Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MATA KULIAH “AGAMA ISLAM”

MATERI “ SHOLAT “

Dosen Pengajar : Abdul Gamal


Disusun Oleh Kelompok 1
Nama-Nama Anggota :

1. Ahsanil Qur`an (32191001)


2. Misbahuddin Labib Al-Ghifari (32191009)
3. Novita Rosyani (32191010)
4. Trisnawati S.C.N (32191016)

PROGRAM STUDI D3 Teknik Radiografi


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Sholat” dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Selanjutnya salam serta shalawat semoga tetap tercurah bagi hamba pilihan Allah
Rasulullah Muhammad SAW, karena berkat perjuangan dan pengorbanan beliaulah
sehingga umat islam bisa mencapai alam yang terang benderang seperti yang sudah kita
rasakan saat ini.
Kami berterima kasih kepada Mas Gamal selaku Ketua Prodi dari Program Studi
D3 Teknik Radiografi dan dosen pengganti mata kuliah Agama Islam yang memberikan
arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat kepada kita sehingga kita mampu
mengerjakan tugas ini. serta ucapan terima kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa
yang juga ikut berpartisipasi. Semoga dengan adanya makalah ini akan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 6 Desember 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
B. Perumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................4

PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. Pengertian Sholat........................................................................................................4
B. Sejarah Sholat.............................................................................................................4
C. Macam-macam Sholat................................................................................................5
D. Sholatnya Orang Beriman dan Orang Fasiq...............................................................6
E. Manfaat Sholat...........................................................................................................8
F. Bahaya Meninggalkan Sholat...................................................................................10
G. Waktu Yang Dilarang untuk Sholat..........................................................................13
H. Syarat Wajib Sholat..................................................................................................14
Dalil-dalil yang Mewajibkan Sholat..............................................................................14
I. Hal yang membatalkan sholat...................................................................................15
J. Rukun Sholat............................................................................................................16

BAB III....................................................................................................................19

PENUTUP................................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya


arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan
mungkin untuk ditinggalkan.
Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati,
tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat),
mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu
ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan
ta’lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh
menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan
hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif)
dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial
kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka
sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata.
Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman,
ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah.
Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa salafus shalih
sangat memperhatikan masalah shalat, sampai mereka menempatkan shalat itu
sebagai”mizan” atau standar, yang dengan neraca itu ditimbanglah kadar
kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya. Jika mereka ingin
mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya maka mereka bertanya
tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara shalatnya, bagaimana ia
melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka
saksikanlah untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban,
Ibnu Umar, Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist

1
ini : ” Sholat adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk
hambanya”. Begitupun dengan maksud hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
mas’ud dan Anas r.a.
Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang
melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat
semata tetapi dapat mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat sebagai
salah satu penjagaan bagi orang-orang yang beriman yang benar-benar
melaksanakannya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang akan dibahas


dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah pengertian sholat?

b. Bagaimanakah sejarah sholat?

c. Sebutkan macam-macam sholat?

d. Apakah manfaat sholat?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:

a. Untuk mengetahui pengertian sholat.

b. Untuk mengetahui sejarah sholat.

c. Untuk mengetahui macam-macam sholat.

d. Untuk mengetahui manfaat sholat.

D. Manfaat

Manfaat yang bisa didapat dalam makalah ini yaitu:

a. Dapat mengetahui pengertian sholat.

b. Dapat mengetahui sejarah sholat.


c. Dapat mengetahui macam-macam sholat.

d. Dapat mengetahui manfaat sholat.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat

Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah


pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam.
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran
Allah. Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak
jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi- Mahamulia.
Sementara musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan
pikirannya untuk menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus
hubungan dengan (makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan
bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan
keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan
kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan waktunya
dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan- bacaan dan
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan
ini semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya
berdoa selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan
kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat
berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan berakhir dengan salam,
‘Assalamu’alaikum’.

B. Sejarah Sholat

Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini
tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga
dalam sejarah digambarkan setelah Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam
ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu yang secara

4
terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya, dan yang
yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat
merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal
– amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak
lagi yang lainnya.

