Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Ishak Rimosan
NPM : E1G019113
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Hari / tanggal : Rabu / 29 Februari 2020
Dosen : 1. Devi Silsia, Dra., M.Si
2. Syafnil, Drs., M.Si
Co-Ass : Ria Ropiani (E1G017065)
Objek Praktikum : IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN
PROTEIN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul
besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-
atom C,H,O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-
atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein
maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat
biologis suatu protein.
Protein banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi
oleh manusia. Seperti pada telur, tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara
umum membagi  sumber protein yaitu protein dari sumber nabati dan hewani.
Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia
berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang
dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein
dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan satuan penyusun
protein yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam
amino mempunyai sifat-sifat asam maupun basa. Asam amino bersifat tidak
seperti senyawa-senyawa organic, tetapi mirip dengan garam-garam organic.
Pada umumnya asam amino larut dalam air, tetapi hanya larut sebagian
didalam pelarut organic.
Dalam praktikum kali ini kita akan membahas tentang identifikasi asam
amino dan protein yang ada di susu, telur, kacang hijau dan juga ekstrak
daging.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein.
2. Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein.
3. Membuktikan adanya asam amino bebas pada protein.
4. Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang
terdapat dalam protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel
hidup, yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel
manusia. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini,
protein mempunyai peranan penting dalam biologi yang sangat penting, sebagai
zat pembenfuk, transport, katalisataor reaksi kimia, hormon, racun, dan yang
lainnya. Protein ini mempunyai empat fungsi utamanya yaitu untuk memperbaiki
jaringan yang rusak untuk pertumbuhan jaringan baru, sebagai enzim, dan sebagai
hormone . (Mandle, 2012).
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino.
Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan
berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrometri.
Semua asam amino dan peptide yang mengandung gugus α amino bebas
memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksiprolin yang gugus
aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning
(Yuwono, 2010).
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino.
Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan
berwarna ungu yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrometri.
Semua asam amino dan peptide yang mengandung gugus α amino bebas
memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksiprolin yang gugus
aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain yang berwarna kuning
(Yuwono, 2010).
Pemecahan protein dalam metabolisme tidak secara khusus menghasilkan
zat pembawa energi, meskipun asam amino menghasilkan energi ketika mereka
dipecah. Asam amino penting sebagai metabolit yang dapat digunakan oleh
organisme dalam proses anabolik untuk membangun protein sendiri. Energi untuk
proses ini berasal dari katabolisme karbohidrat (Salazar, 2016).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Larutan NaOH 10%
2. Penjepit tabung reaksi 2. Larutan CuSO4
3. Rak tabung reaksi 3. Pereaksi Ninhidrin 0,1%
4. Cawan porselen 4. HNO3
5. Gelas obyek 5. Pereaksi Millon
6. Alat pemanas 6. Pb-asetat 5%
7. Pipet tetes 7. HCl pekat
8. Sikat tabung reaksi 8. Sampel (albumin telur, kasein,
9. Labu ukur ekstrak daging, ekstrak kacang hijau)

