STR 62
STR 62
1. Agil Triastuty
2. Chisy Andhita Ade Oktavia
3. Putri Agusrina
4. Putri Indriyani
2018
KASUS PENYAKIT
A. Teori Penyakit
a. Definisi Stroke
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat
modern saat ini. stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi
hampir diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang
mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik
pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).
Menurut Geyer (2009) stroke adalah sindrom klinis yang ditandai
dengan berkembangnya tiba-tiba defisit neurologis persisten fokus
sekunder terhadap peristiwa pembuluh darah.
b. Jenis-Jenis Stroke
Stroke di bagi menjadi dua, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah jenis stroke yang terjadi ketika pembuluh
darah yang menyuplai darah ke area otak terhalang oleh bekuan darah.
Stroke iskemik bertanggung jawab atas 87% dari total kasus stroke.
Bekuan darah sering diakibatkan oleh aterosklerosis, yang merupakan
penumpukan timbunan lemak dilapisan dalam pembuluh darah.
2
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragic terjadi saat pembuluh darah di otak mengalami
kebocoran atau pecah. Stroke hemoragik menyumbat sekitar 13% dari
total kasus stroke.
Stroke jenis ini berawal dari pembuluh darah yang melemah,
kemudian pecah dan menumpahkan darah kesekitarnya. Darah yang
bocor menumpuk dan menghambat jaringan otak di sekitarnya,
kematian atau koma panjang akan terjadi jika pendarahan berlanjut.
B. Kasus Penyakit
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn.R
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kenteng 03 / 03 Bandungan Kab.Semarang
Pekerjaan : Swasta ( Buruh Tani)
Masuk RS : 20 Februari 2014 , pukul 13.15
3
a. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
b. Keluhan Tambahan
c. Kronologis Kejadian
4
riwayat tumor. Tidak ada gangguan BAK dan BAB, Ternyata penderita
memiliki riwayat penyakit keluarga yaitu hipertensi.
d. Kesimpulan
Seorang laki-laki, umur 65 tahun dengan kelemahan anggota gerak
kanan, dengan riwayat 4 jam sebelum masuk RS terjatuh di sawah dan
dalam keadaan tidak sadar. Setelah itu 3 jam kemudian sadarkan diri
mengalami muntah secara tiba-tiba dan mengalami kelemahan anggota
gerak kanan,bicara pelo dan mulut perot.
Saat masuk RS pasien mengalami kelemahan anggota gerak kanan
dan bicara pelo tidak jelas. Terdapat 1x muntah proyektil, tidak ada
sesak,tidak demam,dan tidak kejang. Riwayat kencing manis dan
riwayat hipertensi tidak diketahui karena tidak pernah melakukan
pemeriksaan. Diakui mempunyai riwayat hipertensi dikeluarga. BAB
dan BAK tidak ada keluhan. Penderita sempat di rawat intensif di ICU.
Namun tidak ada perubahan .
Penderita saat ini mengalami kelemahan anggota gerak dan sulit
untuk berbicara, untuk kesembuhan penderita keluarga melakukan
Konsultasi Rehab Medik (Fisioterapi) : positioning, alih baring, terapi
gerak aktif dan pasif, bed rest.
5
2. Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
Setelah 3 jam kemudian penderita sadarkan diri dan mengalami
muntah secara tiba-tiba dan mengalami kelemahan anggota gerak
kanan,bicara pelo dan mulut perot.
6
D. Dampak Penyakit pada Penderita dan Keluarga
1. Dampak pada Dinamika Keluarga
Dampak emosional ini mengguncang banyak anggota keluarga.
Kebanyakaan antara penderita dengan keluarga masih belum bias menerima
keadaan yang seang dihadapi. Kedua belah pihak merasa tidak nyaman satu
sama lain atau tidak mampu mengekspresikan perasaan masing-masing
setelah serangan stroke, hal ini dapat berdampak negative antara anggota
keluarga.
Dampak yang dirasakan oleh keluarga merupakan hal yang kompleks dan
karena itu semua anggota keluarga membutuhkan dukungan untuk
memahami apa yang telah terjadi.
2. Dampak pada Konsep Diri
Setelah penderita mengalami stroke, penderita mengalami perubahaan
secara emosional dan perilaku. Hal ini karena stroke mempengaruhi otak dan
mengendalikan perilaku dan emosi penderita mengalami berbagai gejolak
perasaan dan perilaku saat mencoba menyesuaikan dan menerima keadaan
bahwa dirinya mengalami stroke.
Penderita mengalami syoke, penolakan,marah,sedih,dan rasa bersalah
serta mengalami perubahaan besar dalam hidup.
7
eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.
2. Sakit
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit
menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari)
seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relative, yang mempunyai
beberapa tingkat, maka akan lebih akurat bila ditentukan sesuai dengan titik
tertentu pada skala sehat-sakit.
Rentang sehat-sakit :
8
3. Pasien melakukan Ct-Scane untuk mengetahui penyakit apa yang diderita oleh
pasien hipertensi.
4. Setelah dilakukan Ct-Scan penderita dalam keadaan tidak mampuan karena
penderita mengalami penyakit stroke dan melakukan terapi dalam jangka
waktu panjang sampai penderita sembuh.
F. Paradigma Keperawatan
Menurut kelompok kami, Paradigma keperawatan Orem ( self care ) yg cocok
untuk penyakit stroke.
Keperawatan mandiri (selfcare) menurut Orem adalah suatu pelaksanaan
kegiatan yang di prakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit.
a. Teori Self Care
Teori Self Care adalah tindakan yang matang dan mementingkan orang
lain yang mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan
kemampuan yang dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan
Valid untuk mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam
perubahan lingkungan, Self Care digunakan untuk mengontrol atau faktor
external dan internal yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk
menjalankan fungsinya dan berperanan untuk mencapai kesejahteraannya.
Pada kasus ini, menurut kami teori self care Agency yg perlu di lakukan
oleh penderita, karena Self Care Agency merupakan suatu kemampuan
individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi
oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
9
Menurut kami saat penderita menerapkan teori self care dengan baik dan
mengubah konsep hidupnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan penderita
yang sebelumnya sakit akan berangsur membaik bila menerapkan terapi-terapi
dengan baik sesuai dengan Tahapan dan prosedur yang diberikan oleh tenaga
medis.
Dukungan dari lingkungan terutama sahabat dan keluarga penderita dapat
membantu kondisi penderita menjadi arah yang lebih baik dan mempengaruhi
pola pikir penderita untuk terus melakukan terapi sampai sembuh total.
10
DAFTAR PUSTAKA
11