NIM : 1805551144
Kelompok : 12
MODUL I
“PENGALAMATAN JARINGAN”
Tujuan
1. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta dengan pembagian
kelasnya.
2. Memahami Subnetting.
3. Melakukan konfigurasi IP pada jaringan Local Area Network.
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan IP addressing version 4 (IPv4) dan pembagian kelasnya! Berikan
contoh beserta perinciannya.
2. Jelaskan mengenai IP Subnetting Classfull & Classless menggunakan CIDR
& VLSM!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default Gateway,
serta berikan penjelasan jika muncul “Destination unreachable” & “Request
Time Out” pada proses Ping!
Jawaban
1. IP Addressing version 4 (IPv4) dan Pembagian Kelasnya
Alamat IP versi 4 atau IP addressing version 4 adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis
dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya
4.294.967.296 host diseluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256
(didapatkan dari 8-bit) yang dipangkatkan 4 karena terdapat 4 oktet sehingga nilai
maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai-nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256 = 4.294.967.296 host. (Wikipedia, 2019)
Contoh dari IP Address versi 4 (IPv4) adalah 192.168.0.1/21. Penjelasannya
yaitu karena IP 192.168.0.1/21 merupakan IP versi 4 kelas C. Hal ini dapat dilihat
dari nilai oktet pertama yang bernilai 192. IP tersebut memiliki submask 21. IP
Address versi 4 (IPv4) dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas
D, dan kelas E, yang penjelasannya akan dijelaskan sebagai berikut.
1.1. Kelas A (1 bit pertama IP Addressnya 0)
Kelas A merupakan sebuah alamat unicast yang digunakan untuk jaringan
skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan
nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya digunakan untuk melengkapi oktet pertama yang
akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir)
digunakan untuk mempresentasikan host identifier. Hal ini dapat mengizinkan kelas
A memiliki jaringan hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host di setiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan
untuk mekanisme interprocess communication (IPC) di dalam mesin yang
bersangkutan. (Aku, 2015)
Gambar 2.1. merupakan ilustrasi atau gambaran dari variable length subnet
mask (VLSM). Tahapan dalam VLSM ini ialah dengan melakukan perhitungan
alamat IP dengan menggunakan CIDR terlebih dahulu, kemudian dipecah kembali
dengan demikian akan mengasilkan beberapa subnet yang baru dengan mengganti
subnet nya. Teknik VLSM ini memiliki beberapa manfaat yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
a. Efisien dalam penggunaan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan
sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
b. VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif
mendukung rute agregasi yang juga dapat disebut sebagai route summarization.
c. Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringan
subnet dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnet 192.168.10.0/24,
192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi
192.168.8.0/21 (Guntur, 2018).
Tabel 2.1. berisi tentang pembagian notasi alamat pada kelas A. Penulisan
subnet mask lebih ringkas jika ditulis dengan menggunakan CIDR jika
dibandingkan dengan menuliskan keseluruhan subnet mask seperti yang dibabarkan
pada tabel 2.2., dan untuk CIDRnya sendiri seperti yang sudah dijelaskan pada tabel
2.1. kelas A mempunyai range CIDR dari /8 sampai dengan /15. Pembagian notasi
alamat secara detail pada kelas B dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. berisi tentang pembagian notasi alamat pada kelas B. Penulisan
subnet mask lebih ringkas jika ditulis dengan menggunakan CIDR jika
dibandingkan dengan menuliskan keseluruhan subnet mask seperti yang dibabarkan
pada tabel 2.2., dan untuk CIDRnya sendiri seperti yang sudah dijelaskan pada
tabel 2.2. kelas B mempunyai range CIDR dari /16 sampai dengan /23. Pembagian
notasi alamat secara detail pada kelas C dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. berisi tentang pembagian notasi alamat pada kelas B. Penulisan
subnet mask lebih ringkas jika ditulis dengan menggunakan CIDR jika
dibandingkan dengan menuliskan keseluruhan subnet mask seperti yang dibabarkan
pada tabel 2.2., dan untuk CIDRnya sendiri seperti yang sudah dijelaskan pada tabel
2.2. kelas C mempunyai range CIDR dari /24 sampai dengan /28.
Gambar 3.2. merupakan ilustrasi dari jaringan yang menggunakan lebih dari
1 broadcast domain. Kasus gambar 3.2. adalah komputer A dalam jaringan 1
mengirim data, yang terkena broadcastnya hanya komputer 2 yang ada di jaringan
1 saja, komputer yang ada di jaringan 2 tidak akan terkena broadcast dari komputer
A di jaringan 1. Router berperan memecah broadcast domain menjadi 2 broadcast
domain. Meskipun terpisah menjadi jaringan yang berbeda, komunikasi data antara
semua komputer diatas masih tetap dilakukan.
a. Hubungkan kabel jaringan tersebut dengan baik pada posisinya, jika tidak
bisa coba gunakan komputer/laptop lain, jika laptop tersebut bisa terhubung, berarti
laptop yang tadi slot LAN nya perlu diganti baru. Tetapi jika sudah diganti tetapi
masih tidak terhubung berarti instalasi kabelnya yang salah dan harus diperbaiki
instalasi kabelnya.
b. Pada saat ingin menghubungkan kabel jaringan di laptop/komputer,
periksalah terlebih dahulu hub/switch nya, apakah sudah menyala atau belum, jika
belum harus dinyalakan terlebih dahulu.
c. Buka control panel lalu carilah menu network and internet lalu pilih menu
network connections, atau klik kanan network lalu pilih open network and sharing
center lalu pilih change adapter settings, lalu lihat status local area connection jika
disable maka harus di-enable.
d. Buka control panel lalu carilah menu network and internet lalu pilih menu
network connections, atau klik kanan network lalu pilih open network and sharing
center lalu pilih change adapter settings, lalu klik kanan local area connection lalu
pilih properties lalu pilih Internet Protocol version 4 (IPv4) lalu pilih properties
lalu pilih use the following IP address, isilah IP address dengan IP yang digunakan
dan subnet mask sesuai dengan kelas, jika kelas C maka masukkan 255.255.255.0,
jika kelas B maka masukkan 255.255.0.0, jika kelas A maka masukkan 255.0.0.0
lalu klik OK.
e. Coba pegang dulu hub/switch nya, jika panas maka matikan terlebih dahulu
selama 3-4 menit lalu nyalakan kembali.
Request time out adalah suatu kondisi dimana ketika komputer server tidak
merespon permintaan koneksi dari klien setelah beberapa lama, dimana jangka
waktu time-out yang bervariasi (TH3-R35ULT-TUTORIAL, 2017). Contoh dari
error request time out akan digambarkan pada gambar 3.5.
Aku, N. (2015, April 25). Pengertian dan Pembagian Kelas IP Address IPv4.
Diambil kembali dari Saling Berbagi:
http://naufl.blogspot.com/2015/04/pengertian-dan-pembagian-kelas-
ip.html
Erlanz. (2018, Januari 30). Pengertian Default Gateway. Diambil kembali dari
Aneka Rangkuman Teknologi:
https://erlanzhere4all.wordpress.com/2018/01/30/pengertian-default-
gateway/
Guntur. (2018, Agustus 22). Penjelasan VLSM Lengkap. Diambil kembali dari
Catatan Guntur: http://03gunturtkj2.blogspot.com/2018/08/penjelasan-
vlsm-lengkap.html
Novan. (2015, Februari 11). Pengertian Subnetting Classful dan Classless. Diambil
kembali dari novan123mm.blogspot.com:
http://novan123mm.blogspot.com/2015/02/pengertian-subnetting-classful-
dan.html
Wijaya, A. (2018, Agustus 06). Subnetting (CIDR). Diambil kembali dari TKJ
Extended Universe:
https://aldowijaya09.blogspot.com/2018/08/subnetting-cidr-dan-vlsm.html