Nim : 2018.A.09.0760
Dosen : Riyanti,M.Keb.,M.Kes
1. Kelompok masalah yang menyangkut asas umum, meliputi hak menentukan diri
sendiri, hak atas pemeliharaan kesehatan , fungsi undang – undang dan hukum dan
pemeliharaan kesehataan , hubungan hukum kesehatan dengan etika kesehatan.
2. Kelompok masalah tentang kedudukan indifidu dalam hukum kesehatan, antara
lain : hak atas tubuh sendiri, kedudukan material tubuh, hak atas kehidupan,
genetika, reproduksi, status hukum hasil pembuahan, Perawatan yang dipaksakan
dalam RS.
3. Kelompok masalah dengan aspek- aspek pidana antara lain : tanggung jawab
pidana, tindakan medis dan hukum pidana, hak untuk tidak membuka rahasia.
4. Kelompok masalah dakam pelayanan kuratif, antara lain kewajiban memberika
pertolongan medis, menjaga mutu, eksperimen – eksperimen medis, batas – batas
pemberiaan pertolongan medis, penyakit menular. Dokumentasi medis dan lain –
lain.
5. Kelompok tentang pelaksanaan profesi dan kepentingan pihak ketiga antara lain
kesehatan industry, pelaksanaan medis skrining, keterangan medis, saksi ahli,
asuransi kesehatan social.
2. Registrasi
a. Pengertian Menurut Permenkes No 1464/Menkes/X/2010,
registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan
terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau
standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental
mampu melaksanakan praktik profesinya.
b. Tujuan Registrasi
1. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
2. Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam
penyelesaian kasus mal praktik.
3. Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik
c. Syarat Registrasi
1. Fotokopi ijasah bidan
2. Fotokopi transkrip nilai akademik
3. Surat keterangan sehat dari dokter
4. Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak2 (dua) lembar.
5. Sertifikat Uji kompetensi.
3. Lisensi
a. Pengertian Lisensi
adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang
telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
b. Tujuan
Tujuan umum lisensi adalah melindungi masyarakat dan pelayanan profesi.
Tujuan khusus lisensi adalah:
Memberikan kejelasan batas wewenang. Menetapkan sarana dan prasarana.
Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SlPB (Surat
Ijin Praktik Bidan). Menurut Permenkes No. 1464/ MENKES/X/2010 SIPB
berlaku sepanjang STR belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui
kembali.
Hal ini tidak selalu dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, dikeluarkan Permenkes
Nomor 572/VI/1996 yang mengatur registrasi dan praktik bidan. Dalam
permenkes tersebut, bidan dalam melaksanakan prakteknya diberikan kewenangan
yang mandiri. Kewenangan disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan
tindakan. Kewenangan mencakup pelayanan kebidanan pada ibu dan anak,
pelayanan keluarga berencana dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam
melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan merujuk
sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya. Kewenangan
bidan yang terkait dengan ibu dan anak misalnya tindakan kuretasi digital untuk
sisa jaringan konsepsi, vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul,
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfeksia dan hipotermia dan sebagainya.
Pelayanan kebidanan dalam bidang keluarga berencana, bidan diberi wewenang
antara lain memberikan alat kontrasepsi melalui oral, suntikan, Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR), memasang dan mencabut Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
(AKBK), kondom, tablet serta tisu vaginal.
Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang
ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa
bidan dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan kewenangan, kemampuan,
pendidikan, pengalaman serta berdasarkan standar profesi. Bidan diwajibkan
merujuk kasus yang tidak dapat ditangani, menyimpan rahasia, meminta
persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan, memberikan informasi serta
melakukan rekam medis dengan baik. Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan
yang lebih rinci mengenai kewenangan bidan, dikeluarkan Juklak yang dituangkan
dalam Lampiran Keputusan Dirjen Binkesmas Nomor 1506 Tahun 1997.
Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan Permenkes 572/1996 tidaklah mudah
karena kewenangan yang diberikan Departemen Kesehatan mengandung tuntutan
akan kemampuan bidan sebagai tenaga profesional dan mandiri.
Tujuan:
Tujuannya :
1. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami
dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur
2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan
hamil
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu
4. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk
menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah
memeriksakan kandungan secara dini dan teratur
5. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur
untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil,
suami, keluarga maupun masyarakat
Tujuannya :
Tujuannya :
Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan
Tujuan :
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut
yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung
Pernyataan standar :
Bidan mampu :
Tujuan :
Pernyataan standar :
Hasilnya:
Persyaratannya :
Bidan mampu :
Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan di
rencanakan dengan baik
Prasyarat:
Tujuan :
Pernyataan standar:
Tujuan :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
Pernyataan standar :
Persyaratan:
Tujuan :
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan,
memperpendek kala 3, mencegah atoni uteri dan retensio plasenta
Pernyataan standar :
Tujuan :
Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang
lama, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar
persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum
Tujuan :
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta
mencegah hipotermi, hipokglikemia dan infeksi
Pernyataan standar:
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan
tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah
dan menangani hipotermia
Tujuan :
Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama kala
4 untuk memulihkan kesehata bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan
sayang bayi, memulai pemberian IMD
Pernyataan standar :
Tujuan :
Pernyataan standar :
Tujuan :
Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan,
serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya
Tujuan :
Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta
merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.
Tujuan :
mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan
kegawatdaruratan pada partus lama/macet
Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta melakukan
penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya
Tujuan :
Pernyataan standar :
Tujuan :
Pernyataan standar:
Pernyataan standar:
Tujuan :
Pernyataan standar :
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
perdarahan post partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk
penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya
Tujuan :
Pernyataan standar:
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,
serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya
Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta
melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang di
perlukan dan memberikan perawatan lanjutan
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait
dengan pelayanan kebidana antara lain sebagai berikut:
1. Kepmenkes Republik Indonesia 900/ Menkcs/SK/ VII/ 2002 Tentang
registrasi dan praktik bidan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang
Standar Profesi Bidan.
4. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan.
6. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang
organisasi dan tata kerja Depkes.
7. UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi daerah.
8. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
9. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan transplantasi.
10. KUHAP, dan KUHP, 1981.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/ Menkes/ Per/
IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
12. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan Keluarga Berencana:
a. SUU No.10/1992 Tenstang pengembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera.
b. UU No.23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan
di Dalam Rumah Tangga.