PIDANA
INTERNASIONAL
Definisi
Hukum
Pidana
Internasional
§
Pembahasan
mengenai
definisi
dari
hukum
pidana
internasional
tidak
dapat
dilepaskan
dari
dua
disiplin
hukum
lainnya
yaitu
hukum
internasional
dan
hukum
pidana.
Pemahaman
kita
mengenai
dua
bidang
hukum
ini
akan
mempermudah
kita
memahami
pengertian
dari
hukum
pidana
internasional.
§
Definisi
dari
hukum
pidana
yaitu:
bagian
dari
keseluruhan
hukum
yang
berlaku
disuatu
negara
yang
berisi
dasar-‐dasar
dan
mengatur
ketentuan
tentang
perbuatan
yang
tidak
boleh
dilakukan.
Serta
disertai
dengan
ancaman
pidana
bagi
barang
siapa
yang
melakukan.
Juga
kapan
dan
dalam
hal
apa
kepada
mereka
yang
telah
melanggar
larangan
itu
dapat
dikenakan
sanksi
pidana
dan
dengan
cara
bagaimana
pengenaan
pidana
itu
dapat
dilaksanakan.
§
Definisi
hukum
internasional
banyak
dikemukakan
oleh
para
ahli
hukum
pidana
internasional,
diantara
definisi
sebagaimana
yang
diungkapkan
oleh
starke,
yang
mengatakan
bahwa
hukum
internasional
(publik)
adalah
keseluruhan
hukum
yang
terdiri
dari
prinsip-‐prinsip
dan
kaidah-‐kaidah
yang
mengikat
negara-‐
negara
untuk
mentaatinya
dalam
hubungan
antar
negara-‐
negara
itu
sendiri.
§
Berdasarkan
pengertian
dari
hukum
pidana
dan
hukum
internasional
tersebut
kita
dapat
mendefinisikan
hukum
pidana
internasional
sebagai
berikut.....
§
Hukum
Pidana
Internasional
adalah
seperangkat
aturan
menyangkut
kejahatan-‐kejahatan
internasional
yang
penegakannya
dilakukan
oleh
negara
atas
dasar
kerja
sama
internasional
atau
oleh
masyarakat
internasional
melalui
suatu
lembaga
internasional,
baik
yang
bersifat
permanen
maupun
yang
bersifat
ad-‐hoc.
Sejarah
Perkembangan
Hukum
Pidana
Internasional
§
Adanya
hukum
pidana
internasional
tidak
dapat
dilepaskan
dari
eksistensi
kejahatan
internasional
itu
sendiri.
Bajak
Laut
dan
kejahatan
perang
adalah
kejahatan
internasional
yang
tertua
di
dunia.
§
Peter
Von
Hagenbach
adalah
orang
pertama
yang
mengalami
tuntutan
internasional
perihal
kejahatan
perang
di
Breisach,
Jerman
pada
tahun
1474.
Hagenbach
diadili
di
Austria
oleh
28
Hakim
dan
dinyatakan
bersalah
atas
pembunuhan,
pemerkosaan,
sumpah
palsu
dan
kejahatan
lain
yang
melawan
hukum
tuhan
dan
manusia
pada
saat
ia
melakukan
pendudukan
militer.
Dalam
persidangan
internasional
tersebut
kesatriaan
Hagenbach
dilucuti
dan
ia
dijatuhi
hukuman
mati.
§
Bajak
Laut
sendiri
dianggap
sebagai
kejahatan
internasional
karena
kejahatan
tersebut
merusak
hubungan
antar
bangsa.
Menurut
Schwarzenberger
perkembangan
mengenai
hukum
pidana
internasional
antara
lain
ditandai
dengan
perjanjian
mengenai
bajak
laut
antara
Inggris
dan
Amerika
yang
dikenal
dengan
Jay
Treaty
pada
tanggal
19
November
1974
dan
perjanjian
Nyon
atau
Nyon
Agreement
1937.
§
Kejahatan
Internasional
lainnya
yang
juga
turut
mempengaruhi
perkembangan
hukum
pidana
internasional
adalah
kejahatan
genosida
dan
kejahatan
terhadap
kemanusiaan.
Upaya
penuntutan
terhadap
kejahatan
genosida
telah
dimulai
pada
tahun
1918.
saat
itu
dalam
pertemuan
Imperial
War
Cabinet,
20
November
1918,
Lord
Curzon
dari
Inggris
menekankan
upaya
penuntutan
terhadap
para
pemimpin
Jerman
dan
Turki
yang
melakukan
pembersihan
terhadap
etnis
minoritas
Armenia
di
Turki.
