Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WABAH

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK VI

1. TWIARTI
2. VERISSA FAULANI
3. WARIDATUL ISMI
4. WAHYU FIRMANSYAH
5. YARISA MAULIDIA
6. YOLANDA AULIA LESTARI
7. YUNI ALFIANA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Wabah.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Wabah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram 26 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Definisi ....................................................................................... 3
2.2 Penyakit Potensial Yang Menimbulkan Wabah...........................….3
2.3 Istilah-Istilah Yang Berhubungan Dengan Wabah...................... 5
2.4 Strategi Utama Penanggulangan Wabah Penyakit menular........ 10
2.5 Perbandingan Karakteristik antara Wabah Tunggal Dengan Wabah
sebab.................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP..................................................................................... 36
3.1 Kesimpulan................................................................................. 36
3.2 Saran............................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mencerdaskan kehidupan dan melindungi segenap
bangsa, adalah merupakan kewajiban dari negara kita, seperti yang
diamanatkan dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Dalam hal ini mencerdaskan bukan berarti
menyangkut soal pendidikan saja, melainkan melindungi
masyarakat baik langsung maupun tidak langsung yang berkenaan
dengan kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu sektor utama
yang mempengaruhi tingkat kecerdasan, sekaligus gambaran
kualitas kenyamanan masyarakat terhadap serangan penyakit.
Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang
disebabkan oleh suatu penyakit menular di suatu wilayah tertentu,
kadang-kadang dapat merupakan kejadian yang mengejutkan dan
membuat heboh masyarakat di wilayah itu. Secara umum kejadian
ini disebut dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dapat
menimbulkan suatu wabah yang menyerang masyarakat luas dalam
waktu singkat yang diakibatkan oleh penyakit menular.

Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau


peristiwa yang lebih banyak daripada yang diperkirakan dalam suatu
periode waktu tertentu di area tertentu atau diantara kelompok tertentu.
Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah
mungkin muncul ketika aktivitas surveilans rutin mendeteksi adanya
suatu kluster kasus yang tidak biasa atau terjadinya peningkatan
jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.

Pakar dan ilmuan merasa mempunyai tantangan dan


kesempatan untuk terus menerus menggali dan menemukan ilmu
pengetahuan baru guna mengatasi masalah ini. Ketika dokter
mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat,
bidan, atau petugas laboraturium yang menyadari terjadinya
serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus
penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang

4
waktu dan tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya
kasus dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah
yang diperkirakan tidak diketahui .

Di lain pihak, dampak dari perkembangan ilmu dan teknologi


saat ini menimbulkan berbagai penemuan baru dari penyakit-penyakit
menular yang semakin bertambah dan sulit diatasi pengobatannya,
misalnya HIV-AIDS, SARS, Flu Burung dan lain-lain. Demikian
juga dalam aspek perundang-undangan terjadi perubahan-perubahan
seperti undang-undang otonomi daerah, undang-undang perlindungan
konsumen, undang-undang narkotika dan psikotropika, akan
mempengaruhi sistem dan kebijakan pengumpulan, pengolahan,
analisis penyajian dan pelaporan kasus-kasus penyakit menular.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja
menjadikan kehidupan umat manusia semakin mudah, semakin maju,
tetapi nampaknya umat manusia juga diharapkan kepada tantangan-
tantangan atau peringatan-peringatan baru di bidang kesehatan, dimana
pada kurun waktu tertentu akan ada jenis penyakit baru yang muncul.
Dari aspek tinjauan religi mungkin hal itu merupakan peringatan bagi
umat manusia bahwa di atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran yang telah dicapai, masih akan ada hal baru yang belum
diketahui.

Mengingat seriusnya dampak yang ditimbulkan dari kejadian luar


biasa dan wabah akibat penyakit menular, sehingga perlu diambil
langkah-langkah perlindungan bagi masyarakat. Perlindungan
dimaksud dapat meliputi perlindungan terhadap masyarakat umum,
aparat kesehatan, korban dan pelapor. Untuk itu perlu dilihat peraturan
perundang-undangan yang komprehensip di bidang penanganan wabah
penyakit. Untuk itu perlu dilihat peraturan perundang-undangan yang
sudah ada, mencermati kenyataan yang sedang in saat ini dan
mengantisipasinya.
1.2 Rumusan Masalah

