DISUSUN OLEH :
YARISA MAULIDIA
102STYC17
2. Infeksi
Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah,
terutama yang menuju ke otak.
3. Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat-obatan yang justru dapat menyebabkan stroke
seperti: amfetamin dan kokain dengan jalan mempersempit lumen
pembuluh darah ke otak.
4. Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan
seseorang pingsan.Stroke bisa terjadi jika hipotensi ini sangat parah
dan menahun.
Sedangkan faktor resiko pada stroke (Baughman, C Diane.dkk, 2014):
1. Hipertensi merupakan faktor resiko utama.
2. Penyakit kardiovaskuler (Embolisme serebral mungkin berasal dari
jantung).
3. Kadar hematokrit normal tinggi (yang berhubungan dengan infark
cerebral).
4. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di
atas 35 tahun dan kadar esterogen yangtinggi.
5. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang
dapat menyebabkan iskhemia serebral umum.
6. Penyalahgunaan obat tertentu pada remaja dan dewasa muda.
7. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah,
tekanan darah, merokok kretek dan obesitas.
8. Mungkin terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.
C. KLASIFIKASI
Penggolongan stroke Non Hemoragik menurut (Dourman, 2013)
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. TIA (Transient Ischemic Attack)atau serangan iskemik sepintas, pada
TIA kelainan neurologis yang timbul berlansung hanya dalam
hitungan menit sampai sehari penuh setelah serangan tidak
menimbulkan sekuele (gejala sisa).
b. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficits) yaitu kelainan
atau gejala neurologis menghilang antara lebih dari 24 jam sampai 3
minggu.
c. Stroke Progesif atau stroke in evolution yaitu stroke dengan gejala
klinisnya secara bertahap berkembang dari yang ringan sampai
semakin berat.
d. Stroke Komplit atau Completed Stroke, yaitu stroke dengan defisit
neurologis yang menetap dan sudah tidak berkembnag lagi.
Ada dua jenis stroke non haemoragik yang paling banyak terjadi
(Wiwit, 2013), yaitu sebagai berikut:
a Thrombotik stroke, yaitu gumpalan darah (thrombus) terbentuk dalam
satu arteri yang menyuplai darah ke otak.
b Embolik stroke, terjadi ketika gumbalan darah atau partikel lain yang
terbentuk di luar otak, biasanya di dalam jantung, terbawa aliran
darah, dan mempersempit pembuluh darah. Stroke jenis ini biasanya
terjadi mendadak dan penderitanya berusia muda.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Wijaya, 2013), pada stroke non haemoragik gejala utamanya
adalah timbulnya defisit neurologis secara mendadak atau subakut
didahului gejala prodomal terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi
dan kesadaran biasasnya tak menurun kecuali bila embolus cukup besar
gejala yang muncul pada pendarahan intraserebral adalah gejala prodomal
yang tidak jelas kecuali nyeri kepala karena hipertensi.Sifat nyeri kepala
hebat sekali, mual muntah sering kali terjadi sejak permulaan serangan.
Kesadaran biasanya menurun cepat hingga koma (65% terjadi kurang dari
setengah jam, 23% antara setengah sampai dua jam dan 12% terjadi
setelah dua jam, sampai 19 hari.
Menurut (Aeroni, 2013), Gejala stroke Non Hemoragikini dapat
bervariasi pada seseorang yang mengalaminya, tergantung pada lokasi
arteri di bagian otak yang terpengaruh. Gejala tersebut meliputi:
a. Kelemahan pada bagain wajah secara tiba-tiba
b. Kelemahan di lengan atau tungkai secara tiba-tiba
c. Kesemutan atau mati rasa pada wajah, lengan atau tungkai
d. Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
e. Kehilangan penglihatan, penglihatan yang menjadi kabur, atau
gangguan lapangan penglihatan
f. Kehilangan koordinasi dan keseimbangan
g. Sakit kepala hebat tiba-tiba
E. ANATOMI PEMBULUH DARAH OTAK
Otak terdiri dari selsel otak yang disebut neuron, selsel penunjang
yang dikenal sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah.
Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi
koneksi di antara berbagi neuron berbedabeda. Pada orang dewasa, otak
membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi
mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di dalam
darah arterial.
Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu
sekitar 15% dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar
berfungsi normal. Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah
arteri karotis interna yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang
menyalurkan darah ke bagian depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri
serebrum anterior. Yang kedua adalah vertebrobasiler, yang memasok
darah ke bagian belakang otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum
posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior bertemu dengan
sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu sirkulus willisi.
Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masingmasing fungsi.
Fungsifungsi dari otak adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik,
sebagai pusat sensibilitas, sebagai area broca atau pusat bicara motorik,
sebagai area wernicke atau pusat bicara sensoris, sebagai area
visuosensoris, dan otak kecil yang berfungsi sebagai pusat koordinasi serta
batang otak yang merupakan tempat jalan serabutserabut saraf ke target
organ.
Trombosis Embolisme
Hipertensi, DM,
penyakit jantung,
obesitas, merokok
Embolus berjalan menuju
adanya penyumbatan
arteri serebral melalui
aliran darah ke otak
arteri karotis Penimbunan
oleh thrombus
lemak/kolestrol
yang meningkat
dalam darah
Berkembang menjadi Terjadi Bekuan
aterosklerosis pada Darah Pada
pembuluh darah Arteri
Pembuluh darah
menjadi kaku
arteri tersumbat
pecahnya pembuluh
Berkurangnya darah ke darah
area thrombus
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada Stroke (Robinson, 2014) adalah:
a. Radiologi
1) Angiografi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik sperti
stroke perdarahan arteriovena atau adanya ruptur. Biasanya pada
stroke perdarahan akan ditemukan adanya aneurisma
2) Lumbal pungsi
Biasanya pada pasien stroke hemoragik, saat pemeriksaan cairan
lumbal maka terdapat tekanan yang meningkat disertai bercak
darah. Hal itu akan menunjukkkan adanya hemoragik pada
subarachnoid atau pada intrakranial
3) CT-Scan
Memperhatikan secara spesifik letak edema, posisi hematoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, sertaposis secara
pasti. Hasil pemerksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal,
kadang masuk ke ventrikel atau menyebar ke permukaan otak
4) Macnetic Resonance Imaging (MRI)
Menentukan posisi serta besar/luas terjadinya perdarahan otak.
Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi
dan infark akibat dari heemoragik
5) USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah
sistem karotis).
6) EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls
listrik dalam jaringan otak.
b. Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap seperti Hb, Leukosit, Trombosit,
Eritrosit. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah pasien
menderita anemia. Sedangkan leukosit untuk melihat sistem imun
pasien. Bila kadar leukosit diatas normal, berarti ada penyakit
infeksi yang sedang menyerang pasien.
2) Test darah koagulasi
Test darah ini terdiri dari 4 pemeriksaan, yaitu: prothrombin time,
partial thromboplastin (PTT), International Normalized Ratio
(INR) dan agregasi trombosit. Keempat test ini gunanya mengukur
seberapa cepat darah pasien menggumpal. Gangguan
penggumpalan bisa menyebabkan perdarahan atau pembekuan
darah.Jika pasien sebelumnya sudah menerima obat pengencer
darah seperti warfarin, INR digunakan untuk mengecek apakah
obat itu diberikan dalam dosis yang benar.Begitu pun bila
sebelumnya sudah diobati heparin, PTT bermanfaat untuk melihat
dosis yang diberikan benar atau tidak.
