DISUSUN OLEH :
ABSTRAK
HIV dan AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang sudah sangat
mengkhawatirkan, hal ini dilihat dari prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia telah bergerak
dengan laju yang sangat cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan minum obat antiretroviral (ARV) penderita HIV/AIDS di
Poliklinik Puspa Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Tahun 2014. Desain penelitian ini
adalah menggunakan metode desain deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Responden berjumlah 40 responden. Tehnik ariabel penelitian ini adalah univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian didapat 25 (62,5%) responden
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, 26 (65,0%) responden patuh menjalankan terapi
Antiretroviral (ARV), ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ODHA dengan
keberhasilan terapi Antiretroviral (ARV) dengan p value 0,017. Kesimpulannya adalah ada
hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat Antiretroviral pada penderita
HIV/AIDS di Poliklinik Puspa Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Berdasarkan hasil
penelitian diatas disarankan kepada para perawat agar lebih meningkatkan pelayanannya
terutama dalam memberikan informasi yang benar dan lengkap mengenai dampak dari tidak
patuh atau terputusnya minum obat ARV.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
Umum Daerah Tarakan Jakarta Tahun 2014”. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia
Selama penyusunan laporan penelitian, saya tidak lepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan dan bantuan semua pihak, akhirnya saya dapat
terutama kepada:
1. Ibu Irna Nursanti, S.Kp., M.Kep. Sp.Mat. selaku ketua Program Studi Ilmu
Jakarta dan selaku wali kelas Program Tarakan angkatan 2012 yang telah banyak
memberikan bimbingannya.
iv
2. Ns.Nurhayati, SP.Kep.Kom. selaku pembimbing I Riset Keperawatan Komunitas
yang penuh dengan kesabaran dan telah bersedia meluangkan waktunya untuk
saya.
4. Ibu Dra. Nadjah Halimun dan Mas Agus selaku kepala PERPUSTAKAAN dan
staf yang telah membantu mencari buku sumber untuk pembuatan proposal
penelitian.
5. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Kepala Diklat, Kepala Poliklinik
yang memberi ijin untuk studi kasus “Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan
6. Seluruh teman-teman PSIK Program Tarakan angkatan 2012 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan rasa kebersamaan
7. Kepada keluarga dan suami beserta anak-anakku yang telah memberikan Doa,
meteril, moril dan dukungan dikala saya sedang menyusun Riset Keperawatan
ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan nikmatnya kepada
kita sekeluarga.
8. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
v
dengan segenap kerendahan dan keterbatasan diri yang dimiliki, saya menyadari
bahwa ini jauh dari kesempurnaan karena saya adalah tempatnya bersalah dan
Besar harapan saya semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk diri saya sendiri
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL PENELITIAN
ABSTRAK …………………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
A. HIV/AIDS ................................................................................... 11
vii
4. Penularan HIV/AIDS ...................................................................... 13
D. Kepatuhan ............................................................................................ 36
B. Hipotesis ............................................................................................. 51
BAB VI PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 82
B. Saran ..................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Februari 2014 73
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
HIV dan AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang sudah
sangat mengkhawatirkan, hal ini dilihat dari prevalensi HIV dan AIDS di
Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat cepat.Pada tahun 1987 kasus
HIV dan AIDS ditemukan untuk pertama kalinya hanya di Pulau Bali.Sementara
sekarang ini semua provinsi di Indonesia sudah ditemukan kasus HIV dan AIDS.
Permasalahan HIV dan AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus
kesehatan ini yang masih belum diketahui lebih jauh oleh masyarakat dalam
AIDS Nasional (KPAN) telah menerbitkan Dokumen Strategi dan Rencana Aksi
Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS tahun 2010 – 2014. Dokumen ini
ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada
1
2
skenario strategi dan rencana aksi epidemik HIV/AIDS pada tahun 2014 adalah
bahwa 80% populasi kunci terjangkau oleh program yang efektif dan 60%
Program epidemic yang terjangkau dan perilaku aman merupakan masalah dan
yang sudah maju maupun di negara-negara berkembang. Pada tahun 2012 jumlah
orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di seluruh Dunia diperkirakan sudah
mencapai 33,4 juta (31,1–35,8 juta) dan diperkirakan 2 juta orang meninggal
Indonesia melaporkan bahwa pada tahun 2012 jumlah penderita HIV/AIDS sudah
pada tahun 2012 mencapai 346.267 penderita. Dimana tingginya jumlah penderita
HIV AIDS terbagi menjadi enam kategori, yaitu 4.098 pengguna jarum suntik,
7.662 wanita pekerja seks lepas, 13.567 wanita pekerja seks tidak lepas, 1.488
waria, 19.003 lelaki seks lelaki dan 300.449 lelaki berpotensi terjangkit
(detiknews.com, 2012).
