Anda di halaman 1dari 7

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI

DI PUSKESMAS BERBEK KABUPATEN NGANJUK

Pattern of Antihypertensive Medicines Use in Berbek Nganjuk


District Health Center

Heni Adi Ponco Astuti, Anang Setyo Wiyono P1

Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
heniadi027@gmail.com

Info Artikel Abstract


Hypertension is a disorder of the blood vessels that
Histori Artikel : causes the supply of oxygen and nutrients carried by the blood
to be blocked to the body's tissues in need. The purpose of this
Diterima 16 Agustus 2019 study was to determine the description of the use of
antihypertensive drugs in outpatient hypertension patients at the
Disetujui 16 Agustus 2019
Pusek Berbek Nganjuk District in the January-March 2019
period. The design used in this study was a descriptive study
with data collection during January-March 2019. The number of
Key words: Drug Use, antihypertensive drug use In the Berbek health center during
Antihypertension, Health January-March 2019, the highest was found in the ACE
Center Inhibitor group, namely in captopril 25 mg in 95 patients
(67.4%), Amlodipine 10 mg in 40 patients (28.4%), nifedipine
in 4 patients (2.84%), the smallest use found in Furosemide 40
mg in 2 patients (1.4%), while the drug that has never been used
is HCT in 0 patients (0%).

1
Abstrak
Hipertensi adalah suatu penyakit gangguan pada
Kata kunci: pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
Penggunaan Obat, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh
Antihipertensi, yang membutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Puskesmas mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi pada
pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Berbek Kebupaten
Nganjuk Periode Bulan Januari-Maret 2019. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pengumpulan data selama Januari-Maret 2019. Jumlah
penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Berbek selama
Januari-Maret 2019 paling tinggi terdapat pada golongan ACE
Inhibitor yaitu pada captopril 25 mg sebanyak 95 pasien
(67.4%), Amlodipine 10 mg sebanyak 40 pasien (28.4%),
nifedipin sebanyak 4 pasien (2.84%), penggunaan terkecil
terdapat pada Furosemide 40 mg sebanyak 2 pasien (1.4%),
Sedangkan obat yang tidak pernah terpakai yaitu HCT sebanyak
0 pasien (0%).

2
PENDAHULUAN ditimbulkan seperti pusing, sakit kepala,
Upaya kesehatan adalah setiap rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata
kegiatan untuk memelihara dan berkunang-kunang. Gejala yang timbul
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk pada penyakit hipertensi dapat dicegah
mewujudkan derajat kesehatan yang dengan cara menurunkan berat badan
optimal bagi masyarakat. Puskesmas berlebih (obesitas), pembatasan asupan
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan garam, melakukan olah raga teratur,
dasar yang menyelenggarakan upaya berhenti merokok dan minum obat secara
kesehatan pemeliharaan, peningkatan teratur (Depkes, 2008).
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit Survei tentang prevalensi hipertensi
(preventif), penyembuhan penyakit pada tahun 2015 berdasarkan hasil
(kuratif), dan pemulihan kesehatan pengukuran, diagnosis tenaga kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara riwayat minum obat hipertensi di temukan;
menyeluruh, terpadu dan prevalensi hipertensi di Indonesia pada
berkesinambungan. Konsep kesatuan penduduk usia diatas 18 tahun adalah
upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan sebesar 31,3% untuk pria sedangkan
pegangan bagi semua fasilitas pelayanan wanita mencapai sebesar 31,9% dari
kesehatan di Indonesia termasuk seluruh total penduduk usia > 18 tahun.
Puskesmas (Permenkes, 2016). Angka penderita hipertensi mencapai 32%
Hipertensi adalah suatu penyakit pada tahun 2015 dengan kisaran penderita
gangguan pada pembuluh darah yang berusia > 25 tahun. Jumlah penderita pria
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi mencapai 42,7%, sedangkan 39,2% adalah
yang dibawa oleh darah terhambat sampai wanita (Depkes, 2015).
ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Jawa timur menduduki tingkat ketiga
Hipertensi merupakan penyakit yang tertinggi pada prevalensi hipertensi di
makin banyak di jumpai di Indonesia indonesia pada umur >18 tahun, yaitu
terutama di perkotaan. Di negara industri, 29,6% (Depkes, 2015). Data dinas
hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan kota Surabaya tahun 2015
kesehatan utama dan merupakan masalah menunjukan prevalensi hipertensi
kesehatan global yang memerlukan mencapai 9,9%. Pada profil Puskesmas
penanggulangan. Beberapa faktor yang Berbek tahun 2017 hipertensi termasuk
mempengaruhi prevalensi hipertensi kedalam 10 penyakit terbesar urutan ke 2
seperti ras, umur, obesitas, asupan garam sebanyak 8435 orang atau sebanyak 23%.
yang tinggi dan adanya riwayat hipertensi Dari latar belakang tersebut diatas
dalam keluarga. Hipertensi tidak maka akan dilakukan penelitian tentang
memberikan gejala khas baru, setelah pola penggunaan obat antihipertensi di
beberapa tahun adakalanya pasien merasa Puskesmas Berbek Kabupaten Nganjuk.
nyeri kepala pagi hari sebelum bangun
tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah METODE PENELITIAN
bangun. Penelitian ini termasuk dalam jenis
Hipertensi adalah suatu keadaan penelitian observasional dengan
seseorang mengalami peningkatan tekanan pendekatan deskriptif. Penelitian ini
darah di atas normal, yaitu tekanan darah dilaksanakan di Puskesmas Puskesmas
sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan Berbek Kabupaten Nganjuk pada bulan
darah diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi Mei - Agustus 2019.
mempunyai gejala umum yang

