PROTEKSI DAN
KESELAMATAN RADIASI
RUDI WIJANARKO
Tujuan
1. Mampu memahami istilah-istilah dalam ketenaganuklir-an
2. Mampu memahami dasar-dasar dan azas proteksi dan keselamatan radiasi
3. Mampu mengidentifikasi jenis pemancar dan jenis radiasi yang dihasilkan
4. Mampu mengoperasikan peralatan penunjang proteksi dan keselamatan
radiasi
5. Mampu meng-edukasi dan menerapkan program proteksi dan keselamatan
radiasi di area kerja
Dasar Hukum
1. UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
2. PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif
3. Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir
4. Peraturan Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2015 tentang Keamanan Sumber Radioaktif
5. Peraturan Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2009 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan
Zat Radioaktif dan Pesawat Sinar-X untuk Peralatan Gauging
6. Peraturan Kepala BAPETEN No. 7 Tahun 2009 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan
Peralatan Radioagrafi Industri
7. Peraturan Kepala BAPETEN No. 1 Tahun 2022 tentang Penatalaksanaan Perizinan Berusaha
Berbasis Resiko Sektor Ketenaganukliran
Sejarah
• Akhir tahun 1895, seorang profesor fisikawan Jerman yaitu Wilhelm Conrad
Roentgen, beliau melakukan penelitian tabung sinar katoda (Pesawat Sinar-X).
• Adanya efek yang merusak dari Sinar-X disadari tidak lama setelah penemuan
Sinar-X ini. Para dokter dan pasien yang menerima radiasi ini dalam suatu
periode tertentu diketahui menderita Eritema. Dalam perkembangan lebih
lanjut, diketahui pula bahwa semua jenis radiasi pengion dapat menyebabkan
terjadinya efek yang merusak pada organ tubuh.
• Manfaat > risiko/ efeknya , maka dibuatlah standar dan prosedur untuk
meminimalisir efek atau resiko terhadap manusia dan lingkungan (proteksi dan
keselamatan radiasi).
Istilah - Istilah
• Ketenaganukliran : Hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, dan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi nuklir serta pengawasn kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir.
• Tenaga Nuklir : Tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti,
termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.
• Radiasi Pengion : Gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energy yang
dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
• Zat Radioaktif : Setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih besar
dari pada 70 kBq/Kg (2 nCi/gr).
• Pembangkit Radiasi Pengion : perangkat yang mampu menghasilkan radiasi pengion, seperti
sinar-X, neutron, elektron, atau partikel bermuatan lainnya. (PerKa BAPETEN No. 1 Tahun 2022).
• Proteksi Radiasi : tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak
akibat paparan radiasi. (PP Nomor 33 Tahun 2007).
Klasifikasi Radiasi Berdasar Sifatnya
1. Radiasi Pengion : Radiasi yang Manakah yang berbahaya ?
menyebabkan ionisasi terhadap
materi/ benda yang dilaluinya
2. Radiasi Non-Pengion : Radiasi yang
tidak menyebabkan ionisasi
• Apa itu Radiasi Nuklir ?
• energi yang dipancarkan oleh unsur
radioaktif untuk menjadi unsur yang
lebih stabil
• Mengapa bisa terjadi ?
• Inti atom tidak stabil Stabil
Radiasi
Sumber Radiasi
Sumber Radiasi Alam : sumber radiasi yang berasal dari alam dan tersebar di muka
bumi.
a. Radiasi Kosmik : radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar atmosfer bumi
yang kebanyakan dihasilkan oleh proses energy tinggi dalam galaksi, missal
ledakan supernova.
b. Radiasi Terestrial/ Primordial : radiasi yang secara natural dipancarkan oleh
radionuklida di dalam kerak bumi yang ada sejak terbentuknya bumi.
c. Radiasi Dari Dalam Tubuh : Manusia juga menerima pancaran radiasi dari dalam
tubuhnya sendiri. Unsur radioaktif ini kebanyakan berasal dari sumber kerak bumi
yang masuk melalui udara yang dihirup, air yang diminum ataupun makanan.
• Radiasi Buatan
• selain berasal dari alam, radiasi juga bersumber
dari produk teknologi buatan manusia, contoh :
Oesophagus/ Saluran
Bone surface 0.01 0.04
pernafasan
• Kontraktor akan melakukan pekerjaan radiography • 0.25 x 402 = 2.5 x Jarak aman seharusnya2
disuatu tangki menggunakan alat X-Ray (Pesawat • Jarak aman pekerja radiasi = √0.25 x 402 /2.5 = 12.65m
Pembangkit Sinar-X), pekerja radiasi kontraktor tersebut
• Jarak Aman Pekerja Non Radiasi (0.75 microSv/Jam)
menyatakan bahwa pada jarak 40m dari titik pekerjaan
X-Ray itu dinyatakan aman. Bagaimana• 0.25 x 402 = 0.75 x Jarak aman seharusnya2
membuktikannya? • Jarak aman pekerja non radiasi = √0.25 x 402/0.75 = 23.09m
• Telah dilakukan menggunakan surveymeter pada jarak • Kesimpulan:
40m, terbaca laju dosis hanya 0.25 microSv/Jam
• Apa yang dilakukan kontraktor sudah benar, karena
semakin jauh jarak pekerja terhadap sumber pembangkit
radiasi, maka dosis radiasi yang akan diterima semakin
sedikit.
• WAKTU
• Untuk mengatasi penerimaan dosis yang berlebihan, Jawaban:
maka harus diusahakan menerima paparan radiasi
a. Dosis = Laju Dosis x Waktu = 2.5 microSv/Jam x 0.5
dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Jam = 1.25 microSv
Kesimpulan:
• Dengan bertambahnya tebal dan densitas pelindung, maka • Laju paparan pada jarak 1m adalah 10 microSv/Jam, dan
laju paparan radiasi akan berkurang. tebal paruh (HVL) plat timbal sebesar 2mm. Berapa laju
paparan setelah dilakukan penambahan pelindung sebesar
• Dalam penahan radiasi, dikenal dengan adanya HVL (Half
a. 2mm b. 4mm c. 8mm ?
Value Layer/ Nilai Tebal Paruh)
• Jawaban:
• HVL merupakan konstanta ketebalan pelindung yang dapat
mengurangi laju paparan radiasi menjadi saparuh dari laju • a. Laju Dosis = 10 microSv/Jam / 2 2mm/2mm = 5 microSv/Jam
paparan mula. • b. Laju Dosis = 10 microSv/Jam / 2 4mm/2mm = 2.5 microSv/Jam
• Kesimpulan:
Efek deterministik
Sel abnormal Sel normal
Efek segera Efek tunda