Pusat. Menurut data Dinkes Propinsi DKI Jakarta tahun 2012, dilaporkan ada 1
kasus HIV positif dan 2 kasus AIDS di Jakarta Pusat. Dengan berkembangnya
3
wilayah di Jakarta sebagai salah satu tujuan pendatang dari luar daerah, tidak
kelompok resiko tertular HIV, yang pada gilirannya bisa menyebar pada
penduduk lokal yang notabene mereka adalah para pengguna sarana pelayanan
kesehatan utama termasuk rumah sakit yang ada di daerahnya. Penyakit virus
HIV ini jika tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang lebih
Syndrome) merupakan penyakit menular dengan angka kematian yang tinggi dan
dapat menjangkiti seluruh lapisan masyarakat dari mulai bayi sampai dewasa baik
artinya bila ada satu kasus yang tercatat maka diasumsikan terdapat 200 kasus
yang sama yang tidak tercatat. Hal ini merupakan ancaman yang serius bagi
upaya pembangunan kesehatan dalam mencapai visi Indonesia sehat (Depkes RI,
2010).
Tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS. Ada
beberapa faktor-faktor lain yang berperan timbulnya AIDS pada penderita HIV
diantaranya penggunaan alkohol dan obat bius yang tidak steril, kurang gizi,
tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang
ditularkan lewat alat kelamin. HIV secara terus menerus memperlemah sistem
kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-
4
infeksi. Ketika terjadi infeksi, sel-sel ini akan berkembang dengan cepat, memberi
tanda pada bagian system kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi.
kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-helperjuga memberi tanda bagi
sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel T-suppressor atau T8,
serangannya. Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah
penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel
penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja sehingga tubuh
kehilangan system kekebalan tubuh dan rentan terhadap suatu penyakit (Meta,
2012).
Sistem kekebalan tubuh yang rentan oleh HIV/AIDS merupakan gejala penyakit
yang disebabkan oleh virus HIV yang mudah menular dan mematikan. Virus
meninggal karena penyakit infeksi, kanker dan penyakit lainnya. Dampak dari
5
HIV/AIDS sampai saat ini menurut perhitungan WHO tidak kurang dari 3 orang
di seluruh Dunia terkena infeksi virus AIDS setiap menitnya. Dimana jumlah
penderita 70% adalah kalangan pemuda, usia produktif. Kelompok resiko tinggi
promiskuitas, penggunaan jarum suntik pecandu narkotik dan free sex serta
orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama (khususnya para
remaja/generasi muda usia 13-25 tahun).Pola dan gaya hidup barat sebagai
menjadi anak jalanan, dan tuna susila yang melakukan seksual aktif dan pecandu
hidup sehat dengan cara tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah.
menurut Siswanto, dkk. (2010) bahwa pengetahuan yang benar dan tepat tentang
HIV dan AIDS menjadi salah satu poin penting dalam upaya menghindari
6
penularan HIV, walaupun pengetahuan yang baik yang dimiliki oleh responden
HIV melalui hubungan seksual yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik
bersama yaitu masing-masing 51,4 persen dan 46,6 persen mengetahui cara
penularan melalui transfusi darah yang tidak aman. Persentase penduduk yang
mengetahui bahwa HIV/AIDS dapat ditularkan dari ibu ke anak selama hamil,
saat persalinan, dan saat menyusui adalah masing-masing 38,1 persen, 39,0
persen, dan 37,4 persen (Depkes, 2010). Selain kepada masyarakat, pemerintah
oleh dokternya atau yang lain. Dari hasil penelitian Yuyun Yuniar, dkk (2011)
minum ARV adalah motivasi dalam diri ODHA untuk hidup lebih berkualitas,
pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan fungsi dan manfaat ARV, strategi
menganggap obat sebagai vitamin atau obat biasa sepeti obat darah tinggi atau
diabetes.
7
HIV/AIDS, namun obat antiretroviral ini tidak mampu untuk membunuh virus
HIV/AIDS itu disebut dengan retrovirus maka obat ini disebut juga dengan
telah terbukti secara bermakna menurunkan angka kematian dan kesakitan orang
mengecek CD4 secara rutin, dimana dengan cek CD4 ini dapat menentukan kuat
Carter, 2011).