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Uji adanya unsur C, H, dan O
1. Memasukan 1 mL albumin telur kedalam cawan porselen.
2. Meletakkan kaca obyek diatasnya, kemudian memanaskannya.
3. Memperhatikan adanya pengembunan pada gelas obyek, yang menunjukan
adanya Hidrogen (H) dan Oksigen (O).
4. Mengambil gelas obyek, lalu mengamati bau apa yang terjadi. Apabila
tercium bau rambut terbakar, berarti mengandung unsur Nitrogen (N).
5. Apabila terjadi pengarangan, berarti terdapat atom Karbon (C).
6. Mengulangi percobaan menggunakan sampel yang lainnya.
3.3.2 Uji adanya Atom N
1. Memasukkan 1 mL larutan albumin telur kedalam tabung reaksi
2. Menambahkan 1 mL NaOH 10%, kemudian memanaskannya.
3. Memperhatikan bau amonia yang terjadi dan menguji uapnya dengan
kertas lakmus merah yang telah dibasahi aquades
4. Terbentuknya bau amonia dan kertas lakmus merah berubah menjadi
warna biru menunjukan adanya N.
5. Mengulangi percobaan menggunakan sampel yang lain.
3.2.3 Uji adanya Atom S
1. Memasukkan 1 mL larutan albumin telur kedalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 1 mL NaOH 10%, kemudian memanaskannya.
3. Menambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%.
4. Apabila larutan menghitam, berarti PbS terbentuk. Kemudian
menambahkan 4 tetes HCl pekat dengan hati-hati.
5. Memperhatikan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
6. Mengulangi percobaan menggunakan sampel yang lain.
3.2.4 Uji Biuret
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing diisi
dengan larutan albumin, kasein, ekstrak daing dan ekstrak kacang hijau
sebanyak 2 mL.
2. Menambahkan pada setiap tabung 1 mL NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4
0,2%.
3. Mencampurnya dengan baik.
4. Mengamati perubahan apa yang terjadi.
3.2.5 Uji Ninhidrin
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing diisi
dengan larutan albumin, kasein, ekstrak daing dan ekstrak kacang hijau
sebanyak 2 mL.
2. Menambahkan pada setiap tabung 5 tetes pereaksi Ninhidrin.
3. Kemudian memanaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5
menit.
4. Mengamati perubahan apa yang terjadi.
3.2.6 Uji Xantoprotein
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing diisi
dengan larutan albumin, kasein, ekstrak daing dan ekstrak kacang hijau
sebanyak 2 mL
2. Menambahkan pada setiap tabung 1 mL HNO3 pekat. Memperhatikan
adanya endapan putih yang terbentuk.
3. Kemudian memanaskan selama 1 menit dan mengamati terbentuknya
warna kuning.
4. Selanjutnya mendinginkan dibawah air kran, lalu menambahkan NaOH
10% setetes demi setetes melalui dinding tabung hingga membentuk
lapisan.
5. Memperhatikan perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif bila pada
perbatasan antara protein dan NaOH membentuk warna jingga.
3.2.7 Uji Millon
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing diisi
dengan larutan albumin, kasein, ekstrak daing dan ekstrak kacang hijau
sebanyak 2 mL.
2. Menambahkan pada setiap tabung 1 mL Pereaksi Millon.
3. Kemudian memanaskan campurannya, kemungkinan membentuk endapan
kuning.
4. Selanjutnya mendinginkan dibawah air kran, lalu menambahkan 1 tetes
lerutan NaOH2 1%.
5. Memanaskan lagi, endapan atau larutannya akan menjadi merah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Uji adanya unsur C,H, dan O
Hasil Pengamatan (+/-)

Bau Rambut
N Zat Uji Pengembunan (H dan
Pengarangan (C) Terbakar
O)
(N)

Susu Ektak Kacang


1. Positif (+) Positif(+) Positif(+)
Hijau

2.Telur Kasein Mengembun(+) Tidak bau(-) Tidak bau(-)

Kedelai Bau (+) Bau(-) Bau(-)

3.Kac Ektrak Daging Mengembun(+)Tidak bau(+) Tidak berbau(+)

Ekst Susu
4. Berbau(+) Berbau(-) Berbau(-)

4.2 Uji adanya Atom N


Hasil Pengamatan (+/-)

No Zat Uji
Bau Amoniak (N) Kertas Lakmus Merah (N)

Susu Ektrak Kacang Pada kertas lakmus tidak terjadi


1. Berbau(+)
Hijau perubahan warna(-)

2.Telur Kasein Berbau(+) Biru(+)

Ekt Ektrak Daging Berbau(+) Biru(+)

3. Susu Berbau(+) Biru(+)


4. Kedelai Berbau(+) Tidak berbau(+)

4.3 Uji adanya Atom S


Hasil Pengamatan (+/-)

No Zat Uji
PbS Belerang (S)

Ekstrak Kacang Ditambah HCL


1. Tidak Berubah warna(-) menimbulakan bau
belerang(-)

2. Kalsium Terbedak(+) Berbau(+)

Ektrak Daging Tidak terbentuk(-) Tidak berbau(-)

3. Susu Terbentuk(+) Berbau(+)

4. Kedelai Tidak berbau(+) Berbau(+)

4.4 Uji Biuret


No Zat Uji Hasil Uji Biuret Polipeptida (+/-)

