Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTIKUM PERBEKALAN STERIL

KELOMPOK : 5 A2 SHIFT :

SOAL : PEMBUATAN SEDIAAN INJEKSI VOLUME KECIL GENTAMISIN

I. Preformulasi Zat Aktif

Nama Zat Aktif Gentmisina Sulfat (Gentamycini Sulfas)(Depkes RI,


Edisi III, 1979, hlm 266-267).
Pemerian Serbuk; putih sampai kuning gading(Depkes RI, Edisi
III, 1979, 266-267).
Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut dalam etanol
(95%) P, dalam kloroform P dan dalam eter P(Depkes
RI, Edisi III, 1979, hlm 266-267).
Titik Leleh -
Inkompatibilitas Gentamisin tidak cocok dengan golongan Penisilin dan
Cephalosporin, Furosemid, Heparin, Sodium Bikarbonat
(pH asam dari larutan gentamisin dapat melepaskan
karbondioksida) dan beberapa larutan untuk sediaan
parenteral yang dapat menambah gizi. Gentamisin dan
aminoglikosida yang lainnya seharusnya tidak
dicampurkan degan obat lainnya dalam bentuk larutan
infus (Sweetman, Sean C., 2009, hlm 282)
Stabitas
 Panas Tahan terhadap pemanasan dan dapat disterilisasi dengan
autoklaf namun warnanya akan berubah menjadi
coklat(Depkes RI, Edisi V, 2014, hlm 491-493)
 Hidrolisis/oksidasi -
 Cahaya -
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Asam(Depkes RI, Edisi V,
2014, hlm 491-493)
Bentuk sediaan(lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Injeksi Volume Kecil (Depkes
RI, Edisi II, 1978, hlm 136)
Cara Sterilisasi Sediaan : Sterilisasi basah dengan autoklaf(Depkes RI, Edisi V, 2014,
hlm 491-493)
Kemasan : Vial(Depkes RI, Edisi V, 2014, hlm 491-493)
II. Perhitungan Tonisitas/Osmilaritas dan Dapar
a. Tonisitas
Metode :
Perhitungan :

Bahan Jumlah % E Tonisitas


Gentamisin 40 mg/10 ml 0,4 0,11 0,044
NaH2Citrate 59 mg/10 ml 0,59 0,272 1,604
Na2HCitrate 11 mg/ 10 ml 0,11 0,309 0,339
Aqua pro Injeksi Add 10 ml - -
NaCl yang butuhkan :

0,9 – ( 0,044 +1,604+0,339)

0,9 – 1,987 = -1,087 (Sediaan Hipertonis)

b. Osmolaritas
Perhitungan :
Osmolaritas ideal injeksi Gentamisin Sulfat 0,4%
0,4% Gentamisin Sulfat = 0,4 gr/100 ml = 4 gr/L
BM Gentamisin Sulfat = 575,67 ; n = 2
4
mos M/L = x 2 x 1000
573,59
= 13,94
Osmolaritas ideal injeksi Gentamisin Sufat 0,4% adalah 6,948 miliosmol/L.
Kesimpulan :
Sediaan bersifat hipo-iso-Hipertonis : Hipertonis
Perhatian yang harus dicantumkan dalam informasi obat : Kerena sediaan Hipertonis
maka akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri dapat diatasi dengan :
- Pemberian injeksi secara perlahan
- Pemberian injeksi disertai dengan anastesi lokal

c. Dapar

Jenis Dapar/Kombinasi Na2Hcitrate dan NaH2Citrate


Target pH 4 karena termasuk dalam rentang pH Gentamisin yaitu
antara 3 -5.5(Depkes RI, Edisi V, 2014, hlm 491-493)
Kapasitas Dapar 0,01
Perhitungan :
Dapar yaang digunakan : NaH2Citrate dan sebagai asam dan Na2Hcitrate sebagai
garam
Dengan pKa Asam Sitrat : 4.76
pKa = 4,76  Ka = Antilog(-pKa) = 1,734 x 10-5
pH  H+ = antilog (-pH) = 1 x 10-4
[Garam]
pH = pKa + log
[ Asam]
[Garam]
4 = 4,76 + log
[ Asam]
[Garam]
-0,76 = log
[ Asam]
0,173 [Garam]
=  Garam = 0,173[Asam]
1 [ Asam]