8
Jakarta Pusat tanggal 5 Oktober 2013 didapatkan data bahwa RSUD Tarakan
merupakan salah satu Rumah Sakit Umum Daerah di Jakarta Pusat yang memiliki
pasien HIV/AIDS yang cukup tinggi dimana pada tahun 2013 ini sudah terdapat
357 pasien HIV/AIDS yang berobat dan mendapatkan obat antiretroviral. Namun
setelah beberapa kali dilakukan pendataan terkait konsistensi pasien untuk minum
obat antiretroviral ini terdapat 213 pasien yang rutin kontrol ke RSUD
Pusat.
B. RUMUSAN MASALAH
HIV dan AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang sudah
sangat mengkhawatirkan, hal ini dilihat dari prevalensi HIV dan AIDS di
Indonesia telah bergerak dengan laju yang sangat cepat. Masih banyaknya
Poliklinik Puspa Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Maka peneliti membuat
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen dokter dan
2. Bagi peneliti
ilmu terutama ilmu metodologi riset dengan cara melakukan penelitian secara
langsung.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas tentang penyakit HIV/AIDS, obat antiretroviral,
A. HIV/AIDS
(infeksi yang disebabkan oleh kuman yang pada keadaan system kekebalan
tubuh normal tidak terjadi) dan kanker dan biasanya berakhir dengan
kematian.(Rahmad, 2012).
virus RNA yang tergolong retrovirus.Dasar utama penyakit infeksi HIV ialah
marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4 mempunyai pusat dan sel utama yang
11
12
tubuh. Setelah HIV memasuki tubuh seseorang, HIV dapat diperoleh dari
lifosit terutama limfosit T4, monosit, sel glia, makrofag dan cairan otak
Adanya HIV dalam tubuh seseorang tidak dapat dilihat dari penampilan luar.
Orang yang terinfeksi tidak akan menunjukan gejala apapun dalam jangka
waktu yang relative lama (±7-10 tahun) setelah tertular HIV. Masa ini disebut
masa laten. Orang tersebut masih tetap sehat dan bisa bekerja sebagaimana
a. Tanda-tanda utama (mayor) meliputi penurunan berat badan lebih dari 10%
dalam waktu singkat, demam berkepanjangan selama lebih dari satu bulan,
lebih dari satu bulan, kelainan kulit (gatal), herpes simpleks (kulit melepuh
dan terasa nyeri) yang melebar dan bertambah parah, infeksi jamur pada
diseluruh tubuh, yang teraba di bawah telinga, leher, ketiak, dan lipat paha
4. Penularan HIV/AIDS
HIV dapat ditemukan pada semua cairan tubuh penderita, tetapi yang
a. Hubungan seksual
c. Penggunaan alat suntik, alat medis dan alat tusuk lain (tato, tindik,
renang, WC umum atau tempat kerja dengan penderita AIDS (Usman Hadi,
2012).
Meskipun belum ditemukan obat yang bisa membunuh virus HIV secara
bisa lebih meningkat usia harapan hidupnya. Hal ini tentunya harus
didukung oleh upaya perawatan yang adekuat agar tercapai kualitas hidup
infeksi
dengan tidak nafsu makan, mual, muntah, sakit menelan, nyeri pada
mulut, diare
dilakukan pada saat kondisi lebih energik. Diet makanan tinggi kalori,
didasarkan pada keyakinan bahwa darah dan cairan tubuh sangat potensial
Sarana yang perlu dipersiapkan untuk melakukan cuci tangan adalah air
mulai handuk/lap bersih, lap kain atau handuk steril sampai alat
mengalir.
18
4) Buat gerakan cuci tangan terdiri dari gosokan kedua telapak tangan,
b. Pemakaian alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, kaca mata,
petugas dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret, dan eksreta
dan sepatu pelindung. Tidak semua alat pelindung diri harus dipakai
pada waktu yang bersamaan, tergantung pada jenis tindakan yang akan
memasang infus, cukup dengan memakai sarung tangan (Dep Kes RI,
2010).
alat-alat tersebut dalam kondisi steril dan siap digunakan.Semua alat yang
akan dimasukan kedalam jaringan bawah kulit pasien harus dalam keadaan
kering, gas etilin oksida, dan zat kimia cair. Dengan kata lain,
RI, 2010).
Jarum suntik sebaiknya digunakan sekali pakai dan jarum bekas atau
memiliki dinding keras atau tidak tembus oleh jarum atau benda tajam
menutup kembali, misalnya karena masih ada sisa obat yang bisa
Secara umum limbah dapat dibedakan menjadi limbah cair dan limbah
padat, namun lebih khusus lagi limbah yang berasal dari rumah sakit
dibedakan menjadi :
21
beracun.
penampungan sementara.
yang terbuka.