Ektrak Kacang Tidak mengalami


-
Hijau perubahan warna

Kasein Berubah kekuningan +

Ektrak Daging Berubah menjadi warna


+
Ungu

Susu Mengalami perubahan


menjadi warna +
ungu

Kedelai Tidak berubah -

4.5 Uji Ninhidrin


No Zat Uji Hasil Ninhidrin Asam Amino bebas
(+/-)

Ektrak kacang Sebelum dipanaskan


hijau cairan tidak
mengalami
+
perubahan setelah
dipanaskan
terdapat endapan

Kasein Berubah warna ungu +

Ektrak daging Tidak berubah warna

Susu Berubah warna ungu +

Kedelai Biru -

4.6 Uji Xantoprotein


Asam Amino bebas
No Zat Uji Hasil Ninhidrin
(+/-)

Ektrak kacang Sebelum dipanaskan


hijau larutan terdapat
endapan setelah di
+
panaskan memiliki
perbatasan citra
protein/NaOH

Telur Kasein Berbentuk berbatasan +

Ekrak daging Tidak terjadi perubahan


-
warna jingga

Susu Terjadi pembatasan jingga +

Kedelai Memiliki prubahan


batasan protein +
NaOH

4.7 Uji Millon


Asam Amino bebas
No Zat Uji Hasil Ninhidrin
(+/-)

Ektrak kacang Setelah dipanaskan


hijau terdapat endapan +
kuning

Kasein Berubah menjadi bening -

Ektrak daging Tidak terjadi perubahan


-
warna

Susu Berubah menjadi bening -

Kedelai Larutan tidak memiliki


-
perubahan

BAB V
PEMBAHASAN
Percobaan pertama yanng dilakukan adalah pada uji adanya unsur C,H,
dan O. Dalam pengujiaanya terdapat empat bahan yang harus di uji yaitu susu,
telur, kacang hijau, dan ekstrak daging. Pada pengujian dengan susu yang
dipanaskan hasil yang didapatkan yaitu adanya pengembunan pada gelas obyek
yang berarti terdapat Hidrogen dan Oksigen dan terjadi pula pengarangan yang
berarti adanya Karbon didalam kandungan susu tersebut, namun dalam pengujian
dengan susu tidak tidak tercium adanya rambut terbakar yang berarti tidak ada
kandungan Nitrogen didalamnya. Pengujiannya kedua yaitu dengan
menambahkan telur yang telah dimasukan kedalam gelas obyek yang dipanaskan,
hasil yang didapatkan pada percobaan tersebut yaitu terdapat pengembunan pada
gelas obyek yang berarti terdapat Hidrogen dan Oksigen namun tidak terjadi
pengarangan yang menandakan bahwa tidak adanya Karbon pada telur, tetapi saat
dipanaskan terdapat bau rambut kebakar yang berarti ada kandungan Nitrogen
didalamya. Pengujian yang ketiga yaitu dengan memanaskan kacang hijau
didalam gelasa obyek, hasil yang didapatkan yaitu adanya pengembunan pada
gelas obyek yang berarti terdapat Hidrogen dan Oksigen dan adanya pengarangan
yang berarti adanya Karbon didalam kandungan kacang hajau namun tidak
terdapat bau rambut bakar saat pemanasan berarrti tidak terdapat Nitrogen
didalamnya. Pengujian yang keempat yaitu dengan memanaskan ekstrak daging
yang sudah ada didalam gelas obyek, hasil yang didapatkan yaitu adanya
pengembunan pada gelas obyek yang berarti terdapat Hidrogen dan Oksigen dan
adanya pengarangan yang berarti adanya Karbon didalam kandungan ekstrak
daging namun tidak terdapat bau rambut bakar saat pemanasan berarrti tidak
terdapat Nitrogen didalamnya.
Percobaan kedua yang dilakukan adalah pada uji adanya atom N. Dalam
pengujiaanya terdapat empat bahan yang harus di uji yaitu susu, telur, kacang
hijau, dan ekstrak daging. Dari keempat bahan tersebut dilihat dua kali hasil
pengamatan yaitu pada bau amoniaknya dan perubahan kertas lakmus merahnya.
Pada keempat bahan tersebut yang telah ditambahkan 1 mL NaOH 10% lalu
dipanaskan terdapat bau amoniaknya yang berarti terdapat kandungan
Nitrogennya. Dan juga kertas lamus merahnya berubah menjadi biru yang berarti
terdapat kandungan Nitrogennya.
Percobaan ketiga yang dilakukan adalah pada uji adanya atom N. Dalam
pengujiaanya terdapat empat bahan yang harus di uji yaitu susu, telur, kacang
hijau, dan ekstrak daging yang ditambahkan dengan 1 mL NaOH 10% lalu
dipanaskan dan setelah itu ditambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%. Dari
keempat bahan tersebut dilihat dua kali hasil pengamatan yaitu pada PbS dan bau
belerangnya. Pada bahan susu, telur dan juga kacang hijau terdapat perubahan
warna menjadi hitam yang berarti PbS nya terbentuk sedangkan pada ekstrak
daging tidak terjadi perubahan menjadi hitam yang menandakan bahwa tidak
terbentuknya PbS. Dari keempat bahan tersebut terdapt bau belerang yaang
teroksidasi.