β= 2,303 x C x Ka ¿¿
1,734 x 10−5[1 x 10−4]
0,01 = 2,303 x C x
(1,734 x 10−5[1 x 10−4 ]) 2
C = 0,034 M
Perbandingan [Garam]
M Garam = xC
Perbandingan Total
0,173
= x 0,034
1,173
= 5,014 x 10-3 M
Perbandingan [ Asam]
M = xC
Perbandingan Total
1
= x 0,034
1,173
= 0,028 M

Gr Garam 1000
M garam = x
Mr Garam V
Gr Garam 1000
5,014 x 10-3 = x
236 10
5,014 x 10−3 x 326
Gr Garam = =11 mg
100
Gr Asam 1000
M Asam = x
Mr Asam V
Gr Garam 1000
0,028 = x
214 10
0,028 x 214
Gr Asam = =59 mg
100

III. Pendekatan Formula(Fornas Edisi II, 1978 hlm:136)

No Bahan Jumlah Fungsi/Alasan penambahan Bahan


(%)
1 Gentamycium 0,4% Sebagai zat aktif yang berperan sebagai
antibiotik yang dihasilkan oleh
Micromonospora purpurea. (Depkes, Edisi III,
1979).
2. NaH2Citrate 0,59 Sebagai pendapar karena dapat menjaga pH
sediaan selama sediaan dalam masa
penyimpanan hingga sediaan siap digunakan
(mengatur kestabilan pH)( Rowe, Raymond
C.,Sheskey, P. J., Quinn, M. E., 2009)
3. NaH2Citrate 0,11 Sebagai pendapar karena dapat menjaga pH
sediaan selama sediaan dalam masa
penyimpanan hingga sediaan siap digunakan
(mengatur kestabilan pH)( Rowe, Raymond
C.,Sheskey, P. J., Quinn, M. E., 2009)
4. Aqua pro - Sebagai pelarut
Injectione

IV. Preformulasi Eksipien

1 Nama Aqua pro injeksi (Depkes RI, Edisi III, 1979)


Pemerian Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan Larut dengan semua jenis larutan
Titik Didih 100˚C
Penyimpanan Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan Zat pelarut
2 Nama NaH2Citrate(Rowe, Raymond C., et al, 2009,
Hlm 181)
Pemerian Serbuk tidak berwarna , atau kristal bening atau
kristal putih, tidak berbau dan berasa asam yang
kuat
Kelarutan Larut ( 1 bagian dalam 1.5 bagian) etanol 95 %,
mudah larut dalam air, dan larut dalam eter
Titik Leleh -
Inkompatibilitas Kalium tartrat, alkali carbonat / bicarbonate, sulfide
dan asetat
Stabilitas
 Panas Akan kehilangan air dengan pemanasan 40°C.
 Hidrolisis/oksidasi -
 Cahaya -
3 Nama Na2Hcitrate (Rowe, Raymond C., et al, 2009,
.
Hlm 656).
Pemerian Serbuk tidak berwarna , atau kristal bening atau
kristal putih, tidak berbau dan berasa asam yang
kuat
Kelarutan Larut ( 1 bagian dalam 1.5 bagian) etanol 95 %,
mudah larut dalam air, dan larut dalam eter
Titik Leleh -
Inkompatibilitas Kalium tartrat, alkali carbonat / bicarbonate, sulfide
dan asetat
Stabilitas
 Panas Akan kehilangan air dengan pemanasan 40°C.
 pH -
 Hidrolisis/oksidasi -
 Cahaya

V. Persiapan Alat/Wadah/Bahan
a. Alat

No Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi (Lengkap)


1 Batang pengaduk 1 Sterilisasi basah
2 Corong 1 Sterilisasi basah
3 Kertas Saring 1 Sterilisasi basah
4 Pinset 1 Sterilisasi kering dan Sterilisasi langsung (di
Bunsen)
5 Spatel 1 Sterilisasi kering dan Sterilisasi langsung (di
Bunsen)
6 Pipet Volume 1 Sterilisasi basah dan Sterilisasi kimia(di rendam
dalam alkohol 70% selama 24 jam)
7 Pipet tetes 1 Sterilisasi kering
Keterangan :
Sterilisasi basah = Sterilisasi mengunakan autoclave pada suhu 121 °C 2 atm
selama 15-30 menit
Sterilisasi kering = Sterilisasi mengunakan panas kering / oven pada suhu 160°C
– 180 °C selama 1-2 jam

b. Wadah

No Nama Wadah Jumlah Cara Sterilisasi (Lengkap)