C. Macam-macam Sholat

Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Sholat Fardhu

Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya


sesuai batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun
larangan. Dalam hal ini adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:
1. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang
bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya
2. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda
aslinya sampai tenggelamnya matahari.
3. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung
merah dilangit.
4. 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah di langit sampai munculnya
fajar shodiq.
5. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.

2. Sholat Tathowwu'

Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.

a. Sholat Tathowwu' Muthlaq

Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh syara'.
b. Sholat Tathowwu' Muqoyyad

Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.

Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (sholat)


dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat
sesudahnya, 2 rokaat setelah maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya'
dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat Nabi sholallohu alaihi wa
sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan Muslim:
729) Sholat lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara lain, sholat-sholat
sunah seperti sholat tahajud, sholat witir dan rowatib, sholat istihoroh, sholat
dhuha, sholat taubat, sholat tahiyyatul masjid, dan sholat tasbih.

D. Sholatnya Orang Beriman dan Orang Fasiq

1. Sholatnya orang beriman

a. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah


diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Sebagaimana sabdanya:

“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan
agar kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-Muslim)

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”


(HR. Bukhari-Muslim)
b. Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan dan
ucapan yang telah dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan pada
esensi shalat yaitu terdapatnya kekhusuan.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9).
2. Sholatnya orang fasiq

a. Golongan pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu


tentang shalat, yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara yang
membatalkannya, tentang bersuci dari hadas, begitu juga bacaannya sudah
betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini tidak mampu melawan
nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia mudah memalingkan mereka
daripada menunaikan kewajiban kepada Tuhannya seperti perintah shalat ini.
Bila mereka sedang ada mood maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi bila
ada urusan pekerjaan, maka mereka lupakan saja shalat dan mendahulukan
apa saja tuntutan pekerjaan mereka walaupun mereka tahu perbuatan itu
berdosa. Dengan kata yang lain, mereka tidak istiqomah di dalam
mengerjakan perintah shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai orang fasiq.
Seperti firman Allah di dalam Al Quran: “Barangsiapa yang tidak berhukum
dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang
yang fasiq”.
b. Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat dan
sudah tahu ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya.
Yakni, jiwa dan fikirannya tidak ditumpukan untuk mengingati Allah dengan
menghayati bacaan-bacaan dalam shalat. Fikirannya melayang- layang
memikirkan hal-hal lain di luar shalat, seperti perniagaannya, kerjanya,
istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi. Golongan ini tidak menjiwai shalatnya,
malah pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai sehingga mengganggu
ibadah shalatnya. Mereka diancam oleh Allah SWT dengan firmanNya:
“Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat, yaitu
orang-orang yang lalai di dalam shalatnya“ (Qs. Al Ma’un 4-5).

Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan sholat itu
sendiri: “Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah
membalas
tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya(dengan sholat) dihadapan manusia,
dan tidaklah mereka menyebut Allah melainkan dengan sedikit sekali“
(Qs.Annisa : 142 )
E. Manfaat Sholat

1. Sholat dapat menghapuskan dosa

Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Kamu


sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat
itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu
melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat
dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat ‘asar maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu
melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu
berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan
membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi
kamu hingga kamu bangun.” (HR. Thabrani)

2. Manfaat sholat bagi kesehatan

Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk kesehatan:
a. Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari
sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
b. Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat
pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari
tulang iga yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung, dengan
begitu kita tidak mudah terserang penyakit, tulang belakang juga akan lurus.
c. Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga
rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan
berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa
oksigen menjadi lancar.
d. Ruku’ berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh
karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar
bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih
tinggi daripada leher.
e. Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir.
Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan
tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian
sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.
f. Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena
bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya
pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal
menopang tubuh kita.
g. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan
wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher.
Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.

3. Mencegah perbuatan keji dan mungkar

“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…”


(Qs. Al-Ankabut ayat 45).
Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari
konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki iltizam
terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya terhadap
keimanannya pada Allah, maka sholat akan menjadi pencegah kemaksiatan dan
kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam ayat tadi.