B. TINGKAT PENGETAHUAN
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
2. Tingkat pengetahuan
a. Tahu (Know)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
ragsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, hal ini merupakan tingkat
b. Memahami ( Comprehension )
tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi harus
23
c. Aplikasi ( Application)
telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi ini diartikan
d. Analisis ( Analysis )
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
e. Sintesa ( synthesis )
dalam bentuk keseluruhan yang baru dengan kata yang lain. Sintesis adalah
f. Evaluasi ( Evaluation )
suatu materi atau objek. Penilaian tersebut berdasarkan kriteria yang telah
24
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita
Sedangkan menurut Siswanto, dkk (2010) bahwa pengetahuan yang benar dan
tepat tentang HIV dan AIDS menjadi salah satu poin penting dalam upaya
yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik bersama yaitu masing-masing
51,4 persen dan 46,6 persen mengetahui cara penularan melalui transfusi
HIV/AIDS dapat ditularkan dari ibu ke anak selama hamil, saat persalinan,
25
dan saat menyusui adalah masing-masing 38,1%, 39,0%, dan 37,4% (Depkes,
2010).
perubahan nilai CD4.Hasil dari hipotesis penelitian ini semakin tinggi tingkat
diantaranya adalah :
a. Pendidikan
Dari hasil penelitian Tri Paryati (2007) didapatkan data bahwa tingkat
formal saja, akan tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non-formal.
aspek posistif dan aspek negative. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
positif yang diketahui, maka akan semakin positif pula sikap terhadap
objek tersebut.
Informasi yang dipeoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
media masa membawa pula pesan–pesan yang berisi sugesti yang dapat
d. Lingkungan
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
e. Pengalaman
keterpaduan menalar secara ilmiah dan yang bertolak dari masalah nyata
f. Usia
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam
demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu pada
dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Penderita HIV AIDS
dapat menyerang disemua umur, bahkan masih saat bayi. Penderita HIV
AIDS pada bayi ini dapat ditularkan melalui ASI pada ibu penderita HIV.
Jadi dapat disimpulkan penyakit HIV AIDS ini dapat menular pada segala
Suparyanto, (2010).
29
C. OBAT ANTIRETROVIRAL
3. Pengobatan suportif, yaitu makanan yang mempunyai nilai gizi lebih baik dan
Antiretroviral therapy ditemukan pada tahun 1996 dan mendorong suatu evolusi
dalam perawatan penderita HIV/AIDS. Replikasi HIV sangat cepat dan terus-
menerus sejak awal infeksi, sedikitnya terbentuk 10 miliar virus setiap hari.
Namun karena waktu paruh virus bebas (virion) sangat singkat maka sebagian
besar virus akan mati. Penurunan CD4 menunjukkan tingkat kerusakan sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Pemeriksaan CD4 ini berguna untuk
(Murtiastutik, 2008).
30
1. Dosis obat
resistensi terhadap satu atau lebih ARV. Ketersediaan dan harga ARV.Menurut
WHO waktu diberikannya ARV dibagi dalam dua kategori, apakah ada
CD4, meskipun hal ini dianggap kurang bermakna pada pasien asimptomatis.
Stadium III menurut kriteria WHO dengan CD4 < 350 sel/ mm3
Terapi kombinasi ART mampu menekan replikasi virus sampai tidak terdeteksi
31
penyakit. Karena itu terapi kombinasi ARV harus menggunakan dosis dan
Menurut Djoerban dan Djauzi, (2007) obat antiretroviral terdiri dari beberapa
WHO adalah kombinasi dari 3 obat ARV. Terdapat beberapa regimen yang
Kombinasi ART untuk Terapi inisial (Djoerban dan Djauzi, 2007) sebagai berikut :
Kolom A Kolom B
Lamivudin + didadosin
Lamivudin + stavudin
Lamivudin + didadosin
Lamivudin + stavudin
Lamivudin + didadosin
Lamivudin + stavudin
Tabel 2.1. Kombinasi ART untuk Terapi inisial (Djoerban dan Djauzi, 2007)
*Tidak dianjurkan pada wanita hamil trimester pertama atau wanita yang
Tabel 2.2. Dosis ARV untuk penderita HIV/AIDS dewasa (Murtiastutik, 2007)
34
Toksisitas Utama pada Regimen ARV lini pertama dan anjuran obat penggantinya
(Murtiastutik, 2007)
Regiman Taxixitas Obat Pengganti
