Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS PRAKTIK PROFESI NERS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA AN. R DENGAN


MORBILI DI RUANG DAHLIA ATAS RSUD KABUPATEN
TANGERANG TAHUN 2022

Disusun Oleh:

INDANIA
22010029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS PRAKTIK PROFESI NERS ASUHAN


KEPERAWATAN ANAK PADA AN. A DENGAN EFUSI PLEURA,
POST PASANG WSD DENGAN GA DI RUANG ANYELIR ATAS RSUD
KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2022

Laporan ini telah disetujui untuk dipertanggung jawabkan


dihadapan Pembimbing Akademik dan Pembimbing
Lapangan/CI Program Studi Ners (Profesi)
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Banten

Tangerang, 22 Desember 2022

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Feny Kusumadew, S.Kep., M.Kep) ( )


ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Indania


NIM : 00295429
Tanggal Pengkajian : 26 Desember 2022
Ruangan : Dahlia Atas

A. Identitas Data
Nama : An. R
Tanggal Lahir : 28 Desember 2014
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 03 Tahun
Nama Ayah/Ibu : Ibu Sumiati
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Kp. Pangkalan Rt 001/006
Suku Bangsa : Sunda
Dx Medis
Morbili
B. Keluhan Utama
Ibu An. R mengatakan anaknya demam sudah hari ke-3 tak kunjung
sembuh, mengeluh BAB terus menerus dengan tekstur fases cair, mual,
muntah serta nafsu makan menurun.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu An. R mengatakan anaknya demam tidak kunjung sembuh
disertai dengan diare dan mual, muntah, An. R sempat kenjang dan mimisan
akibat dari demam yang tinggi, ibu mengatakan akanya sudah sering kejang
sejak usia anak 1 tahun, setelah menjalani perawatan selama 4 hari di RS
An. R sempat kejang kembali namun diare dan mual sudah berhenti, An. R
dipindahkan kerawat inap paviliun dahlia atas karena diketahui An. R positif
campak/morbili ditandai dengan keluarnya bintik merah disekujur tubuh An.
R dan demam. Ibu An. R mengatakan anaknya tidak imunisasi lengkap, An.
R hanya mendapatkan imunisasi sampai dengan polio 2.
D. Riwayat Masa Lampau
1. Penyakit yang pernah di derita : Tidak ada
2. Alergi : Tidak ada
3. Penggunaan obat : Tidak ada
4. Dirawat di RS : Tidak ada
5. Kecelakaan : Tidak ada
6. Tindakan Operasi : Tidak ada
7. Imunisasi :

8. Riwayat Psikologis

Ibu An. R mengatakan selama di rawat di RS anak R menangis


ingin pulang dan mengatakan tidak suka berada di RS.

9. Kebutuhan Dasar

1. Sirkulasi

a. FN : 141 x/menit
b. Suhu : 38,1 oC
c. Denyut nadi : Kuat
d. Conjungtiva : Sedikit anemis
e. Kulit : Hangat
f. CRT ekstremitas bawah < 3 detik
g. Edema : Tidak ada
Keterangan : An. A mengalami demam dengan suhu 38,1oC yang
merupakan gejala dari infeksi virus morbili.
2. Cairan

Riwayat Minum : Ibu An. A mengatakan, An.A minum air mineral 900
ml dalam sehari.

Tanda dehidrasi pada An. A :


Keadaan umum : Baik, sadar
Mata : Tidak cekung
Keinginan untuk minum : Malas minum
Turgor kulit : Kembali cepat
Dapat di simpulkan bahwa An. A mengalami dehidrasi ringan
Kebutuhan cairan pada anak :

Keterangan :

BB An. A = 15,5 kg

TB An. A = 62 cm

- 10 X 100 = 1.000
- 5.5 X 50 = 275 +

1.275 cc

Maka kebutuhan cairan An. A yaitu sebanyak 1.275 cc/hari.

