Anda di halaman 1dari 8

SIMULASI PENDETEKSI SINYAL HANDPHONE UNTUK

MEMPERTEGAS ATURAN YANG BERLAKU PADA KABIN


PESAWAT MENGGUNAKAN ISIS PROTEUS 7.9 SP1

Singgih Laksana Maulana Fajar Nurhadi Masayu Sylvi Ersamaulia


Taruna Jurusan D IV Teknik Taruna Jurusan D IV Teknik Taruna Jurusan D IV Manajemen
Keselamatan Otomotif, Keselamatan Otomotif, Keselamatan Transportasi Jalan,
Politeknik Keselamatan Politeknik Keselamatan Politeknik Keselamatan
Transportasi Jalan, Transportasi Jalan, Transportasi Jalan,
Jln. Perintis Kemerdekaan, No.17 Jln. Perintis Kemerdekaan No.17 Jln. Perintis Kemerdekaan No.17
Tegal,52125 Tegal,52125 Tegal,52125
Telp. 085702045011 Telp. 085226168798 Telp. 082313547414
E-mail: E-mail: E-mail:
singgihlaksana@gmail.com maulana_fajarn@yahoo.com Masayu_sylvi@yahoo.co.id

Abstract
The aircraft is a type of transport designed for speed, comfort, and safety are high. The aircraft also has rules
that must be obeyed by passengers among which ban the use of mobile phones on aircraft cabin which has
been set at Law No. 1 Year 2009 on Flight Section 54 letter f, but these rules are ignored by the passenger.
To help passengers to comply with the ban on the use of mobile phones in the plane then made a simulation
working when passengers use mobile phones then a warning light symbol ban the use of mobile phones will
be lit and the symbol of the prohibition of the use of mobile phones will die if the passengers turn off the
phone or turn it into a mode water plane flight mode / flight mode.

Keywords: aircraft, mobile phones, mobile phone signal frequency detector, isis proteus 7.9 sp1

Abstrak
Pesawat adalah jenis transportasi yang dirancang untuk kecepatan, kenyamanan, dan keselamatan yang
tinggi. Pesawat juga memiliki aturan yang harus di patuhi oleh penumpang diantaranya yaitu larangan
penggunaan handphone pada kabin pesawat yang telah di atur pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009
Tentang Penerbangan Pasal 54 huruf f namun aturan tersebut diabaikan oleh penumpang. Untuk membantu
penumpang agar mematuhi peraturan larangan penggunaan handphone di dalam pesawat maka dibuatlah
simulasi yang bekerja ketika penumpang menggunakan handphone maka lampu peringatan simbol larangan
penggunaan handphone akan menyala dan simbol larangan penggunaan handphone akan mati apabila
penumpang menonaktifkan handphone atau merubahnya ke dalam mode penerbangan air plane mode/flight
mode.

Kata-kata kunci: pesawat, handphone, detektor frekuensi sinyal handphone, isis proteus 7.9 sp1

PENDAHULUAN
Pesawat adalah jenis transportasi yang dirancang untuk kecepatan, kenyamanan,
dan keselamatan yang tinggi. Oleh karena itu dalam pengoperasiannya sangat ketat dan
dengan syarat prosedur keselamatan yang tinggi pula. Salah satu prosedur yang
diberlakukan dalam sebuah penerbangan dengan pesawat terbang komersial adalah
membebaskan pesawat terbang dari pengaruh pancaran gelombang radio/gelombang
elektromagnetik yang berpotensi mengancam keselamatan penerbangannya.

Kumpulan Makalah

1
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Pasal 54


huruf f menyebutkan bahwa “Setiap orang di dalam pesawat udara selama penerbangan
dilarang melakukan pengoperasian peralatan elektronika yang mengganggu navigasi
penerbangan”. Berdasarkan ketentuan tersebut bahwa negara Indonesia melarang setiap
perbuatan yang merugikan keselamatan orang lain dan mengganggu navigasi penerbangan
tanpa hak secara melawan hukum yang dapat mengakibatkan sistem penerbangan
terganggu dan tidak bekerja sebagaimana mestinya, seperti kasus pada penyalahgunaan
alat komunikasi dalam pesawat. Hal tersebut dapat mengancam keselamatan nyawa orang
lain. Namun aturan yang sudah berlaku tidak di jalankan dengan baik oleh penumpang
seperti kasus yang terjadi pada Sriwijaya Air.
Dengan adanya permasalahan tersebut maka peneliti membuat simulasi yang
bertujuan membantu mengefektifitaskan larangan penggunaan handphone di pesawat.

