Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALAT KONTRASEPSI IMPLANT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Perempuan dan


Perencanaan Keluarga

DOSEN: Jumrah,S.Pd.,SST

DISUSUN OLEH :

INDAH PRAMUDYA WARDANI

NIM : 2018.A.09.0760

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

PALANGKA RAYA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat
Kontrasepsi Implant” ini dengan lancar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah


Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga atas bimbingan dan arahan
dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini dengan
baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang  jauh  lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Alat
Kontrasepsi Implant, khususnya bagi penulis.

Palangka Raya , Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Alat Kontrasepsi Implant.................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Implant.................................................................6
2.3 Indikasi Dan Kontraindikasi Alat Kontrasepsi Implant....................................7
2.4 Keuntungan Dan Kelebihan Alat Kontrasepsi Implant......................................9
2.5 Mekasime Kerja Alat Kontrasepsi Implant......................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,


maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat menekankan
pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas keluarga.

Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah


memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,
menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan
ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan (Sarwono,2014).

Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung


Levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon
(polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit (Sarwono,2014). Implant
adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dengan masa
kerja panjang, dosis rendah, reversible untuk wanita (Speroff leon , 2005).
Kontrasepsi implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan
yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi
(pemasangan) Dan pencabutan.Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi
berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik)
yang dipasang dibawah kulit (BKKBN, 2010).

Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik


berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti
kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan
dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan

4
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga
yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan.
Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.

Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan,
jenis, efektitas, keuntungan, kerugian, cara kerja, yang tidak boleh
menggunakan KB implant, jadwal kunjungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian alat kontrasepsi implant ?
2. Apa saja jenis-jenis alat kontrasepsi implant ?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi alat kontrasepsi implant ?
4. Apa keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi implant ?
5. Bagaimana mekanisme kerja implant ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengenai alat kontrasepsi implant.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui pengertian alat kontrasepsi implant
2. Untuk mengetahui jenis – jenis alat kontrasepsi implant
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi alat kontrasepsi
implant
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi
implant
5. Untuk mengetahui mekanisme kerja implant

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alat Kontrasepsi Implant


Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgestrel yang di bungkus dalam kapsul silastik silicon
(polydimetbylsioxane) dan di susupkan di bawah kulit wanita (Proverawati,
2009).

Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada
lengan atas Implant adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung
progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, reversible untuk wanita
(Handayani, 2010).
Kontrasepsi implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah
kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor
untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan. Pemakaian kontrasepsi implant
dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi (Winkjosastro, 2013).

2.2 Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Implant


Menurut (Prawirahardjo, 2014) terdapat 3 jenis implant yaitu :

1. Norplant
a. Berisi 6 batang yang mengandung hormon levonorgestrel.
b. Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36 mg
evonorgestrel yang efektif mencegah kehamilan selama 5 tahun.)
2. Implanon

6
a. Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-desogestrel
b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun.

3. Indoplant Dan Jadena


a. Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel
b. Efektif mencegah Kehamilan selama 3 tahun

2.3 Indikasi Dan Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Implant


2.3.1 Indikasi

Indikasi Implant menurut (Varney, 2004) adalah sebagai berikut :

1. Wanita yang sedang dalam masa menyusui (setelah enam minggu


masa nifas).
2. Wanita pasca keguguran.
3. Wanita usia reproduksi.

7
4. Wanita yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan akibat
penggunaan pil kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung
estrogen.
5. Wanita yang sulit mengalami kesulitan mengingat jadwal meminum
pil atau enggan melakukan manipulasi yang diperlukan pada metode
sawar.
6. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah, atau anemia bulan sabit.
7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
8. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
9. Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang (misal
Wanita yang masa usianya suburnya telah berakhir, tetapi tidak
menginginkan strelisasi).
10.Wanita yang ingin mengatur jarak kehamilannya.
11.Wanita – wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka yang
lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan
AKDR.
12.Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen( Handayani, 2010; h.120), yaitu pada wanita yang
menderita tumor yang dipengaruhi oleh hormon estrogen. Misalnya
pada miometrium, tumor akan membesar apabila kadar estrogen
meningkat (Prawirohardjo, 2007; h. 344)
2.3.2 Kontra Indikasi
Kontra indikasi menurut (Noviawati Setya, 2009) antara lain :
1. Hamil atau diduga hamil.
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara atau
riwayat kanker payudara.
4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5. Menderita mioma uterus dan kanker payudara.
6. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes militus.

8
7. Penyakit tromboemboli.
8. Gangguan toleransi glukosa.

