Review Literature
NIM : 530024912
Sumber: proquest.com
https://search.proquest.com/docview/207372925/A609C018583040BCPQ/1?
accountid=62722 diakses pada tanggal 26 Maret 2020
1. Pendahuluan
Oleh karena krisis keuangan yang dialami oleh eropa dan asia pada akhir 1990an, para pengambil
kebijakan merasa perlu ada kebijakan baru terkait perdagangan internasional, aliran modal dan
sistem moneter. Hal ini memicu para ahli sejarah moneter untuk melihat kembali sejarah moneter
dunia pada awal-awal kemunculannya dan mengemukakan sudut pandang sudut pandang yang
baru.
Jurnal ini berfokus pada tiga hal yakni :Sejarah klasik standar emas, Integrasi pasar modal
internasional dari akhir abad ke sembilan belas, dan potensi interaksi dari standar emas dan
integrasi pasar modal.
Setidaknya ada tiga hal utama yang ditawarkan oleh standar emas yakni : Menghindari manipulasi
koin untuk mendapatkan keuntungan, Solusi dari masalah-masalah denominasi, dan pilihan antara
emas, perak atau standar ganda/kembar. Kedua hal terakhir yang dibahas pada jurnal ini.
Pada awal-awal modernisasi eropa, pihak otoritas menggunakan koin sebagai alat tukar. Koin
sebagai alat tukar dibedakan berdasarkan nama, berat, kemurnian, dan legalitasnya. Pemegang
otoritas ingin memproduksi dua jenis koin. Koin yang bernilai tinggi dan koin yang bernilai lebih
rendah.Berbagai pilihan muncul ke permukaan. Mulai dari penggunaan dua jenis koin dengan berat
yang berbeda, menggunakan dua jenis koin dengan tingkat kemurnian yang berbeda, dan
percobaan-percobaan yang mengandalkan nilai intrinsik dari bahan pembuat koin yakni
membedakan koin emas dan koin perak. Ada yang mencoba membuat token koin, yakni koin yang
tidak hanya mengandalkan nilai intrinsiknya saja, tapi mempunya nilai tambahan dari unsur legalitas
yang dikeluarkan oleh otoritas. Bagaimanapun, pada masa-masa inilah emas sebagai standar nilai
tukar mulai muncul ke permukaan.
Dalam kajian tentang globalisasi dalam seratus tahun terakhir, pokok bahasan mengerucut pada
bukti empiris tentang dua penyataan terkait pasar modal yakni :
1. Integrasi pasar modal dapat direpresentasikan dengan simbil U. Sangat tinggi sebelum Perang
Dunia I, menurun drastis pada pertengahan abad ke dua puluh, dan meningkat lagi sejak tahun
1970an.
2. Para pembuat kebijakan dibatasi oleh trilema kebijakan. Mereka hanya bisa mengambil dua dari
tiga hal berikut:
Pengambilan trilema kebijakan berdasarkan pilihan waktunya dapat dilihat pada tabel berikut :
Ada berbagai fakta dan teori tentang dampak dari standar emas terhadap aliran modal.
1. Standar emas membaut pasar menjadi lebih terintegrasi setelah 1880, sesuai dengan
permulaan munculnya standar emas, dan mulai menurun pada pertengahan abad 20 yang
mana bersamaan dengan mulai melemahnya integrasi pasar modal.
2. Bordo dan Rockoff (1996), berdasarkan bukti-bukti empiris, menyatakan bahwa negara yang
menggunakan standar emas bisa mendapatkan utang dengan bunga yang lebih rendah
dibandingkan negara yang tidak menggunakan standar emas.
3. Dari sisi popularitasnya, ada negara yang selalu menggunakan standar emas, tidak pernah
menggunakan standar emas, negara yang tidak pernah menggunakan standar emas tetapi
bersikap seakan-akan mereka menggunakan standar emas, dan ada negara yang gonta-ganti
menggunakan standar emas dan tidak.
4. Negara dengan standar emas dapat menurunkan yield dari gold bonds hingga 40 basis point.
5. Hasil penelitian Flandreau dan Zummer mengindikasikan standar emas tidak berpengaruh
signifikan terhadap aliran modal.
6. Perbedaan hasil penelitian Bordo dan Rockoff dibandingkan dengan Flandreau dan Zummer
berusaha dibuktikan kembali oleh Obsfeld dan Taylor dan hasilnya standar emas memiliki
efek yang signifikan.
5. Kesimpulan
Penulis membuka berbagai kajian ulang terhadap standar emas dan interaksinya terhadap pasar
modal. Sejak dahulu standar emas bisa mempengaruhi berbagai perubahan sistem moneter di Dunia
dan hanya terhenti karena berbagai proses politik terutama di Amerika dan Eropa.
**Terima Kasih**