3) Test kimia darah
Cek darah ini untuk melihat kandungan gula darah, kolesterol,
asam urat, dll. Apabila kadar gula darah atau kolesterol berlebih,
bisa menjadi pertanda pasien sudah menderita diabetes dan
jantung. Kedua penyakit ini termasuk ke dalam salah satu pemicu
stroke.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi stroke Non Hemoragik dapat berasal dari kesukaran
jaringan otak sendiri akibat kematian dalam beberapa hari atau cacat fisik
sekunder akibat kerusakan otak. Menurut Brunner & Suddarth (2015)
komplikasi stroke di bagi menjadi 2 (dua) sebagai berikut :
c. Pembedahan
Dilakukan jika perdarahan serebrum diameter lebih dari 3 cm atau volume
lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau pemasangan pintasan
ventrikulo-peritoneal bila ada hidrosefalus obstrukis akut.
d. Terapi obat-obatan
1) Antihipertensi : Katropil, antagonis kalsium
2) Diuretic : manitol 20%, furosemid
3) Antikolvusan : fenitoin
1.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Menurut Tarwoto (2013) pengkajian keperawatan pada pasien stroke
meliputi :
a) Identitas Pasien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, diagnose medis.
b) Keluhan Utama
Keluhan yang didapatkan biasanya gangguan motorik kelemahan
anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi, nyeri kepala, gangguan sensorik, kejang, penurunan
kesadaran.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Serangan stroke infark biasanya didahului dengan serangan awal yang
tidak disadari oleh pasien, biasanya ditemukan gejala awal sering
kesemutan, rasa lemah pada salah satu anggota gerak.Pada serangan
stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
pasien melakukan aktifitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan
separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-
obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun
diabetes mellitus.
f) Riwayat psikososial
Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan
keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi
dan pikiran pasien dan keluarga.
g) Kebutuhan bio-psiko-sosial-spritual
1) Bernafas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat
adalah membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta
menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu
agar klien dapat bernafas secara normal dan kemampuan
mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.
2) Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai
tinggi dan berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang
diperlukan. Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa
memperhatikan latar belakang dan social klien.
3) Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan
keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi
pengeluaran.
4) Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip
keseimbangan tubuh, miring, dan bersandar.
5) Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien
yang baik dan menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.
6) Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan
pakaian yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk
memakainya.
7) Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa
mendorong kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin
dengan mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan udara,
atau dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau
mengurangi aktifitasnya.
8) Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai
konsep konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu
untuk menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap
bersih baik fisik maupun jiwanya.
9) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya
yang timbul yang mungkin banyak factor yang membuat klien
tidak merasa nyaman dan aman.
10) Berkomunikasi
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan
emosi, keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi
penerjemah dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain
dalam memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti
akan dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang
teraupeutik.
11) Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi
kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa
kepercayaan, keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap
upaya penyembuhan.
h) Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran
Biasanya pada pasien stroke mengalami tingkat kesadaran
samnolen, apatis, sopor, soporos coma, hingga coma dengan GCS
< 12 pada awal terserang stroke. Sedangkan pada saat pemulihan
biasanya memiliki tingkat kesadaran letargi dan compos metis
dengan GCS 13-15
2) Tanda-tanda Vital
a) Tekanan darah
Biasanya pasien dengan stroke hemoragik dan non
hemoragik memiliki riwayat tekanan darah tinggi dengan
tekanan systole > 140 dan diastole > 80.
b) Nadi
Biasanya nadi normal
c) Pernafasan
Biasanya pasien stroke hemoragik dan non hemoragic
mengalami gangguan pada bersihan jalan napas
d) Suhu
Biasanya tidak ada masalah suhu pada pasien dengan stroke
hemoragik dan non hemoragik.