AZT/3TC/NVP Intoleransi GI yang persisten oleh Ganti AZT dengan d4T
karena AZT atau toksisitas
hematologis yang berat
Hepatoksisitas berat oleh NVP Ganti NVP dengan EFV
(kalau hamil ganti dengan
NFV, LPV/r atau ABC)
Ruam kulit berat karena NVP (tetapi Ganti NVP dengan EFV
tidak mengancam jiwa yaitu tanpa
pustula dan tidak mengenai mukosa)
Ruam kulit berat yang mengancam Ganti NVP dengan
jiwa (Steven-Johnson Syndrome) protease inhibitor
oleh karena NVP
AZT/3TC/EFV Intoleransi GI yang persisten oleh Ganti AZT dengan d4T
karena AZT atau toksisitas
hematologis yang berat
Toksisitas susunan saraf pusat Ganti EFV dengan NVP
menetap oleh karena EFV
D4T/3TC/NVP Neuropati oleh karena d4T atau Ganti d4T dengan AZT
pankreatitis
Lipoatrofi oleh karena d4T Ganti d4T dengan TDF
atau ABC
Ruam kulit berat karena NVP (tetapi Ganti NVP dengan EFV
tidak mengancam jiwa yaitu tanpa
pustula dan tidak mengenai mukosa)
Tabel 2.3 Toksisitas Utama pada Regimen ARV lini pertama dan anjuran obat
penggantinya (Murtiastutik, 2007)
Prognosis HIV/AIDS
pasien terinfeksi HIV yang tetap sehat secara klinis dan imunologis (Widoyono,
2008).
36
D. KEPATUHAN
1. Pengertian Kepatuhan
Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah atau aturan.
Seseorang atau pasien dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas
kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas (Lukman Ali et al,
1999).
Dari hasil berbagai defisinsi yang ada maka dapat peneliti simpulkan
adalah ketaatan atau kedisiplinan pasien untuk berobat dan sanggup untuk
37
Dari hasil penelitian Yuyun Yuniar, dkk (2011) didapatkan hasil bahwa
motivasi dalam diri ODHA untuk hidup lebih berkualitas, pemahaman dan
menganggap obat sebagai vitamin atau obat biasa sepeti obat darah tinggi
LSM dan tenaga kesehatan serta destigmatisasi dan tidak boleh ada
untuk memotivasi ODHA agar hidup lebih berkualitas dan minum ARV
rata pasien berumur 37 tahun, hasil rata-rata CD4 270 set/mm3, dan viral
minimal 75% dan kematian pasien dengan kepatuhan mininal 75% dan
Untuk pasien yang memulai terapi ARV dengan jumlah CD4 atau viral
350sel/mm3 atau lebih adalah serupa dengan pasien yang tidak patuh
ditinggalkan.
2) Pengawasan itu tidak perlu berupa kehadiran fisik petugas atau tokoh
identifikasi.
lebih baik dari pada dalam tahap kesediaan, namun motivasi ini belum
40
perilaku yang baru itu dianggap bernilai positif bagi diri individu dan
mereka agar menyesuaikan diri dengan nilai atau perilaku yang baru.
penyakit tersebut.
bagi penyakitnya.
2) Tingkat pendidikan.
et.al., 1986).
ada akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang jelas), saran
dkk,1989,1990, ley,1992).
44
Kepribadian antara orang yang patuh dengan orang yang gagal, orang
(Sarafino, 1990).
5) Dukungan Keluarga
sipil dan 29 orang (72,5%) bukan pegawai negeri sipil, hal ini
didapatkan data bahwa dari 100 responden penderita HIV terdiri dari
yang rendah, hal ini terbukti para penderita HIV AIDS sebagian besar
segala kebutuhan hidup, akan tetapi ada kalanya penderita TBC sudah
pensiun dan tidak bekerja namun biasanya ada sumber keuangan lain
7) Dukungan sosial
kepatuhan contoh yang sederhana, jika tidak ada transportasi dan biaya
mencapai kepatuhan.
8) Perilaku sehat.
Perilaku sehat dapat di pengaruhi oleh kebiasaan, oleh karena itu perlu
perilaku sehat yang baru itu merupakan hal yang penting. Begitu juga
11) Umur
(2013) didapatkan hasil bahwa dari 100 responden HIV AIDS terdiri
40-49 tahun. Hal ini disebebkan karena rata-rata dilihat dari faktor
psikologis umur 20-29 tahun selalu ingin mencoba dan mencari jati
diri, apabila salah jalan maka akan berakibat fatal, terjerumus dalam
penderita HIV AID umur < 1 tahun 85 penerita, 1-4 tahun 824
penderita, 5-15 tahun 384 penderita, 15-19 tahun 1411 penderita, 20-
4822 penderita, 50-59 tahun 1244 penderita dan > 60 tahun 455
Bab ini menguraikan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan
variabel yang ada dalam penelitian (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel
Cofunding
- Umur
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pekerjaan
50
51
Keterangan :
dari umur, jenis kelamin pendidikan danpekerjaan yang hanya diteliti secara
univariat.