5
1. Apakah pengertian dari Wabah ?
2. Apa saja penyakit potensial yang menimbulkan wabah ?
3. Apa saja istilah-istilah yang berhubungan dengan wabah ?
4. Bagaimana strategi utama penanggulangan wabah penyakit
menular?
5. Apa saja perbandingan karakteristik antara wabah tunggal dengan
wabah sebab ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Wabah
2. Mengetahui penyakit potensial apa saja yang menimbulkan wabah
3. Mengetahui istilah-istilah yang berhungan dengan wabah
4. Mengetahui strategi utama penanggulangan wabah penyakit
5. Mengetahui perbandingan karakteristik antara wabah tunggal
dengan wabah sebab

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit
melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang

6
diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli
diantaranya :
1. Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat,
menyerang sejumlah besar orang didaerah luas ( KBBI : 1989 ).
2. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang
telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah
terjangkit ( depkes RI, DirJen P2MPLP : 1981).
3. Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU RI No. 4
tahun 1984 ).
4. Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada
penduduk suatu daerah, yang nyata jelas melebihi jumlah biasa
( Benenson : 1985 )
5. Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat
berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan
yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa ( Last : 1981 )

2.2 Penyakit Potensial yang menimbulkan Wabah


1. Demam berdarah Dengue (DBD)
Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit
menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan sering muncul sebagai kejadian luar biasa .
Penyakit DBD sering menimbulkan kepanikan di masyarakat ,
karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan
kematian . Penyakit ini di sebabkan olah virus dengue yang
penularannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes
albopictus yang hidup di genangan air bersih di sekitaran rumah .
Umumnya kasus ini mulai meningkat saat musim hujan.
Tahun 2011 jumlah kasus yang di laporkan dan di nyatakan positif
sebanyak 199 kasus dan 4 orang meninggal (CFR 2,5%) dengan
demikian di lihat dari indicator CFR , maka CFR sambas sedikit di
atas indicator nasional (<1%) . Kasus DBD tersebar hampir merata

7
di seluruh keamatan di kabupaten sambas , namun bila di
bandingkan dengan tahun 2010 jumlah kasus DBD mengalami
penurunan yang siknifikan dengan angka insiden DBD tahun 2010
39,3 per 100.000 penduduk . Dalam penanganan kasus DBD perlu
melibatkan dan dukungan semua sector , baik pemerintah ,
masyarakat maupun pihak swasta , dengan gerakan pemberantasan
sarang nyamuk yaitu 3 M ( menguras –mengubur-menutup tempat
penampungan air) . Upaya lain yaitu melakukan pemantauan
rumah/bangunan bebas jentik serta melakukan penegnalan dini
gejala DBD dan penanganannya di rumah .
2. Diare
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis
lingkungan di mana sarana air bersih dan jamban yang tidak sehat
serta perilaku manusia yang tidak sehat merupakan faktor dominan
penyebab penyakit tersebut . Kasus diare dapat menyebabkan
kematian terutama pada saat kejadian luar biasa (KLB)
Pada tahun 2011 di kabupaten sambas terdapat 11.532 kasus dan
mengalami peningkatan di bandingkan dengan tahun 2010 .
Persentase diare di temukan dan di tangani tahun 2011 adalah
sebesar 22,75%. Dengan demikian program penyehatan lingkungan
dan kebersihan individu menjadi sangat penting untuk mereduksi
penyakit diare ini . Penyakit diare dapat di korelasikan dengan
perbaikan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dalam kehidupan sehari-hari serta melibatkan kader dalam
tatalaksana diare karena dengan penanganan yang tepat dan cepat
di tingkat rumah tangga , maka di harapkan dapat mencegah
terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan
kematian .
3. Filariasis ( penyakit kaki gajah)
Filariasis (penyakit kaki gajah ) merupakan penyakit infeksi
menahun(kronis)yang di sebabkan oleh cacing mikrofilaria .
Penyakit ini di tularkan oleh berbagai jenis nyamuk yang
menyerang saluran dan kelenjar getah bening yang dapat
menimbulkan cacat menetap (seumur hidup) berupa pembesaran

8
kaki , lengan dan alat kelamin sehingga dapat menimbulkan stigma
sosial . Di Indonesia kurang lebih 10 juta penduduk sudah
terinfeksi penyakit ini dengan jumlah penderita kronis
(elephantiasis) kurang lebih 6.500 orang di kabupaten sambas
jumlah penderita kronis flariasis berdasarkan laporan terdapat 82
kasus yang tersebar di 16 kecamatan sejangkung sebanyak 24
orang . Sekarang sebanyak 15 orang dan sebawi sebanyak 17 orang
. Angka kesakitan penyakit filariasis tahun 2011 sebesar 16 per
100.000 penduduk . Upaya pencegahan dan pemberantasan di
lakukan dengan memutus rantai penularan dan mengobati
penderita untuk mencegah infeksi sekunder . Dalam upaya
mencapai eradikasi filariasis tahun 2020 (WHO) , di perlukan
alat /sarana yang sensitif untuk penegakan diagnosis , sehingga
penderita dapat di temukan dalam stadium dini dan tidak sampai
menimbulkan kecacatan .