1 Beaker glass 1 Sterilisasi basah
2 Gelas ukur 1 Sterilisasi basah
3 Erlenmeyer 3 Sterilisasi basah
4 Vial 1 Sterilisasi basah
Keterangan :
Sterilisasi basah = Sterilisasi mengunakan autoclave pada suhu 121 °C 2 atm
selama 15-30 menit
Sterilisasi kering = Sterilisasi mengunakan panas kering / oven pada suhu 160°C
– 180 °C selama 1-2 jam

c. Bahan (hanya untuk cara aseptik)

No Nama Bahan Jumlah Cara Sterilisasi (Lengkap)


- - -

VI. Penimbangan Bahan


Jumlah sediaan yang dibuat:

No Nama Bahan Jumlah yang ditimbang


1 Gentamisin 40 mg
Dilebihkan 5%
40 mg/ml x 10 ml = 400 mg
0,05 x 400 mg = 20 mg
Maka: 0,42 gr
5 NaH2Citrate 59 mg
Dilebihkan 5%
Jadi, 59 + (5% x 59) = 61,95 mg
6 Natrium Posfat 11 mg
Jumlah yang dilebihkan 5%,
jadi = 11 + (5% x 11) = 11,55 mg
8 Aqua pro Injeksi Add 10 ml + (0,05 x 10 ) = 10,5 ml

VII. Prosedur Pembuatan

Ruang Prosedur

Grey Area - Permukaan meja dilap dengan Alkohol 70 % sebelum


(Sterilisasi sterilisasi ruangan.
Alat) - Sterilisasi ruangan dengan lampu UV selama 12 jam
- Ditara vial dan lakukan sterilisasi dengan autoklaf

Grey Area Alat – alat yang hendak digunakan harus disterilisasi terlebih
(Ruang dahulu.
Penimbangan) Bahan bahan ditimbang diatas gelas arloji dalam timbangan
analitik.

White Area Proses pencampuran sebagai berikut :


Grade C - Buat larutan dapar : Campurkan NaH2Citrate dan
Na2Hcitrate dengan air steril untuk injeksi secukupnya ad
terlarut dalam erlenmyer ….. Campuran I
- Siapkan air steril yang dipanaskan
- Tambahakan gentamisin sulfate, kedalam gelas beaker dan
tambahkan air steril yang telah dipanaskan goyangkan
sampai terlarut sempurna
- Ukur pH dengan pH meter ,
- Tambahkan larutan dapar (campuran I ), goyangkan sampai
terlarut sempurna.
- Masukan larutan dalam vial yang telah ditara dan
disterilisasi
- Sterilisasi autoklaf

VIII. Evaluasi Sediaan

No Jenis Evalausi Prinsip Evaluasi Jumlah Hasil Pengamatan Syarat


Sampel
1 Volume Sediaan dipindahkan 2 Vawal = 10 ml Rata - rata tidak
Terpindahkan dari ampul ke dalam V1 = 10 mL (100%) kurang dari 100%
(Depkes RI gelas ukur dan V2 = 9,9 ml (99%) dan atau tidak satu
Edisi IV, 1995, dilakukan pengamatan V rata” = 99,5 % < pun kurang dari
hlm 1089) volume yang 100 % Namun tidak 95%.
terpindahkan. satupun kurang dari
95%
2 Uji Partikulat
Memerlukan sistem 1 Tidak ada pertikulat Jumlah
(Depkes RI,IV, elektronik penghitung partikel/mL: >50
1995, hlm 982 - partikel pengotor cairan m : negative > 25
985) yang dilengkapi dengan m: <1000>10
alat untuk memasukkan m: <10000
contoh yang sesuai.
3 Uji Kejernihan Wadah sediaan akhir 1 Jernih Tidak ditemukan
Larutan (Depkes disinari dari samping adanya serat atau
RI, Edisi IV, dengan latar belakang pengotor
1995, hlm 998) warna hitam untuk
melihat partikel
berwarna putih dan
latar belakang putih
untuk melihat partikel
berwarna.
4 Uji pH sediaan Dengan pH meter. 1 5 pH 3-5,5
(Depkes RI,
Edisi IV,1995,
hlm 1039

5 Uji Sterilitas Sediaan diinokulasi 1 Tidak dilakukan Steril, tidak ada


(Depkes RI, pada medium agar dan pertumbuhan
Edisi IV,1995, diamati pertumbuhan mikroba
hlm 855 - 863) mikroba setelah
inkubasi beberapa hari.