LANDASAN TEORI

Detektor Frekuensi Sinyal Handphone


Alat ini akan bekerja atau menyala ketika ada sinyal RF dari handphone. Unit
detektor akan memberikan indikasi peringatan jika seseorang menggunakan handphone
dalam radius 1-1,5 meter. Dalam penelitian ini unit detektor berfungsi sebagai pemberi
masukan kepada mikrokontroller yang kemudian diolah sebagai perintah aktuasi.

Mikrokontroller Atmega16
Mikrokontroler atmega adalah mikrokontroler 8 bit. Atmega memiliki peripheral
lebih banyak dibandingkan dengan seri attiny. Mikrokontroler adalah sebuah chip yang
berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan
program didalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU (Central Processing
Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter
(ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya.

Gambar 1 Mikrokontroller Atmega16

LCD (Liquid Crystal Display) 2 x 16


LCD adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik.
LCD yang akan digunakan pada penelitian ini adalah layar LCD 2x16-GDML6012A. LCD

Kumpulan Makalah

2
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) ini memiliki konsumsi daya rendah. Modul
LCD ini akan dilengkapi dengan mikrokontroller yang mengendalikan tampilan LCD.

Gambar 2 LCD Display 2 x 16

Tabel 1 Port LCD 2 x 16

LED (Light Emitting Diode)


LED adalah salah satu jenis komponen semikonduktor. Selama ini LED hanya
digunakan sebagai alat untuk memancarkan cahaya. Sebagai bahan semikonduktor. LED
juga juga terbentuk dari pertemuan bahan semikonduktor tipe-P dan tipe-N (P-N) junction.
Pada penelitian ini LED berfungsi memancarkan cahaya pada simbol larangan
menggunakan handphone.

Gambar 3 Warna-warna LED

Kumpulan Makalah

3
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Gambar 4 Simbol larangan penggunaan handphone menggunakan LED

ISIS Proteus 7.9 SP1


Proteus merupakan gabungan dari program ISIS dan ARES. Dengan penggabungan
kedua program ini maka skematik rangkaian elektronika dapat dirancang serta
disimulasikan dan dibuat menjadi layout PCB. ISIS adalah singkatan dari Intelligent
Schematic Input System dan merupakan salah satu program simulasi yang terintegrasi
dengan Proteus dan menjadi program utamanya. ISIS dirancang sebagai media untuk
menggambar skematik rangkaian elektronik yang sesuai dengan standart internasional.
Dalam ISIS juga dimasukkan sebuah program prospice yang berguna untuk
menyimulasikan skematik rangkaian, sehingga ISIS dapat menjadi program simulator
rangkaian elektronika yang interaktif.

Gambar 5 Aplikasi ISIS Proteus 7.9 SP1

Code Vision AVR


Code Vision AVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development
Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain untuk
mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir
semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR,
dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR
dan kebutuhan pada sistem embedded.

Kumpulan Makalah

4
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Gambar 6 Aplikasi Code Vision AVR

METODE PENELITIAN
Untuk mempermudah pembuatan simulasi pendeteksi sinyal handphone peneliti
membuat urutan dalam membuat penelitian sebagai berikut:

Gambar 7 Bagan Alir Simulasi

Kumpulan Makalah

5
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain Detektor Frekuensi Sinyal


Simulasi pendeteksi sinyal handphone didesain dengan aplikasi ISIS Proteus 7.1
SP1 yang kemudian diprogram menggunakan aplikasi Code Vision AVR agar simulasi
bekerja sesuai dengan konsep yang telah dirancang.

