang ketiga yaitu dengan memanaskan kacang hijau
didalam gelasa obyek, hasil yang didapatkan yaitu adanya pengembunan pada
gelas obyek yang berarti terdapat Hidrogen dan Oksigen dan adanya pengarangan
yang berarti adanya Karbon didalam kandungan kacang hajau namun tidak
terdapat bau rambut bakar saat pemanasan berarrti tidak terdapat Nitrogen
didalamnya. Pengujian yang keempat yaitu dengan memanaskan ekstrak daging
yang sudah ada didalam gelas obyek, hasil yang didapatkan yaitu adanya
pengembunan pada gelas obyek yang berarti terdapat Hidrogen dan Oksigen dan
adanya pengarangan yang berarti adanya Karbon didalam kandungan ekstrak
daging namun tidak terdapat bau rambut bakar saat pemanasan berarrti tidak
terdapat Nitrogen didalamnya.
Percobaan kedua yang dilakukan adalah pada uji adanya atom N. Dalam
pengujiaanya terdapat empat bahan yang harus di uji yaitu susu, telur, kacang
hijau, dan ekstrak daging. Dari keempat bahan tersebut dilihat dua kali hasil
pengamatan yaitu pada bau amoniaknya dan perubahan kertas lakmus merahnya.
Pada keempat bahan tersebut yang telah ditambahkan 1 mL NaOH 10% lalu
dipanaskan terdapat bau amoniaknya yang berarti terdapat kandungan
Nitrogennya. Dan juga kertas lamus merahnya berubah menjadi biru yang berarti
terdapat kandungan Nitrogennya.
Percobaan ketiga yang dilakukan adalah pada uji adanya atom N. Dalam
pengujiaanya terdapat empat bahan yang harus di uji yaitu susu, telur, kacang
hijau, dan ekstrak daging yang ditambahkan dengan 1 mL NaOH 10% lalu
dipanaskan dan setelah itu ditambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%. Dari
keempat bahan tersebut dilihat dua kali hasil pengamatan yaitu pada PbS dan bau
belerangnya. Pada bahan susu, telur dan juga kacang hijau terdapat perubahan
warna menjadi hitam yang berarti PbS nya terbentuk sedangkan pada ekstrak
daging tidak terjadi perubahan menjadi hitam yang menandakan bahwa tidak
terbentuknya PbS. Dari keempat bahan tersebut terdapt bau belerang yaang
teroksidasi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Unsur utama penyusun protein terdiri atas C, H dan O. Beberapa protein
juga mengandung unsur N dan S.
2. Molekul-molekul peptida dari protein dapat terlihat pada uji Biuret.
3. Uji Nihidrin membuktikan adanya asam amino yang terkandung di dalam
protein.
4. Uji Xantoprotein membuktikan adanya asam amin tirosin, triptofan atau
fenil alanin dalam protein.
6.2 Saran
Saat melakukan percobaa sebaikanya praktikan lebih memahami materi
yang dibahas, agar praktikum berjalan dengan lancar. Sebaiknya dalam
melakukan percobaan tentang titrasi asam basa harus di perhatikan sungguh-
sungguh saat koass menjelaskan tentang cara melakukan percobaan tersebut,
sehingga tidak terjadi kesalahan serta alat yang akan digunakan dalam
percobaan ini harus dikeringkan terlebih dahulu, sebab jika tidak maka akan
mempengaruhi konsentrasi dari suatu larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Mandle, Ari Kumar., Pranita Jain., Shailendra K.S. 2012. Protein Structure
Prediction Using Support Vector Machine. International Journal on Soft
Computing ( IJSC ) Vol.3, No.1
Salazar, Andrew., Michael Keusgen., Jörg von Hagen. (2016). Amino Acids In
The Cultivation Of Mammalian Cells. Amino Acids Journal. 48:1161-
1171. DOI 10.1007
Whitford, David. 2010. Protein Structure and Function. England : John Willey
and Sons.
Yuwono, Tribowo. 2010. Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
Jawaban :
● Asam amino alfa adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
● Sedangkan Ikatan Peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom
karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan atom
nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul air
ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH,
dan menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapat
menyerap panjang gelombang 190-230 nm.
2. Jelaskan perbedaan antara polipeptida dan protein!
Jawaban :
● Polipeptida merupakan rangkaian asam amino. Polipeptida dibentuk
menjadi protein structural dan fungsional sel.
● Protein merupakan komponenen utama semua sel hidup yang berfungsi
sebagai pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim dan
lain-lain.
3. Apakah reaksi Ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino secara
kuantitatis?
Jawaban :
Ya dapat digunakan, apabila sampel tersebut mengandung asam α-amino bebas
yang akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna
biru.
4. Tulis klasifikasi asam amino beserta anggotanya!
Jawaban :
Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam
sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino
esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi
diperoleh dari luar misalnya melalui makanan( lisin, leusin, isoleusin, treonin,
metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin). Asam amino non esensial
adalah asam amino yang dapat disintesis didalam tubuh melalui perombakan
senyawa lain.