Percobaan keempat yaitu uji biuret. Dalam pengujiaanya terdapat empat


bahan yang harus di uji yaitu susu, telur, kacang hijau, dan ekstrak daging yang
ditambahkan dengan 1 mL NaOH 10% dan ditambah 3 tetes CuSO4 0,2% lalu
diaduk dengan baik. Hasil yang didapat pada susu dan telur yaitu reaksi positif
yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa
komplek antara Cu+2 dan N dari molekul ikatan peptida. Selanjutnya pada kacang
hijau yang terbentuk reaksi negatif yaitu menghasilkan warna coklat. Dan
pengujian yang keempat yaitu pada ekstrak daging terbentuk hasil reaksi positif
yang ditandai dengan terbentuknya warna sedikit keunguan dan terdapat sedikit
menggumpal karena terbentuk senyawa komplek antara Cu+2 dan N dari molekul
ikatan peptida. Pada uji biuret yang ada di literatur sama dengan hasil pengamatan
yang telah praktikan amati yaitu, Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan
munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari
reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang ikatan
peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna ungu, semakin
pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna
merah muda.

Percobaan kelima yaitu uji Ninhidrin. Dalam pengujiaanya terdapat empat


bahan yang harus di uji yaitu susu, telur, kacang hijau, dan ekstrak daging yang
ditambahkan dengan 5 tetes Ninhidrin. Diantara keempat bahan tersebut hanya
pada ekstrak daging yang bereaksi negatif. Dan juga dianatar keempat bahan
tersebut hanya kacang hiaju yang berubah warna menjadi coklat. Saat dicocokan
dengan literatur ternyata hasilnya sama yaitu, Reaksi ninhidrin dapat dipakai
untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan memanaskan campuran asam
amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu yang identitasnya dapat
ditentukan dengan cara spektrometri. Semua asam amino dan peptide yang
mengandung gugus α amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif.
Prolin dan hidroksiprolin yang gugus aminonya tersubtitusi, memberikan hasil
reaksi lain yang berwarna kuning (Yuwono, 2010).
Percobaan kelima yaitu uji Xantoprotein. Dalam pengujiaanya terdapat
empat bahan yang harus di uji yaitu susu, telur, kacang hijau, dan ekstrak daging
yang ditambahkan dengan 1 mL HNO3 pekat. Diantara keempat bahan tersebut
hanya kacang hiaju yang bereaksi positif. Pada susu dari putih berubah menjadi
kuning, pada telur dari kuning tetap kuning, kacang hijau dari kuning berubbah
menjadi jingga dan pada ekstrak daging dari kuning berubah menjadi putih. Saat
disamakan dengan literatur ternyata hasilnya sama yaitu, Larutan asam nitrat
pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur
terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.
Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul
protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan
triptofan.
Percobaan yang terakhir yaitu pada uji Millon. Dalam pengujiaanya
terdapat empat bahan yang harus di uji yaitu susu, telur, kacang hijau, dan ekstrak
daging yang ditambahkan dengan 1 mL pereaksi Millon lalu dipanaskan. Dari
keempat bahan tersebut menghasilkan reaksi positif dan berubah warna menjadi
merah semuanya. Susu yang tadinya putih putih menjadi merah, telur yang
tadinya benig menjad merah, kacang hijau yang tadinyanya coklat menjadi merah
dan juga ekstrak daging yang awalnya kuning menjadi merah juga. Saat
disamakan literatur ternyata hasilnyapun sama, Pereaksi Millon adalah larutan
merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-
fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna (Whitford, 2005).

