Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber daya alam adalah semua yang terdapat di alam (kekayaan
alam) yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala
kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam terbagi dua yaitu sumber daya
alam hayati dan sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati
disebut juga sumber daya alam biotik yaitu semua yang terdapat di alam
(kekayaan alam) berupa makhluk hidup. Sedangkan sumber daya alam
non hayati atau sumber daya alam abiotik adalah semua kekayaan alam
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa benda mati.Indonesia
merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alamnya, baik sumber
daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Kekayaan alam
Indonesia terdapat di permukaan bumi, di dalam perut bumi, di laut dan
di udara. Berdasarkan ketersediaanya sumber daya alam terbagi dalam
dua kelompok besar yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 1


BAB II
LANDASAN TEORI

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan


umum itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian,
tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar
pekerjaan yang terdiri dari :
1. Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan
tujuan mencari   prospek,
2. Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
3. Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang

   Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan,


lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk
kegiatannya yang mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan
besarnya cadangan mineral. Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis
dan Uni Soviet (sebelum negara ini bubar) yaEng menggunakan istilah
eksplorasi untuk kegiatan mencari mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan
penilaian ekonomi suatu prospek (Peters, 1978). Selanjutnya istilah eksplorasi
mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai
mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan
mineralisasi. Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini
berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi
sampai menentukan cadangan insitunya.
Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat
ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam
eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Studi Literatur
 Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu),
catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan
disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-
faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional
sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan
bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang
pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.

b. Survei Dan Pemetaan

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 2


Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka
survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah
dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum
ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah
tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena
survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari
(singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-
singkapan yang penting.Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan
galian atau batubara (sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah
perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan
kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut
harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi,
inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan
sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau
dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan
dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan
model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto
dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan
(trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut
kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit,
BTM, dll.). Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran
endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk
menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan
baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik
maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
2. Tahap Eksplorasi Detail
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail
(White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak
yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor
untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan
cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar
maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung
dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga
dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan
resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal)
serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan
penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan
kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 3


tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan
pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.
3. Tahap Eksplorasi Dalam Penambangan
Tahapan Eksplorasi adalah tahapan yang kedua dilakukan dalam proses
penambangan bahan galian setelah tahapan Prospeksi.
Disini Akan dibahas lebih lanjut tentang definisi Eksplorasi.
Materi juga diambil dari makalah yang saya buat dan bersumber dari internet,
4. PENGERTIAN EKSPLORASI
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh
pengetahuan lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam
yang terdapat di tempat itu; penyelidikan;penjajakan.
Menurut situs Wikipedia berbahasa Inodenisia (id.wikipedia.org)
Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan
tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk
antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas
alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas
dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan
analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan.
Dari ke-tiga pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan
bahwa Eksplorasiadalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi
pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata
dan esarnya cadangan serta “studi kalayakan” dari endapan bahan galian atau
mineral berharga yang telah diketemukan
Sedangkan Studi Kelayakan adalah pengkajian mengenai aspek teknik dan
prospek ekonomis dari suatu proyek penambangan dan merupakan dasar
keputusan investasi. Kajian ini merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan
dapat diterima untuk keperluan analisa bank/lembaga keungan lainnya dalam
kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau pembiayaan proyek. Studi ini
meliputi Pemeriksaanseluruh informasi geologi berdasarkan lkaporan
eksplorasi dan factor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran
hokum/perundang-undangan, lingkungan, social serta factor yang terkait.