Kesimpulan :
Sediaan memenuhi persyaratan
IX. Pembahasan

Injeksi merupakan cara pemberian suatu obat dengan sediaan larutan, emulsi atau
suspense dalam volume besar dan volume kecil yang diberikan melalui intra vena, intra
muscular, dll. Injeksi dalam volume kecil seperti ampul, vial dan cairan infus dalam kantung.
Ampul merupakan sediaan steril dalam dosis tunggal dalam wadah kaca yang dipatahkan
ketika akan digunakan. Vial selain dalam bentuk larutan juga dalam bentuk suspensi, dan
larutan terkonstitusi. Cairan infus model kantung yaitu larutan steril yang digunakan untuk
injeksi siap pakai dengan volume maksimal 100 ml.

Gentamicin sulfat adalah obat umumnya digunakan untuk mencegah atau mengobati
berbagai infeksi bakteri. Gentamicin sulfat termasuk golongan antibiotik aminoglikosida.
Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat antibiotik ini juga dikenal
sebagai obat antimikroba. Gentamicin sulfat adalah obat yang bekerja  untuk melawan infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, baik pada manusia maupun pada hewan. Antibiotik bekerja
dengan membunuh bakteri atau membuat bakteri sulit untuk tumbuh dan berkembang biak.
Meskipun ampuh mengatasi infeksi akibat bakteri, tapi antibiotik tidak bisa dipakai untuk
mengobati infeksi virus.

Langkah kerja dalam proses pembuatan sediaan injeksi volume kecil gentamicin
sulfat yang pertama kali dilakukan yaitu dengan sterilisasi alat dan penimbangan bahan. Alat
yang disterilisasi dengan autoklaf yaitu erlenmeyer, gelas beaker, gelas ukur, dan vial yang
telah ditara sebelumnya. Alat yang disterilisasi dengan oven yaitu batang pengaduk, pipet
tetes, corong dan gelas arloji. Alat yang disterilisasi dengan alkohol yaitu tutup vial dan karet
pipet tetes. Proses sterilisasi alat dan penimbangan bahan dilakukan di grey area. Langkah
selanjutnya dilakukan penimbangan bahan, bahan yang ditimbang dilebihkan 5% untuk
mencegah kehilangan bobot. Bahan yang digunakan yaitu Gentamicin sulfate sebagai zat
aktif, menggunakan dapar sitrat yaitu NaH2sitrat sebagai asam dan Na2Hsitrat sebagai garam
dan penggunaan Aquadest sebagai pelarut. Langkah kerja selanjutnya yaitu pembuatan
larutan dapar dengan cara melarutkan NaH2sitrat dan Na2Hsitrat sesuai penimbangan.
Masukan gentamisin sulfat dalam gelas beaker dan larutkan dengan aquadest hingga larut
sempurna. Cek pH sediaan menggunakan pH universal, pH sediaan 5 sesuai dengan target pH
sediaan yaitu 5. Maka selanjutnya tambahkan larutan dapar yang telah dibuat untuk
mempertahankan pH sediaan. Tambahkan larutan pendapar sebanyak ± 5 tetes. Langkah
selanjunya saring sediaan menggunakan kertas saring. Tujuan penyaringan ini adalah untuk
menghilangkan partikulat. Selanjutnya masukan larutan dalam vial yang telah ditara dan
disterilisasi. Tambahkan aquadest hingga tepat tanda batas pada vial yang telah ditara
(10mL). Langkah selanjutnya yaitu sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121˚C selama
15 menit. Alasan dari dilakukannya sterilisasi akhir dengan autoklaf yaitu karena untuk
menghilangkan, mencegah dan membunuh mikroba yang mungkin ada pada sediaan, dan
karena sediaan injeksi volume kecil gentamisin sulfat ini tanpa pengawet sehingga untuk
mempertahankan kestabilan sediaan serta karena gentamisin tahan terhadap pemanasan
sehingga memungkinkan untuk disterilisasi dengan autoklaf.