3) Rambut
Biasanya tidak ditemukan masalah
4) Wajah
Biasanya simetris, wajah pucat. Pada pemeriksaan Nervus
V (Trigeminal) : biasanya pasien bisa menyebutkan lokasi usapan
dan pada pasien koma, ketika diusap kornea mata dengan kapas
halus, klien akan menutup kelopak mata. Sedangkan pada Nervus
VII (facialis) : biasanya alis mata simetris, dapat mengangkat alis,
mengernyitkan dahi, mengernyitkan hidung, menggembungkan
pipi, saat pasien menggembungkan pipi tidak simetris kiri dan
kanan tergantung lokasi lemah dan saat diminta mengunyah pasien
kesulitan untuk mengunyah.
5) Mata
Biasanya konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
pupil isokor, kelopak mata tidak oedema. Pada pemeriksaan nervus
II (optikus) : biasanya luas pandang baik 90°, visus 6/6. Pada
nervus III (okulomotoris) : biasanya diameter pupil 2mm/2mm,
pupil kadang isokor dan anisokor, palpebra dan reflek kedip dapat
dinilai jika pasien bisa membuka mata . Nervus IV (troklearis) :
biasanya pasien dapat mengikuti arah tangan perawat ke atas dan
bawah. Nervus VI (abdusen) : biasanya hasil nya pasien dapat
mengikuti arah tangan perawat ke kiri dan kanan
6) Hidung
Biasanya simetris kiri dan kanan, terpasang oksigen, tidak
ada pernapasan cuping hidung. Pada pemeriksan nervus I
(olfaktorius) : kadang ada yang bisa menyebutkan bau yang
diberikan perawat namun ada juga yang tidak, dan biasanya
ketajaman penciuman antara kiri dan kanan berbeda dan pada
nervus VIII (akustikus) : biasanya pada pasien yang tidak lemah
anggota gerak atas, dapat melakukan keseimbangan gerak tangan-
hidung
7) Mulut dan gigi
Biasanya pada pasien apatis, sopor, soporos coma hingga
coma akan mengalami masalah bau mulut, gigi kotor, mukosa bibir
kering. Pada pemeriksaan nervus VII (facialis) : biasanya lidah
dapat mendorong pipi kiri dan kanan, bibir simetris, dan dapat
menyebutkan rasa manis dan asin. Pada nervus IX
(glossofaringeal) : biasanya ovule yang terangkat tidak simetris,
mencong kearah bagian tubuh yang lemah dan pasien dapat
merasakan rasa asam dan pahit. Pada nervus XII (hipoglasus) :
biasanya pasien dapat menjulurkan lidah dan dapat dipencongkan
ke kiri dan kanan namun artikulasi kurang jelas saat bicara
8) Telinga
Biasanya sejajar daun telinga kiri dan kanan. Pada
pemeriksaan nervus VIII (akustikus) : biasanya pasien kurang bisa
mendengarkan gesekan jari dari perawat tergantung dimana lokasi
kelemahan dan pasien hanya dapat mendengar jika suara keras dan
dengan artikulasi yang jelas
9) Leher
Pada pemeriksaan nervus X (vagus) : biasanya pasien
stroke non hemragik mengalami gangguan menelan. Pada
peemeriksaan kaku kuduku biasanya (+) dan bludzensky 1 (+)
10) Thorak
Auskultasi: biasanya bising usus pasien tidak terdengar.
Pada pemeriksaan reflek dinding perut, pada saat perut pasien
digores biasanya pasien tidak merasakan apa-apa.
11) Ekstremitas
a) Atas
Biasanya terpasang infuse bagian dextra / sinistra. CRT
biasanya normal yaitu < 2 detik.Pada pemeriksaan nervus XI
(aksesorius) : biasanya pasien stroke hemoragik tidak dapat
melawan tahanan pada bahu yang diberikan perawat. Pada
pemeriksaan reflek, biasanya saat siku diketuk tidak ada respon
apa-apa dari siku, tidak fleksi maupun ekstensi (reflek bicep (-))
dan pada pemeriksaan tricep respon tidak ada fleksi dan supinasi
(reflek bicep (-)). Sedangkan pada pemeriksaan reflek hoffman
tromer biasanya jari tidak mengembang ketika diberi reflek
(reflek Hoffman tromer (+)).