 TUJUAN EKSPLORASI
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya
cebakan mineral secara rinci, yaitu unutk mengetahui,menemukan,
mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dam pemineralaran
berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitaas dan kualitas suatu endapan
mineral unruk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 4


1. Tahap Eksplorasi
Tahap Eksplorasi dilaksanakan melalui empat tahap,yakni :
Survei tinjau , yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari pemetaan
geologi regional, pemotretan udara,citra satelit dan metode survey tidak
langsung lainnya untuk mengedintifikasi daerah-derah anomial atau
meneraliasasi yang proespektif untuk diselifdiki lebih lanjut.
Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengedintifikasi derah-daerah
mineralisasi/cebakan skala regional terutama hasil stud geologi regional
dan analisis pengindraan jarak jauh untuk dilakukannya pekerjaan
pemboran.
Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :
Pemetaan Geologi dan Topografi skala 1 : 25.000 samapai skala 1 :
10.000. Penyelidikan geologi yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi
diantaranya : pemetaan geologi,parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan
geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan
pengamatan dan pengambilan contoh yang berkaitan dengan aspek
geologi dilapangan. Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis
litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan
pengambilan contoh berupa batuan terpilih.
Pembuatan Sumur Uji
Survey geofisika : aerimagnet
Hasisnya sumber daya emas hipotetik sampai tereka.

 Prospeksi Umum, dilakukan untuk mempersempit dearah yang


mengandung cebakan mineral yang potensial.

Kegiatan Penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan


pengambilan contoh awal, misalnya puritan dan pemboran yang terbatas, study
geokimia dan geofisika, yang tujuanya adalah untuk mengidentifikasi suatu
Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resources) yagn perkiraan dan
kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan diatas.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap Survei Tinjau. Cakupan derah yang
diselidikii lebih keci dengan skala peta antara 1 : 50.000 sampai dengan 1 :
25.000. Data yang didapat meliputi morfologi (topografi) dan kondisi geologi
(jenis batuan/startigrafi dan struktur geollogi yang berkembang). Pengambilan
contoh pada derah prospek secara alterasi dan mineralisasi dilakukan secara
sistematis dan terperinci untuk analisa laboratorium, sehinga dapat diketahui
kadar/kualitas cebakan mineral suatu daerah yang akan dieksplorasi.

 Exsplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang


teredintifikasi.

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 5


 Exsplorasi rinci, yaitu tahap explorasi untuk mendeliniasi secara rinci
dalam tiga dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari
dari percontohan singkapan,puritan, lubang bor, shafts, dan terowongan.
 Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan Exsplorasi
adalah :

1. Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000


2. Pengambilan contoh dan analisis contoh
3. Penyelidikan geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik
batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan sefrta
geometri cebakan mineral. Pada survey ini dilakukan pengukuran
topografi, IP, Geomangit, Geolistrik.
4. Pemboran Inti

 PROGRAM EKSPLORASI
Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekoomis, dan tepat
sasaran, maka diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut
dilaksanakan.
Prinsip-prinsip konsep dasar eksplorasi tersebut antara lain:

1. Target eksplorasi
2. Jenis bahan galian (spesifikasi kulitas
3. Pencarian model-model geologi yang sesuai
4. Pemodelan eksplorasi
5. Mengunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target
eksplorasi
6. Menentukan midel geologi local berdasarkan keadaan lapangan, dan
mendeskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan di mamfaatkan.
7. Penentuan metode –metode eksploarasi yang akan dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk geologi yang diperlukan.Selain itu, perencanaan
program eksplorasi tersebut harus memenehui kaidah-kaidah dasar dan
perancangan (desain) yaitu :

 Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harussesuai dengan


keadaan geologi endapan yang dicari.
 Efesien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi yaitu dengan biaya
serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesarnya-besarnya

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 6


BAB III
PEMBAHASAN

A. PERENCANAAN DAN MANAJEMEN EKSPLORASI


Pekerjaan eksplorasi dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai
endapan (bentuk, penyebaran, letak, posisi, kadar/kualitas, jumlah endapan,
serta kondisi-kondisi geologi) harus dilakukan sebelum rencana penambangan
dibuat, karena industri pertambangan mempunyai ciri umum :
 mempunyai resiko tinggi,
 memerlukan modal yang besar,
 teknologi yang tidak sederhana,
 serta memerlukan pengelolaan yang baik.

