KONTRASEPSI PROGESTIN
DOSEN: Jumrah,S.Pd.,SST
DISUSUN OLEH :
NIM : 2018.A.09.0760
PALANGKA RAYA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kontrasepsi Progestin” ini dengan lancar.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Alat Kontrasepsi Hormonal..............................................................6
2.2 Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal.............................................................6
2.2.1 Kontrasepsi Pil.................................................................................................6
2.2.2 Kontrasepsi Suntik...........................................................................................8
2.2.3 Kontrasepsi Implant.......................................................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
diperlukan, termasuk dalam penggunaan kontrasepsi hormonal baik berupa
estrogen saja maupun kombinasi estrogen dan progesterone (Hartanto, 2004).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi
hormonnya konstan setiap hari.
b. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7
tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi.
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang
berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi
setiap hari. 18.
4. Cara kerja KB Pil menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a. Menekan ovulasi.
b. Mencegah implantasi.
c. Mengentalkan lendir serviks.
d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan
terganggu.
5. Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu:
a. Tidak mengganggu hubungan seksual.
b. Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia).
c. Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang.
d. Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse.
e. Mudah dihentikan setiap saat.
f. Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
g. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium,
kanker endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.
6. Keterbatasan KB Pil menurut Sinclair (2010) yaitu:
a. Amenorhea.
b. Perdarahan haid yang berat.
c. Perdarahan diantara siklus haid.
d. Depresi.
e. Kenaikan berat badan.
f. Mual dan muntah 19.
g. Perubahan libido.
7
h. Hipertensi.
i. Jerawat.
j. Nyeri tekan payudara.
k. Pusing.
l. Sakit kepala.
m. Kesemutan dan baal bilateral ringan.
n. Mencetuskan moniliasis.
o. Cloasma.
p. Hirsutisme.
q. Leukorhea.
r. Pelumasan yang tidak mencukupi.
s. Perubahan lemak.
t. Disminorea.
u. Kerusakan toleransi glukosa.
v. Hipertrofi atau ekropi serviks.
w. Perubahan visual.
x. Infeksi pernafasan.
y. Peningkatan episode sistitis.
z. Perubahan fibroid uterus.
2.2.2 Kontrasepsi Suntik
1. Efektivitas kontrasepsi Suntik.
Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik
mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100
perempuan per tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan. DMPA maupun NET EN
sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100
wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian
DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun pemakain NET EN
(Hartanto, 2002).
2. Jenis kontrasepsi Suntik
Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
8
a. Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik
intramuscular (di daerah pantat).
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200
mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan
cara di suntik intramuscular (di daerah pantat atau bokong).
3. Cara kerja kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a. Mencegah ovulasi 21
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.
4. Keuntungan kontrasepsi Suntik Keuntungan pengguna KB suntik
yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan jangka panjang, tidak
berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung estrogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek
samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik,
dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai
perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara,
dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
(Sulistyawati, 2013).
5. Keterbatasan Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik menurut
Sulistyawati (2013) yaitu:
a. Gangguan haid.
b. Leukorhea atau Keputihan.
c. Galaktorea.
d. Jerawat
e. Rambut Rontok
f. Perubahan Berat Badan
g. Perubahan libido.
9
2.2.3 Kontrasepsi Implant
1. Profil kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a. Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant,
atau Implanon.
b. Nyaman.
c. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi.
d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
e. Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut.
f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, dan amenorea.
g. Aman dipakai pada masa laktasi.
2. Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a. Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6
mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg
3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75
mg. Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
3. Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a. Lendir serviks menjadi kental.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
c. Mengurangi transportasi sperma.
d. Menekan ovulasi.
4. Keuntungan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a. Daya guna tinggi.
b. Perlindungan jangka panjang.
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam e)
e. Tidak mengganggu dari kegiatan senggama f)
10
f. Tidak mengganggu ASI g)
g. Klien hanya kembali jika ada keluhan h)
h. Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan i)
i. Mengurangi nyeri haid j)
j. Mengurangi jumlah darah haid k)
k. Mengurangi dan memperbaiki anemia l)
l. Melindungi terjadinya kanker endometrium m)
m. Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara 24 n)
n. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang
panggul
o. Menurunkan kejadian endometriosis.
5. Keterbatasan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid
berupa perdarahan bercak (spooting), hipermenorea atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, H., 2002, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
13