S
DENGAN DIAGNOSA CA OVARIUM YANG DILAKUKAN TINDAKAN
HISTIREKTOMI DENGAN ANESTESI UMUM
DISUSUN OLEH :
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 15 tahun
No. medrek : 446536
Alamat : Komplek Jenggung, Desa Benjot
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum Menikah
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswi
Diagnose medis : Ca Ovarium
Status fisiki (ASA) : II
Identitas keluarga (penanggung jawab)
Nama : Tn. B
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : swasta
Hubungan dengan pasien : suadari
b. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sejak 4 bulan yang lalu perut pasien mulai
membesar disertai dengan nyeri saat haid dan haid tidak teratur
dengan frekuensi dua kali dalam sebulan, benjolan diperut semakin
membesar kemudian pasien membawa ke rumah sakit untuk
memeriksakan nya dan akhirnya pasien direncanakan untuk tindakan
operasi di Santosa Hospital Central Bandung pada tanggal 25
Februari 2020
2) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit dengan penyakit
yang dideritanya sekarang.
Pasien juga mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit serta tidak
pernah di lakukan operasi sebelumnya.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Pasien tampak cemas, gelisah, tegang, dan
mengeluh nyeri pada daerah abdomen.
2) Kesadaran : Composmentis
3) Status fisik : TB : 145 cm, BB : 40 kg
4) Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg, N : 86 x/mnt
RR : 20x/mnt , S : 36,2oC
SpO2 : 100%
Kepala :
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan,
rambut tidak mudah tercabut, distribusi rambut merata, tidak ada
luka pada daerah kepala.
Mata :
Bentuk mata simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada
mata, tidak ada nistagmus, reflek pupil mengecil ketika ada
cahaya, konjungtiva tidak tampak anemis, sklera anikterik.
Tidak ada gangguan pada penglihatan, pasien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
Telinga :
Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada lesi pada
telinga, tidak terdapat pengeluaran cairan pada lubang telinga.
Fungsi pendengaran baik, pasien tidak menggunakan alat bantu
dengar.
Hidung :
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat septum deviasi nasi, tidak
terdapat pengeluaran secret atau darah pada lubang hidun, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung, hidung klien teraba kokoh
dan elastis, mukosa hidung lembab, tidak ada nyeri tekan pada
sinus maxillaris, frontalis, ethomoidalis dan parietalis.
Mulut :
Bentuk bibir simetris, warna bibir merah mudua, mukosa bibir
kering, tidak terapat stomatitis, tidak ada pembesaran tonsil,
lidah berwarna merah muda dan tampak kotor, Skor Mallampati
grade II (Uvula dan palatum mole terlihat sedangkan pilar faring
tidak terlihat) dan tidak terdapat gigi palsu maupun gigi goyang,
dan tidak ada hambatan pada saat mengunyah.
Leher :
Daerah leher tidak terdapat adanya pelebaran vena jugularis dan
tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar
limfe, reflex menelan (+) dan tidak ada keterbasan gerak pada
leher, jarak tiromental normal.
Dada :
Paru-paru :
Inspeksi :Bentuk dada normo chest, pergerakan dinding dada
simetris, tidak mengunakan nafas cuping hidung,
RR: 20x/mnt
Palpasi : Taktil premitus teraba pada paru-paru kiri dan
kanan
Perkusi : Terdapat suara sonor saat diperkusi pada paru-paru
kanan dan kiri
Auskultasi : Terdengar suara vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung :
Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi :Iktus kordis teraba namun tidak kuat angkat
Perkusi :Terdapat suara redup saat diperkusi
Auskultasi: : Terdengar bunyi S1 dan S2 tunggal
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak membesar
Auskultasi : Bising usus 10 kali/menit
Palpasi : Teraba keras pada area abdomen dengan diameter
20 cm
Perkusi : Terdengar suara redup diseluruh region abdomen
Genetalia :
Pasien berjenis kelamin perempuan, pasien mengatakan tidak
ada keluhan pada area reproduksi
Reproduksi
Pasien haid tidak teratur
Ekstremitas :
Ekstremitas atas dan bawah tidak mengalami keluhan.
Ekstremitas atas sinistra terpasang infus RL 20 tpm.
Skala otot :
5 5
5 5
Alergi
Pasien tidak ada memiliki riwayat alergi obat dan makanan.
d. Pemeriksaan penunjang
1) EKG : Sinus rhytm (24 Februari 2020)
2) Hasil laboratorium : (24 Februari 2020)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Routine Blood Count
Hemoglobin 10,2 12,0-16,0 g/dl
Erythrocyte 4,61 4.10 - 5.10 Mil/uL
Hematokrit 33 35-47 %
MCV,MCH,MCHC
MCV 71,8 80,0-97,0 Fl
MCH 22,1 27,0-31,0 Pg
MCHC 30,8 32,0-35,0 %
COAGULATION
Bleeding Time 2.00 1–3 Minute
Clotting Time 10.00 5 – 15 Minute
APTT
APTT 30,3 23.0 – 31.9 Second
CHEMISTRY
SGOT 11 < 32 U/l
SGPT 4 <31 U/l
Blood Glucose at 93 50 – 180 mg/dL
random
Ureum 8 10 – 50 mg/dL
Creatinine 0,53 0,51 – 0,95 mg/dL
3) Hasil Rontgen 30 Januari 2020 :
Foto Thorak :
- Foto cukup Inspirasi
- Cor tidak membesar
- Sinuses dan diafragma normal
- Pulmo: Hilli Normal
Corakan bronkopaskuler normal
Tidak tampak perbercakan atau kelainan lain
- Tidak tampak proses spesifik aktif
- Tidak tampak kardiomegali
HR 96 100 100 63 64 63 79
ECG SR SR SR SR SR SR SR
ABL =
DS:
- Pasien tampak
meringis
kesakitan
- Pasien tampak
gelisah
- TTV:
N : 88x/mnt
RR: 24x/mnt
b. Intra Operasi
c. Post Operasi
1 Respon:
N:88 x/menit
RR: 22 x/menit
mengeluh nyeri
P: ca ovarium
2. Memberikan posisi Q: seperti ditusuk-tusuk
yang nyaman
R: dibagian abdomen
Respon:
Pasien mengatakan S: nyeri skala 4
lebih nyaman dengan (sedang)
posisi telentang
T: hilang timbul
(supine)
3. Mengajarkan dan
dorong klien untuk O:
melakukan teknik - Pasien tampak
distraksi (relaksasi
nafas dalam meringis kesakitan
4. Melaporkan bahwa - Pasien tampak
nyeri berkurang gelisah
Respon: pasien
- TTV:
mengatakan nyeri
berkurang yaitu skala 3 N : 88x/mnt
(ringan)1-10 RR: 24x/mnt
5. berkolaborasi dengan
A: Masalah nelum teratasi
dokter anastesi dalam
pemberian obat P: Intervensi dilanjutkan
analgetik.
2 mengatakan sedikit
takut akan dilakukan
operasi, ini merupakan
berkurang dan siap
dilakukan operasi
operasi yang pertama
dijalani oleh klien
O:
2. Menjelaskan procedure
operasi - Pasien tampak
Respon: klien tampak tenang
mengerti dan tenang - Pasien tampak
3. Menemani klien untuk
membaca doa
menurunkan
kecemasan - Pasien mengerti
Respon: klien lebih dan memahami
tenang dan siap untuk
tentang tindakan
menjalankan operasi
4. Menjelaskan jadwal, operasi
lokasi, dan durasi - Skala cemas ringan
operasi
- N: 88 x/menit
- RR: 24 x/menit
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
b. Intra Operatif
No. Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
3. 25-02-20 Diagnosa 1. Melakukan tindakan S: Tidak terjadi
induksi O:
&
tanda-tanda vital
stabil PEEP: 4 cmH2O
2. Membantu dokter TTV:
anestesi untuk
TD: 139/81
melakukan intubasi
mmHg, N: 91
4
endotracheal tube
Hasil: endotracheal x/menit, RR: 24
tube terpasang nomer x/menit
6,5 dengan kedalaman
18 cm, tidak ada Ekspansi dada
bocor, auskultasi simetris
suara nafas vesikuler O2: 1,5 lt
sama di kedua lapang
e. Tidak ada sesak
paru.
3. Mengatur mode nafas, tidak ada
ventilator sianosis
Hasil: RR: 12 x/m,
f. Terpasang OPA
I:E 1:2, TV: 320 ml,
PEEP: 4 cm H2O g. Pasien mengalami
4. Melakukan observasi perdarahan
TTV via monitor
h. Intake:
selama 10 menit
sekali Kristaloid: 2300
Hasil: terlampir dalam ml
lembar anesthetic Koloid: 500 ml
medical record
5. Memberikan therapy PRC: 213 ml
dexamethasone 10 Output:
g/iv dan ondansentron Perdarahan: 750
4 mg/iv atas instruksi
ml
dokter anestesi
Hasil: obat telah Urine: 200 ml
diberikan melalui A: masalah teratasi
intravena connect to sebagian
cairan infus, tidak ada P: Intervensi dilanjutkan
tanda-tanda phlebitis,
untuk pemberian terapi
TTV stabil.
6. Memberikan therapy cairan lanjutan dan
cairan kristaloid pemberian oksigen di
sesuai dengan rumus
ruangan
kebutuhan cairan
selama operasi pada
jam I,II,III, dan ke IV,
Hasil: tidak ada
S: Tidak terjadi
tanda-tanda phlebitis
pada area pemasangan O:
infus, TTV stabil Mode ventilator
7. Menghitung intake RR: 12 x/m
dan output selama
operasi berlangsung I:E: 1:2
Hasil: terlampir dalam TV: 550 ml
lembar anesthetic PEEP: 4 cmH2O
medical record
TTV:
8. Mengubah mode
ventilator menjadi TD: 139/81
mode man to man dan mmHg, N: 91
melakukan bagging
x/menit, RR: 24
agar napas klien
spontan x/menit
Hasil: TV 45-65 ml, Ekspansi dada
belum ada tanda nafas
simetris
spontan
9. Memasang O2: 1,5 lt
oropharingeal way e. Tidak ada sesak
pada pasien untuk nafas, tidak ada
membuka jalan nafas
Hasil: jalan nafas sianosis
clear Terpasang OPA
10. Melakukan suction Pasien tidak
pada oropharingeal
adacidera
way dan sela sela
mulut karena terdapat Operasi berjalan
pengeluaran secret dengan lancar
pada jalan nafas A: masalah teratasi
Hasil: secret berwarna sebagian
putih bercampur
P: Intervensi dilanjutkan
dengan saliva
11. Melakukan ekstubasi observasi TTV dan
deep pemberian oksigen di
Hasil: TV 250 ml,
ruangan
RR: 23 x/m, SpO2:
100%
12. Melakukan cuff
dengan mask anestesi
dengan tehnik jaw
trust untuk
membebaskan jalan
nafas karena efek
anestesi
Hasil: pengebangan
dada baik, RR;
23x/m, SpO2: 100%
c. Post Operatif
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
5 Selasa Diagnosa
25-02- 1. Memindahkan klien S: Pasien mengatakan
20
5 ke bagian Recovery
Room
menggunakan
dengan
nyeri berkurang
stretcher O:
2. Memberikan therapy - Pasien tampak
oksigen 3 lpm/ BNC
tenang
Hasil: RR: 18 x/m,
SpO2: 100% - Pasien masih
3. Mengatur posisi merasa kesakitan
kliean agar tetap
- Post op
ekstensi
Mengobservasi TTV histerektomi
setiap 10 menit via - Pengkajian nyeri:
monitor P: Nyeri post op
Hasil: terlampir pada
lembar anestethic histerektomi
medical record Q: Tajam
4. Mengkaji tingkat R: Abdomen
nyeri klien karena
S: Skala 6 (sedang)1-
pasien sudah
composmentis 10
Respon: T: Menetap
P: Nyeri post op
histerektomi
- TTV:
Q: Tajam
TD: 139/81 mmHg
R: Abdomen
- N: 91 x/menit
S: Skala 6 (sedang)1-
- RR: 24 x/menit
10
T: Menetap
A: Masalah teratasi
5. Melakukan
sebagian
pengkajian yang
komprehensif
(meliputi lokasi, P: Intervensi dilanjutkan
karakteristik, durasi,
Pasien pindah ke
frekuensi.
ruangan
Respon: pasien
tampak meringis dan
tampak gelisah
6. Berkolaborasi dengan
tenaga medis untuk
pemberian analgesic
Respon: pasien lebih
tenang setelah
diberikan pethidin 75
mg+dexketofropen
100 mg dalam RL
500 ml 45-60 ml/jam
7. Melakukan serah
terima pasien kepada
perawat ruangan
8. Memindahkan klien
ke brankard ruangan
6 Selasa Diagnosa S:
25-02- 1. Memonitor tanda-
20 tanda vital O:
6 Respon:
TD:139/81 mmHg
N:91 x/menit
- Kesadaran pasien
composmentis
- Pasien tidak gelisah
RR: 24 x/menit - Pasien tampak
2. Memindahkan pasien tenang di tempat
dari stretcher OT ke tidur
brankard ruangan - TTV
3. mengangkat pasien Respon:
secara safety TD:139/81 mmHg
4. setelah pasien pindah N:91 x/menit
ke brankard ruangan RR: 24 x/menit
pasang kedua sisi side
rail . A: Resiko Jatuh tidak
terjadi
P: Intervensi dientikan