Faktor-faktor penyebabnya antara lain :


 adanya ketidakpastian mengenai pengetahuan cadangan bahan tambangnya,
baik mengenai jumlah kadar atau kualitas, bentuk, serta letak dan posisi
endapan,
 kondisi-kondisi geologi (sifat batuan, struktur, dan air tanah) endapan dan
daerah sekitarnya.
Suatu industri pertambangan merupakan urutan-urutan kegiatan yang
berkesinambungan, mulai dari tahapan prospeksi, eksplorasi, evaluasi, sampai
dengan pemasaran
 Manajemen Eksplorasi

Secara umum, suatu manajemen kegiatan eksplorasi telah meliputi beberapa hal
berikut, antara lain :

 Jenis kegiatan
 Operasi lapangan
 Layanan pendukung
 Layanan teknis, logistik, dan administrasi
 Koordinasi, komunikasi, dan pengawasan
 Analis dan integrasi data hasil eksplorasi
 Pengambilan keputusan.

Teori manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan eksplorasi. Secara umum,


dalam suatu program penentuan yang mengarah ke eksplorasi harus dimulai
dengan hipotesa pekerjaan, yang merupakan rencana ulang pemilihan fakta-
fakta dari beberapa observasi dan intepretasi dengan spekulasi dari
pengeluaran.

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 7


Syarat untuk perumusan hipotesa dari suatu penemuan (dalam hal ini endapan
bahan galian) adalah sebagai berikut :

 pengetahuan staff (pekerja) yang baik tentang keadaan/kontrol geologi suatu


endapan
 mempunyai wawasan dan imajinasi
 mempunyai bakat intuisi
 mempunyai keberanian
 mempunyai keyakinan tentang penilaian hipotesa
 kemampuan untuk berdiri sendiri.

Secara umum, proses manajemen meliputi :

 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Kepemimpinan
 Pengendalian
Yang membentuk suatu fungsi manajemen dan ini berlaku secara general, dan
dapat diaplikasikan dalam proses manajemen eksplorasi.

Dalam eksplorasi, penerapan manajemen menurut tingkatan pelakunya antara


lain :

 Manajer Lapangan
 meliputi manajemen kerja teknis individu
 meliputi manajemen kerja teknis lapangan
 meliputi manajemen eksternal dengan lingkungan/kantor setempat
 Senior Eksplorasi
Konsentrasi dalam manajemen kerja secara teknis dan konsentrasi pada
perumusan tujuan penemuan

 Manajer Eksplorasi
Merupakan gabungan manajemen yang kompleks, meliputi : manajemen kerja
individu, manajemen organisasi, reposiasi-reposiasi, serta perumusan
proyek-proyek baru, kerjasama, atau rencana penelitian di lahan yang baru.

 Pengertian Eksplorasi Mineral

Dalam bidang pertambangan sering dijumpai istilah eksplorasi mineral dan


mineral. Eksplorasi mineral secara umum ialah proses dinamis konversi
sumberdaya mineral yang-tak-diketahui menjadi cadangan. Rangkaian proses

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 8


konversi lebih lanjut berakhir sampai cadangan itu menjadi komoditi
sumberdaya mineral, yaitu barang yang dapat diperdagangkan.

Mineral menurut definisi ilmu mineralogi ialah bahan anorganik yang terbentuk
secara alami, mempunyai struktur atom dan komposisi kimia serta sifat-sifat
tertentu. Mineral dalam kaitannya dengan kegiatan eksplorasi mencakup bahan
yang lebih luas yaitu bahan anorganik (mineral) maupun organik (hidrokarbon)
yang terbentuk oleh proses geologi di dalam kerak bumi.

