Kegiatan yang berlangsung selama 3 (tiga) hari ini mengusung tema “Stop Rebahan,
Mulailah Menulis Untuk Perubahan”. Tujuannya untuk membentuk jiwa jurnalis muda
yang kedepannya dapat meningkatkan kemampuan menulis serta menciptakan perubahan
yang lebih baik untuk dirinya sendiri dan sekitarnya.
Memiliki jiwa jurnalis merupakan rasa keingintahuan yang tinggi, berfikir kritis dan
logis, menyampaikan hasil data berupa fakta bukan opini, serta mempunyai jiwa yang
netral.
“Sebelumnya, mereka sudah dibekali dengan tata cara beretika wawancara sewaktu Pra-
PJTD kemarin,” ungkapnya.
Berbeda dengan sebelumnya, PJTD tahun ini menambahkan materi tentang esai yang
diisi langsung oleh Muhammad Farid redaktur Suara Nahdliyin.
Ketua panitia, Nonik Nurhanifah menjelaskan bahwa materi pelatihan jurnalistik ini
difokuskan ke straight news dan diimbangi dengan esai dan sastra. Setelah mendapatkan
materi, peserta diminta untuk membuat karya yang nantinya akan dibuat buletin.
“Hasil dari pembuatan buletin nantinya akan dievaluasi bersama alumni LPM
Paradigma,” jelasnya.
Salah satu peserta, Dewi Nur Habibaturrohmah mengaku senang. Selama mengikuti
PJTD ia mendapat ilmu kepenulisan juga dapat teman baru. Senada dengan Dewi,
Muayyadah juga memiliki banyak impian dan minat yang ingin dikembangkan di LPM
Paradigma. Ia ingin mengembangkan kepenulisan jurnalistik lebih teliti dan terstruktur.