Bab 6 - Clarisa
Bab 6 - Clarisa
Besaran dan
satuan dalam
dosimetri
NIM: 32191006
Pengertian Dosimetri
– Dosimetri merupakan kegiatan pengukuran dosis radiasi dengan teknik pengukurannya didasarkan pada
pengukuran ionisasi yang disebabkan oleh radiasi dalam gas, terutama udara. Dalam proteksi radiasi, metode
pengukuran dosis radiasi ini dikenal dengan sebutan dosimetri radiasi.
– Radiasi mempunyai satuan karena radiasi itu membawa atau mentransfer energi dari sumber radiasi yang
diteruskan kepada medium yang menerima radiasi. Sampai saat ini ICRP (Komisi Internasional untuk
Perlindungan Radiologi) masih tetap menggunakan besaran makroskopis yang disebut besaran dosimetri.
Besaran-besaran dan satuan-satuan dasar dalam dosimetri:
– Dosis serap
– Dosis Ekuivalen
– Dosis Efektif
– Paparan
Contoh soal :
– Contoh soal 1&2
– Contoh soal 3
Dosis serap
– Definisi
– Rumus
Definisi
– Dosis serap didefinisikan sebagai jumlah energy yang diserahkan oleh radiasi atau
banyaknya energi yang diserap oleh bahan persatuan massa bahan itu. Jadi dosis serap
merupakan ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada
medium. Meskipun dosis serap semula didefinisikan untuk penggunaan pada suatu titik
tertentu, namun untuk tujuan proteksi radiasi digunakan pula untuk menyatakan dosisi
rata-rata pada suatu jaringan.
Rumus
Secara matematis, dosis serap (D) dirumuskan dengan:
D = dE / dm
Sebelum satuan SI digunakan, dosis serap diberi satuan erg/gr, dan diberi nama satuan khusus rad (radiation absorbed dose),
dimana:
1 rad = 100 erg/gr atau 1 Gy = 100 rad
Satuan Gy menunjukkan nilai dosis serap yang sangat tinggi, dan untuk satuan rendah digunakan satuan mGy (10¯³ Gy). Dalam
proteksi radiasi, dosis serap merupakan besaran dasar, sedangkan turunannya disebut laju dosis serap dan dirumuskan dengan
persamaan:
– Dalam proteksi radiasi, besaran dosimetri yang lebih berguna karena berhubungan langsung dengan efek biologi adalah
dosis ekuivalen. Dalam hal ini, ada suatu faktor yang ikut menentukan dalam perhitungan dosis ekuivalen, yaittu kualitas
radiasi yang mengenai jaringan. Kualitas radiasi ini mencakup jenis dan energy dari radiasi yang bersangkutan.
– Komisi Internasional untuk proteksi radiasi (ICRP) melalui publikasi ICRP Nomor 60 tahun 1990, memperkenalkan faktor
bobot radiasi(wR). Yang sebelumnya menggunakan istilah faktor kualitas (Q).
– Dosis ekuivalen pada prinsipnya adalah dosis serap yang telah dibobot, yaitu dikalikan dengan faktor bobotnya. Faktor
bobot radiasi ini dikaitkan dengan kemampuan radiasi dalam membentuk pasangan ion persatuan panjang lintasan.
Rumus
–
Dosis Efektif
– Penjelasan
– Rumus
– Tabel
Penjelasan
– Untuk menunjukkan keefektifan radiasi dalam menimbulkan efek tertentu pada
suatu organ diperlukan besaran baru yang disebut dosis efektif. Besaran ini
merupakan penurunan dari besaran dosis ekuivalen yang dibobot. Faktor
pembobot dosis ekuivalen untuk organ T disebut faktor bobot jaringan, wT .
Jumlah faktor bobot jaringan untuk seluruh tubuh sama dengan satu.
Rumus
Dosis efektif dalam organ T, HE dengan dosis ekuivalen HT ditentukan dengan
persamaan:
HE = wT . HT
Tabel faktor bobot jaringan untuk berbagai
bagian organ tubuh Jenis jaringan / organ Wt (faktor bobot jaringan)
Gonad 0,20
Sumsum merah tulang 0,12
Usus besar 0,12
Paru-paru 0,12
Lambung 0,12
Bladder 0,05
Payudara 0,05
Hati 0,05
Oesophagus 0,05
Thyroid 0,05
Kulit 0,01
Permukaan tulang 0,01
Organ sisa 0,05
*Yang masuk dalam organ sisa adalah adrenal, otak, usus besar atas, usus kecil, ginjal, otot, pancreas,
spleen,thymus, dan uterus.
Paparan
– Penjelasan
– Rumus
Penjelasan
– Paparan pada mulanya merupakan besaran untuk menyatakan intensitas sinar-x
yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu.
Rumus
–
Contoh soal
Contoh 1: berkas sinar radiasi B menyerahkan energinya sebanyak 10¯³ J kepada medium yang bermassa 20 g. Berapa dosis serap
yang diterima medium tersebut dalam mGy?
HE = wT . HT = 0,05 × 20 = 1 mSv