b) Bawah
Pada pemeriksaan reflek, biasanya saat pemeriksaan
bluedzensky I kaki kiri pasien fleksi ( bluedzensky (+)). Pada
saat telapak kaki digores biasanya jari tidak mengembang
(reflek babinsky (+)).Pada saat dorsum pedis digores biasanya
jari kaki juga tidak beresponn (reflek caddok (+)). Pada saat
tulang kering digurut dari atas ke bawah biasanya tidak ada
respon fleksi atau ekstensi (reflek openheim (+)) dan pada saat
betis diremas dengan kuat biasanya pasien tidak merasakan apa-
apa (reflek gordon (+)). Pada saat dilakukan reflek patella
biasanya femur tidak bereaksi saat di ketukkan (reflek patella
(+)).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Analisa Data
Symptom Etiologi Problem
DS : - Trombosis Perfusi jaringan
DO : cerebral tidak
- Gangguan status Adanya efektif.
mental penyumbatan aliran
- Perubahan perilaku darah ke otak oleh
- Perubahan respon thrombosis
motorik
- Perubahan reaksi Berkembang
pupil menjadi
- Kesulitan menelan aterosklerosis pada
- Kelemahan atau pembuluh darah
paralisis ekstrermitas
- Abnormalitas Arteri tersumbat
bicara
Berkurangnya
darah ke area
trombus
Terjadi isekemik
dan infark pada
jaringan
Stroke non
hemoragik
Proses metabolisme
di otak terganggu
Penurunan suplai
darah dan O2 ke
otak
perfusi jaringan
cereberal tidak
efektif.
DS : - Trombosis Hambatan
DO : mobilitas fisik
- Penurunan waktu Adanya
reaksi
penyumbatan aliran
- Kesulitan merubah
posisi darah ke otak oleh
- Perubahan gerakan
thrombosis
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
Berkembang
langkah pendek)
- Keterbatasan motorik menjadi
kasar dan halus
aterosklerosis pada
- Keterbatasan ROM
- Gerakan disertai nafas pembuluh darah
pendek atau tremor
- Ketidak stabilan
posisi selama Arteri tersumbat
melakukan ADL
- Gerakan sangat
lambat dan tidak
terkoordinasi
Berkurangnya
darah ke area
trombus
Terjadi isekemik
dan infark pada
jaringan
Stroke non
hemoragik
Menurun kekuatan
otot
Kelemahan fisik
Hambatan mobilitas
fisik
DS : Trombosis Hambatan
DO : komunikasi verbal
Adanya
penyumbatan aliran
darah ke otak oleh
thrombosis
Berkembang
menjadi
aterosklerosis pada
pembuluh darah
Arteri tersumbat
Berkurangnya
darah ke area
trombus
Terjadi isekemik
dan infark pada
jaringan
Stroke non
hemoragik
Adanya lesi
cereberal
Terjadinya afasia
Hambatan
komunikasi verbal
DS : Mengeluh sulit Trombosis Gangguan Menelan
menelan
DO : Adanya
- Batuk sebelum penyumbatan aliran
menelan darah ke otak oleh
- Batuk setelah thrombosis
makan atau
minum Berkembang
- Tersedak menjadi
- Makanan aterosklerosis pada
tertinggal di pembuluh darah
rongga mulut
Arteri tersumbat
Berkurangnya
darah ke area
trombus
Terjadi isekemik
dan infark pada
jaringan
Stroke non
hemoragik
Nervus kranial
N, V,VII,IX, XII
Terjadi Penurunan
Refleks Menelan
Gangguan menelan
DS: Trombosis Ketidakseimbangan
- Nyeri abdomen Nutrisi kurang dari
- Muntah kebutuhan
- Kejang perut
- Rasa penuh tiba-tiba Adanya
setelah makan penyumbatan aliran
DO: darah ke otak oleh
- Diare thrombosis
- Rontok rambut yang
berlebih
- Kurang nafsu makan Berkembang
- Bising usus berlebih menjadi
- Konjungtiva pucat aterosklerosis pada
- Denyut nadi lemah pembuluh darah
Arteri tersumbat
Berkurangnya
darah ke area
trombus
Terjadi isekemik
dan infark pada
jaringan
Stroke non
hemoragik
Terjadi penurunan
refleks menelan
Disfagia
Anoreksia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
b) Diagnosa Keperawatan
1) Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb
oksigen, penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi,
gangguan transport O2, gangguan aliran arteri dan vena.
