Anda di halaman 1dari 57

BAKTERI

BAKTERI

• Jumlah yang umum dalam tanah = 3 – 4 milyar / gram tanah kering


• Bobotnya = 400 – 500 kg / ha.
• Jumlah dan bobot berubah dengan perubahan lingkungan / musim
• Ada 2 kelompok :

1. Heterotropik = memperoleh energi dari bahan organik


- Jumlah sangat banyak
- Semua bakteri yang berperan dalam perombakan bahan
organik bersifat heterotropik.

Protein amida (misal asetamida) CH3COONH2


dan asam amino (asam amino asetat/glisin)
CH2NH2COOH

C10H19O3N + 18 H2O + 12.5 O2 9 CO2 + NH4+ + HCO3-


2. Autotropik = memperoleh energi dari oksidasi kimia/mineral
- ammoniak, sulfur, besi, karbon/CO2
- jumlah jauh lebih sedikit dibanding bakteri heterotropik
Mengapa Mempelajari Bakteri

1. Agen Pembawa Penyakit Pada Ikan


ex : Aeromonas hydrophilla
Aeromonas salmoniocida
Vibrio harveyi
2. Probiotik
bakteri digunakan untuk memperbaiki lingkungan.
Ex : Nitrosomonas -Rhodobacter
Nitrobacter
Nama penyakit dan Agen penyebab :
Nama penyakit: Furunculosis,
Agen penyebab: Aeromonas salmonicida
3. Food Industry
-fermentasi produk-produk susu
ex : Lactococcus
Lactobacillus
Streptococcus
Pembuatan food aditives
monosodium glutamat-----L-glutamat acid---
Corynebacterium glutamic
Postulat koch
1. Mikroorganisme (bakteri) selalu dapat dijumpai
berasosiasi dengan penyakit tertentu
2. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi dan
ditumbuhkan menjadi biakan murni di
laboratorium
3. Biakan Murni mikroorganisme tersebut akan
menimbulkan penyakit yang sama bila disuntikkan
pada hewan yang rentan.
4. Penggunaan prosedur laboratorium yang steril
memungkinkan untuk diperolehnya kembali
mikroorganisme yang disuntikkan itu dari hewan
yang dengan sengaja diinfeksi dalam percobaan
STERILISASI MEDIA KULTUR BAKTERI
 Salah satu bagian penting dalam mikrobiologi adalah
pengetahuan tentang cara-cara mematikan,
menyingkirkan dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
 Tujuan utama :

1. Mencegah infeksi pada manusia


2. Mencegah rusaknya makanan dan komoditi lain
menjadi rusak
3. Mencegah gangguan kontaminasi mikroorganisme
lain dalam industri
4. Mencegah kontaminasi bahan dalam pengerjaan biakan
murni dilaboratorium
Sterilisasi dapat dibagi menjadi :
1. Sterilisasi kering

2. Sterilisasi basah
Cara Yang digunakan untuk mematikan atau
Menghambat (sterilisasi) dapat berupa :
1. Destruksi : panas, Zat-zat kimia, Radiasi

2. Penyingkiran : sentrifugasi dengan kecepatan


tinggi
3. Penghambatan : suhu rendah, Tekanan osmosis.
Morfologi dan struktur halus Bakteri
1. Morfologi kasar sel bakteri
a. Ukuran
b. Bentuk dan penataan
2. Struktur Halus sel Bakteri
a. Struktur di Luar Dinding sel
b. Dinding sel
c. Struktur di sebelah dalam dinding sel
3. Spora
a. Eksospora
b. Endospora
Morfologi kasar sel bakteri
a. Ukuran µm dan sangat bervariasi
ex : - Escherichia coli = 1 µm - 3 µm
- Micoplasma = 0,1- 0,3 µm
- Epulopiscium fisheloni = 60 - 800 µm
1 cm3 = 5 x 1011 bakteri ukuran rata-rata
1 g = 1012 sel bakteri
b. Bentuk
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga
golongan besar, yaitu:
 Kokus (Coccus)
 Basil (Bacillus)
 Spiral (Spirilum)
 Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti
bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
 Monococcus, jika kecil dan tunggal
Ex : Monococcus gonorhoe.
 Diplococcus, jka berganda dua-dua
Ex : Diplococcus pneumonia
 Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk
bujur sangkar sebagai hasil pembelahan sel kedua
arah. Ex : Pediacoccus cerevisae
 Sarcina, berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang
tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil
pembelahan sel ketiga arah, contohnya Sarcia sp.
 Staphylococcus, berbentuk bulat, tersusun seperti
kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel
ke segala arah.
Ex : Staphylococcus aureus
 Streptococcus memiliki bentuk bulat bergandengan
seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau
dua arah dalam satu garis.
Ex : Streptococcus pyogenes
Penyakit exopthalmia pada ikan nila akibat Streptococcus agalactiae
BEBERAPA BENTUK BAKTERI
 Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang
berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai
variasi sebagai berikut:
 Basil tunggal , berupa batang tunggal.
contohnya Escherchia coli dan Salmonella typi
 Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua

 Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai


contohnya Streptobacillus moniliformis dan Azotobacter sp
 Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung
dan mempunyai variasi sebagai berikut :
 Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari
setengah lingkaran (bentuk koma)
Ex :Vibrio coma K
 Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Ex : Spirillium minor yang menyebabkan demam dengan
perantara gigitan tikus atau hewan pengerat lainnya.
 Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang
fleksibel
Ex : Treponema pallisum s
Berdasarkan cara hidupnya , bakteri dapat dibedakan
menjadi bakteri heterotrof dan autotrof.
a) Bakteri heterotrof
tidak berklorofil, sangat bergantung pada bahan
organik yang ada disekitar tubuhnya, karena
bakteri tersebut tidak dapat mengubah bahan
anorganik menjadi bahan organik.
Bakteri heterotrof dapat dibedakan lagi menjadi :
 Bakteri saprofit (saprobakter)
kebutuhan makanannya diperoleh dari sisa – sisa
makanan organisme lain yang telah mati.
 Contoh bakteri safrofit diantaranya adalah:
- Escherchia coli
- Methanobacterium omelanskii dan
Methanobacterium ruminatum
-Thiobacillus debitrificans.
- Clostridium sporageus
-Desulfovibrio desulfuricans

 Bakteri pathogen
Bakteri pathogen adalah bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit hospes ― inang yang dihinggapi.
ex: Salmonella thypi, Vibrio comma, Clostridium tetani
Mycobacterium tubercolosis, Neisseria meningitides
b. Bakteri Autotrof
Semua jenis bakteri autotrof mampu membuat makanan
sendiri dengan Proses pengubahan dapat terjadi melalui
dua cara, yaitu :
1. Foto autotrof
Energi yang digunakan untuk menyusun bahan
anorganik menjadi bahan organik adalah sinar
matahari / cahaya.
2. Kemoautotrof.
Bakteri ini memperoleh energy dari bahan bahan
kimia untuk menyusun bahan organic dari bahan
anorganik. Contoh : Nitrosomonas
STRUKTUR HALUS SEL BAKTERI

-Struktur di luar dinding sel


-Dinding sel
-Struktur di dalam dinding sel
Struktur di luar dinding sel

a. Flagelum ( jamak flagela)


 embel-embel seperti rambut yang tipis mencuat
menembus dinding sel dan bermula dari tubuh
dasar.
 berfungsi sebagai motilitas (pergerakan bakteri)
 panjangnya beberapa kali dari panjang selnya.
 Tidak semua bakteri memiliki flagelum
basilus dan spirilum----umumnya memiliki\
Kokus---jarang
Penataan Flagela pada bakteri
Berdasarkan jumlah dan letak flagella, bakteri
dibedakan menjadi:
a) Bakteri monokrotik, yaitu bakteri yang mempunyai
satu flagella pada salah satu ujung selnya.
b) Bakteri amfitrik, yaitu bakteri yang pada kedua
ujung selnya mempunyai satu flagella.
c) Bakteri lofotrik, yaitu bakteri yang pada salah satu
ujung selnya memiliki seberkas flagella.
d) Bakteri peritrik, yaitu bakteri yang pada seluruh
tubuhnya terdapat flagella.
PENATAAN FLAGELA PADA BAKTERI
b. Pilus/fimbria (jamak pili/fimbriae)
 Lebih kecil, lebih pendek dan lebih banyak dari flagela
 Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
 Dijumpai pada spesies motil dan non motil
 Tidak berfungsi untuk pergerakan
 Beberapa pili berfungsi untuk melekat pada berbagai
permukaan—sumber nutriennya.
c. Kapsul
 Lapisan bahan kental (lapisan lendir)