3
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua data rekam medis pasien dengan
indikasi hipertensi di Puskesmas Berbek
Kabupaten Nganjuk.
Sampel dalam penelitian ini adalah
semua data rekam medis pasien dengan
indikasi hipertensi di Puskesmas Berbek
Kabupaten Nganjuk selama bulan Januari–
Maret 2019.
Teknik Sampling yang digunakan
pada penelitian ini adalah purvosive
Gambar 5.2. Persentase usia
sampling. Purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan Tabel 5.1. Jumlah pengguna Obat
pertimbangan tertentu. Antihipertensi pada bulan Januari– Maret 2019
di Puskesmas Berbek Kabupaten Nganjuk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
%
Setelah dilakukan penelitian pada di Golongan Nama Obat Jumlah %
Golongan
Puskesmas Berbek Kabupaten Nganjuk,
untuk mengetahui pola penggunaan obat Calcium Nifedipine 10 Mg 4 2,84
Chanel 31,21
antihipertensi di Puskesmas Berbek Blocker Amlodipine 10 mg 40 28,4
Kabupaten Nganjuk, diperoleh hasil
ACE
sebagai berikut : Captopril 25 mg 95 67,4 67,4
Inhibitors
Tabel 5.1 Frekuensi kelas interval jenis
kelamin dan usia pengguna Obat Antihipertensi Furosemide 40 mg 2 1,4
pada bulan Januari– Maret 2019 di Puskesmas Diuretik Hidroklorrothiazide 1,4
0 0,0
Berbek Kabupaten Nganjuk. 25 mg
Laki – persentase Jumlah 141 100 100
Usia Perempuan Jumlah
Laki %
18 – 30 TH 0 2 2 2
31 – 45 TH 2 10 12 12
46 – 60 TH 13 45 58 58
>60 TH 9 19 28 28
Jumlah 24 76 100 100
persentase % 24 76

Gambar 5.3. Persentase Jumlah penggolongan obat


antihipertensi

Gambar 5.1. Persentase jenis kelamin

4
pada golongan paling tinggi terdapat pada
golongan ACE Inhibitor yaitu pada
captopril 25 mg sebanyak 95 pasien
(67.4%). Penggunaan kaptopril untuk
terapi hipertensi sangat luas. Tablet
kaptopril oral merupakan salah satu obat
antihipertensi yang paling sering
digunakan karena efek sampingnya yang
minimal dan efek terapinya yang
memuaskan. Hal ini membuat kaptopril
juga kerap kali digunakan untuk terapi
krisis hipertensi.
Gambar 5.4. Persentase pengguna Obat
Antihipertensi pada Januari– Maret 2019 di Pada golongan Calcium Chanel
Puskesmas Berbek Kabupaten Nganjuk. Blocker yaitu pada Amlodipine 10 mg
sebanyak 40 pasien (28.4%), hal ini
Berdasarkan tabel 5.1 dan gambar disebabkan karena obat Amlodipine 10 mg
5.1 serta gambar 5.2 didapatkan bahwa golongan Calcium Chanel Blocker Obat
hasil penelitian jumlah keseluruhan untuk hipertensi ini bekerja dengan cara
pengguna obat antihipertensi pada bulan memasuki jaringan dan pembuluh arteri
Januari– Maret 2019 terdapat pasien tertentu. Kemudian mengalir ke jantung
perempuan sebanyak 76 orang (76%), sehingga bekerja sangat efektif untuk
paling banyak terdapat pada perempuan menurunkan tekanan darah. Obat
diusia 46 th–60 th sebanyak 46 orang hal antihipertensi ini dapat digunakan sebagai
ini dikarenakan perempuan pada usia kombinasi dari obat lain untuk
tersebut sudah memasuki masa menopause mengobati tekanan darah tinggi atau
yang menyebabkan menurunnya hormon digunakan secara mandiri, dan nifedipin
esterogen. Laki-laki sebanyak 24 orang sebanyak 4 pasien (2.84%).
(24%), paling banyak terdapat pada usia Penggunaan obat antihipertensi
46 th–60 th sebanyak 13 orang hal golongan diuretik paling tinggi pada
disebabkan karena pola hidup yang tidak penggunaan Furosemide 40 mg sebanyak 2
sehat (merokok, istirahat yang kurang). pasien (1.4%) sedangkan penggunaan
Hipertensi pada laki–laki terkecil terdapat pada HCT sebanyak 0
cenderung meningkat sejalan dengan pasien (0%), karena obat ini dapat
peningkatan usia dan tidak memiliki menambah kecepatan pembentukkan urine
hormon estrogen. Pada perempuan, dan penambahan volume urine melalui
peningkatan itu dimulai sejak masa kerja langsung terhadap ginjal sehingga
menopause, karena perempuan mempunyai jarang diresepkan.
hormon estrogen yang ikut membantu
pencegahan penyakit. Jadi selama seorang KESIMPULAN
perempuan mempunyai hormon estrogen, Berdasarkan hasil penelitian dapat
maka penyakit ikut terkontrol.. diambil kesimpulan bahwa pola
Berdasarkan tabel 5.2 dan gambar penggunaan obat antihipertensi di
5.3 serta gambar 5.4 didapatkan bahwa Puskesmas Berbek Kabupaten Nganjuk,
hasil penelitian jumlah keseluruhan paling tinggi terdapat pada golongan ACE
penggunaan obat antihipertensi pada bulan Inhibitor yaitu pada captopril 25 mg
Januari– Maret 2019 paling tinggi terdapat sebanyak 95 pasien (67.4%), Amlodipine