Tetesan infus permenit :

- Faktor tetes untuk anak = 60 tetes


- Faktor tetes untuk dewasa = 20 tetes
- An. R mendapatkan cairan KN-EN IB 1.300 ml

1.300 ml KN-EN IB X 60 faktor tetes

24 jam X 60 menit

= 78.000 = 54,1 tts/menit

1.440

Jadi dapat disimpulkan bahwa tetesan infus yang diperlukan An.R adalah
54,1 tts/mnt
Intake :

Minum (Air Mineral) = 900 cc

Infus (KA-EN-1B) = 1.300/24 jam +

Total Intake = 2.200 cc/24 jam

Output :

IWL = (30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari


Urine = 960 cc/24 jam
IWL ( 30 - 3 ) x 15,5 = 418.5 cc +
Total output = 1,378.5 cc
Balance cairan = Intake cairan – output cairan
2,200 – 1,378.5 = +821.5 cc
4. Nutrisi

a. Riwayat Makan

DS : Ibu An. A mengatakan An. A tidak nafsu makan, makan yang


di sediakan dari RS hanya habis setengah ½ dari porsinya selama
sakit ini, bahkan sebelum sakit An. A memang susah makan dan
ebih sering jajan diluar.

DO : Klien tampak kurus dan tidak bergairah untuk makan.

Keterangan : BB = 15.5 Kg, TB = 100cm

b. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Nilai normal IMT : 18,5 - 25

BB : 15.5 kg

PB : 100cm
IMT : 15.5

1x1
Jadi dapat disimpulkan bahwa indeks massa tubuh An. A adalah 15,5

c. Kebutuhan Kalori pada An. A

Berat badan I = 10 kg x 100 kkal = 1000


Berat badan II = 5.5 kg x 50 kkal = 275 +
15.5 kg 1.275 kkal/hari
Jadi kebutuhan kalori untuk An. A dengan berat badan 15.5 kg
berdasarkan rumus holliday segar adalah 1.275 Kkal/hari
- Kebutuhan Karbohidrat
50% x 1.275 Kkal = 637.5 Kkal (dikonversikan ke gram)
637.5 Kkal : 4 = 159.3 gram/hari
Contoh : Kentang, beras, oat meal, ubi jalar, mangga, pisang,
apel, stroberi, anggur, buah bit, jagung, kacang merah.
- Kebutuhan Protein
15% x 1.275 Kkal = 191.25 Kkal (dikonversikan ke gram)
191.25 Kkal : 4 = 47.81 gram/hari
Contoh : ikan, daging ayam, daging sapi, alpukat, kacang almond,
telur, kurma, nangka, jambu, bayam, selada air, pakcoy, brokoli,
asparagus.
- Kebutuhan Lemak
35% x 1,275 Kkal = 446.25 Kkal (dikonversikan ke gram)
446.25 Kkal : 9 = 49.5 gram/hari
Contoh : kacang tanah, kacang almond, chia seed, susu, kubis,
roti, alpukat.
d. Status Gizi NHCS menurut WHO
Keterangan : Berdasarkan perhitungan IMT An. R dengan jumlah
15,5 maka status gizi An. R berada pada rentang -2 SD sampai
dengan +1 SD, artinya berat bdan An. R berada pada rentang
normal.
5. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : Ibu An. R mengatakan BAK ± 12x sehari ganti pempres
Warna : Ibu An. R mengatakan air kencing An.A berwarna kuning
Kekeruhan : Ibu An. R mengatakan tidak keruh
b. BAB
Frekuensi : Ibu An. R mengatakan An. R baru 1x BAB selama sehari
ini.
Konsistensi : Ibu An.R mengatakan BAB cair berserat
Warna : Ibu An. R mengatakan feses berwarna kuning
6. Aktivitas dan Istirahat
a. Istirahat/Tidur
- Pola tidur perhari : Ibu An. R mengatakan tidur siang 1 – 2 jam
dan tidur malam ± 7-9 jam
- Kebiasaan tidur sehari : Ibu An. R mengatakan An. R susah
tidur siang. 1 – 2 jam sehari
- Kesulitan tidur : Ibu An. R mengatakan An. R tidak ada keluhan
susah tidur
b. Aktivitas
- Makan : Ibu An. R mengatakan An. R makan dibantu disuapi
oleh ibunya.
- Minum : Ibu An. R mengatakan An. R minum bisa sendiri, tapi
kadang dibantu kalau anak sedang mengeluh nyeri.\
- BAB : Ibu An. R mengatakan ketika anaknya ingin BAB tidak
pernah menggunakan obat tertentu untuk melancarkan BAB,
pencahar (-).
- BAK : Ibu mengatakan ketika An. R ingin BAK dibantu dengan
BAB di pempres, kateter (-)
- Berpindah : Dibantu oleh keluarga
- Mandi : Ibu An.R mengatakan An. R hanya diska oleh ibunya
atau ayahnya sehari 1x menggunakan air hangat
7. Rasa aman dan Nyaman