2.4 Keuntungan Dan Kerugian Alat Kontrasepsi Implant


2.4.1 Keuntungan

Keuntungan implant menurut (Noviawati, 2009) antara lain:

1. Daya guna tinggi


Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi
berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas
penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis.
Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang.
Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan
tertentu (contoh uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis
norplant.
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah
untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan.
Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik
normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka
kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan
angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka
panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah
pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan
berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan
penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi
setelah pengangkatan implan demikian cepat.
4. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan
mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan

9
kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan
kontrasepsi implan.
5. Tidak mengganggu hubungan sexual
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama,
karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan
atas.
6. Tidak mengganggu produksi ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita
menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu
ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui
tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan
segera Postpartum.
7. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan (Sulistyawati,
2011)
8. Kontrol medis ringan
9. Dapat dilayani didaerah pedesaan
10.Penyulit medis tidak terlalu tinggi
11.Biaya ringan
2.4.2 Kerugian
Kerugian implant menurut (Anggraini, 2011) antara lain :
1. Menimbulkan gangguan menstruasi
yaitu tidak mendapat menstruasi, terjadi perdarahan bercak
(spothing) dan perdarahan tidak teratur. Sejumlah perubahan pola
haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80%
pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval
antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting
(bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga
terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama.
Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi
pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah
tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan
pun.

10
2. Berat badan bertambah
Wanita yang menggunakan implan lebih sering mengeluhkan
peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan.
Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan
dikacaukan oleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun
peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas
androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidak
mempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan
lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan
Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam
indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan
yang tidak teratur dengan berat badan).
3. Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak,
merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna
implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik
levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan
juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat
hormon 5EKX (SHBG, sex hormonne binding globulin),
menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik
levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan
kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel,
yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan)
menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak
berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup
pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan
menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian
antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau
reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu
sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.
4. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan

11
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui
prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih.
Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut
tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami
komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat
dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan
pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan
implan. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi ini sesuai dengan keinginannya, akan tetapi harus
pergi ke klinik untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih
dalam melakukan pengangkatan implan.
2.4.3 Efek Samping
Efek samping Implan paling utama adalah perubahan pola
haid, yang terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama
setelah insersi. Yang paling sering terjadi adalah bertambahnya hari-
hari perdarahan dalam siklus, perdarahan-bercak (spotting),
berkurangnya panjang siklus haid, amenore meskipun lebih jarang
terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
(Hartanto, H. 2010; h. 183).

2.5 Mekanisme Kerja Implant


1. menghambat ovulasi,
2. menekan proliferasi endometrium (hipoplasia),
3. menghambat kerja reseptor progesteron, sehingga
menyulitkan implantasi blastosit, serat mengentalkan lendir serviks,
sehingga menghambat penetrasi sperma
4. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium
( Hanafi, 2004; h.183 )

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic
(karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang
di tutup dengan silastic adhesive. Jenis – jenis implant seperti norimplan,
implanon, jadena. Dalam pemakaian implant, tidak semua wanita dapat
menggunakan implant seperti wanita hamil, yang memiliki mioma, karena
implant merupakan alat kontrsepsi yang mengandung hormone. Implant ini
tidak dapat di pasang atau di cabut sendiri, memerlukan tenaga medis yang
berkompeten.

13
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:


PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Speroff.L; Fritz. M.A. Female Infertility.Clinical Gynecologic Endocrinology &


Infertility,Lippincott Williams and Wilkins. 7th Edition, 2005:1014-41.

BKKBN, 2010. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Keluarga Berencana


dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota. Jakarta

Atikah Proverawati dan Siti Misaroh.2009. Menarche Menstruasi Pertama


Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.

Handayani Sri. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka


Rihama.

Sri rahayu, siti marliana ulfah.2016. hubungan lama pemakaian KB.


https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/2043. diakses oleh
indah Pramudya 19 Maret. 15.48 wib

Muhammad dazarino,Teuku Muhammad, Muhammad oky.2012. penggunan


kontrasepiimplant.https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jms/article/download/178
40/7595. diakses oleh indah Pramudya 19 Maret. 16.25 wib

Wiknjosastro H. 2013. Ilmu kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: Yayasan Bina


Pustakia Sarwono Prawirohardjo. hlm. 362-401.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:


PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Noviawati, Setya arum Dyah; Sujiyatini. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB


Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anggraini, Yetti, dan Martini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana.


Yogyakarta: Rohima Press

14
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan

15

Anda mungkin juga menyukai