Oleh:
Ni Putu Eka Cintya Dewi
18101110006
D. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan
obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aroma terapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-
waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam
memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa
percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya
masih berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si
penderita gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi
si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang
si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si
penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang
tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,
mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat
terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.
Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu
dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat
tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor,
gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Dalam dokumentasi pada bagian ini sudah sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk mengkaji status pasien yang dapat dijadikan pedoman dalam
mengarahkan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Yang perlu didokumentasikan dalam
pengkajian yaitu:
a. Identitas
Dalam format ini, dituliskan tentang identitas dari pasien. Contohnya:
Identitas pasien
Nama :
No. rekam medis :
Umur :
Alamat :
Jenis kelamin :
Status perkawinan :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Diagnosa medis :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
b. Keluhan Utama
Keluhan yang sangat dirasakan pasien saat masuk rumah sakit dan pengkajian.
c. Riwayat Penyakit (Keluhan) Sekarang
Kronologis penyakit dan pencaharian pengobatan dari muncul gejala penyakit
sampai sesaat sebelum pengkajian.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat dirawat di rumah sakit, riwayat operasi, alergi obat, penggunaan obat
psikotropika.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram: apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
(minimal 3 generasi)
f. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan tentang tidur
Pengkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien
memasuki fasilitas perawatan. Ini memungkinkan perawat menggabungkan kebutuhan
klien dan hal-hal yang ia sukai ke dalam rencana perawatan. Riwayat tidur ini
meliputi:
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan misalnya waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering
bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari – hari misalnya Apakah merasa
segar saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
c. Adakah alat bantu tidur misalnya apa yang anda lakukan sebelum tidur,
apakah menggunakan obat – obatan untuk membantu tidur.
d. Gangguan tidur/faktor-faktor kontribusi misalnya jenis gangguan tidur,
kapan masalah itu terjadi.
2. Catatan Tidur
Catatan tidur sangatlah bermanfaat, khususnya untuk klien yang memiliki
masalah tidur sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola tidur
kien. Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagaian dari informasi
berikut:
a. Jumlah jam tidur total per hari.
b. Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi dan
waktu).
c. Ritual sebelum tidur misalnya minum air, obat tidur.
d. Waktu misalnya pergi tidur, mencoba tidur, tertidur, terjaga di dalam
hari dan durasinya, serta bangun tidur di pagi hari.
e. Adanya masalah yang klien yakini dapat memengaruhi tidurnya.
f. Faktor yang klien yakini memberi pengaruh positif atau negative pada
tidurnya.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemerikan Fisik meliputi:
a. Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien
b. Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva
merah
c. Perilaku; iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, biacara lambat,
postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak
lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi
4. Pemeriksaan Diagnostik
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang diebut
polisomnografi. Alat yang dimaksud sebagai berikut:
a. EKG (Electroencephalogram)
b. EMG (Electromyogram)
c. EOG (Electroocologram)
5. Analisa Data
No DATA MASALAH
1. DS: Gangguan pola istirahat
Klien menyatakan tidak bisa tidur karena dan tidur.
merasakan nyeri pada malam hari.
DO:
Mata klien sayu, lelah, ekspresi tidak rileks.
2. DS: klien mengatakan takut jika penyakitnya Ansietas.
tidak bisa disembuhkan
DO:
- Wajah klien tampak pucat
- Klien tampak khawatir
- klien tampak tidak senang
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang berhubungan dengan masalah kebutuhan istirahat dan tidur
diantaranya adalah :
1. Gangguan pola tidur
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Suhu lingkungan sekitar
b. Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap
c. Kurang control tidur
2. Ansietas
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, status peran)
b. Stress, ancaman kematian
c. Kebutuhan yag tidak terpenuhi
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan pola Setelah diberikan a. Kaji rutinitas a. Mengkaji dan
tidur yang biasa mengidentifikasi
tidur asuhan keperawatan
dilakukan klien kebiasaan tidur
Kemungkinan 2 x24jam diharapkan klien
b. Meningkatkan
berhubungan pola tidur kembali
b. Ciptakan kenyamanan tidur
dengan : normal dengan lingkungan serta dukungan
yang nyaman fisiologis/psikolo
a. Suhu Kriteria hasil :
gis
lingkungan
a. Perasaan segar c. Istirahat adekuat
sekitar
sesudah tidur atau dan tidur dapat
b. Perubahan
istirahat c. Jelaskan meningkatkan
pejanan
b. Pola tidur, pentingnya satus emosional
terhadap
kualitas dalam tidur yang d. Mungkin
cahaya gelap
batas normal adekuat diberikan untuk
c. Kurang kontrol
c. Jumlah jam tidur d. Kolaborasi membantu pasien
tidur
dalam normal 8 pemberian obat tidur/istirahat
jam/hari tidur selama periode
transisi rumah ke
lingkungan baru
2. Ansietas Setelah diberikan 1. Gunakan 1. Memungkinkan
Kemungkinan asuhan keperawatan pendekatan yang waktu untuk
berhubungan 2 x24jam diharapkan menenangkan mengekspresika
dengan : tidak adaya ansietas n perasaan,
a. Perubahan dengan criteria hasil : menghilangkan
dalam (status
a. Mengidentifikasi, cemas, dan
ekonomi,
mengungkapkan
lingkungan, prilaku adaptasi.
dan menunjukan
status
tekhnik untuk 2. Intruksikan 2. Menigkatkan
kesehatan, pola
mengontrol cemas
interaksi, fungsi pasien relaksasi/istiraha
b. Klien mampu
peran, status
mengidentifikasi menggunakan t dan
peran)
dan
b. Stress, ancaman tehnik relaksasi menurunkan rasa
mengungkapkan
kematian
gejala cemas cemas
c. Kebutuhan yag
c. Ekspresi wajah,
tidak terpenuhi 3. Jelaskan 3. Menurunkan
bahasa tubuh, dan
tingkat aktivitas prosedur dan cemas dan takut
menunjukan
apa yang terhadap
kekurangan
kecemasan dirasakan diagnosa dan
selama prosedur prognosis
4. Berikan obat 4. Membantu
untuk pasiem rileks
mengurangi secara fisik
kecemasan mampu untuk
membuat
strategi koping
adekuat
D. Implementasi
Tujuan utama asuhan keperawatan untk klien dengan gangguan tidur adalah
untuk mempertahankan atau membentuk pola tidur yang memberikan energy yang
cukup untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Sedangkan tujuan lainnya sesuai dengan
intervensi yang di buat.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan dan
situasi kondisi klien, maka diharapkan klien :
1. Pola tidur, kualitas batas normal
a. Perasaan segar sesudah istirahat
b. Pola tidur, kualitas dalam batas normal
c. Jumlah jam tidur 8jam/hari
2. Tidak adanya ansietas
a. Klien dapat mengontrol rasa cemas
b. Klien mampu mengungkapkan gejala cemas
c. Ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan
berkurangnya rasa cemas
DAFTAR PUSTAKA
Norton, B & Miller, A. (1986) Skill for Professinal Nursing Practice. Kast
POTTER & PERRY.2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Alimul Azis.2006.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Allen, Carol Vestal, 1998, Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan, alih
bahasa Cristantic Effendy, Jakarta : EGC.
Alfaro, R., 1998, Application of Nursing Process A Step by Step Guide, Philadelphia : J.B.
Lippincot Co.
Belland, Kethleen Hoerth & Wells, Mary Ann, 1986, Clinical Nursing Procedures, California
: Jones and Bartlett Publisher.
Carpenito, LJ., 1993, Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice, 5thedition,
Philadelphia : Lippincott.