a. Rasa aman : Ibu An. R mengeluh demam nya tidak kunjung turun
dan bercak kemerahan pada sekujur tubuh anaknya serta takut
anaknya akan kejang kembali.

b. Pengkajian Resiko Jatuh : Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty

3
2
1

Skor assessment resiko jatuh pada An. R adalah 13 (skor minimum 7,


skor maksimum 23)
Skor 7 – 11 : Resiko rendah
Skor ≥ 12 : Resiko Tinggi
Keterangan : An. R memiliki resiko jatuh tinggi
c. Rasa nyaman
Ibu An. R mengatakan anaknya mengeluh batuk dan gatal pada
badan nya serta tidak nyaman karena demam yang tidak kunjung
turun yang membuat anak sering menangis.
8. Perkembangan
KPSP PADA ANAK UMUR 36 BULAN
Alat dan bahan :
- Kubus
- Bola tenis
- Pensil
- Form gambar dan kertas
Keterangan Hasil
- Jawaban “Ya” 9 atau 10 disebut sesuai umur
- Jawaban “Ya” 7 atau 8 disebut meragukan
- Jawaban “Ya” 6 atau kurang disebut penyimpangan
Keterangan :

- Gerak kasar = 2
- Gerak halus = 3
- Bicara dan bahasa = 3
- Sosialisasi dan kemandirian = 1

9. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Infus (+) TAKI = KN-EN 3B

TU = Composmentis

Mukosa bibir kering

b. Tanda – tanda vital : FN = 110 x/menit, Suhu = 38,1 oC, SpO2 =


98%, RR = 24x/menit

c. Integumen

Inspeksi = Kilit anak R mengalami ruam merah disekujur tubuhnya


yaitu pada bagian wajah, leher, dada, ekstremit asatas, abdomen,
punggung, paha sampai dengan femor juga kulit anak terlihat kering.

d. Sirkulasi

Suhu : 38,1 oC

Nadi : kuat

Konjungtiva : sedikit anemis

Keterangan : Ibu An. R mengatakan ananya sering kejang jika


suhunya mulai tinggi, sebelumnya An. R sudah diberi paracetamol
sebanyak 15,5 cc.
10. Terapi/Pelaksanaan Medis

1. Farmakologi

Obat suntik

Nama obat Dosis Keterangan

Ceftriaxone 1 x 1 gr Paracetamol adalah obat


untuk meredakan nyeri dan
demam.
Cara Kerja: Menghambat
pembentukan prostaglandin,
sehingga bisa meredakan
nyeri dan menurunkan suhu
tubuh.

Paracetamol 15,5 cc ceftriaxone merupakan salah


satu jenis antibiotik yang
biasa diresepkan dokter untuk
mengobati infeksi bakteri.
Seperti obat lainnya,
antibiotik ini juga memiliki
risiko efek samping.

Oralit 150 cc Oralit merupakan larutan


pengganti cairan dan
elektrolit yang ada dalam
tubuh karena diare.

Zink (3) 1x20 Merupakan salah satu nutrisi


yang dibutuhkan tubuh untuk
menjaga sistem kekebalan
tubuh serta proses
metabolisme.