B. Hipotesis
pernyataan hipotesis terkandung variable yang akan diteliti dan pengaruh antar
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Confounding
METODE PENELITIAN
digunakan, populasi dan sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian, etika
penelitian, alat dan pengumpul data, prosedur data dan analisa data.
A. Desain Penelitian
1. Populasi
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang
55
56
2. Sampel
Sampel menurut Sugiono (2006 : 96) adalah bagian dari populasi yang
dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel
merupakan bagian dari populasi. Pembagian jenis sampel yang diterapkan oleh
sebagai sampel hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil
1. Pasien yang didiagnosa HIV yang berobat ke RSUD Tarakan Jakarta Pusat
Pemilihan lokasi penelitian ini karena terjangkau dan memberikan kemudahan dari
di Poliklinik Puspa Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan yang mendapatkan terapi
antiretroviral.
D. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan suatu sistem nilai atau norma yang harus dipatuhi oleh
&Hungler, 2005).
Etika penelitian yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada prinsip etik yang
dikeluarkan (Polit & Beck, 2004 dalam Kelana, 2011) sebagai prinsip dasar etik
penelitian keperawatan:
bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian, atau
berkaitan dengan penelitian serta bebas menentukan pilihan atau bebas dari
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta dampak
namun jika pasien menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa
confidentiality)
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk
subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya
Peneliti menggunakan prinsip ini dengan meniadakan identitas diri yaitu nama
dan alamat. Subjek kemudian diganti dengan kode tertentu, dengan demikian
luas.
Pada penelitian ini peneliti bersikap adil dengan menunjuk pasien atau
Prinsip ini dilakukan dengan memberi manfaat semakin besar, risiko semakin
HIV/AIDS pada pasien HIV di RSUD Tarakan Jakarta Pusat dimana dari
antiretroviral pada pasien HIV di RSUD Tarakan Jakarta Pusat dimana dari
Keterangan :
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan suatu alat
ukur dalam mengukur suatu data (Hastono, 2007). Validitas suatu instrumen
61
masing variable dengan skor totalnya. Uji instrumen pada penelitian ini,
karena dengan keterbatasan waktu dan tempat. Pada uji instrumen hasil uji
validitas dari semua item dinyatakan valid karena nilai corrected item sampai
a). Bila r hitung lebih besar dari r tabel maka pernyataan tersebut adalah valid
(0.50-0.99).
b). Bila r hitung lebih kecil dari r tabel maka pernyataan dalam kuesioner
Pernyataan yang tidak valid harus dibuang bila dianggap tidak penting dan r
hitung lebih kecil dari r tabel (Hastono, 2007). Pernyataan yang tidak valid
N (xy ) (xy )
r
{nx 2 (x) 2 }{ny 2 (y ) 2 }
Keterangan :
N : Jumlah responden
valid dan sebaliknya jika nilai p value atau signifikasi sama dengan atau lebih
Uji coba instrumen juga digunakan untuk mengetahui reliabilitas dan validitas
instrumen. Nilai reliability akan reliabel jika nilai r alpha > r tabel dan nilai
validitas akan valid jika nilai r hasil ( Corected Item – total Correlation ) >
Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner pada penelitian ini adalah
adalah 0,936.
Pusat.
b. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah instrument
yang digunakan telah reliabel. Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat itu
dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan, akan senantiasa
(Hastono, 2007).
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
repeated measure atau ukur ulang bahwa pertanyaan yang ditanyakan pada
responden berulang pada waktu yang berbeda dan one shot atau diukur sekali
r11
K X
1 2
b
k 1 t2
Keterangan :
2
b : jumah varians butir
t2 : varians total
a) Jika alpha positif dan r alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut
reliabel.
b) Jika r alpha positif danr alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut
tidak reliabel.
c) Jika r alpha > r tabel tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel
Apabila skala tersebut dikelompokan dalam 5 kelas dengan range yang sama
Tabel 4.1
Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang reliable
>0,20 – 0,40 Agak reliable
>0,40 – 0,60 Cukup reliable
>0,60 – 0,80 Reliable
>0,80 – 1,00 Sangat reliable
65
1. Persiapan
c. Memperbanyak kuisioner
peneliti akan mencari calon responden lain yang memiliki kriteria yang
kriteria inklusi.
