Disusun Oleh :
2020
Kebijakan keselamatan dan keamanan transportasi di laut
Seluruh pengguna sarana transportasi laut di Indonesia khususnya dan di dunia pada
umumnya, senantiasa sangat mengutamakan persoalan keselamatan dan keamanan, yang
selanjutnya baru diikuti dengan aspek biaya yang terjangkau, kecepatan dan ketepatan waktu,
serta aspek kenyamanan. Terjadinya kecelakaan kapal seperti tenggelam, terbakar, dll adalah
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan transportasi
laut.
B. Jaminan Keselamatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Alam dan Hayati di
Laut
Sesuai Pasal 33 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.”
Artinya potensi sumber daya dan jasa lingkungan kelautan selayaknya dikelola
secara terpadu untuk kepentingan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
C. Jaminan Pengelolaan Pelestarian Lingkungan Hidup di Laut
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pasal 1 butir (2) UU ini mengemukakan perumusan tentang pengelolaan lingkungan
hidup, adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
Dalam UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, ditegaskan bahwa
angkutan laut diatur dalam Pasal 27 dan 28, dalam Pasal 27 dijelaskan yaitu; untuk
melakukan kegiatan angkutan di perairan orang perseorangan warga negara Indonesia
atau badan usaha wajib memiliki izin usaha.
KEKUATAN KAPAL
Sejak kapal dipesan untuk dibangun hingga kapal beroperasi, selalu ada aturan yang
harus dipatuhi, dan di dalam semua proses pelaksanaannya selalu ada badan independen yang
menjadi pengawasnya. Pada saat kapal dirancang kemudian pemilihan bahan, dan selama
proses pembangunannya, selain pemilik kapal, pihak galangan kapal, dan pihak pemerintah
selaku administrator ada pihak Klasifikasi dalam hal ini di Indonesia oleh Biro Klasifikasi
Indonesia yang akan melakukan pengawasan dan pemberian kelas bagi kapal yang telah selesai
dibuat, hingga nanti setelah kapal beroperasi mereka juga akan melakukan survey dan audit
atas pelaksanaan semua aturan keselamatan yang harus dipenuhi
Kecelakaan Kapal (Ship Accident) / Kecelakaan Laut (Marine Casualty)
Adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan terjadinya hal-hal berikut:
Hilangnya seseorang dari kapal atau sarana apung lainnya yang disebabkan karena atau
berkaitan dengan kegiatan pelayaran atau pengoperasian kapal; atau
Kandasnya atau tidak mampunya sebuah kapal atau lebih, atau keterlibatan sebuah
kapal dalam kejadian tabrakan; atau
Jenis-Jenis Kecelakaan
1. Tenggelam
Yang dimaksudkan dengan tenggelam disini ialah peristiwa masuknya badan kapal
sebagian atau seluruhnya yang mengakibatkan sebuah kapal tidak dapat lagi berlayar
atau beroperasi.
2. Terbakar
Kebakaran pada sebuah kapal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
3. Tubrukan
Kejadian tubrukan kapal sering kali terjadi pada saat pelayaran, tubrukan yang terjadi
oleh sebuah kapal dapat terjadi antara kapal dengan kapal dan kapal dengan benda
keras yang dapat membahayakan kegiatan pelayaran.
4. Kandas
Kapal yang mengalami kandas biasanya disebabkan oleh nahkoda kapal yang terlalu
memaksakan melewati perairan dengan keadaan air yang sedang surut.
Orang jatuh kelaut merupakan salah satu bentuk kecelakaan yang membuat situasi
menjadi darurat dalam upaya melakukan penyelamatan. Pertolongan yang diberikan
tidak mudah dilakukan karena akan sangat tergantung pada keadaan cuaca saat itu
serta kemampuan yang akan memberi pertolongan, maupun fasilitas yang tersedia.
Dalam pelayaran sebuah kapal dapat saja terjadi orang jatuh kelaut, bila seorang awak
kapal melihat orang jatuh kelaut, maka tindakan yang harus dilakukan adalah berteriak
“Orang Jatuh ke Laut” dan segera melapor ke petugas kapal.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Pada Angkutan Laut
1. Faktor manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar yang antara lain meliputi:
kekurang mampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin
timbul dalam operasional kapal,
2. Faktor teknis
Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurang cermatan di dalam desain kapal,
penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-
bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami kecelakaan, terbakarnya kapal seperti
yang dialami Kapal Tampomas diperairan Masalembo, Kapal Livina.
3. Faktor alam
1.Tetap tenang
Hal terpenting untuk menyelamatkan diri dari kapal tenggelam adalah tetap tenang. Jika
Anda dalam keadaan panik, cobalah untujk menarik napas dalam. Kepanikan akan membuat
Anda berpikir melakukan penyelamatan dan mengalami bahaya lebih besar.
2. Temukan pelampung
Saat kapal yang Anda tumpangi tenggelam, sebisa mungkin berupayalah untuk
menemukan pelampung. Ada beberapa jenis pelampung, seperti pelampung penyelamat,
pelampung keras, dan rakit yang dapat digelembungkan. Pelampung akan membuat Anda
bertahan lebih lama di air. Jika tidak menemukan pelampung, cari benda-benda yang dapat
membuat Anda mengapung. Anda juga bisa mencari puing-puing kapal yang bisa digunakan
untuk tetap terapung seperti daun pintu atau serpihan kapal yang masih terapung.
Jika harus melompat dari kapal, pastikan Anda tetap memakai sepatu. Lihat ke bawah
sebelum melompat untuk memastikan Anda tidak mendarat di atas orang atau benda lain.
Letakkan salah satu lengan pada perut Anda, lalu genggam siku yang satunya. Gunakan tangan
yang lain untuk menutupi hidung. Terakhir, lompatlah sejauh mungkin. Saat jatuh, silangkan
kaki dan cobalah masuk ke air dengan telapak kaki lebih dulu
Kapal besar cenderung menciptakan efek menyedot dan mengisap semuanya saat
tenggelam. Akibatnya, semakin besar kapal, semakin jauh Anda harus menyingkir saat kapal itu
tenggelam. Ini penting karena kapal besar bisa menyedot Anda meskipun Anda memakai
pelampung penyelamat. Gunakan gaya dada untuk berenang menjauh dari kapal. Tendang
kuat-kuat dengan kaki Anda.
Jika Anda tidak pandai berenang, tetap tenang, berjalanlah di dalam air, dan pelan-pelan
menjauh dari kapal tenggelam.
Setelah berada pada jarak aman dari kapal, periksa apakah Anda terluka atau tidak. Ini
penting karena mungkin Anda butuh perhatian medis segera. Perhatikan cuaca: Jika Anda
berdarah dan lukanya parah, mungkin Anda perlu menggunakan turniket untuk menghentikan
pendarahan. Ini penting karena kehilangan darah bisa mempercepat fase timbulnya hipotermia.
Jika kaki atau tangan Anda patah, Anda bisa kesulitan berenang. Jika mengalaminya, Anda perlu
bantuan segera dari orang lain yang selamat.
Ada sejumlah bentuk pelampung yang biasa digunakan di lautan. Fungsinya, membantu
pemakai, baik secara sadar atau di bawah sadar, untuk tetap mengapung dengan mulut
dan hidung berada di atas permukaan air atau pada saat berada dalam air.
Busa styrofoam tersebut dibungkus di dalam jaket pelampung. Biasa untuk digunakan
untuk keselamatan kapal, bus air dan perahu. Berwarna oranye, agar mempermudah
proses evakuasi jika terjadi kecelakaan. Dilengkapi dengan peluit dan lampu yang hidup
apabila baterainya terendam air.
Bila sudah memperoleh pelampung, segera pakai. Pastikan Anda memasang dengan
benar hingga pelampung memeluk tubuh Anda dengan pas. Penggunaan pelampung
yang tepat akan dapat menjaga posisi tubuh Anda dengan benar saat masuk ke dalam
air.
Pelampung akan menjaga kepala, dagu dan telinga tetap berada di atas permukaan air
meskipun dalam kondisi pemakai tidak sadarkan diri.