Anda di halaman 1dari 22

EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PERKARA

PERCERAIAN DI PENGADILAN NEGERI


DENPASAR

OLEH :
I WAYAN BUDIARTA
NIM : 2016 001 2532
Latar Belakang Masalah

Sebagai metode penyelesaian sengketa secara damai, mediasi mempunyai


peluang yang besar untuk berkembang di Indonesia. Dengan adat ketimuran
yang masih mengakar, masyarakat lebih mengutamakan tetap terjalinnya
hubungan silaturahmi antar keluarga atau hubungan dengan rekan bisnis
daripada keuntungan sesaat apabila timbul sengketa. Menyelesaikan sengketa
di pengadilan mungkin menghasilkan keuntungan besar apabila menang,
namun hubungan juga menjadi rusak. Dalam negara hukum yang tunduk
kepada the rule of law, kedudukan peradilan dianggap sebagai pelaksana
kekuasaan kehakiman yang berperan sebagai katup penekan atas segala
pelanggaran hukum dan ketertiban masyarakat.
Dalam konsideran huruf a PERMA Nomor 01 Tahun 2008 disebutkan bahwa
mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan
murah, serta dapat memberikan akses yang lebih besar kepada para pihak untuk
menemukan penyelesaian yang memuaskan dan memenuhi rasa keadilan.
Berangkat dari tujuan awal adanya mediasi yang diantara tujuannya adalah
untuk mengurangi jumlah perkara, maka penulis beranggapan perlu untuk
dijadikan objek penelitian dalam sebuah skripsi. Tulisan ini ingin menganalisa
efektifitas mediasi di Pengadilan Agama dalam sebuah skripsi dengan judul
“Efektivitas Mediasi Dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Negeri
Denpasar”.
Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas mediasi dalam perkara


perceraian di Pengadilan Negeri Denpasar?

Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat


keberhasilan mediasi di Pengadilan Negeri Denpasar?
Landasan Teori

B.Asas-asas umum dalam mediasi:


A. Pengertian Mediasi : Mediasi merupakan proses penyelesaian non
Secara etimologi, istilah mediasi berasal dari ligitasi atau setidak-tidaknya proses yang terpisah
bahasa latin, mediare yang berarti berada di dari proses litigasi sebagaimana ditegaskan dalam
tengah. Makna ini menunjuk pada peran yang Pasal 19 Ayat (1) PERMA Nomor 1 Tahun 2008
ditampilkan pihak ketiga sebagai mediator Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, bahwa
dalam menjalankan tugasnya menengahi dan pernyataan dan pengakuan para pihak dalam
menyelesaikan sengketa antara para pihak. proses mediasi tidak dapat digunakan sebagai alat
bukti dalam proses persidangan jika mediasinya
gagal, kemudian dalam Pasal 19 Ayat (2)
disebutkan bahwa semua catatan mediator wajib
dimusnahkan.
LANJUTAN…….. D. Peran dan Fungsi Mediator
Menurut Gery Goodpaster sebagaimana dikutip
oleh D.Y. Witanto, menyebutkan bahwa mediator
memiliki beberapa peran penting antara lain:

1. Melakukan diagnosa konflik


2. Mengidentifikasi masalah serta kepentingan-
kepentingan kritis;
C. Keuntungan memilih proses mediasi 3. Menyusun agenda;
Menurut Achmad Ali, keuntungan 4. Memperlancar dan mengendalikan komunikasi;
menggunakan mediasi adalah: 5. Mengajar para pihak dalam proses dan
1. Proses yang cepat keterampilan tawar menawar;
2. Bersifat rahasia 6. Membantu para pihak mengumpulkan
3. Tidak Mahal informasi penting;
7. Penyelesaian masalah untuk menciptakan
pilihan-pilihan; dan
8. Diagnosis sengketa untuk memudahkan
penyelesaian problem
Fungsi 1. Sebagai Katalisator
Mediator 2. Sebagai Pendidik
3. Sebagai Penerjemah
4. Sebagai Narasumber
5. Sebagai penyandang berita jelek
6. Sebagai agen realitas
Tahapan -tahapan dalam proses mediasi yang diatur oleh PERMA
E. Proses Nomor 1 Tahun 2008:
mediasi
1. Tahapan Pra mediasi
2. Pembentukan Forum.
3. Pendalaman Masalah.
4. Penyelesaian Akhir dan Penentuan Hasil Kesepakatan.
5. Kesepakatan di Luar Pengadilan.
6. Keterlibatan Ahli dalam Proses Mediasi.
7. Berakhirnya Mediasi.
8. Mediasi Pada Tahap Upaya Hukum.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif
F. Pengertian
Efektivitas artinya “dapat membawa hasil, berhasil guna”
tentang usaha atau tindakan. Dapat berarti
“sudah berlaku” tentang undang-undang atau
peraturan.
 Berdasarkan teori efektivitas hukum yang dikemukakan
G. Teori Soerjono Soekanto, efektif atau tidaknya suatu hukum
efektivitas ditentukan oleh 5 (lima) faktor :
hukum
1. Faktor hukumnya sendiri (undang-undang).
2. Faktor penegak hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan
hukum.
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum
tersebut berlaku atau diterapkan.
5. Faktor kebudayaan,
Efisiensi penerapan mediasi dalam perkara perceraian di
Pengadilan Negeri Denpasar

Hipotesis
Factor-faktor penghambat keberhasilan dalam perkara
kasus perceraian di Pengadilan Negeri Denpasar.
TUJUAN PENELITIAN

1 Menguji efektivitas mediasi dalam perkara perceraian di


Pengadilan di Pengadilan Negeri Denpasar
Mencari Faktor-faktor yang menjadi penghambat keberhasilan
2 mediasi di Pengadilan Negeri Denpasar

MANFAAT PENELITIAN
Bagi Ilmu Pengetahuan :
Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kemajuan perkembangan ilmu hukum yang
menyangkut proses mediasi dalam penerapannya pada sistem peradilan perdata.
Bagi Masyarakat :
Untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai pengintegrasian proses
mediasi didalam penyelesaian perkara di pengadilan agama.

Bagi Penulis :
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembentukan pola berpikir kritis serta pemenuhan prasyarat dalam
menyelesaikan studi.
METODE PENELITIAN
Teknik
Jenis Sifat Teknik dan Analisis
Jenis data Pengumpulan
Data
Penelitian Penelitian Data

Metode yang
1. Data Primer digunakan dalam
Penelitian ini Data primer adalah data yang menganalisis data
Penelitian ini diambil dari sebuah penelitian adalah dengan
bersifat
mendasarkan deskriptif dan dengan menggunakan instrumen menggunakan metode
analisis kualitatif.
pada penelitian cenderung yang dilakukan pada saat tertentu
Analisis kualitatif
hukum yang menggunakan dan hasilnya pun tidak dapat 1. Studi adalah suatu cara
dilakukan analisis. Proses digeneralisasikan hanya dapat penelitian yang
kepustakaa
dengan dan makna menggambarkan keadaan pada saat menghasilkan data
itu seperti kuisioner n
(perspektif deskriptif analisis,
memakai 2. Wawancara
subjek) lebih 2. Data Sekunder yaitu apa yang
pendekatan Data skunder yaitu merupakan data dinyatakan oleh
yuridis ditonjolkan responden secara
dalam penelitia yang sudah tercatat dalam buku
Empiris. atau pun suatu laporan namun tertulis serta lisan dan
n kualitatif. juga perilaku yang
dapat juga merupakan hasil dari
nyata diteliti sebagai
hasil labolatorium sesuatu yang utuh
BAB II
TINJAUAN UMUM