 Tebal kapsul dapat satu persekian diameter


selnya atau jauh lebih besar dari selnya.
 Penutup lindung dan gudang cadangan makanan

 Kapsul bakteri-bakteri penyebab penyakit dapat


menambah virulensi bakteri tersebut.
d. Selonsong
 Terbuat dari senyawa-senyawa logam tak larut
(ferri dan mangan oksida) yang mengendap
disekeliling sel sebagai produk kegiatan
metaboliknya.
 Banyak dijumpai pada habitat air tawar yang kaya
bahan organik dan juga dialiran air kotor/limbah
e. Tangkai
 Substansi lengket, memungkinkan sel melekat pada
permukaan padat
 Dijumpai pada lingkungan tawar dan marin.
Kemampuan melekat sangat penting bagi
pertumbuhan dan ketahanan hidupnya.
DINDING SEL
 Struktur kaku (kecuali pada mikoplasma) yang
memberikan bentuk pada sel.
 Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok
besar berdasarkan struktur dinding selnya yaitu :
- Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang
tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis
molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat
- Bakteri gram negatif memiliki lapisan
peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai
struktur lipopolisakarida yang tebal.
Ciri bakteri gram positif dan gram negatif
Perbedaaan relatif
Ciri Gram (+) Gram (-)
Struktur dinding sel Tebal (15-80 nm) berlapis mono Tipis (10-15 nm)berlapis 3
Komposisi dinding sel Lipid Rendah (1-4%) Lipid tinggi (11-12%)
peptidoglikan sebagai lapisan peptidoglikan ada dilapisan
tunggal ( 50 % bobot kering dalam (10 % bobot kering ).
bakteri)
Kerentanan terhadap penicilin Lebih rentan Kurang rentan
Pertumbuhan dihambat zat-zat Pertumbuhan dihambat dengan Petumbuhan tidak begitu
warna dasar Ex : ungu kristal nyata dihambat
Persyaratan nutrisi Relatif rumit pada banyak Relatif sederhana
spesies
Resistensi terhadap gangguan Lebih resisten Kurang resisten
fisik
Struktur disebelah dalam dinding sel
1. Membran Plasma
Mengendalikan lalu lintas substansi dalam larutan.
Mampu mengambil dan menahan nutrien dalam
jumlah yang sesuai dan membuang kelebihan
nutrien atau produk buangannya.
Difusi pasif : tidak spesifik, substansi kimiawi
bergerak melintasi membran dari suatu area yang
berkonsentrasi tinggi ke yang lebih rendah.
Difusi aktif : sangat spesifik, memungkinkan
penumpukan solut didalam sel dengan konsentrasi
yang lebih tinggi daripada yang ada diluar sel.
2. Mesosom
Membran sitoplasma yang melipat ke arah dalam
(sitoplasma)
Diduga berfungsi dalam sintesis dinding sel dan
pembelahan nukleus
3. Sitoplasma
Ribosom-biosintesis protein
Nukleus (DNA)-seluruh materi genetik
(kromosom/genom)
Inklusi sitoplasma-substansi kimiawi yang menumpuk
membentuk granul di dalam sitoplasma-belerang,
polifosfat, lipid, glikogen dan pati
Struktur permukaan sel bakteri