Lacto B 2x1 Merupakan suplemen


probiotik yang digunakan
untuk mengobati diare.

Cetrizine 1x5 Untuk meredakan gejala


keluhan akibat reaksi alergi,
seperti gatal kulit.

2. Terapi Cairan/Transfusi

Nama cairan Dosis Keterangan

KN-EN-3B KN-EN-3B Membantu menyalurkan atau


Dextrose mengganti cairan dan elektrolit
1.300cc/24
anhydrous, Sodium pada kondisi seperti: dehidrasi
jam
chloride pada pasien yang kekurangan
karbohidrat, penyakit yang
belum diketahui penyebabnya,
sebelum dan sesudah operasi.

11. Pemeriksaan Penunjang

Hasi Laboraturium

Comfirm Date : 24.12.2022 00:53:36

Result Date : 24.12.2022 01:23:35

TEST RESULT REFERENCE UNITS


HEMATOLOGI

Leukosit 13.31 3.80 – 10.60 x10^3/ul


DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif

 Ibu An. R mengatakan anaknya  Suhu : 38,1 oC


demam sudah hari ke-3 tak  Conjungtiva : Sedikit anemis
kunjung sembuh.  Kulit : Hangat – panas

 Ibu An. R mengatakan anaknya  Balance cairan An. R adalah


BAB terus menerus dengan tekstur +821.5 cc
fases cair, mual serta muntah dan
 Klien tampak kurus dan tidak
nafsu makan menurun.
bergairah untuk makan.
 Makan yang di sediakan dari RS
 IMT An. R dengan jumlah 15,5
hanya habis setengah ½ dari
maka status gizi An. R berada
porsinya selama sakit ini
pada rentang -2 SD sampai
 An. R sempat kenjang dan mimisan dengan +1 SD, artinya berat
akibat dari demam yang tinggi bdan An. R berada pada
rentang normal.
 Ibu An. R mengatakan anaknya
dipindahkan kerawat inap paviliun  Kulit anak R mengalami ruam
dahlia atas karena diketahui An. R merah disekujur tubuhnya yaitu
positif campak. pada bagian wajah, leher, dada,
ekstremit asatas, abdomen,
 Ibu An. A mengatakan, An.A
punggung, paha femor juga kulit
minum air mineral 900 ml dalam
anak terlihat kering.
 Ibu mengatakan takut dan gelisah
 Leukosit tinggi 13.31 x10^3/ul
saat anaknya mulai demam
kembali karena ibu khawatir jika
anaknya kembali kejang
F. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1. DS = Proses infeksi virus Hipertemia
morbili
Ibu An. R mengatakan anaknya
demam sudah hari ke-3 tak
kunjung sembuh.

DO =

1. Suhu : 38,1 oC
2. Kulit : Hangat – panas
3. Leukosit tinggi 13.31 x10^3/ul
2. DS = Sindrom respons Resiko syok sepsis
1. Ibu An. R mengatakan inflamasi sistemik
sempat kenjang akibat dari (sytemic
demam yang tinggi. inflamatory
2. ibu mengatakan akanya response sydrome)
sudah sering kejang sejak akibat dari virus
usia anak 1 tahun morbili
DO =
Suhu : 38,1 oC
Leukosit tinggi 13.31 x10^3/ul
3. DS = Peningkatan Resiko defisit nutrisi
1. Ibu An. R mengatakan nafsu kebutuhan
makan anaknya menurun. metabolisme akibat
2. Makan yang di sediakan dari dari proses infeksi
RS hanya habis setengah ½
dari porsinya selama sakit ini
DO =
1. Mukosa bibir kering
2. Nilai IMT An. R berada pada
dibawah rentang normal
yaitu 15,5 dengan parameter
18,5 – 25.
4. DS = Infeksi virus Gangguan integritas
Ibu An. R mengatakan anaknya morbili pada kulit
dipindahkan kerawat inap pembuluh darah
paviliun dahlia atas karena
diketahui An. R positif campak.