1 Pengertian Perceraian

Perceraian merupakan suatu peristiwa perpisahan secara resmi antara


pasangan suami-istri dan mereka berketetapan untuk tidak menjalankan
tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Mereka tidak lagi hidup dan
tinggal serumah bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. Mereka yang
telah bercerai tetapi belum memiliki anak, maka perpisahan tidak
menimbulkan dampak traumatis psikologis bagi anak-anak
BAB III
EFEKTIVITAS MEDIASI

1 Efektivitas Mediasi

Ada beberapa hal yang mempengaruhi efektivitas mediasi yaitu : 2. Setiap pemeriksaan perkara perdata di
1. Perma No.1 Tahun 2018 pengadilan harus diupayakan perdamaian dan
2. Jumlah Mediator mediasi sendiri merupakan kepanjangan upaya
3. Sarana dan Prasarana yang ada di pengadilan perdamaian.
Berdasarkan wawancara dengan Novyartha Putu Gde ,
S.H.,M.Hum. sebagai Hakim Mediator di Pengadilan Negeri 3. Sarana dan prasarana yang ada di pengadilan
Denpasar memberikan pendapat: juga berpengaruh terhadap efektivitas mediasi.
4. PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Tekrkait dengan hal tersebut di pengadilan hanya
Pengadilan memiliki kekuatan mengikat dan daya paksa bagi ada 1 ruang mediasi dan dibagi menjadi 3
para pihak yang berperkara di pengadilan, karena bila tidak bagian/sekat.
melaksanakan mediasi, maka putusan pengadilan menjadi
batal demi hokum
Berdasarkan Wawancara dengan Bapak Dr. I Wayan Gede Rumega,
2 S.H.,M.H

Terkait dengan hal tersebut Bapak Dr. I Wayan Gede Rumega,


S.H.,M.H. sebagai Wakil Ketua di Pengadilan Negeri Denpasar
memberikan pendapat Dari 13 (tiga belas) hakim yang ditetapkan
sebagai mediator, hanya ada 2 (dua) orang yang telah memiliki
sertifikat mediator, yakni I Dewa Made Budi Watsara, S.H. dan Ida
Ayu Nyoman Adnyana Dewi,S.H.,M.H. Para hakim mediator yang
tidak memiliki sertifikat mediator dikarenakan belum mengikuti
pelatihan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Agung RI.
3 Tingkat Keberhasilan Mediasi

Berikut penulis rangkum laporan pemberdayaan lembaga perdamaian dalam kurun waktu 2 tahun terakhir,
kemudian akan dihitung prosentase keberhasilan mediasi tiap tahunnya. Maka dapat diketahui bahwa perkara
perceraian yang berhasil dimediasi pada Pengadilan Negeri Denpasar selama tahun 2018 adalah sebesar 14,1 %
dari semua perkara perceraian yang diputus. Sedangkan perkara perceraian yang berhasil dimediasi pada
Pengadilan Negeri Denpasar selama tahun 2019 adalah sebesar 6,9 % dari semua perkara perceraian yang
diputus.
Setelah mengetahui angka-angka keberhasilan mediasi, penulis memberikan catatan mengenai perilaku dan
sikap para pihak selama menjalani proses mediasi yang mempengaruhi kepatuhan mereka dalam menjalani
proses mediasi berdasarkan wawancara dengan Putu Gde Novyartha, S.H.,M.Hum. sebagai Hakim Mediator di
Pengadilan Negeri Denpasar memberikan pendapat sebagai berikut:
1. Seringkali salah satu pihak atau keduanya merasa paling benar.
2. Tentu saja ada mediasi yang berhasil itu disebabkan oleh itikad baik dari para pihak, karena ingin
menyelesaikan konflik secara damai.
3. Sebelum para pihak memasuki pemeriksaan perkara di persidangan, sering kali mereka sudah bersepakat
untuk memutuskan ikatan perkawinan.
4. Komunikasi para pihak sudah lama terputus.
5. Para pihak ada juga yang kooperatif, namun sikap tersebut mereka lakukan agar proses mediasi cepat selesai
hingga dapat dilanjutkan ke proses persidangan selanjutnya.
 