2) Hambatan mobilitas fisik b/d Gangguan metabolisme sel,
Keterlembatan perkembangan, Pengobatan , Kurang support
lingkungan, Keterbatasan ketahan kardiovaskuler, Kehilangan
integritas struktur tulang, Terapi pembatasan gerak , Kurang
pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik.
3) Hambatan komunikasi verbal b/d tidak ada kontak mata, kesulitan
mengekspresikan pikiran secara verbal, kesulitan menyusun
kalimat, kesulitan memahami pola komunikasi yang biasa,
kesulitan menggunkan ekspresi wajah, disorientasi orang,
disorientasi waktu, tidak bicara, ketidakmampuan menggunakan
ekspresi tubuh, pelo, sulit bicara, deficit pengelihatan total,
menolak bicara.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi ( NIC )
. hasil
( NOC )
1. Perfusi jaringan NOC : NIC :
cerebral tidak efektif Circulation status 1. Monitor TTV
b/d gangguan afinitas Neurologic status 2. Monitor AGD,
Hb oksigen, penurunan Tissue Prefusion : ukuran pupil,
konsentrasi Hb, cerebral ketajaman,
Hipervolemia, Setelah dilakukan asuhan kesimetrisan
Hipoventilasi, gangguan selama……… dan reaksi
transport O2, gangguan ketidakefektifan perfusi 3. Monitor
aliran arteri dan vena jaringan cerebral teratasi adanya
dengan diplopia,
Kriteria Hasil: pandangan
1. Tekanan systole dan kabur, nyeri
diastole dalam kepala
rentang yang 4. Monitor level
diharapkan kebingungan
2. Tidak ada dan orientasi
ortostatikhipertensi 5. Monitor tonus
3. Komunikasi jelas otot
4. Menunjukkan pergerakan
konsentrasi dan 6. Monitor
orientasi tekanan
5. Pupil seimbang dan intrkranial dan
reaktif respon
6. Bebas dari aktivitas nerologis
kejang 7. Catat
7. Tidak mengalami perubahan
nyeri kepala pasien dalam
merespon
stimulus
8. Monitor status
cairan
9. Pertahankan
parameter
hemodinamik
10. Tinggikan
kepala 0-45o
tergantung
pada konsisi
pasien dan
order medis
2. Hambatan mobilitas NOC : NIC :
fisik Joint Movement : Exercise therapy :
Active ambulation
Berhubungan dengan :
Mobility Level 1. Monitoring
- Gangguan
Self care : ADLs vital sign
metabolisme sel
Transfer performance sebelm/sesuda
- Keterlembatan
Setelah dilakukan h latihan dan
perkembangan
tindakan keperawatan lihat respon
- Pengobatan
selama….gangguan pasien saat
- Kurang support
mobilitas fisik teratasi latihan
lingkungan
dengan kriteria hasil: 2. Konsultasikan
- Keterbatasan ketahan
1. Klien meningkat dengan terapi
kardiovaskuler
dalam aktivitas fisik fisik tentang
- Kehilangan integritas
2. Mengerti tujuan dari rencana
struktur tulang
peningkatan mobilitas ambulasi
- Terapi pembatasan
3. Memverbalisasikan sesuai dengan
gerak
perasaan dalam kebutuhan
- Kurang pengetahuan
meningkatkan 3. Bantu klien
tentang kegunaan
kekuatan dan untuk
pergerakan fisik
kemampuan menggunakan
- Indeks massa tubuh
berpindah tongkat saat
diatas 75 tahun
4. Memperagakan berjalan dan
percentil sesuai
penggunaan alat cegah terhadap
dengan usia
Bantu untuk cedera
- Kerusakan persepsi
mobilisasi (walker) 4. Ajarkan pasien
sensori
atau tenaga
- Tidak nyaman, nyeri
kesehatan lain
Kerusakan
tentang teknik
muskuloskeletal dan
ambulasi
neuromuskuler
- Intoleransi
5. Kaji
aktivitas/penurunan
kemampuan
kekuatan dan stamina pasien
- Depresi mood atau dalam
cemas mobilisasi
- Kerusakan kognitif 6. Latih
- Penurunan kekuatan pasien
otot, kontrol dan atau dalam
masa pemenuhan
- Keengganan untuk kebutuhan
memulai gerak ADLs
- Gaya hidup yang secara
menetap, tidak mandiri
digunakan, sesuai
deconditioning kemampuan
- Malnutrisi selektif atau 7. Dampingi dan
umum Bantu pasien
saat mobilisasi
dan bantu
penuhi
kebutuhan
ADLs ps.
8. Berikan alat
Bantu jika
klien
memerlukan.
9. Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi
dan berikan
bantuan jika
diperlukan
1. Hambatan komunikasi NOC NIC
verbal Anxiety self Communication
Definisi : penurunan, control Enchanment :
kelambatan atau Coping speech Deficit
ketiadaan kemampuan Sensory 1. Gunakan
untuk menerima function : penerjemah
memproses, mengirim hearing & vision , bila
dan/ menggunakan Fear self control diperlukan
system symbol b/d tidak Kriteria hasil : 2. Beri satu
ada kontak mata, 1. Komunikasi : kata simple
kesulitan penerimaan, setiap
mengekspresikan pikiran interpretasi dan bertemu,
secara verbal, kesulitan ekspresi pesan lisan, jika
menyusun kalimat, tulisan dan non verbal diperlukan
kesulitan memahami meningkat 3. Dorong
pola komunikasi yang 2. Komunikasi ekspresif pasien
biasa, kesulitan ( kesulitan untuk
menggunkan ekspresi berbicara ) : ekspresi berkomunik
wajah, disorientasi pesan verbal dan/ non asi secara
orang, disorientasi verbal yang bermakna perlahan
waktu, tidak bicara, 3. Komunikasi reseptif dan untuk
ketidakmampuan ( kesulitan mendengar mengulangi
menggunakan ekspresi ) : penerimaan permintaan
tubuh, pelo, sulit bicara, komunikasi dan 4. Dengarkan
deficit pengelihatan interpretasi pesan dengan
total, menolak bicara. verbal dan/ non verbal penuh
4. Gerakan terkoordinasi perhatian
: maampu 5. Berdiri di
mengkoordinasi depan
gerakan dalam pasien
menggunakan isyarat ketika
5. Pengolahan berbicara
informasi : klien 6. Anjurkan
mampu untuk kunjungan
memperoleh, keluarga
mengatur dan secara
menggunakan teratur
informasi untuk
6. Mampu mengontrol member
respon ketakutan dan stimulus
kecemasan komunikasi
terhadapbketidakmamp 7. Anjurkan
uan bicara ekspresi
7. Mampu memanejmen diri dengan
kemampuan fisik yang cara lain
dimiliki dalam
8. Mampu menyampai
mengkomunikasikan akan
kebutuhan dengan informasi
lingkungan sosial ( bahasa
isyarat )
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994 dalam Potter
& Perry, 2011).
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan (kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut :
https://www.academia.edu/10077081/Laporan_Pendahuluan_Klien_Dengan_Stro
ke_Non_Hemoragik_SNH.