66
menyimpang.
akan dilengkapi pada saat itu. Setelah lengkap peneliti akan mengakhiri
pertemuan.
a. Editing (editing)
b. Koding (coding)
c. Tabulasi (Processing)
sudah diberi nilai, hasilnya dijumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan
digunakan.
2. Analisa Univariat
f
P x 100 %
n
Keterangan :
P : Persentase (%)
68
ƒ : Jumlah jawaban
3. Analisa Bivariat
dengan variabel dependen. Uji yang digunakan yaitu uji Chi Square karena
sehingga jika diperoleh nilai p > alpha, maka hasil perhitungan statistiknya
(O e) 2
X2
e
Keterangan :
Dimana :
HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil uji coba kuesioner dan hasil penelitian Hasil
penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.
meliputi data jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan. Sedangkan pada analisa
bivariat akan menjelaskan tentang hubungan antara dua variabel dengan uji Chi
A. Analisa Univariat
Pada analisa univariat ini akan dijelaskan masing-masing variabel yang diteliti,
dari masing- masing variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut:
70
71
Tabel 5.1
DistribusiFrekuensiBerdasarkanKarakteristikDemografi
Pasien Dengan HIV/AIDS Di PoliklinikPuspa
RumahSakitUmum Daerah TarakanFebruari 2014
Frekuensi
No Variabel Kategori Persen
(N 40)
1. Jeniskelamin Laki-laki 28 70,0 %
Perempuan 12 30,0 %
2. Umur Remaja 1 2,5 %
Dewasa awal 25 62,5 %
Dewasa akhir 14 35,0 %
3. Pekerjaan PNS/POLRI 3 7,5 %
Karyawan 12 30,0 %
Wiraswasta 13 32,5 %
Buruh 7 17,5 %
Tidak bekerja 5 12,5 %
4. Pendidikan Rendah 19 47,5 %
Tinggi 21 52,5 %
Berdasarkan tabel 5.1 diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. jenis kelamin
Karakteristik jenis kelamin yang menderita HIV/AIDS yang minum obat ARV
orang ( 70,0% ).
b. Umur
jumlah responden terbanyak yaitu berada pada kategori umur dewasa awal
c. Pekerjaan
(32,5%).
d. Pendidikan
Tabel 5.2
Frekuensi Persentase
No Variabel Kategori
N= 40 %
1 Tingkat Rendah 15 37,5
pengetahuan Tinggi 25 62,5
2 Kepatuhan Tidak patuh 14 35,0
minum obat ARV Patuh 26 65,0
a. Tingkat pengetahuan
HIV yang minum obat ARV didapatkan data terbanyak adalah responden
B. Analisa Bivariat
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan: Tingkat Pengetahuan Berhubungan
Dengan Kepatuhan Minum Obat Antiretroviral Pada penderita HIV/AIDS Di
Poliklinik Puspa Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
Februari 2014
Antiretroviral
(80,0%). Dari hasil uji statistik yang dilakukan diperoleh nilai P (P value)
95% (alpha 5%) ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
75
dengan kepatuhan minum obat antiretroviral. Dari hasil odds ratio = 6,000
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang keterbatasan dan pemaparan hasil
A. Analisa Univariat
76
77
Murino (2013) bahwa dari 100 responden HIV AIDS terdiri dari
umur 40-49 tahun. Hal ini disebebkan karena rata-rata dilihat dari
mencari jati diri, apabila salah jalan maka akan berakibat fatal,
1-4 tahun 824 penderita, 5-15 tahun 384 penderita, 15-19 tahun
dan >60 tahun 455 penderita (Dep Kes RI, 2013). Dapat
hal ini karena semakin tinggi pendidikan maka wawasan juga akan
semakin luas.
informasi.
B. Analisis Bivariat
benar dan tepat tentang HIV dan AIDS menjadi salah satu poin penting
A. Kesimpulan
bahwa:
value 0.017.
82
83
B. Saran
penderita HIV/AIDS.
bervariasi.
3. Kepada masyarakat
4. Kepada keluarga
6. Peneliti lain
Hastono & Sutanto, P. (2007). Analisis data kesehatan. Depok : FKM UI.
Hidayat, A. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta :
Salemba Medika.
Murtiastutik. (2008). Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih regimen ARV.
www.whitehouse.gov/.../eop/onap/nhas. Diakses tanggal 11 Februari 2014.
Sudikno, dkk. (2011). Pengetahuan HIV dan AIDS pada remaja di Indonesia. Dalam
Jurnal Kesehatan Reproduksi, Vol 1 No 3, hal 145-154.
http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/kespro/article/view/1390. Diakses
tanggal 20 Januari 2013.
