Anda di halaman 1dari 4

I.

Penilaian Kualitatif

Kerangka 3R dan 5C + 2C pada umumnya digunakan dalam menganalisis


kemampuan melunasi kewajiban dari calon nasabah bank. Kerangka tersebut juga
dapat digunakan untuk menganalisis risiko kredit perusahaan. Menurut Munawir
(2002:235), analisis prinsip 5C adalah sebagai berikut:

1. Character
Menunjukkan kemauan peminjam (debitur) untuk memenuhi kewajibannya.
Kemauan tersebut lebih berkaitan dengan sifat dan watak peminjam. Seorang
yang mempunyai kemampuan mengembalikan pinjaman, tetapi tidak mau
mengembalikan, akan mempunyai character yang tidak mendukung
pemberian kredit. Pemberi pinjaman akan dan harus memperhatikan
karakteristik ini dengan seksama.

2. Capacity
Kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban utangnya, melalui
pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien. Jika peminjam bisa
mengelola perusahaannya dengan baik, perusahaan bisa memperoleh
keuntungan, maka kemungkinan bisa mengembalikan pinjaman akan
semakin tinggi. Capacity bisa dilihat melalui masa lalu (prestasi masa lalu
atau track of record masa lalu).

3. Capital
Posisi keuangan pcrusahaan (peminjam) secara keseluruhan. Kondisi
keuangan bisa dilihat melalui analisis keuangan, seperti analisis rasio. Dalam
hal ini, bank atau lembaga keuangan harus memperhatikan komposisi utang
dengan modal sendiri. Jika utang terlalu besar, maka kemungkinan
perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan juga akan semakin besar,
dan sebaliknya.

4. Collateral
Aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu pinjaman. Jika karena
sesuatu hal pinjaman tidak bisa dikembalikan, jaminan bisa dijual untuk
menutup pinjaman tersebut. Lembaga Keuangan bisa meminta jaminan yang
nilainya melebihi jumlah pinjaman.
5. Conditions
Sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi kemampuan
mengembalikan pinjaman. Jika kondisi perekonomian memburuk maka
kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan akan semaki tinggi,
yang membuat kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan melunasi
pinjaman, juga semakin tinggi.

Kemudian menurut Mahmoeddin (2002:124) menambahkan prinsip penilaian kredit


adalah sebagai berikut:

6. Coverage
Coverage merupakan jaminan kredit yang telah diasuransikan untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jika proyek perusahaan yang
dibiayai mengalami kegagalan dan kesulitan dalam melunasi kredit, maka
pihak asuransi akan membayar atau mengganti sesuai kesepakatan berapa
besar dari jumlah kredit yang diberikan.
Dalam Coverage (penutupan) ini melibatkan dua pihak yaitu
tertanggung dan penanggung. Penanggung disini menjamin pihak
tertanggung bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu
kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari suatu
peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum
dapat ditentukan saat/kapan terjadinya, tetapi dalam hal ini prosedur
tersebut dapat dilakukan bila pihak tertanggung melakukan klaim
asuransi. Sebagai kontra prestasinya pihak tertanggung diwajibkan
membayar sejumlah uang kepada penanggung, yang besarnya sekian
persen dari nilai pertanggungan yang biasa disebut premi.

7. Constrains
Constraints adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu
bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu
usaha pompa bensin yang disekitarnya terdapat banyak bengkel las atau
pembakaran batu bata. Masalah mengenai constraint ini agak sukar untuk
dirumuskan karena tidak ada peraturan yang tertulis untuk hal itu dan
masalahnya juga tidak selalu dapat diidentifikasikan secara fisik, lebih
menyangkut kepada moral.
Adapun prinsip 3R yang dijelaskan oleh Hasibuan (2002:108) sebagai berikut:

1. Returns
Hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta, apakah kredit
tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan) yang memadai untuk
melunasi hutang dan bunganya. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk
membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha
calon debitur bersangkutan maka kredit diberikan. Akan tetapi jika sebaliknya
maka kredit jangan diberikan.

2. Repayment capacity
Repayment capacity adalah kemampuan perusahaan mengembalikan
pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jatuh tempo.
Pembayaran kembali oleh debitur (kelak) harus sudah dapat diramalkan oleh
analisis. Hal ini ada hubungannya dengan hasil yang akan dicapai dan
rencana penetapan jadwal pengembalian kredit.

3. Risk-bearing ability
Risk-bearing ability adalah memperhitungkan besarnya kemampuan
perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko, apakah perusahaan calon
debitur resikonya besar atau kecil. Kemampuan perusahaan menghadapi
risiko ditentukan oleh besarnya modal dan strukturnya, jenis bidang usaha,
dan manajemen perusahaan bersangkutan. Jika Risk-bearing ability
perusahaan besar maka kredit tidak diberikan, tetapi apabila Risk-bearing
ability perusahaan kecil maka kredit juga akan dicairkan.

DAFTAR PUSTAKA

Munawir. S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Revisi.


Penerbit BPFE: Yogyakarta.

Mahmoeddin, As. 2002. Melacak Kredit Bermasalah. Pustaka Sinar Harapan.


Jakarta.
Hasibuan, Malayu, S.P. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai