Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

Lembar persetujuan Proposal Program Unggulan Kuliah Kerja Nyata

(KKN)

A. Rencana Program
1. Judul : Gerakan Milenial Peduli Balita BGM Guna
Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Cerdas
2. Lokasi : Di Wilayah Kerja Puskesmas Brang Ene
3. Perkiraan biaya : Rp. 1. 500.000,00
4. Sumber dana : Anggaran Dana KKN 2020 Poltekkes Mataram
dan Iuran Mahasiswa

B. Pelaksanaan program
1. Penanggung jawab : a. Muhtar, S.Kep, Ns.,M.Kep
b. I Gde Narda Widiada, S.TP,M.Si
2. Ketua pelaksana : I Gusti Putu Wisnu Pernawa
3. Waktu pelaksana : Senin, 2 Maret – 14 Maret 2020

Menyetujui,

Kepala Puskesmas Pembimbing 1

(Muhammad Nur, A.Md.Kep) (I Gde Narda Widiada, S.TP,M.Si)


NIP. 196202011986031029 NIP. 196509201986031003
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

“Gerakan Milenial Peduli Balita BGM Guna Mewujudkan


Masyarakat Sehat dan Cerdas”

A. Judul

“Gerakan Milenial Peduli Balita BGM Guna Mewujudkan Masyarakat


Sehat dan Cerdas”

B. Latar Belakang

Kebutuhan gizi merupakan jumlah gizi yang diperkirakan cukup

untuk memelihara kesehatan, untuk memperoleh gizi yang baik

diperlukan keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan. Status

gizi dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan

menggunakan Kartu Menuju Sehat dan ukuran LILA (Proverawati,

2009). Status gizi dapat dikriteriakan : gizi lebih, gizi baik, gizi kurang

dan gizi buruk. Status gizi kurang pada KMS menunjukan garis

pertumbuhan berada pada bawah garis merah. Bawah Garis Merah

(BGM) adalah anak dengan berat badan kurang menurut umur

dibandingkan dengan standar, yang diketahui secara visual dengan

melihat plot dalam KMS berada dibawah garis merah (Sandjaja,

2009). Batita (usia 1-3 tahun) perlu perhatian khusus, karena pada

usia ini tingkat pertumbuhan lebih lambat, gerakan balita bertambah,

nafsu makan menurun dan adanya penurunan sedikit demi sedikit

masukan kalori bayi persatuan berat badan sehingga dapat

menyebabkan berat badan BGM (Nelson, 2000).


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

Pada saat ini kasus BGM di masyarakat masih tinggi data tersebut

diperoleh dari laporan masyarakat, kader Posyandu, maupun kasus-

kasus yang langsung dibawa ke tempat-tempat pelayanan kesehatan

yang ada, seperti Puskesmas dan rumah sakit (Dinkes, 2013). Balita

BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk tapi dapat menjadi

indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah gizi. Karena

ada sebagian anak yang mempunyai berat badan dibawah garis

merah, pada pita kuning, dan ada juga yang terletak pada pita hijau,

tetapi garis pertumbuhan mereka mengikuti garis pertumbuhan normal

(Depkes,2002). Permasalahan yang dapat muncul pada anak BGM

merupakan masalah kesehatan masyarakat, namun

penangulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

dan pelayanan kesehatan saja, akan tetapi harus melibatkan sektor

yang terkait (Supariasa, 2013).

Salah satu penyebab masalah gizi adalah kekurangan energi

protein (KEP) yaitu rendahnya konsumsi energi dan protein, yang

didalamnya termasuk marasmus, kwashiokor, atau

marasmickwashiokor. Masalah gizi, meskipun sering berkaitan

dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu

berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus

seperti BGM yang menyebabkan meluasnya keadaan gizi kurang

ialah perilaku yang kurang benar dikalangan masyarakat dalam

memilih dan memberikan makanan kepada anggota keluarganya,

terutama pada anak-anak (Istiany, 2013). Berdasarkan beberapa


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

ulasan maka bantuan pertama yang dibutuhkan anak dari orang

tuanya adalah berupa penyediaan makanan bergizi, pola asuh makan

yang baik, dalam arti secara kuantitatif maupun kualitatif yang tepat

pada masa balita sangat dianjuarkan (Istiany, 2013). Salah satu upaya

pencegahan dengan memotivasi orang tua untuk membawa anaknya

ke posyandu untuk memantau pertumbuhan. Dewasa ini dalam

program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita

menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status

gizi (Supariasa, 2013). Pada balita BGM dapat dilakukan upaya

penanganan secara farmakologis dan nonfarmakologis. Farmakologis

seperti pemberian suplemen makanan dan nonfarmakologis misalnya

perbaikan pola nutrisi seperti pemberian makanan tambahan balita

yang BGM, sehingga perlu dilakukan identifikasi pola konsumsi atau

pola makan yang meliputi jenis makan, jumlah makan, dan frekuensi

makan, karena balita yang mengalami BGM salah satunya

disebabkan oleh pola asuh orang tua yang salah yang kurang

memperhatikan asupan nutrisi.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,2018) secara Nasional

status gizi balita berdasarkan indikator BB/U menunjukkan pravalensi

gizi buruk yaitu 3,9% dimana terjadinya penurunan dibandingkan

dengan tahun 2013 (5,7%). Hal ini menunjukkan perkembangan yang

baik, dimana status gizi buruk yang ditemukan semakin menurun.

Sedangkan untuk gizi kurang pada tahun 2018 sebanyak 13,8%

dimana terjadi penurunan 0,1% yaitu pada tahun 2013 (13,9%).


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

Karena itu jelas masalah gizi intergenerasi ini harus mendapat

perhatian serius karena telah terbukti akan mempengaruhi kualitas

bangsa.

Berdasarkan data tahun 2019 terdapat balita dengan gizi kurang

sebanyak 46 balita yang ada di enam desa di wilayah kerja puskesmas

Brang Ene dan BGM (gizi buruk BB/U) sebanyak 8 balita. Jumlah kasus

ISPA di tahun 2019 sebanyak 353 pasien. Hal tersebut disebabkan adanya

perubahan iklim dari musim penghujan ke musim panas. Sedangkan kasus

penderita diare sebanyak 224 pasien (Profil Puskesmas Brang Ene Tahun

2019).
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

C. Rumusan Masalah

Apakah dengan dilaksanakannya pelayanan kesehatan dapat

mensukseskan pencegahan BGM (Gizi buruk BB/U) guna

mewujudkan kesehatan dan kualitas hidup di Wilayah Kerja

Puskesmas Brang Ene?

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dalam pencegahan BGM

(Gizi buruk BB/U) guna mewujudkan kesehatan dan kualitas hidup

di Wilayah Kerja Puskesmas Brang Ene.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menerapkan asuhan kebidanan komprehensif kepada

ibu hamil dan ibu balita.

b. Mampu menerapkan teknologi tepat guna (TTG) berbasis

pangan lokal pada ibu balita dan ibu menyusui.

c. Mampu menerapkan sarapan pagi guna mendukung program

dinas kesehatan.

E. Manfaat

1. Mengetahui keadaan Ibu Hamil, Ibu Balita, dan menambah

pengetahuan Ibu Hamil Dan Ibu Balita di wilayah kerja Puskesmas

Brang Ene.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

2. Memberikan informasi tentang kadar hemoglobin pada masyarakat

di wilayah kerja Puskesmas Brang Ene.

3. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pemanfaatan

pangan lokal melalui teknologi tepat guna pada ibu balita dan ibu

menyusui di wilayah kerja Puskesmas Brang Ene .

4. Untuk mengetahui tumbuh kembang pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Brang Ene.

F. Rencana Kegiatan

Kegiatan unggulan “Gerakan Milenial Peduli Balita BGM Guna


Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Cerdas” akan dilaksanakan di
beberapa posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Brang
Ene pada hari Kamis, 5 Maret 2020.

1. Pembiayaan

Rincian Anggaran Biaya

No Alat dan Jumlah Harga Satuan Harga


Bahan (Rp)
(Rp)

1. Spanduk:

a. Posko 2x1 100.000 100.000


meter/sepan
duk

2. ATK :
a. Kertas HVS 3 rim 50.000/rim 150.000
b. Map Absen 10 lembar 2.000/lembar 20.000
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

3. Jilid Proposal 2 jilid 5.000/ jilid 10.000


5. Lanset 1 kotak 25.000/kotak 25.000

6. Alkohol swab 2 kotak 15.000/kotak 30.000

7. Stick GDS 1 botol 170.000/botol 170.000

8 Stick Hb 1 botol 160.000/botol 160.000

9 Tissue 1 gulung 15.000/gulung 15.000

10 Sabun cuci 1 botol 20.000/botol 20.000


tangan

11 Sikat gigi 30 pack 10.000/pack 300.000

12 Teknologi
Tepat Guna:
Nugget ayam
kelor
1. Tepung 500 gram 12.000/kg 6.000
terigu
2. Telur 2 butir 2000/butir 6.000
3. Tepung 500 gr 24.000/kg 12.000
panir
4. Minyak 1 liter 15.000/liter 15.000
goreng
5. Bawang 10 siung 20.000/kg 2000
putih
6. Ayam 1 kg 30.000/kg 30.000
7. Garam 1 sdt 2000/bks 2000
8. Kemasan 1 pack 10.000/pack 10.000
13 MP-ASI
Bubur sum-
sum kacang
hijau:
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