Kegiatan eksplorasi menurut U.U No. 11 tahun 1967 berupa penyelidikan


geologi pertambangan, yang berarti suatu penerapan ilmu geologi terhadap
operasi penambangan. Dasar suatu operasi penambangan ialah kepastian
geologis dan ekonomis tentang adanya suatu kuantitas (tonnase atau volume)
bahan galian, yang disebut sebagai cadangan.

Kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenaan dengan :

 keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian,


 perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan geologi,
 kemungkinan geologisnya adanya sejumlah cadangan lain di tempat sekitar
letakan yang sudah diketahui.
Sedangkan kepastian ekonomis, yang datanya berdampak terhadap ongkos
penambangan, ditentukan antara lain oleh dimensi-dimensi letakan bahan galian
dipermukaan maupun bawah-permukaan, variasi kuantitas terhadap kualitas,
keanekaragaman sifat teknis batuan dan sifat aliran air-tanah, serta daya dukung
batuan terhadap limbah.

Komoditi sumberdaya alam umumnya dan khususnya komoditi sumberdaya


mineral, merupakan barang nyata yang dapat memenuhi segera permintaan
pasar dan dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan cadangan bijih atau
mineral belum merupakan barang nyata, meskipun informasi cadangan dalam
prakteknya dapat diperdagangkan, dan tidak termasuk komoditi sumberdaya
mineral. Sesudah sumberdaya mineral diambil dari kedudukan alaminya, maka
ia menjadi komoditi sumberdaya mineral. Contoh komoditi sumberdaya mineral
misalnya ialah logam aluminium, batubara bersih yang telah ditambang.

Dalam pelaksanaannya, eksplorasi seperti disebut dalam U.U tahun 1967


didahului oleh adanya suatu kegiatan yang disebut sebagai Penyelidikan
Umum. Penyelidikan umum ini disebutkan sebagai penyelidikan secara geologi
umum atau geofisika, di daratan, perairan, dan dari udara, segala sesuatu dengan
maksud untuk membuat peta geologi umum atau menetapkan tanda-tanda
adanya bahan galian pada umumnya. Adanya letakan bahan galian yang

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 9


ditetapkan pada penyelidikan umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada
tahap eksplorasi.

Istilah penyelidikan umum dalam U.U tahun 1967 sama artinya dengan
Prospeksi Mineral. Prospek dalam bidang pertambangan berarti sesuatu yang
memberi harapan yang dapat bermanfaat bagi manusia. Secara fisik prospek ini
umumnya merupakan sebagian dari letakan bahan galian, misalnya mineralisasi
yang muncul dipermukaan bumi atau yang terdapat di bawah permukaan pada
batas daerah yang sedang ditambang. Keseluruhan bagian dari letakan bahan
galian belum diketahui dengan pasti karena belum diselidiki dengan lebih teliti.
Itu sebabnya pada suatu prospek masih harus dilakukan penyelidikan lagi dan
ini berlangsung pada tahap eksplorasi.

Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum
itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi
pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar
pekerjaan yang terdiri dari :

 peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum)


dengan tujuan mencari prospek;
 penilaian ekonomis prospek yang telah diketemukan, dan
 tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.

 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Tahapan Kegiatan Eksplorasi

a. Tujuan Eksplorasi

 Melokalisir suatu endapan bahan galian :


 Eksplorasi pendahuluan/prospeksi
 Eksplorasi detail
 Endapan/bijih yang dicari : Sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak,
minyak/gas bumi, endapan golongan C, dll
 Sifat tanah dan batuan
 Untuk penambangan
 Untuk konstruksi
 dll
b. Studi Kepustakaan

 Peta dasar sudah tersedia/belum


 Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat)
 Analisis regional :
 sejarah
 struktur/tektonik

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 10


 morfologi
 Laporan-laporan penyelidikan terdahulu
 Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada
 Geografi
 kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi)
 iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir)
 sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll
 tumbuhan, binatang
 komunikasi
 Sosial-budaya-adat
 sifat penduduk
 kebiasaan
 pengetahuan/pendidikan
 mata pencaharian, dll
 Hukum
 pemilikan tanah
 ganti rugi
 perizinan
c. Pemilihan Metode

 Cara tidak langsung


 geofisika
 geokimia
 Cara langsung
 pemetaan langsung
 pemboran
 Gabungan cara langsung dan tak langsung

d. Pemilihan Alat

Tergantung pada:

 metode yang dipilih


 keadaan lapangan
 waktu
 alat yang tersedia
 biaya
 ketelitian yang diinginkan

e. Pemilihan Anggota Tim/Tenaga Ahli

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 11


 geologis
 geofisik
 exploration geologist
 geochemist
 operator alat
 dll
f. Rencana Biaya

g. Pemilihan waktu yang tepat

h. Penyiapan Peralatan/Perbekalan

peta dasar
alat surveying/ukur atau GPS (Global Positioning System)
alat kerja :
 alat geofisika  kompas
 alat sampling  meteran
 palu  kantong contoh
 altimeter  geochemical kit
 alat bor  dll
 alat tulis
 alat komunikasi
 keperluan sehari-hari (makan-tidur-mandi, dll.)
 obat-obatan/P3K
Setelah sampai di lapangan (lokasi), maka hal-hal yang harus diperhatikan
(disiapkan) adalah :

 membuat base camp


 mencek peralatan/perbekalan
 melakukan quick survey di daerah penyelidikan, untuk menentukan langkah-
langkah yang lebih lanjut
 melakukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan
keadaan sebenarnya (bila perlu)
Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan,
lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk
kegiatannya yang mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan
besarnya cadangan mineral.

Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum
negara ini bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi untuk kegiatan mencari
mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomis suatu prospek
(W.C. Peters, 1981). Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 12


buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi
sampai menentukan cadangan in-situ hasil temuan mineralisasi. Selanjutnya
istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan
urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai menentukan
cadangan in-situnya.

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 13


B. Tahapan Eksplorasi Dan Metode Yang Digunakan Sesuai Dengan Endapan
Mineral Yang Dicari

Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan


eksplorasi serta pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti
terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tahapan ekplorasi dan metode yang digunakan sesuai dengan


endapan mineral yang dicari

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 14


Tahapan Metode Jenis endapan

mineral

Pendahuluan Citra landsat semua

Sintesis regional semua

Survei Tinjau Foto udara semua

(Reconnaissanc Aeromagnetik logam dasar


e)
Pemetaan geologi semua

Pengukuran penampang mis. batubara


stratigrafi
logam dasar
Stream sedimen sampling
mineral berat
Pendulangan

Prospeksi Pemetaan geologi semua


umum
Stream sedimen sampling logam dasar

Pendulangan mineral berat

Gravity non-matalik

Seismik singenetik

Magnetik logam dasar


tertentu
Rock sampling
semua

Prospeksi detil Pemetaan geologi semua

(Eksplorasi Test pitting semua


pendahuluan)
Geolistrik (resistivity, IP, dll) logam dasar

Seismik refraksi/refleksi singenetik

Detail magnetik logam dasar


MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 15
Menurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan
eksplorasi dapat dibedakan atas eksplorasi tidak langsung dan eksplorasi
langsung. Materi yang akan dibahas dalam tugas ini adalah eksplorasi tidak
langsung dengan menggunakan metode geofisika, khususnya metode
goemagnet. Eksplorasi tidak langsung di bagi atas eksplorasi geofisika dan
eksplorasi geokimia/ geobotani.

Eksplorasi geofisika pada prinsipnya hanya menggunakan sifat fisika dari


endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah
permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini tetap
diperlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian tersebut
secara keseluruhan.