§
Perbuatan
lainnya
yang
dianggap
sebagai
genosida
pada
abad
ke
20
antara
lain
pembantaian
70-‐80
ribu
suku
Bantu
pada
tahun
1904
oleh
tentara
Jerman
di
Herero,
barat
daya
Afrika
(Namibia).
§
Genosida
lainnya
antara
lain
adalah
pembantaian
suku
Kurdi
Turki
di
Distrik
Dersim
1937-‐1938.
Pembantaian
Yahudi
oleh
Nazi
Jerman
selama
perang
dunia
ke
2.
Pembantaian
suku
Hutu
oleh
Suku
Tutsi
di
Burundi
1972.
Pemusnahan
oleh
Khmer
Merah
di
Kamboja
dan
Kampanye
Anfal
untuk
melawan
Suku
Kurdi
Irak
1988.
§
Perkembangan
hukum
pidana
internasional
selanjutnya
banyak
berasal
dari
perjanjian-‐perjanjian
internasional
.
Kejahatan
yang
berasal
dari
perjanjian-‐
perjanjian
internasional
biasa
disebut
sebagai
treaty
crime
atau
kejahatan
hukum
internasional.
§
Tonggak
sejarah
yang
paling
penting
dalam
perkembangan
hukum
pidana
internasional
adalah
dibentuknya
Nuremberg
Trial
yang
didasarkan
pada
London
Charter
untuk
mengadili
para
penjahat
perang
NAZI
Jerman
selama
PD
II
berlangsung.
Serta
Tokyo
Trial
untuk
mengadili
para
pemimpin
pemerintahan
dan
militer
Jepang
atas
segala
kejahatan
selama
perang
dunia
ke
dua.
§
Bertumpu
pada
Nuremberg
Trial
dan
Tokyo
Trial,
eksistensi
dari
hukum
pidana
internasional
semakin
diakui
oleh
masyarakat
internasional
dan
hal
ini
secara
jelas
terlihat
dengan
pembentukan
International
Criminal
Tribunal
for
the
Former
Yugoslavia
(ICTY)
dan
International
Criminal
Tribunal
for
Rwanda
(ICTR).
§
Keberadaan
dari
hukum
pidana
internasional
semakin
sempurna
dengan
ditandatanganinya
statuta
Roma
Untuk
membentuk
Mahkamah
Pidana
Internasional
yang
mencapai
tahap
penentuan
di
hadapan
konferensi
Diplomatik
PBB
di
Roma
Italia,
sejak
15
Juni
sampai
dengan
17
Juli
1998.
Dengan
hasil
penghitungan
suara
dimana
terdapat
120
suara
yang
mendukung,
7
Suara
yang
menentang
dan
21
suara
abstain,
para
peserta
menyetujui
statuta
yang
akan
membentuk
sebuah
pengadilan
terhadap
tindak
kejahatan
paling
serius
yang
menjadi
perhatian
internasional,
yakni
Agresi,
genosida,
kejahatan
terhadap
kemanusiaan
dan
kejahatan
perang.
Sumber
,
Asas
dan
Karakteristik
dari
HPI
§
Sebenarnya
Sumber
dari
Hukum
Internasional
juga
berlaku
bagi
sumber
Hukum
Pidana
Internasional,
ada
4
Sumber
dari
Hukum
Pidana
Internasional
sebagaimana
dimaksud
dari
statuta
Mahkamah
Internasional,
yaitu:
1.
“International
Conventions,
whether
general
or
particular,
establishing
rules
expressly
recognized
by
the
contesting
states”
2.
International
custom,
as
evidence
of
a
general
practice
accepted
as
law”
3.
“The
General
principle
of
law
recognized
by
civilized
nations
“
4.
“Subject
to
provisions
of
article
59,
judicial
decisions
and
the
teaching
of
the
most
higly
qualified
publicist
of
the
various
nations
as
subsidary
means
for
the
determination
of
rules
of
law”.
Asas
Hukum
Pidana
Internasional
yang
bersumber
dari
hukum
internasional
§
Secara
garis
besar
asas
hukum
pidana
internasional
yang
bersumber
dari
hukum
internasional
dibedakan
ke
dalam
asas
umum
dan
asas
khusus.
§
Berikut
ini
adalah
pembagian
dari
asas
umum:
1.
Pacta
Sunt
Servanda
(mengandung
arti
bahwa
perjanjian
yang
dibuat
mengikat
para
pihak
ibarat
undang-‐undang).
2.
Good
faith
(Inggris)
atau
Goede
trouw
(Belanda)/
I’tikad
baik
(mengandung
makna
bahwa
semua
kewajiban
yang
diembani
oleh
hukum
internasional
harus
dilakukan
dengan
sebaik-‐
baiknya).
3.
