Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KASUS PRAKTIK PROFESI NERS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA AN. H DENGAN


ANEMIA GRAVIS DAN THALASEMIA DI RUANG DAHLIA
BAWAH RSUD KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2022

Disusun Oleh:

AGIL TRIASTUTY
220510022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
TANGERANG SELATAN
2022
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Nama : Agil Triastuty


NIM : 220510022
Tanggal Pengkajian : 20 Agustus 2022
Ruangan : Dahlia Bawah
A. Identitas Data
Nama : An. H
Tanggal Lahir : Tangerang, 10 Januari 2020
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 2 Tahun 7 Bulan 10 Hari
Nama Ayah/Ibu : Achmad Fadhilah
Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
Pekerjaan Ibu : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Alamat : Kp. Pisangan Baru RT. 001 RW.002, Sepatan,
Kabupaten Tangerang
Suku Bangsa : Sunda
Dx. Medis : Anemia Gravis dan Thalasemia

B. Keluhan Utama
Orang tua An. H mengatakan saat ini An. H batuk tanpa dahak.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua An. H mengatakan An. H dari umur 9 bulan sering demam dan
terlihat lemas, lesu dan terkadang masih dirasakan sampai saat ini. Mulai
tanggal 10 Agustus 2022 An. H mengalami demam yang naik turun. Pada
tanggal 15 Agustus 2022 An. H sudah tidak mengalami demam. Namun
keesokan harinya, An. H mengalami demam yang sangat tinggi lalu An. H
dibawa ke RS dan melakukan tes darah. Hasil tes darah tersebut menunjukan
bahwa kadar Hemoglobin An. H sangat rendah (3,3 g/dL). Pada tanggal 17
Agustus 2022 akhirnya An. H dirawat di ruang Dahlia Bawah. Berdasarkan
pengkajian, riwayat perdarahan sebelumnya pada An. H disangkal oleh orang
tua An. H. Orang tua An. H tidak mengetahui penyakit yang dialami An. H,
orang tua An. H hanya mengetahui bahwa kadar hemoglobin anak nya
rendah.
D. Genogram

Keterangan
: Laki-Laki
: Perempuan

: Menikah
: Klien dengan thalasemia

: Pembawa gen thalasemia

E. Riwayat Masa Lampau


Penyakit yang pernah diderita : Tidak Ada
Alergi : Tidak Ada
Penggunaan Obat : Tidak Ada
Dirawat di RS : Tidak Ada
Kecelakaan : Tidak Ada
Tindakan Operasi : Tidak Ada
Imunisasi :

Keterangan:
√ : Sudah Imunisasi : Lupa Imunisasi
: Belum Imunisasi

Keterangan tambahan:
Orang tua An. H mengatakan An. H dari umur 9 bulan sering demam.
Pada saat ingin imuniasi, bidan yang memberikan imunisasi pada An. H
menyarankan untuk tidak imunisasi dahulu sampai keadaan An. H kembali
normal. Oleh karena itu, dari usia 9 bulan sampai saat ini An. H tidak
imunisasi.
F. Riwayat Sosial
Saat di rumah : Orang tua An. H mengatakan “Jika dirumah An. H ceria,
sering bermain sendiri dan terkadang membantu orang tua
menyapu rumah, An. H juga sering memanggil “bundaa”
“ayah” dan sering berjalan-jalan dihalaman rumah ”.
Saat di RS : Ibu An. H mengatakan “Selama di RS An. H hanya
berinteraksi dengan keluarga (Ibu/Bapak nya)”.
G. Riwayat Psikologis
Orang tua An. H mengatakan dari umur 9 bulan An. H sering demam dan
terlihat lemas serta lesu, orang tua An. H khawatir dan cemas dengan kondisi
anak nya karena sering demam naik turun sampai usia 2 tahun. Orang tua An.
H juga mengatakan saat menyadari bahwa kadar hemoglobin anaknya rendah
sehingga harus dirawat dan harus transfusi darah, orang tua An. H setuju
untuk melakukan perawatan. Orang tua An. H juga mengatakan bahwa
mereka pasrah dan menerima keadaan An. H. Motivasi orang tua An. H untuk
sembuh sangat tinggi.
H. Kebutuhan Dasar
1. Oksigenasi
DS : Ibu An. H mengatakan An. H tidak sesak, hanya ada
batuk.
DO :
RR = 24 x/menit
SPO2 = 100 %
Pengembangan dada simetris, tidak ada nyeri tekan saat di palpasi,
pola nafas regular, ronkhi (-), wheezing (-) dan tampak batuk.
2. Cairan
a. Riwayat Minum :
Orang tua An. H mengatakan, An. H minum air mineral kurang,
hanya 600 ml dalam sehari dan minum susu formula sebanyak 3
botol susu ukuran 180ml (540 ml) dalam sehari. Namun, BAK An. H
banyak dan harus ganti pampers 3 jam sekali (800 ml) dalam sehari.
Tanda Dehidrasi :
b. Tanda dehidrasi pada An. H
Keadaan Umum : Baik, Sadar
Mata : Normal, Tidak Cekung
Air Mata : Ada
Mulut dan Lidah : Lembab, Basah
Keinginan untuk Minum : Minum biasa, tidak haus
Turgor Kulit : Kembali Cepat
Kesimpulan : An. H Tanpa Dehidrasi