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Unsur utama penyusun protein terdiri atas C, H dan O. Beberapa protein
juga mengandung unsur N dan S.
2. Molekul-molekul peptida dari protein dapat terlihat pada uji Biuret.
3. Uji Nihidrin membuktikan adanya asam amino yang terkandung di dalam
protein.
4. Uji Xantoprotein membuktikan adanya asam amin tirosin, triptofan atau
fenil alanin dalam protein.

6.2 Saran
Saat melakukan percobaa sebaikanya praktikan lebih memahami materi
yang dibahas, agar praktikum berjalan dengan lancar. Sebaiknya dalam
melakukan percobaan tentang titrasi asam basa harus di perhatikan sungguh-
sungguh saat koass menjelaskan tentang cara melakukan percobaan tersebut,
sehingga tidak terjadi kesalahan serta alat yang akan digunakan dalam
percobaan ini harus dikeringkan terlebih dahulu, sebab jika tidak maka akan
mempengaruhi konsentrasi dari suatu larutan.

DAFTAR PUSTAKA
Mandle, Ari Kumar., Pranita Jain., Shailendra K.S. 2012. Protein Structure
Prediction Using Support Vector Machine. International Journal on Soft
Computing ( IJSC ) Vol.3, No.1
Salazar, Andrew., Michael Keusgen., Jörg von Hagen. (2016). Amino Acids In
The Cultivation Of Mammalian Cells. Amino Acids Journal. 48:1161-
1171. DOI 10.1007
Whitford, David. 2010. Protein Structure and Function. England : John Willey
and Sons.
Yuwono, Tribowo. 2010. Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga

JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
Jawaban :
● Asam amino alfa adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
● Sedangkan Ikatan Peptida  merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom
karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan atom
nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul air
ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH,
dan menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapat
menyerap panjang gelombang 190-230 nm.
2. Jelaskan perbedaan antara polipeptida dan protein!
Jawaban :
● Polipeptida merupakan rangkaian asam amino. Polipeptida dibentuk
menjadi protein structural dan fungsional sel.
● Protein merupakan komponenen utama semua sel hidup yang berfungsi
sebagai pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim dan
lain-lain.
3. Apakah reaksi Ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino secara
kuantitatis?
Jawaban :
Ya dapat digunakan, apabila sampel tersebut mengandung asam α-amino bebas
yang akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna
biru.
4. Tulis klasifikasi asam amino beserta anggotanya!
Jawaban :
Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam
sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino
esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi
diperoleh dari luar misalnya melalui makanan( lisin, leusin, isoleusin, treonin,
metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin). Asam amino non esensial
adalah asam amino yang dapat disintesis didalam tubuh melalui perombakan
senyawa lain.

Klasifikasi asam amino dapat dilakukan berdasarkan rantai samping


(gugus –R) dan sifat kelarutannya didalam air. Berdasarkan kelarutan didalam air
dibagi atas asam amino hidrofobik dan hidrofilik (klasifikasi dapat dilihat pada
bagian struktur asam amino). Berdasarkan rantai sampingnya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
∙         Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) : Glisin, Alanin,
Valin, Leusin, Isoleusin.
∙         Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil (OH), (asam
amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin.
∙         Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam amino
polar) : Sistein dan metionin.
∙         Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau
amidanya(gugus R bermuatan negative) : Asam aspartat, Aspargin, Asam
glutamate, Glutamin.
∙         Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus R bermuatan
positif): Arginin, lisin, Histidin
∙         Yang mengandung cincin aromatic : Histidin, Fenilalanin, Tirosin,
Triptofan.
∙         Asam imino : Prolin.

Anda mungkin juga menyukai