5
10 mg sebanyak 40 pasien (28.4%), Kementerian Kesehatan RI, 2017. Profil
nifedipin sebanyak 4 pasien (2.84%), Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
penggunaan terkecil terdapat pada Jakarta.
Furosemide 40 mg sebanyak 2 pasien Kodim Nasrin. (2003), Hipertensi: Yang
(1.4%), Sedangkan obat yang tidak pernah Besar Yang Diabaikan, evaluable at
terpakai yaitu HCT sebanyak 0 pasien http://tempointeraktif.com.
(0%). Lingga. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa
Obat. Jakarta: Agromedia.
DAFTAR PUSTAKA Ngatminah, 2007. Beberapa Faktor Resiko
Amirin, T., 2011, Populasi Dan Sampel yang Berhubungan dengan Kejadian
Penelitian 4: Ukuran Sampel Rumus Hipertensi Pada Pasien Dewasa di
Slovin, Erlangga, Jakarta. Balai Pegobatan Dinas Kesehatan
Depkes, R1. 2006. Pedoman Teknis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007.
Penemuan dan Tatalaksana Penyakit [Tesis]. Semarang: Program Pasca
Hipertensi. Jakarta: Direktorat SarjanaUniversitas Muhammadiyah
Pengendalian Penyakit Tidak Semarang.
Menular. Peraturan Menteri Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang- no.269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Undang Nomor 36 Tahun 2009. Rekam Medis. Jakarta : Depkes RI.
Tentang Kesehatan. Jakarta. 2008.
Eka Sendhy. 2015. Pola Penggunaan Obat Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 55
Hipertensi Pada Ibu Hamil di Tahun 2013 pasal 3 tentang
Instalasi Rawat Jalan RSB Penyelenggaraan Pekerjaan
Muhammadiyah Mojoagung, [Karya Perekam Medis. Jakarta.
Tulis Ilmiah] Fakultas Farmasi Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Institut Ilmu Kesehatan Kediri. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Gormer B., 2008, Farmakologi Hipertensi Bandung : Alfabeta, CV.
Golongan obat, Terjemahan., Notoatmodjo, S. 2005, Metodologi
Penerbit Universitas Indonesia (UI- Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Press), Jakarta, Indonesia. Rineka Cipta.
Gunawan L, (2001), Hipertensi Tekanan Permenkes No74, 2016. Standar
Darah Tinggi, Yogyakarta, Kanisius Pelayanan Kefarmasian Di
Heni Lutfiyati. 2017. Pola pengobatan Puskesmas. Jakarta.
Hipertensi Pada Pasien Lansia di Smith, T. 2002. Tekanan Darah Tinggi,
Puskesmas Windusari, Kabupaten Mengapa Terjadi, Bagaimana
Magelang, [Karya Tulis Ilmiah] Mengatasinya. Arcan. Jakarta.
Prodi D-III Farmasi, Universitas Undang-undang No 43 tahun 2009.
Muhammadiyah Magelang. Tentang Kearsipan. Jakarta 2009.
ISO Volume 50 (2016), Informasi
Spesialite Obat Indonesia, Jakarta

6
7

Anda mungkin juga menyukai