c. Kebutuhan Cairan pada anak

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak
dalam tahun) X cc/kg/BB/hari.
Keterangan: BB An. H = 10 kg
Maka,
IWL : (30 – 2) X 10 kg
: 280 cc/KgBB/hari
 Kebutuhan Cairan:
10 KgBB pertama : 100 cc/KgBB/hari
10 KgBB kedua : 50 cc/KgBB/hari
Selebihnya : 20 cc/KgBB/hari
Keterangan: BB An. H = 10 kg
Maka,
10 kg x 100 cc/KgBB/hari = 1.000
Maka kebutuhan cairan An. N adalah 1.000 cc/hari

d. Tetesan Infus Permenit


Jumlah tetesan per menit = Jumlah kebutuhan cairan X 20 tetes
Waktu (jam) X 60 menit
= 750 X 20 = 10,4 tts/menit
24 X 60
e. Intake
Minum (air mineral) = 600 cc
Susu Formula = 540 cc
Infus (KA-EN-1B) = 750/24 jam +
Total Intake = 1.890 cc

f. Output

IWL = (30 – usia anak dalam tahun) X cc/kgBB/hari


= (30 – 2) X 10
= 280 cc
Urine = 800 cc/24 jam
Total Output = 280 + 800 = 1.080 cc
Maka, Balance Cairan pada An. H, yaitu:
Balance Cairan = Intake cairan – Output cairan
= 1.890 – 1.080 = + 810 cc
3. Nutrisi
a. Riwayat Makan
DS: Ibu An. H mengatakan, An. H tidak nafsu makan makanan
rumah sakit, karena An. H tidak suka sayur. An. H lebih suka
ngemil seperti makan roti dan wafer. Orang tua An. H
mengatakan tidak mengetahui makanan yang bagus untuk
mempercepat penyembuhan An. H.
DO: Terlihat sisa makanan dipiring yang masih utuh, terdapat roti
sisa ½ dan jus buah naga ½ gelas yang dibeli diluar RS.
Tampak botol air mineral yang baru diminum sedikit.

Keterangan:
An. H, Laki-laki, usia 2 Tahun 7 Bulan 10 Hari
BB: 10 kg
PB: 83 cm

b. Berat Badan Ideal


BB = 10 kg
BB Ideal = 2n + 8
= 2.2 + 8
= 12 Kg
Jadi dapat disimpulkan bahwa berat badan ideal pada An. H
adalah 12 kg
c. Kebutuhan Kalori

Berat Badan = 10 Kg x 100 kkal = 1.000


10 Kg 1.000 kkal/hari

Jadi, kebutuhan kalori untuk An. H dengan berat badan 10 Kg


berdasarkan rumus Holliday Segar adalah 1.000 Kkal/hari.
- Kebutuhan Karbohidrat
50% x 1.000 Kkal = 500 Kkal (dikonversikan ke gram)
500 Kkal : 4 = 125 gram/hari
Contoh : Kentang, beras, oatmeal, ubi jalar, mangga, pisang,
apel, stroberi, anggur, buah bit, jagung, kacang merah.
- Kebutuhan Protein
15% x 1.000 Kkal = 150 Kkal (dikonversikan ke gram)
150 Kkal : 4 = 37,5 gram/hari
Contoh : ikan, daging ayam, daging sapi, alpukat, kacang
almond, telur, kurma, nangk, jambu, bayam, selada air,
pakcoy, brokoli, asparagus.
- Kebutuhan Lemak
35% x 1.000 Kkal = 350 Kkal (dikonversikan ke gram)
350 : 9 = 38,8 gram/hari
Contoh : kacang tanah, kacang almond, susu, kubis, roti,
alpukat.
d. Status Gizi NHCS menurut WHO:
Keterangan:
Berdasarkan perhitungan BB/U An. H dengan jumlah 12 maka
Berat badan An. H berada pada rentang < - 2 SD s.d. +1 SD.
Artinya status gizi An. H berdasarkan berat badan berada pada
berat badan (Normal).

4. Eliminasi
a. BAK
Warna : Ibu An. H mengatakan air kencing berwarna
kuning.
Frekuensi : Ibu An. N mengatakan An. H BAK ±8x sehari.
Kekeruhan : Ibu An. H mengatakan tidak keruh.
b. BAB
Warna : Ibu An. H mengatakan feses berwarna kuning
kecoklatan.
Frekuensi : Ibu An. H mengatakan An. H BAB 1x sehari.
Konsistensi : Ibu An. H mengatakan BAB An. H lembek.

5. Aktivitas dan Istirahat


a. Istirahat/Tidur
Pola Tidur perhari : Ibu An. H mengatakan tidur siang ±3 jam
dan tidur malam 8-9 jam.
Kebiasaan tidur sehari : Ibu An. H mengatakan An. H tidur siang
selama ±3 jam.
Kesulitan tidur : Ibu An. H mengatakan An. H tidak
memiliki
keluhan sulit tidur.
b. Aktivitas
Makan : An. H makan dibantu oleh ibu nya, NGT (-)
Minum : An. H minum dibantu oleh Ibu An. N
BAK : Ibu An. H mengatakan ketika An. N ingin BAK
menggunakan pampers, Urin (+)
BAB : Ibu An. H mengatakan tidak menggunakan obat
untuk melancarkan BAB, Obat pencahar (-).
Berpindah : Dibantu oleh keluarga.
Mandi : Dibantu oleh keluarga.

6. Rasa Aman dan Nyaman


a. Rasa Aman
1. Ibu An. H mengatakan saat ini An. H tidak demam. S= 37,0oC
Keterangan : Saat ini An. H tidak mengalami demam.
Pengkajian Resiko Jatuh:

1
1

16

Skor Assesment Resiko Jatuh (Skor minimum 7, Skor


maksimum 23)
 Skor 7 – 11 : Resiko Rendah
 Skor ≥ 12 : Resiko Tinggi
Keterangan : An. H memiliki skor 16, maka An. H memiliki
Resiko Jatuh Tinggi.

b. Rasa Nyaman
1. Ibu An. H mengatakan An. H nyeri di jalur infus saat
melakukan transfusi darah saja.
2. Pengkajian PQRST:
P = Nyeri dirasakan akibat proses transfusi darah jenis PRC.
Q= Nyeri dirasakan seperti nyut-nyutan.
R= Nyeri pada tangan sebelah kiri yang terdapat jalur infus.
S = Skala Nyeri 3 Metode VAS Scale (Visual Analog Scale)
T = Nyeri hilang timbul
Pengukuran Skala Nyeri Metode VAS Scale:

Keterangan:
1-3 = Nyeri Ringan
4-7 = Nyeri Sedang
8-10 = Nyeri Berat
7. Personal Hygiene
a. Rambut : Ibu An. H mengatakan anaknya belum keramas
selama di RS, rambut terlihat sedikit kaku. An. H
tidak mampu mengenakan pakaian, mandi, dan
toileting secara mandiri.
b. Telinga : Ibu An. H mengatakan sering membersihkan
telinga
1x dalam seminggu. Berdasarkan pengkajian tidak
ada cairan yang keluar dari telinga.
c. Kuku : Ibu An. H mengatakan sering membersihkan kuku
tangan dan kaki anaknya. Berdasarkan pengkajian
Kuku tampak bersih dan pendek.
d. Gigi : Ibu An. H mengatakan An. H belum sikat gigi
selama di RS. Jika dirumah An. H sering sikat gigi
2x sehari. Berdasarkan pengkajian, Gigi An. H
tampak putih dan terawat. Karies gigi (-).
e. Badan : Ibu An. H mengatakan tidak mandi di kamar
mandi.
An. H hanya di lap. Berdasarkan pengkajian badan
An. H tidak lengket dan tidak bau.
8. Perkembangan
KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN






10

Keterangan Hasil:
Jawaban “Ya” 9 atau 10 disebut sesuai umur
Jawaban “Ya” 7 atau 8 disebut meragukan
Jawaban “Ya” 6 atau kurang disebut penyimpangan

I. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


a. Keadaan Umum
Infus (+), KU = Composmentis, NGT (-), Kateter Urin (-)
b. Tanda-tanda Vital
Tanggal pengukuran 20 Agustus 2022
RR = 24 x/menit
SPO2 = 100 %
Suhu = 37oC
N = 110 x/menit
TD =-
c. Antroprometri
BB: 10 kg
TB: 83 cm

J. Pemeriksaan Fisik Anemia Gravis dan Thalasemia


a. Keadaan Umum : An. H tampak agak pucat, ADL dibantu
keluarga.
b. Kepala dan Bentuk Muka : Kepala bulat simetris, bentuk muka
mongoloid (-)
c. Mata : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva
anemis, tidak ada pembengkakan pada
kelopak mata.
d. Mulut : Tampak sedikit pucat (agak putih).
e. Telinga : Perdarahan (-)
f. Hidung : Perdarahan (-)
g. Dada : Pengembangan dada simetris, tidak ada
pembengkakan jantung.
h. Abdomen : Perut tampak besar, lesi (-),
hepatosplenomegali (+)
i. Ekstremitas
1. Inspeksi : Tidak ada lesi, edema (-), Koilonychia (-)
2. Palpasi : Akral hangat, CRT <3 detik, edema (-)
j. Kulit : Warna kulit keabuan, Hemosiderosis (-)

K. Terapi atau Penatalaksanaan Medis


1. Farmakoterapi

Nama Cara Pemberian


Dosis Kegunaan
Obat
Ceftriaxone 3 x 5 ml IV Ceftriaxone adalah obat antibiotik untuk
menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi di dalam tubuh akibat
kekurangan kadar hemoglobin.
Ambroxol 3 x 5 ml Oral Ambroxol adalah obat untuk meredakan
batuk pada An. H.
Paracetamol 3 x 100 IV Paracetamol adalah obat
mg untuk meredakan nyeri.
Cara Kerja: Menghambat pembentukan
prostaglandin, sehingga bisa meredakan
nyeri.
Ventolin + 3x10 ml Inhalasi Ventolin adalah obat yang digunakan
Nacl untuk membantu mengencerkan dahak
pada An. H
2. Terapi Cairan

Nama Cairan Dosis Kegunaan


Infus KA-EN-1B 750 ml/24 jam KA-EN-1B: Membantu menyalurkan atau
Natrium, Klorida, mengganti cairan dan elektrolit pada kondisi
Glukosida. seperti: dehidrasi pada pasien yang kekurangan
karbohidrat, penyakit yang belum diketahui
penyebabnya, sebelum dan sesudah operasi.
Transfusi Darah I : 2 x 4 cc Transfusi Darah PRC sel darah merah tanpa
PRC (Packed II : 1 x 70 cc plasma darah sama sekali. Transfusi PRC
Red Cell) III : 2 x 100 cc terutama diperlukan untuk pasien anemia.
Manfaat transfusi darah prc adalah
Meningkatkan kadar Hb (Hemoglobin) pada
keadaan anemia.