Sugiyono, Dr., Prof (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Kepada Yth
Bapak/Ibu Calon Responden
Di Jakarta
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSIK FIKES UMJ)
Nama : ANASTIA ESTIANING RETNO WULANDARI
NPM : 2012727097
Atas perhatian dan partisipasinya dalam penelitian ini saya ucapkan banyak terima
kasih.
Peneliti
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi dalam
penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta (PSIK FIKES UMJ). Dengan judul penelitian : HUBUNGAN
TINGKAT PENGETAHUNAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT
ANTIRETROVIRAL (ARV) PADA PENDERITA HIV/AIDS DI POLIKLINIK
PUSPA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN. Saya juga mengerti bahwa
data mengenai penelitian ini dirahasiakan oleh peneliti dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Saya telah diberikan penjelasan tentang penelitian ini dan saya mengetahui bahwa
informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi perkembangan
pengetahuan, khususnya keperawatan.
Dengan ini saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun menyatakan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Jakarta, 2014
(…………………………)
LAMPIRAN 3
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, maka kami mohon kesediaan
bapak/ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan seobyektif
mungkin. Bapak/ibu tidak perlu mencantumkan identitas bila tidak berkenan. Atas
bantuan dan kesediaannya kami ucapkan terima kasih.
PETUNJUK PENGISIAN :
Mohon dengan hormat bapak/ibu menjawab semua pertanyaan yang ada dengan
memberikan tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan
KUESIONER A
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. JenisKelamin
Laki-laki Perempuan
2. Umur
Remaja (15-20 tahun)
3. Pekerjaan
PNS/PORLI Buruh
Karyawan Tidak bekerja
Wiraswasta
4. Pendidikan
SD SMA
SMP PT
KUESIONER B
Tingkat Pengetahuan Tentang HIV/AIDS
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman
saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat dua pilihan jawaban yang
disediakan untuk setiap pernyataan itu :
B : Benar
S : Salah
Selanjutnya, Anda diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda silang (X) pada
salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman anda. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri anda yang
sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran anda.
N PERTANYAAN BENAR SALAH
O
1 AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
HIV yang ditandai dengan gejala menurunnya system
kekebalan tubuh.
2 Dasar utama penyakit infeksi HIV ialah berkurangnya
jenis sel darah putih yang dites melalui CD4.
3 Orang yang terinfeksi tidak akan menunjukan gejala
apapun dalam jangka waktu yang relative lama (±7-10
tahun) setelah tertular HIV.
4 Cara penularan HIV/AIDS salah satunya melalui
hubungan seksual, penggunaan alat suntik secara
bergantian.
5 Untuk mengurangi resiko mendapatkan infeksi,
penderita HIV dianjurkan untuk selalu menjaga
kebersihan diri dan menjalankan pengobatan teratur.
6 Jarum suntik sebaiknya digunakan sekali pakai dan
jarum bekas atau benda tajam lainnya di buang ketempat
khusus.
7 Kondisi penyakit penyerta HIV AIDS penggunaan obat
lain secara bersamaan akan meningkatkan resistensi
terhadap satu atau lebih ARV.
8 Antiretroviral therapy mendorong suatu evolusi dalam
perawatan penderita HIV/AIDS.
9 Pemberian ARV tergantung tingkat progresivitas
masing-masing penderita.
10 Penurunan jumlah CD4 menandakan sistem kebebalan
tubuh juga ikut menurun.
KUESIONER C
Tingkat Kepatuhan Minum Obat Antiretroviral
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman
saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban
yang disediakan untuk setiap pernyataan itu :
1 : Tidak Pernah 2 : Jarang 3 : Sering 4 : Selalu
Selanjutnya, anda diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda silang (X) pada
salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman anda. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri anda yang
sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran anda.
No. Pertanyaan 1 2 3 4
1 Apakah anda pernah lupa meminum antiretroviral.
2 Apakah anda pernah terlambat mengambil obat ke Rumah
Sakit.
3 Apakah anda pernah mengurangi dosis obat sesuai yang
dianjurkan dokter selama mendapatkan pengobatan.
4 Apakah anda meminum obat secara lengkap/ semua obat
yang dianjurkan selama mendapatkan pengobatan.
5 Apakah anda meminum obat sesuai jadwal yang di
anjurkan selama mendapatkan pengobatan.
6 Apakah anda berhenti meminum obat tanpa memberitahu
dokter /petugas kesehatan.
7 Apakah anda selalu mengikuti perintah dokter/petugas
kesehatan.
8 Apakah anda saat menelan obat harus ada anggota
keluarga.