Sediaan injeksi volume kecil gentamisin sulfat ini bersifat hipertonis, sehingga dalam
proses pembuatannya tidak ditambahkan NaCl. Maka dalam proses penginjeksiannya akan
menyebabkan rasa nyeri, namun rasa nyeri ini dapat diatasi dengan cara penginjeksian secara
perlahan dan dapat ditambahkan anastesi lokal untuk menghilangkan rasa nyeri. Setelah
proses pembuatan sediaan maka dilakukan evaluasi terhadap sediaan. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat memenuhi persyaratan atau tidak. Syarat dari
sediaan injeksi volume kecil yaitu sediaan steril, bebas pirogen dan endotoksin, bebas dari
bahan partikulat, jernih, isotonis dan isohidris. Evaluasi yang dilakukan pada sediaan yaitu
Uji pH, uji partikulat, uji kejernihan, dan uji volume terpindahkan. Uji pH yang dilakukan
menggunakan pH universal. Alasan dilakukannya uji pH yaitu untuk mengetahui pH sediaan
yang akan memperngaruhi kestabilan dari sediaan. Jika sediaan tidak stabil (pH sediaan
diluar rentang pH zat aktif) maka akan menyebabkan perubahan zat aktif ataupun dapat
menyebabkan pertumbuhan mikroba. Misalnya pH sediaan awal 5 namun karena suatu hal
tertentu menyebabkan pH berubah menjadi 8, dan kebanyakan mikroba dapat tumbuh pada
pH basa, maka hal tersebut akan mempengaruhi kestabilan sediaan. Hasil dari uji pH
didapatkan sediaan mempunyai pH 5 yang telah sesuai dengan target pH yaitu 5. Cara untuk
mempertahankan pH sediaan selama penyipanan dapat dilakukan dengan penambahan dapar.
Dapar yang digunakan yaitu dpaat sitrat kerena pH dapar sitrat (pH 2,6 - 6) berada pada
rentang pH stabilitas gentamicin sulfat (pH 3 – 5,5).

Evaluasi selanjutnya yaitu uji pertikulat. Uji partikulat dilakukan untuk mencegah
adanya partikulat pada sediaan injeksi. Alasannya karena syarat sediaan injeksi harus bebas
dari bahan partikulat karena jika terdapat bahan partikulat akan berbahaya bagi tubuh pasien
karena merupakan sediaan injeksi yang langsung diinjeksikan secara intravena. Uji partikulat
yang dilakukan hanya dengan mengamati secara kasat mata apakah ada tidaknya partikulat.
Uji ini tidak menggunakan sistem elektronik penghitung partikel sehingga hasil nya kurang
akurat. Namun dari hasil pengamatan menunjukan tidak adanya partikulat. Evaluasi
selanjutna yang dilakukan yaitu uji kejernihan. Uji kejernihan dilakukan dengan wadah
sediaan akhir disinari dari samping dengan latar belakang warna hitam untuk melihat partikel
berwarna putih dan latar belakang putih untuk melihat partikel berwarna. Hasil menunjukan
bahwa sediaan jernih karena tidak terdapat pertikel saat dilakukan uji. Maka dari evaluasi
yang telah dilakukan sediaan injeksi volume kecil gentamisin sulfat ini memenuhi
persyaratan dari sediaan injeksi.

X. Daftar Pustaka

Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm: 266-267,

Depkes RI., 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm:855-863, 982-985,998,1039,1089.

Depkes RI., 2014. Farmakope Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm: 491-493,

Depkes RI., 1978. Formularium Nasional. Edisi Kedua. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm 136, 203.

Krzek, J., Woltyn’ska, H., Hubicka, U., 2009. Determination of Gentamicin Sulphate in
injection Solutions by Derivative Spectrophotometry. Taylor and Francis, 1(42), 473-482.

Sweetman, Sean C., 2009. Martindale : The Complate Drug Reference. 3-6nd Edition.
London: Pharmaceutical Press. Hlm: 282.

Rowe, Raymond C.,Sheskey, P. J., Quinn, M. E., 2009. Handbook of Pharmaceutical


Excipients. 6nd Edition. London: Pharmaceutical Press. Hlm: 181, 255, 284, 656

Anda mungkin juga menyukai