DO =

Kilit anak R mengalami ruam


merah disekujur tubuhnya yaitu
pada bagian wajah, leher, dada,
ekstremit asatas, abdomen,
punggung, paha femor juga kulit
anak terlihat kering.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus morbili
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Infeksi virus morbili pada
pembuluh darah
3. Resiko syok sepsis berhubungan dengan Sindrom respons inflamasi
sistemik (sytemic inflamatory response sydrome) akibat dari virus morbili
4. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan
metabolisme akibat dari proses infeksi

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan
Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen
berhubungan dengan tindakan asuhan Hipertermia
proses infeksi virus keperawatan Observasi :
morbili. selama 2 x 24 jam 1. Monitor suhu
DS = diharapkan tubuh
termoregulasi 2. Monitor haluaran
Ibu An. R
membaik dengan urin
mengatakan
kriteria hasil : 3. Monitor
anaknya demam
1. Anak R sudah komplikasi akibat
sudah hari ke-3 tak
tidak demam hipertermia
kunjung sembuh.
2. Suhu tubuh 4. Monitor hasil
DO = normal laboratorium

1. Suhu : 38,1 oC 3. Suhu kulit Terapeutik :

2. Kulit : Hangat – mebaik 5. Sediakan


panas 4. Leukosit normal lingkungan yang
3. Leukosit tinggi dingin
13.31 x10^3/ul 6. Berikan cairan
oral
7. Lakukan
pendinginan
eksternal
(mis.selimut
hipotermia atau
kompres dingin
pada dahi, leher,
dada, abdomen,
aksila)

Edukasi
8. Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
9. Kolaborasi cairan
dan elektrolit
intravena (KA-
EN-3B) dan obat
paracetamol 15,5
cc
Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan
kulit berhubungan tindakan asuhan Integritas Kulit
dengan Infeksi virus keperawatan Observasi
morbili pada selama 2 x 24 jam 1. Indetifikasi
pembuluh darah diharapkan penyebab
DO = gangguan integritas gangguan
kulit membaik, integritas kulit
1. Kilit anak R
dengan kriteria (penurunan
mengalami ruam
hasil: kelembapan)
merah disekujur
1. Ruma atau Terapeutik
tubuhnya yaitu
bintik merah 2. Gunakan lotion
pada bagian
disekujur tubuh atau bedak yang
wajah, leher,
menurun atau fungsinya untuk
dada, ekstremit
berkurang mengurangi gatal,
asatas, abdomen,
2. Kulit lembab menyejukan dan
punggung, paha
melembabkan
femor
kulit.
2. Kulit sedikit
Edukasi
kering.
3. Anjurkan
menggunakan
pelembab (lotion)
4. Anjurkan minum
air yang cukup
5. Anjurkan
meningkatkan
nutrisi
Kolaborasi
6. Kolaborasi
pemberian
Cetrizine 1x5
Resiko syok sepsis Setelah dilakukan Pemantauan Tanda
berhubungan dengan tindakan asuhan Vital
Sindrom respons keperawatan Obervasi
inflamasi sistemik selama 2 x 24 jam 1. Monitor suhu
(sytemic inflamatory diharapkan resiko tubuh
response sydrome) nyokok sepsis 2. Monitor nadi
akibat dari virus berkurang, dengan (frekuensi,
morbili kriteria hasil : kekuatan, irama)
DS = 1. Sudah tidak 3. Indentifikasi
Ibu An. R kejang penyebab
mengatakan sempat 2. Suhu tubuh perubahan tanda
kenjang akibat dari normal vital
demam yang tinggi. 3. Leukosit normal Terapeutik
DO = 4. Dokumentasi
1. Suhu : 38,1 oC hasil pemantauan
2. Leukosit tinggi Edukasi
13.31 x10^3/ul 5. Informasikan
hasil
pemantauan, jika
perlu
Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan tindakan asuhan Observasi
Peningkatan keperawatan 1. Indentifikasi
kebutuhan selama 2 x 24 jam status nutrisi
metabolisme akibat diharapkan risiko 2. Indentifikasi
dari proses infeksi devisit nutrisi makanan yang
DS = berkurang, dengan disukai
1. Ibu An. R kriteria hasil : 3. Indetifikasi
mengatakan 1. Nafsu makan kebutuhan kalori
nafsu makan mebaik dan jenis nutrien
anaknya 2. Makan habis 4. Monitor asupan
menurun. setiap porsi makanan
2. Makan yang di 3. Mukosa bibir Terapeutik
sediakan dari RS lembab 5. Fasilitasi
hanya habis 4. Nilai IMT pedoman diet
setengah ½ dari berada pada (mis. Piramida
porsinya selama rentang normal makanan)
sakit ini Edukasi
DO = 6. Anjurkan posisi
3. Mukosa bibir duduk, jika perlu
kering 7. Ajarkan diet
4. Nilai IMT An. R yang
berada pada diprogramkan
dibawah rentang Kolaborasi
normal yaitu 15,5 8. Kolaborasi
dengan parameter dengan ahli gizi
18,5 – 25. untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan
9. Kolaborasi
pemberian zink
1x20
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf

1. 28/12/22 S= Indania
08:30 WIB 1. Monitor suhu tubuh Ibu An. R
E/F : mengatakan
Suhu tubuh 37,8°C anaknya masih
08:35 WIB 4. Monitor hasil demam.
laboratorium O=
E/F : - Suhu tubuh
08:40 WIB
Leukosit 13.31 x10^3/ul 37,8°C
6. Berikan cairan oral - Tubuh anak R
E/F : masih teraba
An. R sudah merasa tidak hangat
08:45 WIB
haus - Leukosit 13.31
7. Lakukan pendinginan x10^3/ul
eksternal (kompres dingin A =
pada dahi, leher, dada, Masalah belum
abdomen, aksila) teratasi
E/F : P=
An. R merasa nyaman
Lanjutkan
saat di kompres
intervensi no :
1,2,4,6,7

2. 28/12/22 S= Indania
09:00 WIB 2. Gunakan lotion atau bedak Ibu dan anak R
yang fungsinya untuk mengatakan
mengurangi gatal, merasa sejuk dan
menyejukan dan gatal berkurang
melembabkan kulit. O=
E/F : Ruam merah atau
An. R merasa nyaman dan bintik merah di
sejuk setelah diberikan sekujur tubuh anak
lotion R masih ada, kulit
09:15WIB 3. Anjurkan menggunakan masih kering.
pelembab (lotion) A=
E/F : Gangguan
Ibu memahami manfaat integritas kulit
dari lotion untuk kulit anak belum teratasi
1. Sudah tidak kejang P=
2. Suhu tubuh normal Lanjutkan
3. Leukosit normal intervensi no : 2

3. 28/12/22 S= Indania
09:20 WIB 1. Monitor suhu tubuh Ibu An. R
E/F : mengatakan
Suhu tubuh 37,8°C anaknya sudah
09:25 WIB 4. Dokumentasi hasil tidak kejang dari
pemantauan kemarin malam.
E/F : O=
Catat hasil suhu tubuh ke - Suhu tubuh
buku TPRS 37,8°C
- Leukosit 13.31
x10^3/ul
A=
Resiko syok
teratasi sebagian
P=
Lanjut interveni no
: 1 dan 4
4. 28/12/22 1. Indentifikasi status nutrisi S= Indania
E/F : 1. Ibu An. R
Nilai IMT An. R berada mengatakan
pada dibawah rentang nafsu makan
normal yaitu 15,5 dengan anaknya belum
parameter 18,5 – 25. membaik
3. Indetifikasi kebutuhan 2. Ibu An. R
kalori dan jenis nutrien mengatakan
E/F : makannya hanya
Kebutuhan kalori An. R habis setengah
adalah 1.275 Kkal/hari dari porsinya
O=
1. Mukosa bibir
sedikit lembab
2. Nilai IMT An.
R yaitu 15,5
A=
Masalah belum
teratasi
P=
Lanjut intervensi
no : 1,3,4

Anda mungkin juga menyukai