1. Kacang 25.000/kg 50.000


2000 gram
hijau
2. Bayam 500 gram 2000/ikat 10.000
3. Santan 3.000/ sachet 60.000
20 sachet
4. Tepung
1000 gram
beras 15.000/kg 15.000
5. Saringan 1 buah 15.000 15.000
besi
6. Cobek 30.000 30.000
1 buah
kayu
7. Ontel 40.000 40.000
1 buah
saringan
buah
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

14 Stik kelor
1. Kelor 10.000/kg 3.000
2. Tepu 12.000/kg 6.000
ng
terigu 2.000/btr 4.000
3. Telur 15.000/kg 5.000
4. Bawa
ng 20.000/kg 3.000
mera
h 1.000/saset 1.000
5. Bawa 3.000/bks 3.000
ng 15.000/liter 15.000
putih
7.000/pack 7.000
15. Konsumsi 150.000

Total Rp. 1.500.000,00

Terbilang : Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

2. Pelaksanaan

Pembimbing Muhtar, S.Kep, Ns.,M.Kep


I Gde Narda Widiada, S.TP,M.Si

Ketua Pelaksana I Gusti Putu Wisnu Pernawa


Anggota 1. Azril Nazahar

2. I Gusti Putu Wisnu Pernawa

3. Fajri Ramdiani

4. Ida Ayu Novia Wikana Maharani

5. Siti Rahayu Novia Safitri

6. Baiq Amanda Soleha

7. Baiq Alifia Maulin

8. Akhmad Agung Triwijaya

9. Suci Sundari Putri

10. Fita Anggriani

11. Wirana Ecy Septana’im

a. Peserta

Peserta dalam kegiatan ini ibu hamil,ibu menyusui, ibu

balita,Lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Brang Ene.

b. Kegiatan

Dalam kegiatan ini dilakukan beberapa kegiatan yang

ditampilkan pada tabel berikut seperti :

No Jurusan Program
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

1 Kebidanan Melakukan pemeriksaan kehamilan,

KIE tentang kehamilan, demontrasi

MP-ASI serta penyuluhan tentang

cara menyusui yang benar,perawatan

payudara dan senam hamil.


2 Analis Kesehatan Melakukan pemeriksaan Hemoglobin

dan golongan darah pada ibu hamil,

serta pemeriksaan gula darah pada

lansia.
3 Gizi Melakukan teknologi tepat guna

(TTG) berbasis pangan lokal pada ibu

hamil dan ibu menyusui.


4 Keperawatan Melakukan penyuluhan tentang

hipertensi dan penyuluhan PHBS

tentang cuci tangan dan sikat gigi.

c. Alur Kegiatan

 Seluruh peserta datang dan langsung mendaftarkan diri

pada tempat pendaftaran.

 Seluruh peserta yang sudah mendaftar dapat melakukan

pemeriksaan seperti: pemeriksaan kehamilan, KIE

tentang kehamilan , cara menyusui yang benar,

perawatan payudara.

 Kemudian seluruh peserta dapat melakukan

pemeriksaan hemoglobin, serta pemeriksaan gula darah

pada lansia.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KKN XII LINGKUNGAN KERJA PUSKESMAS
BRANG ENE KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Sekretariat : Jl. Praburangkasari Dasan Cermen

 Seluruh peserta diberikan penyuluhan tentang hipertensi

dan PHBS.

 Kemudian akan dilakukan demonstrasi MP.ASI,

pembuatan nugget, dan pembuatan stick kelor

G. PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat, untuk mendapatkan dukungan

dari berbagai pihak. Atas bantuan dan kerjasamanya dihaturkan

terimakasih.

Mataram, 26 febuari 2020

Mengetahui,

Ketua Pelaksana Penanggung Jawab Kegiatan

I Gusti putu wisnu pernawa


NIM.P07120117059 (I Gde Narda Widiada, S.TP,M.Si)
NIP. 196509201986031003

Anda mungkin juga menyukai