2.3 Istilah-istilah yang berhubungan dengan wabah


1. Carrier : pembawa penyakit
Manusia/hewan tempat berdiamnya agent menular secara klinis
tidak terlihat nyata.
2. Case Fatality Rate : angka kefatalan % dari jumlah penderita
penyakit X dan meninggal karenanya.
3. Chemopraphilaxis : pemberian bahan kimia, untuk mencegah
pertumbuhan/perkembangan infeksi.
4. Cleaning : pembersihan
Dengan air panas, sabun atau deterjen yg sesuai, mengisaP
debu/agent menular.
5. Communicable disease : penyakit menular
Penyakit yg disebabkan oleh agent penyebab menular atau hasil
racunnya.
6. Communicable period : waktu penularan
Selama waktu t3 dimana agent menular dpt dipindahkan.
7. Contact : berhubungan

9
Org/hewan yg telah berhubungan dg org/hewan terinfeksi
atau ligkungan yg terkontaminasi.
8. Contamination : kontaminasi
Adanya agent menular pada permukaan tubuh/pakaian /t4
tidur/alat bedah/makanan/minuman dll
9. Desinfektion : desinfeksi
Mematikan agent menular dg bahan kimia, alat/cara
yg bersifat fisik yg mengena secara langsung diluar tubuh.
10. Desinfestation : memusnahkan hewan kecil
Semua proses secara fisik/kimia untuk memusnahkan
hewan kecil yg tidak dikehendaki.
11. Endemic : Penyakit menetap
Adanya penyakit menular yg tetap dlm satu area geografis t3
12. Epidemic : KLB/wabah
Kejadian luar biasa dr suatu penyakit t3 melebihi dari jumlah
yang diperkirakan
13. Fumigation : mematikan dg mengunakan gas
Semua proses untuk mematikan hewan merugikan
dilakukan dg gas.
15. Health education : pendidikan kesehatan
16. Host : pejamu (tuan rumah)
Manusia/hewan hidup yg dpt memberikan kehidupan atau t4
tinggal untuk agent
17. Imune individual : kekebalan individu
18. Immunity : kekebalan
Terdiri dr kekebalan aktif dan pasif
19. Inapparent infection : infeksi tanpa adanya gejala yg jelas
20. Insidence rate : angka insiden
Nilai hasil bagi, antara jumlah penderita baru dg jumlah
person dlm populasi yg ditentukan
21. Incubation period : masa inkubasi
22. Infected individual : individu yg terinfeksi

10
Manusia/hewan tempat berdiamnya suatu agent baik yg
mempunyai gejala maupun tanpa gejala
23. Infection : infeksi
Masuk, bertumbuh dan berkembangnya agent dlm tubuh
manusia/hewan
24. Infectious agent : agent yg mampu menimbulkan menginfeksi
atau penyakit
25. Infectious disease : penyakit infeksi
Penyakit secara klinis tanpak nyata pada manusia/hewan yg
merupakan akibat suatu infeksi
26. Infestation : tempat menempelnya dan berkembang biaknya
agent pd tubuh/dlm pakaian manusia/hewan.
2.4 Strategi utama penanggulangan Wabah Penyakit menular
1. Penanggulangan penyakit menular
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2014.
Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan melalui upaya
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan.
a. Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus mata rantai
penularan, perlindungan spesifik, pengendalian faktor risiko,
perbaikan gizi masyarakat dan upaya lain sesuai dengan
ancaman Penyakit Menular. Upaya pencegahan, pengendalian,
dan pemberantasan dalam Penanggulangan Penyakit Menular
dilakukan melalui kegiatan:
1) promosi kesehatan;
2) surveilans kesehatan;
3) pengendalian faktor risiko;
4) penemuan kasus;
5) penanganan kasus;
6) pemberian kekebalan (imunisasi)
7) pemberian obat pencegahan secara massal; dan
8) kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri
b. Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan
kesehatan. Dalam hal penanggulangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dimaksudkan untuk menghadapi potensi wabah,