Civitas
Maxima
(mengandung
arti
bahwa
ada
sistem
hukum
universal
yang
dianut
semua
bangsa
didunia
dan
harus
dihormati
serta
dilaksanakan).
§
Selanjutnya
adalah
pembagian
berdasarkan
asas
khusus:
1.
Aut
dedere
aut
punere
(dikemukakan
oleh
Hugo
de
Groot
yang
berarti
bahwa
pelaku
kejahatan
internasional
diadili
menurut
hukum
ditempat
ia
melakukan
kejahatan)
2.
Aut
dedere
aut
judicare
(dikemukakan
oleh
Cherif
Bassiouni
yang
bermakna
bahwa
setiap
negara
berkewajiban
menuntut
dan
mengadili
pelaku
kejahatan
internasional
serta
berkewajiban
melakukan
kerja
sama
dengan
negara
lain
dalam
rangka
menahan,
menuntut
dan
mengadili
pelaku
kejahatan
internasional).
3.
Asas
par
in
parem
in
hebet
imperium
(yang
bermakna
bahwa
kepala
negara
tidak
dapat
dihukum
dengan
menggunakan
hukum
negara
lain.
Ini
merupakan
hak
imunitas
atau
kekebalan
dari
seorang
kepala
negara
asing
dalam
hubungan
internasional,
namum
asas
ini
dikecualikan
dari
kejahatan-‐kejahatan
serius
terhadap
masyarakat
internasional
seperti
genosida,
kejahatan
perang
dan
kejahatan
terhadap
kemanusiaan).
Asas
Hukum
Pidana
Internasional
yang
berasal
dari
hukum
nasional
1.
Asas
Legalitas
asas
ini
pertama
kali
dituangkan
dalam
konstitusi
Amerika
tahun
1776
yang
berbunyi
“tidak
ada
yang
dapat
dipidana
berdasarkan
hukum
yang
telah
ditetapkan
dan
diundangkan
sebelum
delik
tersebut
diterapkan
secara
legal”.
Asas
ini
kemudian
tercantum
dalam
KUHP
berbagai
negara.
2.
Asas
Teritorial
asas
ini
bermakna
bahwa
perundangan-‐undangan
hukum
pidana
suatu
negara
berlaku
bagi
semua
orang
yang
melakukan
perbuatan
pidana
dinegara
tersebut
baik
oleh
warga
negara
itu
sendiri
maupun
warga
negara
asing...
3.
Asas
Ne
Bis
in
Idem
merupakan
asas
yang
menyatakan
bahwa
seseorang
tidak
dapat
dituntut
lebih
dari
satu
kali
didepan
pengadilan
atas
perkara
yang
sama.
Namun
asas
ini
memiliki
pengecualian
bagi
kejahatan
yang
berkenaan
dengan
kejahatan
kemanusiaan,
genosida
dan
kejahatan
perang....
Karakteristik
Hukum
Pidana
Internasional
§
Dalam
memahami
karakteristik
hukum
pidana
internasional,
kita
dapat
menggunakan
pendapat
dari
Bruce
Broomhall
yang
mengemukakan
lima
karakteristik
dari
hukum
pidana
internasional:
1.
Pertanggungjawaban
individu
2.
Pertanggungjawaban
pidana
itu
tidak
tergantung
dari
jabatan
yang
melekat
pada
seseorang.
3.
Pertanggungjawaban
individual
tersebut
tidak
tergantung
apakah
undang-‐
undang
nasional
mengecualikan
dari
pertanggungjawaban
tersebut.
4.
Pertanggungjawaban
dimaksud
mengandung
konsekuensi
penegakan
hukum
melalui
mahkamah
pidana
internasional
atau
melalui
pengadilan
nasional
yang
dilaksanakan
pada
Prinsip
universal
5.
Terdapat
hubungan
erat
secara
historis,
praktik
dan
doktrin
antara
hal-‐hal
yang
dilarang
dari
undang-‐undang
dan
landasan
hukum
internasional
pasca-‐
perang
dunia
kedua.
Beberapa
Jenis
Kejahatan
Internasional
§
Berdasarkan
internasionalisasi
kejahatan
dan
karakterisik
kejahatan
internasional,
dalam
konteks
hukum
pidana
internasional
kejahatan
internasional
memiliki
hirarki
atau
tingkatan,
sampai
tahun
2003
berdasarkan
281
konvensi
internasional
sejak
tahun
1812,
ada
28
kejahatan
internasional,
diantaranya
adalah:
1.
Genosida
2.
Kejahatan
terhadap
kemanusiaan
3.
Kejahatan
perang
4.
Bajak
Laut
5.
Pendanaan
terorisme,
dan
lain-‐lain.....