INDAH PRAMUDYA WARDANI NI KETUT PUTRI A.P.B NOVITA ANGGRAINI OLVA WIDIASARI RIANI VERENDIDA PENGERTIAN HUKUM DAN HUKUM KESEHATAN • Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup bermasyarakat. Pergaulan hidup atau hidup dimasyarakat yang sudah maju seperti sekarang ini tidak cukup hanya dengan adat kebiasaan yang turun-temurun seperti sebelumnya lahirnya peradaban yang modern. maka oleh kelompok masyarakat yang hidup dalam suatu masyarakat atau Negara diperlukan aturan-aturan yang secara tertulis, yang disebut hukum. • Ilmu hukum adalah kumpulan pengetahuan tentang hukum yang telah dibuat sistematikanya. Kumpulan peraturan hukum disebut sebagai hukum. Pengertian lain hukum adalah himpunan peraturan yang bersifat memaksa, berisi perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, guna mengatur tata tertib masyarakat. Hukum diperlukan untuk mewujudkan keadilan. Keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Indonesia Sendiri adalah negara hukum. Dan bagi Suatu negara hukum mempunyai ciri sebagai berikut : • ada super of law • ada landasan hukum untuk setiapkegiatan negara • ada jaminan hak asasi • ada proses peradilan yang bebas Peranan hukum yaitu memperlancar dan mendukung • Sosial kontrol • Sosial inter action • Sosial Enginering Sumber hukum formal adalah : • Perundang – undangan • Kebiasaan • Traktat (perjanjian internasional publik) • Yurisprudensi • Doktrin (pendapat pakar) Macam-macam hukum adalah sebagai berikut: • hukum perdata dan hukum publik • hukum material dan hukum formal • hukum pidana • hukum tatanegara / tata usaha negara • hukum Internasional. UNDANG-UNDANG NO.36 TAHUN 2009 Hukum kesehatan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur hak dan kewajiban tenaga kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan, aspek organisasi kesehatan dan aspek sarana kesehatan. Selain itu, hukum kesehatan dapat juga dapat didefinisikan sebagai segala ketentuan atau peraturan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa : “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. UNDANG-UNDANG NO.36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DALAM KEBIDANAN 1. Kesehatan Tentang Reproduksi Yang diisi pada pasal 71,72,73,74,75,76,dan 77 2. Keluarga Berencana Yang diisi pada pasal 78 Undang-Undang No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai hak yang samadalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau juga merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka melakukan upaya kesehatantersebut perlu didukung dengan sumber daya kesehatan, khususnya Tenaga Kesehatan yangmemadai, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun penyebarannya. TANTANGAN PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN YANG DIHADAPI DEWASA INI DAN DI MASA DEPAN ADALAH:
1. pengembangan dan pemberdayaan Tenaga Kesehatan belum dapat
memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan untuk pembangunan kesehatan 2. regulasi untuk mendukung upaya pembangunan Tenaga Kesehatan masih terbatas 3. perencanaan kebijakan dan program Tenaga Kesehatan masih lemah 4. kekurangserasian antara kebutuhan dan pengadaan berbagai jenis Tenaga Kesehatan; 5. kualitas hasil pendidikan dan pelatihan Tenaga Kesehatan pada umumnya masih belum memadai 6. pendayagunaan Tenaga Kesehatan, pemerataan dan pemanfaatan Tenaga Kesehatan berkualitas masih kurang 7. pengembangan dan pelaksanaan pola pengembangan karir, sistem penghargaan, dan sanksi belum dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan 8. pengembangan profesi yang berkelanjutan masih terbatas 9. pembinaan dan pengawasan mutu Tenaga Kesehatan belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan 10. sumber daya pendukung pengembangan dan pemberdayaan Tenaga Kesehatan masih terbatas 11. sistem informasi Tenaga Kesehatan belum sepenuhnya dapat menyediakan data dan informasi yang akurat, terpercaya, dan tepat waktu dan 12. dukungan sumber daya pe mbiayaan dan sumber daya lain belum cukup.
