DISUSUN OLEH :
Deny Aufi Saputri (20141660037)
KELAS 3A
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang tak pernah
putus sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Dengan bahasa yang mudah
untuk dipahami makalah ini memberikan gambaran kepada para pembaca yang
mempelajari tentang meresume jurnal.
Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan untuk gambaran pembelajaran
tentang menyusun ataupun membuat resume jurnal.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman pendidikan
yang kami jalani belum sempurna kami terima. Karena kami disini juga masih belajar, oleh
karena itu kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan/kritikan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
Cover......................................................................................................................1
Kata pengantar........................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Tujuan..................................................................................................4
BAB II RESUME JURNAL
1. Judul Jurnal..........................................................................................5
2. Pengarang Jurnal..................................................................................5
3. Latar Belakang Dalam Jurnal................................................................5
4. Subyek Penelitian Dalam Jurnal...........................................................5
5. Metode Penelitian Dalam Jurnal...........................................................5
6. Hasil Penelitian Dalam Jurnal...............................................................5
7. Kesimpulan Penelitian Dalam Jurnal....................................................6
BAB III PEMBAHASAN
Ringkasan Jurnal.......................................................................................7
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan.........................................................................................9
2. Saran...................................................................................................9
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan
lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan
reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut
yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis.
Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya
usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun
bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot.
Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik.
Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana
timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat
dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut
kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai
keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada
sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta
adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan
gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia
lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan
meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,
1994)
Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati
urutan kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit
masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996).
Dan berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme
menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al,
1991).
Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya
terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata
laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid
terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali
lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan
pada 70% pasien ).
Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak
diketahui. Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat
predisposisi terhadap penyakit.
Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit
rheumatoid artritis dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien.
B. Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk:
1. Mengetahui teknik relaksasi untuk penderita Rheumatoid Artritis
2. Mengetahui tingkat keberhasilan tekhnik relaksasi napas dalam
BAB II
RESUME JURNAL
1. Judul Jurnal
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri P Ada
Lansia Dengan Artritis Reumatoid
2. Pengarang
Dina Dewi SLI1, Setyoadi, 2, Ni Made Widastra3
3. Latar Belakang Dalam Jurnal
Seiring dengan meningkatnya taraf kesehatan dan kesejahteraan, maka
jumlah umat manusia yang mencapai usia lanjut semakin bertambah. Demikian juga
yang terjadi di Indonesia, angka harapan hidup untuk penduduk laki-laki 67
tahun dan wanita 71 tahun. Indonesia berada dalam transisi demografi, struktur
berubah dari populasi muda (1971), menuju tua (2020). Berbagai gangguan fisik atau
penyakit muncul pada lansia. Salah satu diantaranya adalah penyakit persendian
atau artritis. Artritis menempati urutan pertama (44%) penyakit kronis yang dialami
oleh lansia. Diantara artritis yang paling banyak adalah artritis reumatoid. Selanjutnya
hipertensi 39%, berkurangnya pendengaran atau tuli 28%, dan penyakit jantung
27%. Gangguan pada persendian merupakan penyakit yang sering dijumpai pada
lansia, dan termasuk empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses
menua dan respon yang sering terjadi adalah nyeri (Steglitz, 1954).
Nyeri merupakan respon subyektif dimana seseorang memperlihatkan tidak
nyaman secara verbal maupun non verbal atau keduanya, akut maupun kronis
(Engram, 1999). Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat
kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan
pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat,
konsentrasi dan kegiatan yang biasa dilakukan (Engram, 1999). Nyeri yang dialami
oleh klien artritis reumatoid didapatkan skala nyeri rata-rata enam atau nyeri sedang
(National Institute of Nursing Research, 2005). Metode penanganan nyeri mencakup
terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Teknik relaksasi napas dalam
adalah sebuah teknik yang telah lama diperkenalkan untuk mengatasi nyeri terutama
pada klien yang mengalami nyeri kronis (Priharjo Robert, 1993). Berbagai teknik
relaksasi dapat dipakai untuk menciptakan ketenangan dan mengurangi tekanan
supaya klien merasa nyaman.
BAB III
Pembahasan
A. Ringkasan Dari Jurnal
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan teknik relaksasi yang dalam dapat
menurunkan persepsi nyeri untuk orang tua dengan Arthritis Rheumatoid. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tahap persepsi nyeri sebelum dan sesudah teknik
memberi relaksasi, untuk mengetahui diferensiasi dan analisis hasil diferensiasi. Penelitian
ini isquasi bereksperimen dengan metode Time Series Design.
Menggunakan 10 responden, yang ditemukan dengan accidental sampling.
Variabel independen adalah pengaruh relaksasi yang mendalam dan variabel dependen
adalah persepsi penurunan nyeri untuk orang tua dengan Arthritis Rheumatoid.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik relaksasi yang mendalam secara signifikan
pengaruh nyeri persepsi pasien Rheumatoid Arthritis. Wilcoxon Signed Rank T est acara
at = 0,05 (p =0,005 dengan interval kepercayaan 95%,). Berdasarkan fakta tersebut di
atas, metode relaksasi berguna untuk orang tua untuk memecahkan masalah rasa sakit dan
perawat dapat menerapkan teknik relaksasi yang mendalam untuk mengurangi persepsi
nyeri untuk orang tua dengan Arthritis Rheumatoid sebagai intervensi keperawatan
mandiri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan hendaknya dapat menerapkan
teknik relaksasi napas dalam sebagai salah satu cara dalam mengatasi nyeri pada
lansia dengan artritis reumatoid. Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana
menggunakan teknik relaksasi napas dalam yang efektif sehingga klien dapat
menggunakan secara langsung sewaktu-waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini
sederhana dan bisa dilakukan secara mandiri.
DAFTAR PUSAKA
Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan & T eknik Penulisan Ilmiah. Edisi I. Penerbit
Salemba Medika. Jakarta.
Arikunto
Suharsini,
2002.
Prosedur
Kesehatan
Usia
Penulisan
&
Rehabilitasi
Fisik. Penerbit
Gosana, H Frits, 2001. Terapi Latihan Fisik Penyakit Rematik. Penerbit Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.
10