11
terhadap kelompok masyarakat yang terjangkit Penyakit
Menular dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a) penemuan penderita di fasilitas pelayanan kesehatan;
b) penyelidikan epidemiologi;
c) pengobatan massal;
d) pemberian kekebalan massal; dan
e) intensifikasi pengendalian faktor risiko.
c. Upaya pemberantasan dilakukan untuk meniadakan sumber
atau agen penularan, baik secara fisik, kimiawi dan biologi.
2. Penyelanggaran penanggulangan penyakit menular
Dalam hal kejadian Penyakit Menular mengalami peningkatan
yang mengarah pada KLB atau Wabah, Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan masyarakat wajib melakukan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan serta Penanggulangan Penyakit Menular sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka
penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Menular pada KLB
atau Wabah, dibentuk Tim Gerak Cepat di tingkat pusat, provinsi,
dan kabupaten/kota. Tim Gerak Cepat berhak mendapatkan akses
untuk memperoleh data dan informasi secara cepat dan tepat dari
fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat.Tim Gerak Cepat
memiliki tugas dan fungsi:
a. melakukan deteksi dini KLB atau Wabah;
b. melakukan respon KLB atau Wabah; dan
c. melaporkan dan membuat rekomendasi penanggulangan.

2.5 Perbandingan Karakteristik antara Wabah tunggal ( cara


transmisi ) dan Wabah Sebab ( sifat )
1. Berdasarkan Sifatnya
Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu :

a) Common Source Epidemic

Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh


terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara
menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang reatif singkat.
Adapun common source epidemic itu berupa keterpaparan
umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di

12
udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak
antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam
hitungan jam, tidak ada angka serangan kedua
Jika keterpaparan kelompok serta penularan penyakit
berlangsung sangat cepat dalam waktu yang singkat (point
source of epiemic), maka resultan dari semua kasus/ kejadian
berkembang hanya dalam satu masa tunas saja
Point source epidemic dapat pula terjadi pada penyakit oleh
faktor penyebab bukan infeksi yang menimbulkan keterpaparan
umum seperti adanya zat beracun polusi zat kimia yang beracun
di udara terbuka.

b) Propagated / Progresive Epidemic

Bentuk epidemik dengan penularan dari orang ke orang


sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama
pula. Propagated / progresif epidemik terjadi karena adanya
penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui
vektor, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi
oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat
yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa
epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah
penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal
anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan
penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi
kasus. Masa tuntas penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu
bulan sehingga tampak bahwa masa epidemi cukup lama
dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke
waktu sampai pada saat di mana jumlah masyarakat yang
rentan mencapai batas yang minimal. Contohnya, kejadian
wabah demam berdarah di suatu tempat yang dalam
penyebarannya memerlukan waktu yang lama, dimana wabah
ini memerlukan masa inkubasi. Selain itu penularan wabah

13
demam berdarah ini, melalui vector yang berupa nyamuk Aides
Aigepty.

2. Berdasarkan Cara Transmisinya


Menurut transmisinya, wabah dibedakan atas :
1) Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common
vehicle epidemics),yaitu:
a. Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya
Salmonellosis.
b. Inhalasi bersama udara pernafasan, misalnya demam Q
(di laboratorium).
c. Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya
hepatitis serum.
2) Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu
ke pejamu (epidemics propagated by serial transfer from
host to host), yaitu :
a) Penjalaran melalui rute pernafasan (campak), rute anal-
oral (shigellosis), rute genitalia (sifilis), dan sebagainya.
b) Penjalaran melalui debu.
c) Penjalaran melalui vektor (serangga dan arthropoda).

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka ( UU RI No. 4 tahun 1984 ).
Penyakit Potensial yang menimbulkan Wabah, antara lain :
Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular
yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan
sering muncul sebagai kejadian luar biasa. Yang ke dua Diare, Penyakit
diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan di mana
sarana air bersih dan jamban yang tidak sehat serta perilaku manusia yang
tidak sehat merupakan faktor dominan penyebab penyakit tersebut.
Kemudian yang ke tiga, Filariasis (penyakit kaki gajah ) merupakan
penyakit infeksi menahun(kronis)yang di sebabkan oleh cacing
mikrofilaria.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan ada kritik dan saran yang
dapat membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA
Rajab, Wahyudin.2009.Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan.Jakarta : EGC.
Budiarto, Eko.2010.Pengantar Epidemiologi.Jakarta: EGC
Bustan MN,2002.Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Rineka Cipta

16

Anda mungkin juga menyukai