Oleh :
Dalam sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 5 orang anaknya, dimana anak ke-5 nya tidak
terlalu dekat dengan saudara-saudaranya dan mempunyai sikap yang cenderung suka memerintah
dan ambisius serta terlalu cepat mengambil keputusan dalam mencapai segala hal yang
diinginkannya, meski kadangkala keputusannya kurang di dukung oleh data atau fakta yang
memadai. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian terhadap hal-hal yang bersifat detail dan
cenderung terburu-buru. Suatu ketika kluarganya sedang membicarakan masalah pembagian
warisan, dimana orangtuanya membagikan warisan secara rata dan adil, anak pertma,kedua dan
ketiga sudah menerima keputusan dengan pembagian yang di lakukan oleh orang tuanya , namun
anak ke-5 nya ia tidak terima, ia menginginkan warisan yang lebih karena dia beranggapan
bagwa anak yang paling kecil harus banyak mendapatkan warisan, kemudian saudara-suadaranya
mulai merasa kesal akan pendapat adinya, menurut mereka pembagian ini sudah tepat, tapi adik
ke-5 nya tetap saja kekeh akan pendapatnya, ia beranggapan bahwa dirinya paling benar. ia
selalu mengambil keputsan yang menurutnya benar tanpa pernah mau mendengarkan pendapat
maupun saran dari orang tua dan saudara-saudaranya, sehingga selalu timbul konflik antara
saudara-saudaranya karena mereka merasa adiknya terlalu berambisius, ego dan hanya
mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan saudara-saudaranya, sehingga
saudara-saudanya pun mulai kesal dan mulai mengucilkan adiknya, mereka tidak saling tegur
sapa, dan bersikap acuh tak acuh terhadap adiknya.
Analisa Kasus :