4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk membersihan
jiwa dan melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan.
Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya,
sementara AL Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna
telah memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu
pengetahuan, sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya,
lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.
F. Bahaya Meninggalkan Sholat

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan


tentang balasan orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan orang
yang berbuat mungkar, diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu.
Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW,
diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali
benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan
mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai
Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat
fardhu” (Riwayat Tabrani).
Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor.
Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu,
mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka
Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam
kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat” Al-ayat.
Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang
melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Sholat
dari waktu asalnya hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan
dan melewatkan waktu sholat, maka mereka diancam dengan Neraka Wail”. Ibn
Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu orang yang
melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada waktu Sholat lain,
maka bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka
Jahannam tempat kembalinya”.
Maksud Hadist : “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka sesungguhnya dia telah
kafir dengan nyata”.
Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i)
berfatwa: Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah
seseorang yang meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah
mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram mensholatkanya.
Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:

a. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan tulang-


tulang dada.
b. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar
tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
c. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan berkata, kepada
si mati dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu
sebab meninggalkan sholat dari Subuh hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke
Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul
dari waktu Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan
hingga terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian
dipukul lagi karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke
Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi. Demikianlah
seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat.
Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat fardhu lima waktu: Subuh ,
Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka
Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun
didunia=60,000 tahun).
Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim.

Asar, dosa seperti menghacurkan Ka’bah.

Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.

Isya’, Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang
meninggalkan sholat Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu
dan menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan dan dikerjakan
adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”.
Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat :
Di dunia

1. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.

2. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada (wajah)
nya.
3. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
Ketika Sakaratul Maut

1. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.

2. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.

3. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)

4. Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya


Ketika di Alam Barzakh

1. Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta menerima


hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat menakutkan.
2. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.

3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya


berkumpul (seperti jari bertemu jari).
4. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan.
G. Waktu Yang Dilarang untuk Sholat

a. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak.

b. Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam Tidak boleh dilaksanakannya


shalat sunnah setelah 2 waktu tersebut berdasarkan hadits- hadits berikut:

Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya diajari oleh banyak orang yang kejujuran
dan keagamaannya tidak diragukan lagi -termasuk didalamnya adalah Umar-
Sesunguhnya Nabi melarang melaksanakan shalat setelah Subuh hingga terbit
matahari dan setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam“. (HR Bukhari
581 dan Muslim 826)

Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: “Tidak ada


pelaksanaan shalat setelah shalat subuh hngga matahari meninggi, dan tidak
ada shalat setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.”(HR Bukhari 586 dan
Muslim 727)

c. Ketika tengah hari Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir,
ia berkata: “Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk melaksanakan
shalat atau mengubur mayit kami; Ketika matahari terbit dan bersinar terang
hingga meninggi, ketika tengah hari hingga matahari tergelincir, ketika matahari
condong kebarat hingga tengelam“. (HR Muslim 831)
H. Syarat Wajib Sholat

Dalil-dalil yang Mewajibkan Sholat

1. Al-Baqarah, 43

َّ ‫وَ َأ ِقيمُوا ال‬


َ‫صاَل َة وَ آتُوا الزَّ َكا َة وَ ارْ َكعُوا مَعَ الرَّا ِكعِين‬

Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang
yang ruku

2. Al-Baqarah 110

‫ُوا أِل َنفُسِ ُكم مِّنْ َخي ٍْر َت ِج ُدوهُ عِ ن َد ٱهَّلل َ ِب َما‬
۟ ‫ٱلز َك ٰو َة ۚ َو َما ُت َق ِّدم‬
َّ ‫وا‬ ۟ ‫ص َل ٰو َة َو َءا ُت‬ ۟ ‫َوأَقِيم‬
َّ ‫ُوا ٱل‬
ِ ‫ون بَصِ ي ٌر إِنَّ ۗ ٱهَّلل‬ َ ُ‫َتعْ َمل‬

Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu
usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi
Allah sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan

3. Al –Ankabut : 45

‫ َل ٰو َة‬//‫ٱلص‬
َّ َّ ‫ب َوأَ ِق ِم‬
َّ‫ َل ٰو َة ۖ إِن‬//‫ٱلص‬ ِ ‫ك ِم َن ْٱل ِك ٰ َت‬//ْ
َ ‫ٓا أُو ِح َى إِ َلي‬//‫ ُل َم‬//‫ٱ ْت‬
‫ا‬//‫ ُر ۗ َوٱهَّلل ُ َيعْ َل ُم َم‬/ ‫َت ْن َه ٰى َع ِن ْٱل َفحْ َشٓا ِء َو ْٱلمُن َك ِر ۗ َو َل ِذ ْك ُر ٱهَّلل ِ أَ ْك َب‬
َ ‫َتصْ َنع‬
‫ُون‬