Tenaga Kesehatan secara nasional disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan masalah kesehatan, kebutuhan pengembangan program pembangunan kesehatan,serta ketersediaan Tenaga Kesehatan tersebut. Pengadaan Tenaga Kesehatan sesuai dengan perencanaan kebutuhan diselenggarakan melalui pendidikan dan pelatihan, baik oleh Pemerintah,Pemerintah Daerah, maupun masyarakat, termasuk swasta.
Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI Esklusif
Pada peraturan pemerintah no 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI
esklusif terdapat 6 BAB yaitu : BAB I Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: • Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. • Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. • Bayi adalah anak dari baru lahir sampai berusia 12 (dua belas) bulan. • Keluarga adalah suami, anak, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas dan ke bawah sampai dengan derajat ketiga. BAB II yaitu Tanggung jawab 1. Tanggung jawab pemerintah 2. Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Provinsi 3. Tanggung Jawab Pemerintah Kabupaten/Kota BAB III Yaitu Air Susu ibu Esklusif 1. Umum 2. Inisiasi Menyusu Dini 3. Pendonor Air Susu Ibu 4. Informasi dan Edukasi 5. Sanksi Administratif BAB IV Yaitu Penggunaan Susu Formula Bayi Dan Produk Bayi Lainnya: Dalam memberikan Susu Formula Bayi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Tenaga Kesehatan harus memberikan peragaan dan penjelasan atas penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi kepada ibu dan/atau Keluarga yang memerlukan Susu Formula Bayi. Setiap Tenaga Kesehatan dilarang memberikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. Setiap Tenaga Kesehatan dilarang menerima dan/atau mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif. BAB V Yaitu kerja dan tempat Sarana Umum: Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan. Tempat Kerja seperti Perkantoran milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta. Perusahaan Tempat sarana umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 terdiri atas: Fasilitas Pelayanan Kesehatan; Hotel dan penginapan; Tempat rekreasi; Terminal angkutan darat; Stasiun kereta api; Bandar udara; Pelabuhan laut; Pusat-pusat perbelanjaan; Gedung olahraga; Lokasi penampungan pengungsi; dan Tempat sarana umum lainnya. 10 (SEPULUH) LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI : Membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada semua staf pelayanan kesehatan; Melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan menyusui tersebut; Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui; Membantu ibu menyusui dini dalam waktu 60 (enam puluh) menit pertama persalinan; Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayinya; Memberikan ASI saja kepada Bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis; Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu 24 (dua puluh empat) jam; Menganjurkan menyusui sesuai permintaan Bayi; Tidak memberi dot kepada Bayi; dan Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. BAB VI YAITU DUKUNGAN MASYARAKAT 1. Masyarakat harus mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi. 2. Dukungan masyarakat seperti : a) Pemberian sumbangan pemikiran terkait dengan penentuan kebijakan dan/atau pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif; b) Penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas terkait dengan pemberian ASI Eksklusif; c) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif; dan/atau d) Penyediaan waktu dan tempat bagi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif. BAB VII Yaitu Pendanaan Pendanaan program pemberian ASI Eksklusif dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
BAB VIII Yaitu Pembinaan Dan Pengawasan Ditujukan untuk : • Meningkatkan peran sumber daya manusia di bidang kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan satuan pendidikan kesehatan dalam mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif; • Meningkatkan peran dan dukungan Keluarga dan masyarakat untuk keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif; dan • Meningkatkan peran dan dukungan pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara sarana umum untuk keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif. dilaksanakan melalui: • Advokasi dan sosialisasi peningkatan pemberian ASI Eksklusif; • Pelatihan dan peningkatan kualitas Tenaga Kesehatan dan tenaga terlatih; dan/atau • monitoring dan evaluasi. BAB IX Yaitu Ketentuan Peralihan • Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Pengurus Tempat Kerja dan/atau penyelenggara tempat sarana umum, wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun.
BAB X Yaitu Ketentuan Penutup • Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua ketentuan yang mengatur tentang pemberian ASI Eksklusif dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. • Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. SEKIAN DAN TERIMAKASIH
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis