Disusun Oleh:
AGIL TRIASTUTY
220510022
B. Keluhan Utama
Orang tua An. H mengatakan saat ini An. H batuk tanpa dahak.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua An. H mengatakan An. H dari umur 9 bulan sering demam dan
terlihat lemas, lesu dan terkadang masih dirasakan sampai saat ini. Mulai
tanggal 10 Agustus 2022 An. H mengalami demam yang naik turun. Pada
tanggal 15 Agustus 2022 An. H sudah tidak mengalami demam. Namun
keesokan harinya, An. H mengalami demam yang sangat tinggi lalu An. H
dibawa ke RS dan melakukan tes darah. Hasil tes darah tersebut menunjukan
bahwa kadar Hemoglobin An. H sangat rendah (3,3 g/dL). Pada tanggal 17
Agustus 2022 akhirnya An. H dirawat di ruang Dahlia Bawah. Berdasarkan
pengkajian, riwayat perdarahan sebelumnya pada An. H disangkal oleh orang
tua An. H. Orang tua An. H tidak mengetahui penyakit yang dialami An. H,
orang tua An. H hanya mengetahui bahwa kadar hemoglobin anak nya
rendah.
D. Genogram
Keterangan
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menikah
: Klien dengan thalasemia
Keterangan:
√ : Sudah Imunisasi : Lupa Imunisasi
: Belum Imunisasi
Keterangan tambahan:
Orang tua An. H mengatakan An. H dari umur 9 bulan sering demam.
Pada saat ingin imuniasi, bidan yang memberikan imunisasi pada An. H
menyarankan untuk tidak imunisasi dahulu sampai keadaan An. H kembali
normal. Oleh karena itu, dari usia 9 bulan sampai saat ini An. H tidak
imunisasi.
F. Riwayat Sosial
Saat di rumah : Orang tua An. H mengatakan “Jika dirumah An. H ceria,
sering bermain sendiri dan terkadang membantu orang tua
menyapu rumah, An. H juga sering memanggil “bundaa”
“ayah” dan sering berjalan-jalan dihalaman rumah ”.
Saat di RS : Ibu An. H mengatakan “Selama di RS An. H hanya
berinteraksi dengan keluarga (Ibu/Bapak nya)”.
G. Riwayat Psikologis
Orang tua An. H mengatakan dari umur 9 bulan An. H sering demam dan
terlihat lemas serta lesu, orang tua An. H khawatir dan cemas dengan kondisi
anak nya karena sering demam naik turun sampai usia 2 tahun. Orang tua An.
H juga mengatakan saat menyadari bahwa kadar hemoglobin anaknya rendah
sehingga harus dirawat dan harus transfusi darah, orang tua An. H setuju
untuk melakukan perawatan. Orang tua An. H juga mengatakan bahwa
mereka pasrah dan menerima keadaan An. H. Motivasi orang tua An. H untuk
sembuh sangat tinggi.
H. Kebutuhan Dasar
1. Oksigenasi
DS : Ibu An. H mengatakan An. H tidak sesak, hanya ada
batuk.
DO :
RR = 24 x/menit
SPO2 = 100 %
Pengembangan dada simetris, tidak ada nyeri tekan saat di palpasi,
pola nafas regular, ronkhi (-), wheezing (-) dan tampak batuk.
2. Cairan
a. Riwayat Minum :
Orang tua An. H mengatakan, An. H minum air mineral kurang,
hanya 600 ml dalam sehari dan minum susu formula sebanyak 3
botol susu ukuran 180ml (540 ml) dalam sehari. Namun, BAK An. H
banyak dan harus ganti pampers 3 jam sekali (800 ml) dalam sehari.
Tanda Dehidrasi :
b. Tanda dehidrasi pada An. H
Keadaan Umum : Baik, Sadar
Mata : Normal, Tidak Cekung
Air Mata : Ada
Mulut dan Lidah : Lembab, Basah
Keinginan untuk Minum : Minum biasa, tidak haus
Turgor Kulit : Kembali Cepat
Kesimpulan : An. H Tanpa Dehidrasi
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak
dalam tahun) X cc/kg/BB/hari.
Keterangan: BB An. H = 10 kg
Maka,
IWL : (30 – 2) X 10 kg
: 280 cc/KgBB/hari
Kebutuhan Cairan:
10 KgBB pertama : 100 cc/KgBB/hari
10 KgBB kedua : 50 cc/KgBB/hari
Selebihnya : 20 cc/KgBB/hari
Keterangan: BB An. H = 10 kg
Maka,
10 kg x 100 cc/KgBB/hari = 1.000
Maka kebutuhan cairan An. N adalah 1.000 cc/hari
f. Output
Keterangan:
An. H, Laki-laki, usia 2 Tahun 7 Bulan 10 Hari
BB: 10 kg
PB: 83 cm
4. Eliminasi
a. BAK
Warna : Ibu An. H mengatakan air kencing berwarna
kuning.
Frekuensi : Ibu An. N mengatakan An. H BAK ±8x sehari.
Kekeruhan : Ibu An. H mengatakan tidak keruh.
b. BAB
Warna : Ibu An. H mengatakan feses berwarna kuning
kecoklatan.
Frekuensi : Ibu An. H mengatakan An. H BAB 1x sehari.
Konsistensi : Ibu An. H mengatakan BAB An. H lembek.
1
1
16
b. Rasa Nyaman
1. Ibu An. H mengatakan An. H nyeri di jalur infus saat
melakukan transfusi darah saja.
2. Pengkajian PQRST:
P = Nyeri dirasakan akibat proses transfusi darah jenis PRC.
Q= Nyeri dirasakan seperti nyut-nyutan.
R= Nyeri pada tangan sebelah kiri yang terdapat jalur infus.
S = Skala Nyeri 3 Metode VAS Scale (Visual Analog Scale)
T = Nyeri hilang timbul
Pengukuran Skala Nyeri Metode VAS Scale:
Keterangan:
1-3 = Nyeri Ringan
4-7 = Nyeri Sedang
8-10 = Nyeri Berat
7. Personal Hygiene
a. Rambut : Ibu An. H mengatakan anaknya belum keramas
selama di RS, rambut terlihat sedikit kaku. An. H
tidak mampu mengenakan pakaian, mandi, dan
toileting secara mandiri.
b. Telinga : Ibu An. H mengatakan sering membersihkan
telinga
1x dalam seminggu. Berdasarkan pengkajian tidak
ada cairan yang keluar dari telinga.
c. Kuku : Ibu An. H mengatakan sering membersihkan kuku
tangan dan kaki anaknya. Berdasarkan pengkajian
Kuku tampak bersih dan pendek.
d. Gigi : Ibu An. H mengatakan An. H belum sikat gigi
selama di RS. Jika dirumah An. H sering sikat gigi
2x sehari. Berdasarkan pengkajian, Gigi An. H
tampak putih dan terawat. Karies gigi (-).
e. Badan : Ibu An. H mengatakan tidak mandi di kamar
mandi.
An. H hanya di lap. Berdasarkan pengkajian badan
An. H tidak lengket dan tidak bau.
8. Perkembangan
KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10
Keterangan Hasil:
Jawaban “Ya” 9 atau 10 disebut sesuai umur
Jawaban “Ya” 7 atau 8 disebut meragukan
Jawaban “Ya” 6 atau kurang disebut penyimpangan
L. Pemeriksaan Penunjang
Confirm Date : 22.08.2022 05:02:45
Result Date : 22.08.2022 05:36:21
HEMATOLOGI
Hematokrit 27 40 – 52 %
ANALISA DATA
No Masalah
Data Etiologi
. Keperawatan
1. DS: Kondisi Fisiologis Keletihan
a. Orang tua An. H mengatakan An. H (Anemia)
mengeluh mudah lelah
b. Orang tua An. H mengatakan energi
An. H tidak pulih walaupun sudah tidur
lama
DO:
a. Tampak lemah
b. Konjungtiva anemis.
c. Kadar Hemoglobin dibawah normal:
9,0 g/dL
2. DS: Agen pencedera Nyeri Akut
a. Mengeluh nyeri fisik
b. Pengkajian PQRST: (tindakan invasif
P = Nyeri dirasakan akibat proses transfusi darah
transfusi darah jenis PRC. PRC)
Q = Nyeri dirasakan seperti nyut-
nyutan.
R = Nyeri pada tangan sebelah kiri
yang terdapat jalur infus.
S = Skala Nyeri 3 Metode VAS Scale
(Visual Analog Scale)
T = Nyeri hilang timbul
DO:
a. Tampak meringis
b. Bersikap protektif (pada area tangan
yang terdapat infus)
c. Skala Nyeri 3 Metode VAS Scale
(Visual Analog Scale)
3. DS: Batuk tidak efektif Bersihan Jalan
Ibu An. H mengatakan An. H tidak sesak, Nafas Tidak
hanya ada batuk. Efektif
DO:
a. Batuk tidak efektif
b. Suara tambahan: Ronkhi (-), wheezing
(-).
DO:
a. Tampak gelisah
b. Kontak mata kurang
DO:
a. Terlihat sisa makanan dipiring yang
masih utuh, terdapat roti sisa ½ dan jus
buah naga ½ gelas yang dibeli diluar
RS.
b. Berdasarkan perhitungan BB/U An. H
dengan jumlah 12 maka Berat badan
An. H berada pada rentang < - 2 SD
s.d. +1 SD. Artinya status gizi An. H
berdasarkan berat badan berada pada
berat badan (Normal).
c. BB belum menurun (min. 10%)
dibawah ideal (BB terakhir 10kg)
7. DS: Ketidakadekuatan Resiko Infeksi
- pertahanan tubuh
DO: sekunder
1. Kadar Hemoglobin dibawah normal: (penurunan
9,0 g/dL hemoglobin)
2. Kadar hematokrit dibawah normal:
27%
3. Kadar Trombosit dibawah normal 120
x10^/ul
8. DS: Penyakit yang Resiko Gangguan
- diderita Perkembangan
DO: (ketidakmampuan
Nilai KPSP Jawaban “Ya” 9 atau 10 disebut fisik/ kelemahan)
sesuai umur.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Batuk tidak efektif
2. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia)
3. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (tindakan invasif
transfusi darah PRC)
4. Ansietas berhubungan dengan Kurang terpapar informasi tentang penyakit
anemia dan thalasemia.
5. Resiko Ketidakseimbangan Cairan dibuktikan dengan kekurangan intake
cairan
6. Resiko Defisit Nutrisi dibuktikan dengan Faktor Psikologis (keengganan
untuk makan)
7. Resiko Infeksi dibuktikan dengan Ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (penurunan hemoglobin)
8. Resiko Gangguan Perkembangan dibuktikan dengan Penyakit yang diderita
(ketidakmampuan fisik/ kelemahan).
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tanggal/
Implementasi Evaluasi Paraf
Dx. Jam
1. 20 Agustus 1. Monitor pola nafas S:
2022 (Frekuensi dan Ibu An. H mengatakan An. H dari
kedalaman) kemarin tidak sesak, hanya ada
11.07 EF: batuk
WIB Pola nafas pasien
reguler dan tidak sesak. O:
2. Monitor bunyi nafas RR = 24 x/menit Agil
11.09 WIB tambahan (mis. SPO2 = 100 % Triastuty
Ronkhi, wheezing,
Pengembangan dada simetris,
gurgling)
nyeri tekan(-), pola nafas regular,
EF:
ronkhi (-), wheezing (-) dan
Ronkhi (-)
tampak batuk.
Wheezing (-)
A:
Masalah bersihan jalan nafas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi nomor 3, 4
dan 5
2. 20 Agustus 1. Identifikasi gangguan S: Ibu An. H mengatakan An. H
2022 fungsi tubuh yang mudah lelah.
mengakibatkan
11.00 WIB kelelahan O:
EF: a. Kadar Hemoglobin rendah
Kadar Hemoglobin (9 g/dL)
11.03 WIB rendah (3,3 g/dL) b. Konjungtiva anemis Agil
4. Sediakan lingkungan Triastuty
yang nyaman dan A:
rendah stimulus (mis. Masalah Kelelahan belum teratasi
Cahaya, suara,
kunjungan) P:
11.05 WIB EF: Lanjutkan intervensi nomor 2, 3,
An. H merasa nyaman dan 6
saat sampiran ditutup.
5. Anjurkan tirah baring
EF:
An. H mengikuti
anjuran untuk tirah
baring
3. 20 Agustus 1. Identifikasi lokasi, S:
2022 karakteristik, durasi, Ibu An. H mengatakan An. H
frekuensi, kualitas, merasa nyeri di jalur infus saat
11.10 WIB intensitas nyeri. transfusi darah saja.
EF: O:
Nyeri di tangan kiri, a. Saat dilakukan pengkajian,
dijalur infus. Nyeri An. H terlihat tenang karena Agil
dirasakan saat proses tidak sedang transfusi darah. Triastuty
11.13 WIB transfusi darah PRC b. Skala nyeri 3
2. Identifikasi skala nyeri. A: Masalah Nyeri Akut belum
EF: teratasi
Skala nyeri 3, Metode P: Lanjutkan intervensi nomor 3,
VAS Scale (Visual 4 dan 5.
Analog Scale)
4. 20 Agustus 2. Bina hubungan saling S:
2022 percaya Orang tua An. H mengatakan
EF: bingung dan kurang mengerti
12.30 Keluarga dan perawat tentang penyakit yang diderita
WIB dapat membina An. H
hubungan saling
percaya O: Agil
12.40 Tampak gelisah Triastuty
WIB 3. Berikan privasi dan
pertahankan A: Masalah Ansietas belum
kerahasiaan teratasi
EF:
Kerahasiaan dan P:
privasi dapat terjaga Lanjutkan intervensi nomor 1 dan
dengan baik. 4
5. 20 Agustus 1. Monitor hasil S:
2022 pemeriksaan Ibu An. H mengatakan An. H
laboratorium jarang minum air putih
11.20 WIB EF:
Kadar hematokrit O:
dibawah normal: 10% Tampak botol air mineral yang
baru diminum sedikit. Tanda Agil
Dehidrasi (-). Triastuty
A:
Masalah resiko
ketidakseimbangan cairan belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi nomor 2 dan
3
6. 20 Agustus 1. Monitor asupan dan S:
2022 keluaran makanan Orang tua An. H mengatakan An.
EF: H makannya sedikit.
11. 30 WIB An. H kurang suka
dengan makanan dari O:
RS. Terlihat sisa Tampak lemas.
makanan dipiring yang terdapat roti sisa ½ dan jus buah Agil
masih utuh, terdapat naga ½ gelas. Triastuty
roti sisa ½ dan jus buah
naga ½ gelas. A:
Masalah Resiko Defisit Nutrisi
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi nomor 2 dan
3
7. 20 Agustus 2. Cuci tangan sebelum S:
2022 dan sesudah kontak -
dengan pasien O:
11. 50 WIB EF: 1. Kadar Hemoglobin dibawah
Mencuci tangan normal: 9 g/dL
dengan 6 langkah. A:
Masalah Resiko Infeksi belum Agil
teratasi Triastuty
P:
Lanjutkan intervensi nomor 1, 3,
4, 5, 6 dan 7
8. 20 Agustus 1. Identifikasi kebutuhan S:
2022 khusus anak dan Orang tua An. H mengatakan
kemampuan adaptasi perkembangan An. H normal
12. 15 WIB anak sesuai usianya.
EF: O:
An. H belum bisa An. H tampak mengikuti sebagian
merespon dengan baik. arahan dari perawat. Agil
A: Triastuty
Masalah Resiko Gangguan
Perkembangan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi nomor 2,
3, 4, 5, 6 dan 7
CATATAN PERKEMBANGAN
No Tanggal/
Catatan Perkembangan Paraf
Dx. Jam
1. 23 Agustus 2022 S:
Orang tua An. H mengatakan An. H sudah tidak
batuk
08.30 WIB O:
An. H tidak batuk
Inhalasi dihentikan
Suara tambahan: ronkhi (-), wheezing (-) Agil
A: Masalah bersihan jalan nafas teratasi Triastuty
P: Hentikan intervensi
I: -
E: -
R: -
2. 23 Agustus 2022 S:
Ibu An. H mengatakan An. H sudah tidak mudah
08.00 WIB lelah dan mulai berbicara dengan nada yang
cukup tinggi
O:
Konjungtiva tidak anemis
Tampak lemah berkurang Agil
A: Triastuty
Masalah Keletihan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi nomor 3 dan 6
I:
3. Monitor pola dan jam tidur
EF: pola dan jam tidur An. H tidak berubah
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
EF: An. H mengikuti anjuran dari perawat
E:
Orang tua An. H dan An. H merasa nyaman
R: -
3. 23 Agustus 2022 S:
Orang tua An. H mengatakan An. H sudah tidak
mengeluh sakit, karena transfusi sudah
08.10 WIB dihentikan
O:
Skala nyeri 1
Sikap protektif (-) Agil
Meringis (-) Triastuty
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
I: -
E: -
R: -
4. 23 Agustus 2022 S:
Orang tua An. H mengatakan sudah tidak
khawatir dan cemas dengan kondisi An. H
11.30 WIB O:
Ada kontak mata
Tidak bingung
Tidak pusing Agil
A: Masalah Ansietas teratasi Triastuty
P: Intervensi dihentikan
I: -
E: -
R: -
5. 23 Agustus 2022 S:
Ibu An. H mengatakan An. H minumnya sudah
mulai banyak
08.45 O:
WIB Tampak 1 ½ botol air mineral habis (900 ml)
A:
Masalah Resiko Ketidakseimbangan cairan Agil
teratasi sebagian Triastuty
P:
Lanjutkan intervensi nomor 3
I:
3. Kolaborasi pemberian cairan Infus KA-EN-
1B 750 ml/24 jam
EF:
KA-EN-1B 750 ml/24 jam diberikan
E:
Orang tua An. H paham dengan yang sudah
dijelaskan tentang kebutuhan cairan An. H
R: -
6. 23 Agustus 2022 S:
Orang tua An. H mengatakan An. H makannya
masih sedikit
11.00 WIB O:
Porsi makan 2 sendok
BB turun menjadi 9kg
A: Agil
Masalah Resiko Defisit Nutrisi belum teratasi Triastuty
P:
Lanjutkan intervensi nomor 2 dan 3
I:
2. Timbang berat badan secara rutin
EF:
BB = 9 kg
3. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
EF:
Ibu An. H mengerti apa yang dijelaskan
oleh perawat
E:
Ibu An. H merasa lebih tenang dan paham
tentang pengaturan diet pada An. H
R: -
7. 23 Agustus 2022 S:
-
O:
12.00 WIB Kadar Hb meningkat 11 g/dL
Kadar Hematokrit meningkat 40 %
Kadar Trombosit meningkat 140 x10^/ul
A: Masalah Resiko Infeksi teratasi Agil
P: Intervensi dihentikan Triastuty
I: -
E: -
R: -
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
Kegiatan
1 Pembukaan 2 Menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan tentang tujuan menyimak
pokok materi 3. Bertanya mengenai
4. Menyampaikan pokok perkenalan dan tujuan
pembahasan jika ada yang kurang
5. Menyampaikan kontrak waktu jelas
2 Isi 10 Proses: Memperhatikan dan
Menit 1. Membuka proses penyuluhan bermain bersama dengan
2. Menjelaskan tentang kebutuhan antusias dan
intake makanan dan cairan mengungkapkan
yang dibutuhkan pada pasien perasaannya
dengan anemia gravis.
3. Menjelaskan jenis-jenis
makanan dan manfaatnya yang
bisa diberikan pada pasien
dengan anemia gravis.
4. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.
3 Penutup 3 Menit Melakukan evaluasi Sasaran dapat
1. Menyampaikan kesimpulan 1. Menjawab tentang
materi pertanyaan yang
2. Memberikan saran kepada anak diajukan
dan keluarga. 2. Mendengar
3. Mengakhiri pertemuan dan 3. Memperhatikan
menyampaikan salam 4. Menjawab salam
VII. Evaluasi
1. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, keluarga An. H
diharapkan mampu:
a. Mampu memahami kebutuhan intake makanan dan cairan yang
dibutuhkan pada pasien dengan anemia gravis dan Thalasemia.
b. Mampu menyebutkan jenis-jenis makanan yang bisa diberikan
pada pasien dengan anemia gravis dan Thalasemia.
c. Mampu menjelaskan manfaat makanan yang bisa diberikan pada
pasien dengan anemia gravis dan Thalasemia.
2. Evaluasi Struktur
a. Kelengkapan media-alat : Tersedia dan siap digunakan.
b. Pelaksana siap melakukan penyuluhan
VIII. Daftar Pustaka
Arijanty L, Nasar S. Masalah Nutrisi pada Thalassemia. Sari pediatri.
2003;5(1):21-26.
Festy Trisnia Ndun. (2018). Asuhan Keperawatan Penyakit Anemia Pada
An.
A.S Di Ruang Kenanga Rsud Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang. Kupang
I Wayan., Ida Ayu. (2017). Anemia Defisiensi Besi. Denpasar, Bali.
Kemenkes RI. (2020). Thalasemia. Direktorat jenderal pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular.
Nur Rachmi Sausan. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak
Dengan
Thalasemia Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Kalimantan Timur
Materi Penyuluhan
B. Pengertian Thalasemia
Thalasemia merupakan suatu sindrom kelainan darah yang diwariskan
(inherited) dan merupakan kelompok penyakit hemoglobinopati, yaitu
kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi
di dalam atau dekat gen globin. Kelainan hemoglobin pada penderita
thalasemia akan menyebabkan eritrosit mudah mengalami destruksi,
sehingga usia sel-sel darah merah menjadi lebih pendek dari normal yaitu
berusia 120 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arijanty L, Nasar S. Masalah Nutrisi pada Thalassemia. Sari pediatri.
2003;5(1):21-26.
Festy Trisnia Ndun. (2018). Asuhan Keperawatan Penyakit Anemia Pada An.
A.S Di Ruang Kenanga Rsud Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang. Kupang
I Wayan., Ida Ayu. (2017). Anemia Defisiensi Besi. Denpasar, Bali.
Kemenkes RI. (2020). Thalasemia. Direktorat jenderal pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular.
Nur Rachmi Sausan. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan
Thalasemia Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Kalimantan Timur
Lampiran 2, Lembar Bimbingan
Lampiran 3, Lembar Target
Lampiran 4, Logbook Keperawatan Anak