Artinya: Bacalah kitab (Al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu


(Muhammad) dan laksanakanlah Shalat .sesungguhnya shalat itu bisa
mencegah perbuatan keji dan munkar.dan (ketahuilah) mengingat Allah
(shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah
maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

4. An-Nuur: 56

َ‫وَ َأ ِقيمُوا الصَّ اَل َة وَ آتُوا ال َّز َكا َة وَ َأ ِطيعُوا الرَّ سُو َل لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َحمُون‬

Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar
supaya kalian semua diberi rahmat.
o Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat
dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan
“dirikanlah”.
o Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah
sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi
mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain
mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga
apabila shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat
I. Hal yang membatalkan sholat
Shalat menjadi batal apabila mushalli melakukan salah satu diantara hal-hal berikut :
1. Berbicara dengan sengaja, yakni mengucapkan kata-kata selain al – Qur’an, dzikir
dan doa. Al-Bukhari (4260) dan Muslim (539) telah meriwayatkan dari Zaid
binArqam RA, dia berkata: Dulu kami berbicara dalam shalat. Seorang dari kami
berbicara kepadakawannya tentang keperluannya, sehingga turunlah ayat ini:
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (khususnya) shalat Wustha. Berdirilah untuk
Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu‟.” (Q.S. al - Baqarah: 238). :Maka kami
pun disuruh diam. Sedang Muslim sendiri (537)meriwayatkan dari Mu‟awiyah
bin Hakam as - Sulami RA, bahwa NabiSAW bersabda kepadanya – ketika
Mu‟awiyah mendoakan orang yang bersin selagi ia shalat: Sesungguhnya shalat
itu tidak patut di dalamnya sesuatu pun dari perkataan manusia. Yang patut
hanyalah tasbih, takbir dan bacaan al – Qur’an. Adapun perkataan yang dianggap
membatalkan shalat ialah perkataan yang terdiri dari dua huruf atau lebih,
sekalipun tidak memuat ma‟na yang bisa dimengerti. Atau berupa satu huruf,
tetapi sudah memuat arti. Seperti kata- kata: Qi, fi‟il amar dari al –Wiqayah
(memlihara), dan „I dari al - Wa‟yu (mengerjakan), dan Fi, dari al - Wafa‟
(menunaikan janji).
2. Perbuatan yang banyak. Maksudnya, perbuatan yang berlainandengan perbuatan-
perbuatan shalat, yakni apabila perbuatan itu cukup banyak dan berturut-turut.
Karena hal itu berlwanan dengan aturanshalat. Adapun ukuran banyaknya adalah
tiga kali gerakan atau lebih.Sedang ukuran berturut-turut adalah, bila menurut
kebiasaan („uruf) perbuatan-perbuatan itu sudah bisa dianggap berturut-turut,
maka shalatmenjadi batal.
3. Berubah niat
Ukurannya, apabila berkehendak keluar dari shalat, ataumenggantungkan keluar
dari shalat atas sesuatu hal, seperti datangnyaseseorang, dsb. Shalat menjadi batal
begitu kehendak seperti ini muncul.Kenapa shalat menjadi batal, alasannya ialah,
karena shalat itu tidak sah kecuali dengan niat yang mantap. Sedangkan kehendak
seperti tadi berlawanan dengan niat yang mantap.
4. Makan dan minum, karena kedua-duanya berlainan dengan tingkahlaku dan
aturan shalat.Adapun batas makanan dan minuman yang membatalkan bagiorang
yang sengaja, adalah seberapa saja, walaupun hanya sedikit.Adapun bagi orang
yang tidak sengaja, adalah bila makanan atau minuman itu banyak menurut adat
(„uruf). Pada fuqaha‟ telah membuat ukuran: makanan yang banyak ialahyang
ukurannya sebebsar kacangkedelai. Artinya, kalau di sela-sela gigi terdapat sisa
makanan yang tidak sebesar ukuran ini, lalu tertelan bersama ludah tanpa sengaja,
maka tidakmembatalkan shalat. Termasuk makanan yang membatalkan shalat
ialah, apabila dalam mulutterdapat sisa gula, lalu meleleh di sana, dan lelehan itu
ditelannya