BAB IV
FAKTOR PENGHAMBAT KEBERHASILAN MEDIASI
 
Faktor yang mempengaruhi berhasil dan tidaknya mediasi di pengadilan
1 yaitu

1. Faktor Peraturan Perundang-undangan


2. Faktor Penegak Hukum
3. Faktor Sarana/Fasilitas
4. Faktor Para Pihak
5. Faktor Budaya Masyarakat
 
Faktor penghambat keberhasilan mediasi Berdasarkan wawancara
2 dengan Novyartha Putu Gede, S.H.,M.Hum.
  sebagai Hakim Mediator di
Pengadilan Negeri Denpasar sebagai berikut :

1. Keinginan Para Pihak Untuk Bercerai


2. Sudah Terjadi Konflik Yang Berkepanjangan
3. Faktor Psikologi atau Kejiwaan
BAB V
PENUTUP

1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa efektivitas mediasi dalam perkara perceraian di Pengadilan Negeri Denpasar, penulis
menyimpulkan bahwa:

1. Mediasi di Pengadilan Negeri Denpasar belum efektiv, adapun faktor-faktor penyebabnya adalah Kualitas hakim
yang ditunjuk sebagai mediator belum merata. Hanya ada 2 (orang) yang telah mengikuti pelatihan mediasi yang
diselenggarakan oleh Mahkamah Agung RI. Kurangnya pemerataan pelaksanaan tugas hakim sebagai mediator
walaupun sudah ditunjuk sebagai mediator oleh ketua pengadilan. Fasilitas dan sarana mediasi di Pengadilan Negeri
Denpasar masih kurang memadai baik dari segi ruang mediasi maupun fasilitas penunjang didalamnya. Perilaku dan
sikap para pihak selama menjalani proses mediasi, seringkali para pihak merasa paling benar, komunikasi para
pihak yang sudah lama terputus, dan ada juga para pihak yang kooperatif mereka mengikuti proses mediasi hanya
untuk formalitas semata.

2. Faktor-faktor penghambat keberhasilan mediasi di Pengadilan Negeri Denpasar adalah keinginan kuat para pihak
untuk bersikeras untuk tetap bercerai. Konflik yang berkepanjangan sehingga permasalahan yang timbul sudah berlarut-
larut hal inilah yang menyebabkan pada saat di mediasi para pihak emosinya tidak dapat dikontrol. Faktor psikologi
atau kejiwaan yang mana salah satu pihak sudah merasakan kekecewaan yang amat dalam terhadap pasangan hidupnya
dan hal inilah yang memunculkan rasa putus harapan seseorang akan ikatan perkawinannya. Sehingga tidak ada pilihan
lain kecuali mengakhiri perkawinannya
2 SARAN
1. Kepada masyarakat agar lebih memperjuangkan budaya musyawarah secara rasional
untuk bisa dipergunakan sebagai penyelesaian sengketa, jangan menganggap sebagai
Syarat saja, tapi harus ada usaha menggerakan motivasi bahwa budaya mampu
menyelesaikan sengketa melalui pendekatan jalur mediasi..
2.Kepada Pengadilan Negeri Negeri Denpasar, agar menjalankan proses mediasi dengan
sebaik- baiknya sesuai dengan aturan yang ada serta mengoptimalkan kinerja mediator
dari hakim yang telah ditetapkan, hendaknya disiapkan mediator yang bersertifikat dari
luar pengadilan untuk memenuhi mediator yang terlatih yang mana jumlahnya masih
sedikit dan hendaknya pula dilakukan evaluasi kinerja mediator secara rutin. Dan
membangun ruang mediasi dan fasilitas lainnya yang baik demi menunjang pelaksanaan
mediasi di pengadilan Negeri Denpasar.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai