Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PERIOPERATIF PADA NY.

S
DENGAN DIAGNOSA CA OVARIUM YANG DILAKUKAN TINDAKAN
HISTIREKTOMI DENGAN ANESTESI UMUM

DI RUMAH SAKIT SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL


TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :

PELATIHAN PERAWAT ANESTESI


ANGKATAN III
DI SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL
TAHUN 2020
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PERIOPERATIF PADA NY. S


DENGAN DIAGNOSA CA OVARIUM YANG DILAKUKAN TINDAKAN
HISTIREKTOMI DENGAN ANESTESI UMUM

A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 15 tahun
No. medrek : 446536
Alamat : Komplek Jenggung, Desa Benjot
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum Menikah
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswi
Diagnose medis : Ca Ovarium
Status fisiki (ASA) : II
Identitas keluarga (penanggung jawab)
Nama : Tn. B
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : swasta
Hubungan dengan pasien : suadari

b. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sejak 4 bulan yang lalu perut pasien mulai
membesar disertai dengan nyeri saat haid dan haid tidak teratur
dengan frekuensi dua kali dalam sebulan, benjolan diperut semakin
membesar kemudian pasien membawa ke rumah sakit untuk
memeriksakan nya dan akhirnya pasien direncanakan untuk tindakan
operasi di Santosa Hospital Central Bandung pada tanggal 25
Februari 2020
2) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit dengan penyakit
yang dideritanya sekarang.
Pasien juga mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit serta tidak
pernah di lakukan operasi sebelumnya.

c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Pasien tampak cemas, gelisah, tegang, dan
mengeluh nyeri pada daerah abdomen.
2) Kesadaran : Composmentis
3) Status fisik : TB : 145 cm, BB : 40 kg
4) Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg, N : 86 x/mnt
RR : 20x/mnt , S : 36,2oC
SpO2 : 100%
 Kepala :
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan,
rambut tidak mudah tercabut, distribusi rambut merata, tidak ada
luka pada daerah kepala.
 Mata :
Bentuk mata simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada
mata, tidak ada nistagmus, reflek pupil mengecil ketika ada
cahaya, konjungtiva tidak tampak anemis, sklera anikterik.
Tidak ada gangguan pada penglihatan, pasien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
 Telinga :
Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada lesi pada
telinga, tidak terdapat pengeluaran cairan pada lubang telinga.
Fungsi pendengaran baik, pasien tidak menggunakan alat bantu
dengar.
 Hidung :
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat septum deviasi nasi, tidak
terdapat pengeluaran secret atau darah pada lubang hidun, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung, hidung klien teraba kokoh
dan elastis, mukosa hidung lembab, tidak ada nyeri tekan pada
sinus maxillaris, frontalis, ethomoidalis dan parietalis.
 Mulut :
Bentuk bibir simetris, warna bibir merah mudua, mukosa bibir
kering, tidak terapat stomatitis, tidak ada pembesaran tonsil,
lidah berwarna merah muda dan tampak kotor, Skor Mallampati
grade II (Uvula dan palatum mole terlihat sedangkan pilar faring
tidak terlihat) dan tidak terdapat gigi palsu maupun gigi goyang,
dan tidak ada hambatan pada saat mengunyah.
 Leher :
Daerah leher tidak terdapat adanya pelebaran vena jugularis dan
tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar
limfe, reflex menelan (+) dan tidak ada keterbasan gerak pada
leher, jarak tiromental normal.
 Dada :
Paru-paru :
Inspeksi :Bentuk dada normo chest, pergerakan dinding dada
simetris, tidak mengunakan nafas cuping hidung,
RR: 20x/mnt
Palpasi : Taktil premitus teraba pada paru-paru kiri dan
kanan
Perkusi : Terdapat suara sonor saat diperkusi pada paru-paru
kanan dan kiri
Auskultasi : Terdengar suara vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung :
Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi :Iktus kordis teraba namun tidak kuat angkat
Perkusi :Terdapat suara redup saat diperkusi
Auskultasi: : Terdengar bunyi S1 dan S2 tunggal
 Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak membesar
Auskultasi : Bising usus 10 kali/menit
Palpasi : Teraba keras pada area abdomen dengan diameter
20 cm
Perkusi : Terdengar suara redup diseluruh region abdomen
 Genetalia :
Pasien berjenis kelamin perempuan, pasien mengatakan tidak
ada keluhan pada area reproduksi
 Reproduksi
Pasien haid tidak teratur
 Ekstremitas :
Ekstremitas atas dan bawah tidak mengalami keluhan.
Ekstremitas atas sinistra terpasang infus RL 20 tpm.
Skala otot :
5 5
5 5
 Alergi
Pasien tidak ada memiliki riwayat alergi obat dan makanan.

d. Pemeriksaan penunjang
1) EKG : Sinus rhytm (24 Februari 2020)
2) Hasil laboratorium : (24 Februari 2020)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Routine Blood Count
Hemoglobin 10,2 12,0-16,0 g/dl
Erythrocyte 4,61 4.10 - 5.10 Mil/uL
Hematokrit 33 35-47 %
MCV,MCH,MCHC
MCV 71,8 80,0-97,0 Fl
MCH 22,1 27,0-31,0 Pg
MCHC 30,8 32,0-35,0 %
COAGULATION
Bleeding Time 2.00 1–3 Minute
Clotting Time 10.00 5 – 15 Minute
APTT
APTT 30,3 23.0 – 31.9 Second
CHEMISTRY
SGOT 11 < 32 U/l
SGPT 4 <31 U/l
Blood Glucose at 93 50 – 180 mg/dL
random
Ureum 8 10 – 50 mg/dL
Creatinine 0,53 0,51 – 0,95 mg/dL
3) Hasil Rontgen 30 Januari 2020 :
Foto Thorak :
- Foto cukup Inspirasi
- Cor tidak membesar
- Sinuses dan diafragma normal
- Pulmo: Hilli Normal
Corakan bronkopaskuler normal
Tidak tampak perbercakan atau kelainan lain
- Tidak tampak proses spesifik aktif
- Tidak tampak kardiomegali

e. Persiapan operasi / Anestesi


1) Puasa : 8 jam
2) Mencocokan identitas : benar (), tidak benar ( )
3) Memastikan hasil pemeriksaan :
- Laboratorium : Ada (), tidak ada ( )
- Penunjang : Ada (), tidak ada ( )
- Radiologi : Ada (), tidak ada ( )
4) Memastikan inform concent atau SIA/SIO : Ada (), tidak ada ( )
5) Serah terima pasien dari ruangan ke pre op : Sign In ()
6) Memeriksa kembali apakah : - Gigi palsu ( ) Ada ( ) tidak ada
- Perhiasan ( ) Ada ( ) tidak ada
- Kacamata ( ) Ada ( ) tidak ada
7) Memastikan pasien di ruangan terpasangan :
a. Infuse : Ada (), tidak ada ( )
b. NGT : Ada ( ), tidak ada ()
c. Kateter urine : Ada ( ), tidak ada ()
8) Meloding Cairan Infus : a. Kristaloid RL () b. Coloid ( )
9) Pasien dibawa ke kamar operasi dengan : Brankard ( ), streacher (),
jalan kaki ( )
10) Pasien di OK dilakukan : Time out (), Sign out ()

f. Persiapan Anestesi Umum


a. Alat intubasi
S = Scope ( laringoscope, stetoscope)
T = Tube (ETT spiral menyiapkan no 5.5, 6, 6,5) dipakai no 6
dengan kedalaman 18 cm
A = Airway (OPA menyiapkan warna merah, kuning, hijau) yang
dipakai OPA warna kuning no 90mm
T = Tape (plester untuk memfiksasi ETT dan plester untuk menutup
mata pasien)
I = Introducer (mandrain dan margil forceps) digunakan untuk
membantu ketika pemasangan ETT
C = Connector digunakan untuk pemberian ventilasi
S = Suction digunakan no 12 warna putih
Tambahan spuit 20 cc untuk mengembangkan cuff yang ada pada ETT
b. Mesin Anestesi
Mesin anestesi menggunakan mesin Drager Primus ASDL 0193 sudah
terkalibrasi
c. Bed Site Monitor
TD = 119/70 mmHg
N = 96x/mnt
SpO2 = 100%
ECG = sinus rhytm
d. Obat – obat yang digunakan:
a) Premedikasi : tidak ada
b) Induksi: Fentanyl 50 mcg/IV
Propofol 100 mg/IV
Atracurium 25 mg/IV
c) Anti mual : Ondansentron 4 mg/IV
Dexamethason 5 mg/IV
d) Antibiotik : Ceftriaxon 1 gr/IV
e) Analgesic non narkotik: Dexketoprofen 50 mg/IV
f) Analgesic narkotik:
- Morphin 3 mg/IV
g) Gas anestesi inhalasi/volatil gen :
- Oksigen : 2 L
- N2O : 2 L
- Sevofluran : 2 vol %
h) Analgesik post op: Pethidin 75 mg dan dexketoprofen 100 mg
dalam RL 500 cc 45-60 ml/jam
g. Mulai operasi dan lama operasi
o Mulai operasi : 13.20 WIB
o Mulai induksi : 13.10 WIB
o Selesai operasi : 16.30 WIB
o Selesai anestesi : 16.40 WIB
o Lama operasi : 3 jam 10 menit
o Lama anestesi : 3 jam 30 meni
o Jenis anestesi : General Anestesi
o Posisi operasi : Supine
h. Observasi TTV : Per 5 menit ( ) per 10 menit ()
Jam
13.10 13.20 13.30 13.40 13.50 14.00 14.10 14.20 14.30 14.40 14.50 15.00 15.10 15.20 15.30
Hasil
TD 119/70 115/60 113/63 110/60 111/71 118/72 115/77 100/65 107/63 111/74 112/61 117/70 115/67 112/70 121/73
SpO2 100 100 100 100 99 99 100 100 98 100 100 100 100 100 100
HR 96 100 100 63 64 63 79 76 65 68 73 85 72 94 75
ECG SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR SR
Jam
15.40 15.50 16.00 16.10 16.20 16.30 16.40
Hasil
TD 100/83 98/84 124/94 124/87 111/71 118/72 122/77

SpO2 100 100 100 100 99 99 100

HR 96 100 100 63 64 63 79
ECG SR SR SR SR SR SR SR

i. Maintance cairan selama operasi :


1) Perhitungan cairan
Diketahui: BB : 42 kg, Puasa : 8 jam, Tingkat operasi: 6, Hb: 10,2
g/dL, Ht: 33%
M = 2 x BB
= 2 x 42 = 84 ml
IWL = TO X BB
= 6 X 42 = 252 ml
Jam I = ½ (P x M) + M + IWL
= ½ (8 x 82) + 82 + 252
= 328 + 82 + 252
= 662 ml
Jam II dan III = ¼ (P x M) + M + IWL
= ¼ (8 x 82) + 82 + 252
= 164 + 82 + 252
= 498 ml
Jam IV = M + IWL
= 82 + 252
= 334 ml
2) EBV
EBV = volume darah x BB
= 65 x 42
= 2730 ml
3) ABL

ABL =

= 731, 1 ml ( dengan perhitungan Hb 8%)


9) Intake Output
Intake :
- Kristaloid: 2300 ml
- Koloid: 500 ml
- PRC: 216 ml
Output :
- Blood : 750 ml
- Urine: 200 ml
10) Analisa Data
No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
1 Pre DS: Ansietas Hospitalisasi
Operatif - Pasien mengatakan
< terpapar
25/02/2020 Baru pertama kali informasi
12.30 WIB menjalani operasi
<
- Pasien mengatakan pengetahuan
tentang
merasa takut untuk
prosedur
operasi pembedahan
DO :
- Pasien tampak Koping
individu in
gelisah
efektif
- Pasien tampak
cemas
Stres
- Wajah pasien meningkat
tampak tegang
- Pasien banyak Cemas
bertanya tentang
prosedur operasi
- TTV:
N : 88x/mnt
RR: 24x/mnt
2. Pre DO: Nyeri Ca ovarium
Operatif - Pasien akut
25/02/2020 mengatakan Pembesaran
12.35 WIB mengeluh nyeri massa
P: ca ovarium
Q: seperti ditusuk- Penekanan
tusuk saraf
R: dibagian
abdomen Nyeri
S: nyeri skala 4
(sedang)
T: hilang timbul

DS:
- Pasien tampak
meringis
kesakitan
- Pasien tampak
gelisah
- TTV:
N : 88x/mnt
RR: 24x/mnt

3 Intra DS: Resiko Proses


Operatif - Tidak Terkaji volume pembedahan
25/02/2020 DO: cairan
13.30 WIB - Pasien Perdarahan
dilakukan
pembedahan Resiko
histrektomi kekurangan
- Pasien puasa volume
selama 7 jam cairan
- Pasien
mengalami
pendarahan 750
ml
- Konjungtiva
anemis
- CRT
memanjang > 3
deitk
- HB : 10.2
HT : 33
4 Intra DS: Resiko
Operatif - Tidak terkaji cidera
25/02/2020 DO:
16.15 WIB - Pasien
mengalami
penurunan
kesadaran
- Pasien
diberikan obata-
obatan anastesi
-
5. Post DS: Nyeri Tindakan
Operatif Akut operasi
25/02/2020 DO:
16.30 WIB - Pasien tampak Adanya Luka
meringis Insisi
kesakitan
- Pasien tampak Inkontinuitas
gelisah\ jaringan
- Pasien post op
histrektomi total Saraf
- TTV hipotalamus
TD : 115/75
mmHg Nyeri
Nadi : 70
kali/menit
RR : 20
kali/menit

6. Post DS : Resiko Pemberian


Operatif - Pasien Jatuh obat anastesi
25/02/2020 mengeluh
16.35 WIB pusing Penurunan
DO: kesadaran
- Pasien tampak
gelisah Gelisah
- Pasien masih
dalam pengaruh Resiko jatuh
obat-obatan
anastesi

II. INTERVENSI KEPERAWATAN


a. Pre Operasi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil (NOC) (NIC)
1 Nyeri akut Pain Lavel Pain Management
berhubungan Setelah dilakukan 1. Observasi tanda tanda vital
agen injuri perawatan selama 1x30 2. Lakukan pengkajian yang
biologis (Ca menit diharapkan nyeri komprehensif (meliputi
Ovarium) berkurang dengan lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi.
3. Ajarkan teknik non
1. Tanda-tanda vital farmakologi misalnya
dalam batas normal relakssasi, distraksi, nafas
2. Mampu mengontrol dalam
nyeri 4. Menggunakan teknik
3. Melaporkan bahwa komunikasi terapeutik untuk
nyeri berkurang skala mengetahui nyeri pasien
3 (ringan)1-10 5. Kolaborasi dengan tenaga
4. Menyatakan rasa medis untuk pemberian
nyaman setelah nyeri analgesic
berkurang

2 Ansietas Anxiety Self Control Anxiety Reduction


berhubungan 1. Jelaskan mengenai
dengan Setelah dilakukan procedure pembedahan dan
pembedahan perawatan selama 1x30 pembiusan
dan menit diharapkan cemas 2. Temani klien untuk
pembiusan berkurang dengan meningkatkan keamanan
kriteria hasil : dan menurunkan kecemasan
1. Tanda-tanda vital 3. Dengarkan keluhan klien
dalam batas normal 4. Pertahankan kontak mata
2. Ekspresi wajah, 5. Jelaskan mengenai jadwal
bahasa tubuh dan dan lokasi operasi dapat
tingkat aktivitas meningkatkan kooperatif
menunjukkan klien
berkurangnya 6. Durasi tindakan operasi
kecemasan akan menenangkan klien
3. Mampu
menggunakan
teknik relaksasi
untuk menurunkan
cemas
4. Pasien mengerti
tentang prosedur
operasi deng
5. Cemas pasien
berkurang dengan
skor 14-20 (cemas
ringan)

b. Intra Operasi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil (NOC) (NIC)
3. Resiko Fluid balance Fluid management
Defisit Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda vital
volume tindakan keperawatan 2. Pertahankan catatan intake
cairan selama 1x2 jam dan output yang akurat
diharapkan defisit volume 3. Monitor status hidrasi
cairan dapat teratasi ( kelembaban membran
dengan kriteria: mukosa, nadi adekuat,
1. Mempertahankan tekanan darah ortostatik ),
urine output sesuai jika diperlukan
dengan usia dan BB 4.  Kolaborasi pemberian
2. TTV dalam rentang cairan IV
normal 5.  Persiapan untuk tranfusi
3. Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi,
elastis turgor kulit
baik, lembab, dan
CRT kembali < 2
detik
4. Intake oral dan
intravena adekuat

Resiko NOC: NIC : Enverionment


Cidera management
Risk kontrol
1. Mengkaji TTV
Immune status 2. Memasang side rail
Safety behavior tempat tidur
Setelah dilakukan 3. Menyediakan tempat
tindakan keperawatan tidur yang nyaman dan
selama 2x24 jam. klien bersih
tidak mengalami cidera
dengan kriteria hasil:
a. Klien terbebas
dari cidera
b. Klien mampu
menjelaskan
cara/metode untuk
mencegah cedera
c. Mampu
memodifikasi
gaya hidup untuk
mencegah cedera
d. Menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada

c. Post Operasi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil (NOC) (NIC)
5 Nyeri akut Pain Lavel Pain Management
berhubungan Setelah dilakukan 1. Observasi tanda tanda vital
dengan Agen perawatan selama 1x30 2. Observasi ketidak
Injury Fisik menit diharapkan nyeri nyamanan non verbal
(Terputusnya berkurang dengan 3. Lakukan pengkajian yang
kontinuitas kriteria hasil : komprehensif (meliputi
jaringan lokasi, karakteristik, durasi,
akibat 1. Tanda-tanda vital frekuensi.
pembedahan) dalam batas normal 4. Ajarkan teknik non
2. Mampu mengontrol farmakologi misalnya
nyeri relakssasi, distraksi, nafas
3. Melaporkan bahwa dalam
nyeri berkurang skala 5. Jelaskan penyebab nyeri
3 (ringan)1-10 6. Kolaborasi dengan tenaga
4. Menyatakan rasa medis untuk pemberian
nyaman setelah nyeri analgesic
berkurang

6 Resiko Jatuh Risk Control Environment Management


Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda vital
perawatan selama 1x30 2. Tempatkan pasien pada
menit diharapkan jatuh brankart yang aman dan
tidak terjadi dengan nyaman
kriteria hasil: 3. Jaga posisi pasien tetap
1. Tanda-tanda vital immobile
dalam batas normal 4. Pasang pengaman tempat
2. Pasien tenang/tidak tidur
bangun 5. Damping pasien selama
3. Pasien aman (tidak belum sadar penuh dan
jatuh) rangsang untuk memulihkan
kesadaran
6. Kolaborasi dengan tenaga
medis lainnya
III. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
a. Pre Operatif
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
1 25-02- Diagnosa 1. Mengobservasi tanda S:
20 tanda vital - Pasien mengatakan

1 Respon:
N:88 x/menit
RR: 22 x/menit
mengeluh nyeri
P: ca ovarium
2. Memberikan posisi Q: seperti ditusuk-tusuk
yang nyaman
R: dibagian abdomen
Respon:
Pasien mengatakan S: nyeri skala 4
lebih nyaman dengan (sedang)
posisi telentang
T: hilang timbul
(supine)
3. Mengajarkan dan
dorong klien untuk O:
melakukan teknik - Pasien tampak
distraksi (relaksasi
nafas dalam meringis kesakitan
4. Melaporkan bahwa - Pasien tampak
nyeri berkurang gelisah
Respon: pasien
- TTV:
mengatakan nyeri
berkurang yaitu skala 3 N : 88x/mnt
(ringan)1-10 RR: 24x/mnt
5. berkolaborasi dengan
A: Masalah nelum teratasi
dokter anastesi dalam
pemberian obat P: Intervensi dilanjutkan
analgetik.

2 25-02- Diagnosa 1. Mengkaji keluhan klien S: Pasien mengatakan


20 Respon: klien cemasnya mulai

2 mengatakan sedikit
takut akan dilakukan
operasi, ini merupakan
berkurang dan siap
dilakukan operasi
operasi yang pertama
dijalani oleh klien
O:
2. Menjelaskan procedure
operasi - Pasien tampak
Respon: klien tampak tenang
mengerti dan tenang - Pasien tampak
3. Menemani klien untuk
membaca doa
menurunkan
kecemasan - Pasien mengerti
Respon: klien lebih dan memahami
tenang dan siap untuk
tentang tindakan
menjalankan operasi
4. Menjelaskan jadwal, operasi
lokasi, dan durasi - Skala cemas ringan
operasi
- N: 88 x/menit
- RR: 24 x/menit

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

b. Intra Operatif
No. Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
3. 25-02-20 Diagnosa 1. Melakukan tindakan S: Tidak terjadi
induksi O:

3 Hasil: obat telah


diberikan melalui
intravena connect to
Mode ventilator
RR: 12 x/m
cairan infus, tidak ada I:E: 1:2
tanda-tanda phlebitis,
TV: 550 ml

&
tanda-tanda vital
stabil PEEP: 4 cmH2O
2. Membantu dokter TTV:
anestesi untuk
TD: 139/81
melakukan intubasi
mmHg, N: 91

4
endotracheal tube
Hasil: endotracheal x/menit, RR: 24
tube terpasang nomer x/menit
6,5 dengan kedalaman
18 cm, tidak ada Ekspansi dada
bocor, auskultasi simetris
suara nafas vesikuler O2: 1,5 lt
sama di kedua lapang
e. Tidak ada sesak
paru.
3. Mengatur mode nafas, tidak ada
ventilator sianosis
Hasil: RR: 12 x/m,
f. Terpasang OPA
I:E 1:2, TV: 320 ml,
PEEP: 4 cm H2O g. Pasien mengalami
4. Melakukan observasi perdarahan
TTV via monitor
h. Intake:
selama 10 menit
sekali Kristaloid: 2300
Hasil: terlampir dalam ml
lembar anesthetic Koloid: 500 ml
medical record
5. Memberikan therapy PRC: 213 ml
dexamethasone 10 Output:
g/iv dan ondansentron Perdarahan: 750
4 mg/iv atas instruksi
ml
dokter anestesi
Hasil: obat telah Urine: 200 ml
diberikan melalui A: masalah teratasi
intravena connect to sebagian
cairan infus, tidak ada P: Intervensi dilanjutkan
tanda-tanda phlebitis,
untuk pemberian terapi
TTV stabil.
6. Memberikan therapy cairan lanjutan dan
cairan kristaloid pemberian oksigen di
sesuai dengan rumus
ruangan
kebutuhan cairan
selama operasi pada
jam I,II,III, dan ke IV,
Hasil: tidak ada
S: Tidak terjadi
tanda-tanda phlebitis
pada area pemasangan O:
infus, TTV stabil Mode ventilator
7. Menghitung intake RR: 12 x/m
dan output selama
operasi berlangsung I:E: 1:2
Hasil: terlampir dalam TV: 550 ml
lembar anesthetic PEEP: 4 cmH2O
medical record
TTV:
8. Mengubah mode
ventilator menjadi TD: 139/81
mode man to man dan mmHg, N: 91
melakukan bagging
x/menit, RR: 24
agar napas klien
spontan x/menit
Hasil: TV 45-65 ml, Ekspansi dada
belum ada tanda nafas
simetris
spontan
9. Memasang O2: 1,5 lt
oropharingeal way e. Tidak ada sesak
pada pasien untuk nafas, tidak ada
membuka jalan nafas
Hasil: jalan nafas sianosis
clear Terpasang OPA
10. Melakukan suction Pasien tidak
pada oropharingeal
adacidera
way dan sela sela
mulut karena terdapat Operasi berjalan
pengeluaran secret dengan lancar
pada jalan nafas A: masalah teratasi
Hasil: secret berwarna sebagian
putih bercampur
P: Intervensi dilanjutkan
dengan saliva
11. Melakukan ekstubasi observasi TTV dan
deep pemberian oksigen di
Hasil: TV 250 ml,
ruangan
RR: 23 x/m, SpO2:
100%
12. Melakukan cuff
dengan mask anestesi
dengan tehnik jaw
trust untuk
membebaskan jalan
nafas karena efek
anestesi
Hasil: pengebangan
dada baik, RR;
23x/m, SpO2: 100%

c. Post Operatif
No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
5 Selasa Diagnosa
25-02- 1. Memindahkan klien S: Pasien mengatakan
20
5 ke bagian Recovery
Room
menggunakan
dengan
nyeri berkurang

stretcher O:
2. Memberikan therapy - Pasien tampak
oksigen 3 lpm/ BNC
tenang
Hasil: RR: 18 x/m,
SpO2: 100% - Pasien masih
3. Mengatur posisi merasa kesakitan
kliean agar tetap
- Post op
ekstensi
Mengobservasi TTV histerektomi
setiap 10 menit via - Pengkajian nyeri:
monitor P: Nyeri post op
Hasil: terlampir pada
lembar anestethic histerektomi
medical record Q: Tajam
4. Mengkaji tingkat R: Abdomen
nyeri klien karena
S: Skala 6 (sedang)1-
pasien sudah
composmentis 10
Respon: T: Menetap
P: Nyeri post op
histerektomi
- TTV:
Q: Tajam
TD: 139/81 mmHg
R: Abdomen
- N: 91 x/menit
S: Skala 6 (sedang)1-
- RR: 24 x/menit
10
T: Menetap
A: Masalah teratasi
5. Melakukan
sebagian
pengkajian yang
komprehensif
(meliputi lokasi, P: Intervensi dilanjutkan
karakteristik, durasi,
Pasien pindah ke
frekuensi.
ruangan
Respon: pasien
tampak meringis dan
tampak gelisah
6. Berkolaborasi dengan
tenaga medis untuk
pemberian analgesic
Respon: pasien lebih
tenang setelah
diberikan pethidin 75
mg+dexketofropen
100 mg dalam RL
500 ml 45-60 ml/jam
7. Melakukan serah
terima pasien kepada
perawat ruangan
8. Memindahkan klien
ke brankard ruangan
6 Selasa Diagnosa S:
25-02- 1. Memonitor tanda-
20 tanda vital O:

6 Respon:
TD:139/81 mmHg
N:91 x/menit
- Kesadaran pasien
composmentis
- Pasien tidak gelisah
RR: 24 x/menit - Pasien tampak
2. Memindahkan pasien tenang di tempat
dari stretcher OT ke tidur
brankard ruangan - TTV
3. mengangkat pasien Respon:
secara safety TD:139/81 mmHg
4. setelah pasien pindah N:91 x/menit
ke brankard ruangan RR: 24 x/menit
pasang kedua sisi side
rail . A: Resiko Jatuh tidak
terjadi
P: Intervensi dientikan

Anda mungkin juga menyukai