J. Rukun Sholat
 Rukun pertama: Berdiri bagi yang mampu

 Rukun kedua: Takbiratul ihram


Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah ucapan takbir “Allahu Akbar”.
(Allah Maha Besar) Ucapan takbir ini tidak bisa digantikan dengan ucapakan
selainnya walaupun semakna.
 Rukun ketiga: Membaca Al Fatihah di Setiap Raka’at
 Rukun keempat dan kelima: Ruku’ dan thuma’ninah
Keadaan minimal dalam ruku’ adalah membungkukkan badan dan tangan
berada di lutut. Sedangkan yang dimaksudkan thuma’ninah adalah keadaan
tenang di mana  setiap persendian juga ikut tenang. Ada pula ulama yang
mengatakan bahwa thuma’ninah adalah sekadar membaca dzikir yang wajib
dalam ruku’. Bacaan ketika ruku’ : “Subhana rabbial ‘adzimi” (3X) (Maha suci
Rabbu Yang Maha Agung).
 Rukun keenam dan ketujuh: I’tidal setelah ruku’ dan thuma’ninah
Bacaan ketika I’tidal: “Rabbana walakalhamdu” (Wahai Rabb kami, bagi-Mu
saja segala puji)
 Rukun kedelapan dan kesembilan: Sujud dan thuma’ninah
Hendaklah sujud dilakukan pada tujuh bagian anggota badan: [1,2] Telapak
tangan kanan dan kiri, [3,4] Lutut kanan dan kiri, [5,6] Ujung kaki kanan dan
kiri, dan [7] Dahi sekaligus dengan hidung. Bacaan ketika sujud: “Subhana
rabbial ‘ala” (3X) (Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi).
 Rukun kesepuluh dan kesebelas: Duduk di antara dua sujud dan
thuma’ninah
Bacaan ketika duduk diantara dua sujud: “Rabighfirlii. Rabbighfirlii” (Wahai
Rabbku, ampunilah dosaku, Wahai Rabbku, ampunilah dosaku).
 Rukun keduabelas dan ketigabelas: Tasyahud akhir dan duduk tasyahud
Bacaan tasyahud:
“At tahiyaatu lillah wash sholaatu wath thoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhan
nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala
‘ibadillahish sholihiin. Asy-hadu an laa ilaha illallah, wa asy-hadu anna
muhammadan ‘abduhu wa rosuluh.”
(Segala ucapan penghormatan hanyalah milik Allah, begitu juga
segala shalat dan amal shalih. Semoga kesejahteraan tercurah kepadamu, wahai
Nabi, begitu juga rahmat Allah dengan segenap karunia-Nya. Semoga
kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih.
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya).
 Rukun keempatbelas: Shalawat kepada Nabi setelah mengucapkan
tasyahud akhir
Bacaan shalawat yang paling bagus adalah sebagai berikut.
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita
‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid. Allahumma baarik
‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa barrokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala
aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.”
 Rukun kelimabelas: Salam
Yang termasuk dalam rukun di sini adalah salam yang pertama. Inilah pendapat
ulama Syafi’iyah, Malikiyah dan mayoritas ‘ulama.
Model salam ada empat:
1. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri
“Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.
2. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah wa barokatuh”, salam
ke kiri “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.
3. Salam ke kanan “Assalamu ‘alaikum wa rohmatullah”, salam ke kiri
“Assalamu ‘alaikum”.
4. Salam sekali ke kanan “Assalamu’laikum”.
 Rukun keenambelas: Urut dalam rukun-rukun yang ada
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang


dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan.
Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
atau dengan kedua – duanya. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai
dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri,
ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang
pertama dihisab adalah sholat.

B. Saran

Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang mengajarkan

kebaikan dalam segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan


kemaksiatan, sebagai pembeda antara orang yang beriman dan orang yang
kafir, sholat sebagai syariat dari Allah dalam kehidupan, semoga dapat
difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan kita.
Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari
kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah
berusaha untuk menjauhi segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan
segala perintahnya, meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR PUSTAKA

http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-shalat/
http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-bagi-orang-yang
http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html
meninggalkan-sholat/

Anda mungkin juga menyukai