Struktur Fungsi Komposisi Kimiawi


Flagella Lokomosi Protein
Pili Tabung Konjugasi pelekatan sel Protein
Kapsul dan bahan Penutup lindung pelekatan sel Polisakarida, polipeptida
ekstraselular Makanan cadangan
Dinding sel Penutup lindung permeabilitas Peptidoglikan, asam tekoad,
polisakarida,, lipid dan protein
Membran Penutup semipermeabel Lipid dan protein
sitoplasma dan mekanisme transport,
mesosom pembelahan sel, sintesis
makromolekul biologis
Persyaratan Nutrisi Bakteri
1. Sumber energi
- Fotoautotrof
- Kemoautotrof
2. Karbon
- Autotrof dan Heterotrof
3. Nitrogen
- Bakteri = N organik, N anorganik dan gas N2
4. Belerang dan fosfor
5. Logam ; dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
kecil . Ex : Na, Ca, Mg, Mn, Fe, Zn, Cu
6. Vitamin
Hewan : esensial
Bakteri : sintesa seluruh kebutuhannya atau
perlu penambahan 1 atau lebih vitamin dalam
mediumnya
7. Air : semua organisme butuh air, nutrien bakteri
umumnya dalam bentuk larutan
Kondisi fisik yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri :
1. Suhu
Semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi
kimia. laju reaksi kimia dipengaruhi suhu .
Suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari suhu
yang dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi
protein dan komponen sel esensial lainnya sehingga sel
akan mati.
Demikian pula bila suhu lingkungannya berada di
bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan
berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan
terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi
menjadi 4 golongan :
 Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah
suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C.
 Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu
antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C.
 Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di
daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu
optimum 50 - 65 °C
 Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada
kisaran suhu 65 - 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C.
2. Oksigen
 Bakteri aerob, yaitu bakteri yang menggunakan oksigen
bebas dalam proses respirasinya. Misal: Nitrosococcus,
Nitrosomonas dan Nitrobacter.
 Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak menggunakan
oksigen bebas dalam proses respirasinya. Misal:
Streptococcus lactis
 Bakteri aerob obligat: yaitu bakteri yang hanya dapat
hidup dalam suasana mengandung oksigen. Misal:
Nitrobacter dan Hydrogenomonas.
 Bakteri anaerob obligat: yaitu bakteri yang hanya
dapat hidup dalam suasana tanpa oksigen. Misal:
Clostridium tetani.
 Bakteri anaerob fakulatif: yaitu bakteri yang dapat
hidup dengan atau tanpa oksigen. Misal: Escherichia
coli, Salmonella thypose dan Shigella
2. Kelembaban
Bakteri memerlukan kelembaban relatif (relative
humidity, RH)
Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan
kegiatan bakteri Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli
akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas
dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84% dan
metabolisme terhenti.
Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban
udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri
gram negatif terkait dengan perubahan struktur
membran selnya yang mengandung lipid bilayer
Spora
 Tubuh yang secara metabolik dorman
 Dihasilkan pada fase lanjut pertumbuhan sel

 Tahan terhadap banyak bahan fisik dan kimia

 Pada kondisi yang sesuai akan berkecambah dan


menghasilkan sel yang sama dengan asalnya
(vegetatif)
Eksospora (spora eksternal)
Streptomyces : serantaian spora (disebut konidia)
Endospora ( didalam sel)
Ex : Bacillus, Clostridium, Sporosarcina
REPRODUKSI BAKTERI
1. Pembelahan sel (Pembelahan biner melintang)
1 – 2 – 4 – 8 – 16 ……paling umum
2. Produksi spora reproduktif
Pertumbuhan bakteri
 Perubahan dalam hasil panen sel (pertambahan
total massa sel) dan bukan perubahan individu
organisme.
 Pertambahan jumlah atau massa melebihi yang
ada didalam asalnya.
Laju pertumbuhan bakteri
1 2 22 23 24 25 26………2n
 Waktu generasi : selang waktu yang dibutuhkan bagi
sel untuk membelah diri atau untuk populasi
menjadi dua kali lipat (ex : E. Coli = 15-20 menit)
Kurva Pertumbuhan Bakteri

Fase statis
Log jumlah bakteri hidup

Fase Kematian

Eksponensial Fase

Log fase

Lag fase

Waktu
Ciri pertumbuhan bakteri pada setiap fase pertumbuhan

Fase Pertumbuhan Ciri


Lag Fase ( Lamban) - Belum terjadi pertambahan populasi
- Sel mengalami perubahan dalam komposisi kimiawi dan
bertambah ukurannya; komposisi intraseluler bertambah
Log Fase atau -Sel membelah dengan laju yang konstan
fase eksponensial - massa menjadi dua kali lipat dengan laju sama
-Aktivitas metabolik konstan
-Keadaan pertumbuhan seimbang
Fase Statis -Penumpukan produk beracun atau kehabisan nutrien
-Beberapa sel mati dan beberapa tumbuh dan membelah
Fase kematian -Sel-sel mati terbentuk lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel baru
-Laju kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial
-Bergantung pada spesiesnya, semua sel mati dalam beberapa waktu
atau beberapa bulan.
Metode Penghitungan Sel
Mikroorganisme
 Secara tidak langsung, yaitu menghitung
jumlah sel mikroorganisme dengan metode
Total Plate Count (metode hitungan cawan)
dengan mengikuti aturan Standard Plate
Count (SPC)
 Secara langsung, yaitu menghitung jumlah
sel mikroorganisme dengan menggunakan
alat Haemocytometer
Penghitungan jumlah sel
mikroorgansime dengan metode
Total Plate Count (TPC)
 Prinsip dari Plate Count (metode hitung cawan)
adalah jika sel mikroorganisme yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, maka akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata
tanpa menggunakan mikroskop.
 Rumus menghitung jumlah mikroorgasnisme
adalah: Jumlah mikroorganisme
 = jumlah koloni X 1/faktor pengenceran
 Disiapkan 8 tabung reaksi yang masing-masing diisi
dengan 9 mL larutan NaCl 0,85%
 1 gram sampel dilarutkan dalam 9 ml larutan NaClm
0.85% , dan akan diperoleh suspensi dengan tingkat
pengenceran 10 -1 , ambil 1 mL suspensi pekat masukkan ke
dalam tabung reaksi ke-1 lalu dikocok sehingga diperoleh
suspensi dengan tingkat pengenceran 10-1. Dari tabung ke-
1 ambil 1 mL lalu masukkan ke dalam tabung reaksi ke-2,
lalu kocok lagi sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat
pengenceran 10-2 , demikian seterusnya sehingga diperoleh
suspensi sampai tingkat pengenceran 10-8
 Lalu dari seluruh tingkat pengenceran diambil 1
mL, selanjutnya ditanam di media PDA secara
duplo dengan metode Pour plate , atau 0.5 mL
dengan metode Spread plate. Penanaman bisa
dilakukan secara simplo atau duplo
 Setelah merata diinkubasikan di suhu ruang
selama 7 hari.
 Setelah inkubasi selesai, baru bisa dihitung jumlah
koloninya
Metode Penghitungan Sel Mikroorganisme :
 Secara tidak langsung, yaitu menghitung
jumlah sel mikroorganisme dengan metode
Total Plate Count (metode hitungan cawan)
dengan mengikuti aturan Standard Plate
Count (SPC)
 Secara langsung, yaitu menghitung jumlah
sel mikroorganisme dengan menggunakan
alat Haemocytometer
 Penghitungan jumlah sel mikroorgansime dengan metode
Total Plate Count
 Prinsip dari Plate Count (metode hitung cawan) adalah jika
sel mikroorganisme yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar, maka akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan
dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
 Rumus menghitung jumlah mikroorgasnisme
adalah: Jumlah mikroorganisme= jumlah koloni X 1/faktor
pengenceran
 Penghitungan jumlah sel mikroorgansime dengan metode Total Plate
Count Sumber: Pelczar, M. J., Chan. E. C. S. (1988)
 Disiapkan 8 tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 9 mL
larutan NaCl 0,85%
 1 gram sampel dilarutkan dalam 9 ml larutan NaClm 0.85% , dan akan
diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10 -1 , ambil 1 mL
suspensi pekat masukkan ke dalam tabung reaksi ke-1 lalu dikocok
sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-1. Dari
tabung ke-1 ambil 1 mL lalu masukkan ke dalam tabung reaksi ke-2,
lalu kocok lagi sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat
pengenceran 10-2 , demikian seterusnya sehingga diperoleh suspensi
sampai tingkat pengenceran 10-8
 Lalu dari seluruh tingkat pengenceran diambil 1 mL, selanjutnya
ditanam di media PDA secara duplo dengan metode Pour plate , atau
0.5 mL dengan metode Spread plate. Penanaman bisa dilakukan
secara simplo atau duplo
 Setelah merata diinkubasikan di suhu ruang selama 7 hari.
 Setelah inkubasi selesai, baru bisa dihitung jumlah koloninya

Anda mungkin juga menyukai