Mengingat tidak semua endapan ( vein dan lain-lain ) mempunyai singkapan di


permukaan, maka cara penyelidikan geofisika menjadi sangat penting. Cara
penyelidikan geofisika terdiri atas :
- Cara Magnetik
- Cara Listrik
- Cara Gravitasi
- Cara Seismik
- Cara Radioaktif
Dari berbagai cara tersebut di atas yang akan dibahas adalah cara magnetik.
Cara magnetik meliputi :
- Dalam cara ini yang penting adalah adanya sifat-sifat anomali medan magnet
yang ditimbulkan oleh suatu badan bijih ( Cebakan mineral ).

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 16


- Terutama dipakai untuk eksplorasi endapan bijih ( cebakan mineral ) yang
bersifat magnet, seperti endapan bijih besi, kompleks sulfida yang
mengandung pirotit.
- Cara magnetik ini bisa dilakukan dengan air borne atau jalan kaki
- Diperlukan koreksi-koreksi terhadap ketinggian dan waktu
- Hasil baru merupakan interpretasi, yang selanjutnya harus diteruskan
dengan sampling dan perhitungan cadangan/kadar.
Berikut ini merupakan urutan kegiatan eksplorasi :

Eksplorasi

Eksplorasi geofisika Magnetik

Gravitasi
Refleksi
Seismik
Refraksi
Listrik Polarisasi
Potensial
Radioaktif Geolistrik
TelluricCurrent
Eksplorasi geokimia

 Bedrock
 Soil
 Air
Tracing float
 vegetaasi
permukaan Tracing dan paning
 stream
trecing test pitting
sedimen
Pemboran inti
Explorasi langsung

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 17


Bawah
permukaan Pemboran inti
adit test
Sumber : Dasar-dasar eksplorasi ( kursus pengawas tambang ) oleh Dr.Ir. Totok
Darijanto

Perencanaan Program Eksplorasi

Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka
diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar
eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan.

Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :

 Targetan Eksplorasi
 jenis bahan galian (spesifikasi kualitas)
 pencarian model-model geologi yang sesuai
 Pemodelan Eksplorasi
 menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi
 menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan
mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan
 penentuan metoda-metoda eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk geologi yang diperoleh.

Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah


dasar ekonomis dan perancangan (design) yaitu :

 Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metoda harus sesuai dengan keadaan geologi
endapan yang dicari
 Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya serendah-
rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya
 Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).

Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian
yaitu mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi
batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu
endapan bahan galian.

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 18


Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :

a. Rencana pemetaan, mencakup ;

 perencanaan lintasan,
 perencanaan tenaga pendukung,
yang didasarkan pada keadaan geologi regional

b. Rencana survey geofisika dan geokimia, mencakup ;

 perencanaan lintasan,
 perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data)
yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.

c. Perencanaan sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran


eksplorasi, yang mencakup :

 jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi


 interval/spacing antar paritan (lokasi)
 kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor
 keamanan (kerja dan lingkungan)
 interval/metoda sampling
 tenaga kerja.
Yang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan
dipermukaan.

d. Perencanaan pemboran inti, meliputi :

 targetan tubuh bijih yang akan ditembus,


 lokasi, (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving)
alat),
 kondisi lokasi, (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
 kedalaman masing-masing lubang,
 jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,
 jumlah tenaga kerja,
 alat transportasi,
 jumlah (panjang) core box

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 19


Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan
jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan.

Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi
beberapa faktor lain, seperti :

 Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka
grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat
 Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada
batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi measured  400m antar titik observasi.

Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu


proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain :

 memperkecil resiko kerugian


 memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan selanjutnya
jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan
 setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga
probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar
 memungkinkan pengganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan.

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 20


BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Eksplorasi mineral itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah
penyelidikan umum itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya
letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada
seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari :
1. Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum)
dengan tujuan mencari   prospek,
2. Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan
3. Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.
2. Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan
suatu proyek/pekerjaan eksplorasi
B. SARAN
1. Sebaiknya kegiatan explorasi di lakukan dengan menggunakan tenaga yang ahli.

MAKALAH EXPLORASI 2013 WILL_KISEKI 21

Anda mungkin juga menyukai