Gambar 8 Desain Rangkaian

Cara Kerja
Pada saat pengguna jasa penerbangan lupa atau sengaja tidak mematikan
handphone pada saat penerbangan kemudian ada panggilan dan pesan dari handphone,
frekuensi yang ditangkap dengan jangkauan atau 1 - 1,5 m, detektor akan mendeteksi dan
mengirim input masukan ke mikrokontroller. Selanjutnya mikrokontroller akan
memberikan sinyal input untuk menyalakan simbol larangan menggunakan handphone
agar aktif dalam tempo kedip cepat. Pada saat bersamaan countdown timer maka
penumpang pesawat segera mematikan handphone tersebut atau merubahnya ke dalam
mode penerbangan air plane mode/flight mode. Pada simulasi yang telah peneliti lakukan
ada dua kondisi yaitu:
1. Kondisi normal
Pada kondisi ini sensor tidak menerima sinyal yang dikeluarkan oleh handphone
sehingga aktuator berupa simbol larangan menggunakan handphone tidak menyala.

Kumpulan Makalah

6
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Gambar 9. Kondisi Normal


2. Kondisi penumpang menggunakan handphone
Pada kondisi ini sensor menerima sinyal yang dikeluarkan oleh handphone sehingga
simbol larangan menggunakan handphone akan menyala. Dengan menyalanya simbol
larangan menggunakan handphone maka penumpang akan melihat dan segera
mematikan handphone atau merubahnya ke dalam mode penerbangan air plane
mode/flight mode.

Gambar 10 Kondisi Sensor Menerima Sinyal Handphone

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Aturan penggunaan handphone di dalam pesawat sudah ada namun dalam
pelaksaannya, penumpang mengabaikan aturan tersebut sehingga peneliti menemukan
solusi agar aturan yang berlaku bisa lebih ditegakkan yaitu dengan membuat Simulasi

Kumpulan Makalah

7
Simposium XIX FSTPT, Universitas Islam Indonesia, 11-13 Oktober 2016

Pendeteksi Sinyal Handphone Menggunakan ISIS Proteus 7.9 SP1 yang kemudian
diprogram dengan menggunakan aplikasi Code Vision AVR. Simulasi yang telah peneliti
lakukan memiliki dua kondisi yaitu kondisi normal dan kondisi penumpang menggunakan
handphone.

Saran
Peneliti menyarankan agar simulasi yang telah peneliti lakukan diimplementasikan
dan dikembangkan agar aturan yang berlaku bisa ditaati oleh penumpang. Resiko
terjadinya kecelakaan pesawat bukan saja dari kelalaian teknik, penerbang ataupun cuaca,
dari penumpang yang tidak mau mentaati peraturan juga bisa menjadi faktor dari terjadinya
kecelakaan pesawat.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kakak senior dan teman-teman
yang telah membantu atas terselesaikannya paper yang berjudul Simulasi Pendeteksi Sinyal Handphone
Untuk Mempertegas Aturan Yang Berlaku Pada Kabin Pesawat Menggunakan Isis Proteus 7.9 Sp1 dengan
tujuan sebagai sarana dalam mengikuti Simposium ke-19 FSTPT, UII 2016

DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Heri. 2015. Pemprograman Mikrokontroler AVR Atmega16 menggunakan
BAHASA C (CodeVisionAVR). Bandung: Informatika Bandung.
Costa, jose′ da et. al. 2014. Pemanfaatan Led (Light Emiting Dioda) Sebagai Pendeteksi
Kecerahan Cahaya Matahari. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hendrayana, Yusuf Hidayana dan Riyadi, Agus Munawar. Pembuatan Modul Praktikum
Dengan Software Proteus Oleh Yusuf Hidayana Hendrayana, Semarang: Universitas
Dipenonegoro.
Muhamad, Ali dan Chandra, Ariadie. 2013. Modul Proteus Profesional Untuk Simulasi
Rangkaian Digital Dan Mikrokontroler (Materi Lanjutan Mikrokontroler) Program
Pengabdian Masyarakat (PPM). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Muhammad Chandrataruna, Amal Nur Ngazis, ” Ini Alasan Ponsel Harus Dimatikan di
Pesawat Terbang”. Online. (http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/418975-ini-
alasan-ponsel-harus-dimatikan-di-pesawat-terbang).
Nahrowi. 2012. Perancangan Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Dengan Fasilitas
Missedcall Berbasis Mikrokontroller Atmega 16. Jember: Universitas Jember.
Pamungkas, Agung Nazar, dkk. 2015. Rancangan simulasi alat antisipasi penggunaan
handphone saat mengemudi berbasis mikrokontroller atmega16. Bandar lampung
August 28, 2015.
Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan.

Kumpulan Makalah

Anda mungkin juga menyukai