L. Pemeriksaan Penunjang
Confirm Date : 22.08.2022 05:02:45
Result Date : 22.08.2022 05:36:21

TEST RESULT REFERENCE UNITS

HEMATOLOGI

Hemoglobin 9,0 13,2 – 17,3 g/dL

Leukosit 5.01 3.60 – 10.60 x10^/ul

Hematokrit 27 40 – 52 %

Trombosit 120 140 - 440 x10^/ul


DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif


1. Orang tua An. H mengatakan saat ini 1. Oksigenasi:
An. H batuk tanpa dahak. RR = 24 x/menit
2. Orang tua An. H mengatakan dari SPO2 = 100 %
umur 9 bulan An. H sering demam Pengembangan dada simetris, tidak ada
dan terlihat lemas serta lesu, orang tua nyeri tekan saat di palpasi, pola nafas
An. H khawatir dan cemas dengan regular, ronkhi (-), wheezing (-) dan
kondisi anak nya karena sering tampak batuk.
demam naik turun sampai usia 2 tahun 2. Terlihat sisa makanan dipiring yang masih
3. Orang tua An. H tidak mengetahui utuh, terdapat roti sisa ½ dan jus buah
penyakit yang dialami An. H, orang naga ½ gelas yang dibeli diluar RS.
tua An. H hanya mengetahui bahwa 3. Berdasarkan perhitungan BB/U An. H
kadar hemoglobin anak nya rendah. dengan jumlah 12 maka Berat badan An.
4. Ibu An. H mengatakan An. H tidak H berada pada rentang < - 2 SD s.d. +1
sesak, hanya ada batuk. SD. Artinya status gizi An. H berdasarkan
5. Orang tua An. H mengatakan, An. H berat badan berada pada berat badan
minum air mineral kurang. (Normal).
6. Ibu An. H mengatakan, An. H tidak 4. Skor Resiko Jatuh Humpty Dumpty An. H
nafsu makan makanan rumah sakit. memiliki skor 16, maka An. H memiliki
7. Orang tua An. H mengatakan tidak Resiko Jatuh Tinggi.
mengetahui makanan yang bagus 5. Nilai KPSP Jawaban “Ya” 10 disebut
untuk mempercepat penyembuhan sesuai umur.
An. H 6. Hasil pemeriksaan fisik Anemia Gravis:
8. Ibu An. H mengatakan An. H nyeri di Konjungtiva anemis, Perdarahan (-), Nyeri
jalur infus saat melakukan transfusi tekan (-), Papil lidah (-), Radang mulut (-),
darah saja lesi (-), Koilonychia (-), Akral hangat,
9. Pengkajian PQRST: CRT <3 detik, edema (-).
P = Nyeri dirasakan akibat proses 7. Hasil pemeriksaan fisik Thalasemia:
transfusi darah jenis PRC. kepala bulat simetris, bentuk muka
Q = Nyeri dirasakan seperti nyut- mongoloid (-), konjungtiva anemis,
nyutan. pembengkakan jantung (-),
R = Nyeri pada tangan sebelah kiri Hepatosplenomegali (+),
yang terdapat jalur infus. 8. Kadar Hemoglobin dibawah normal: 9,0
S = Skala Nyeri 3 Metode VAS Scale g/dL
(Visual Analog Scale) 9. Kadar hematokrit dibawah normal: 27%
T = Nyeri hilang timbul 10. Kadar Trombosit dibawah normal 120
x10^/ul

ANALISA DATA

No Masalah
Data Etiologi
. Keperawatan
1. DS: Kondisi Fisiologis Keletihan
a. Orang tua An. H mengatakan An. H (Anemia)
mengeluh mudah lelah
b. Orang tua An. H mengatakan energi
An. H tidak pulih walaupun sudah tidur
lama
DO:
a. Tampak lemah
b. Konjungtiva anemis.
c. Kadar Hemoglobin dibawah normal:
9,0 g/dL
2. DS: Agen pencedera Nyeri Akut
a. Mengeluh nyeri fisik
b. Pengkajian PQRST: (tindakan invasif
P = Nyeri dirasakan akibat proses transfusi darah
transfusi darah jenis PRC. PRC)
Q = Nyeri dirasakan seperti nyut-
nyutan.
R = Nyeri pada tangan sebelah kiri
yang terdapat jalur infus.
S = Skala Nyeri 3 Metode VAS Scale
(Visual Analog Scale)
T = Nyeri hilang timbul

DO:
a. Tampak meringis
b. Bersikap protektif (pada area tangan
yang terdapat infus)
c. Skala Nyeri 3 Metode VAS Scale
(Visual Analog Scale)
3. DS: Batuk tidak efektif Bersihan Jalan
Ibu An. H mengatakan An. H tidak sesak, Nafas Tidak
hanya ada batuk. Efektif

DO:
a. Batuk tidak efektif
b. Suara tambahan: Ronkhi (-), wheezing
(-).

4. DS: Kurang terpapar Ansietas


a. Orang tua An. H merasa khawatir informasi tentang
dengan akibat dan kondisi yang penyakit anemia
dihadapi An. H saat ini dan thalasemia
b. Orang tua An. H mengeluh pusing

DO:
a. Tampak gelisah
b. Kontak mata kurang

5. DS: Kekurangan intake Resiko


- cairan Ketidakseimbanga
DO: n Cairan
a. Tampak botol air mineral yang baru
diminum sedikit.
b. Kadar hematokrit dibawah normal:
27%
6. DS: Faktor Psikologis Resiko Defisit
a. Ibu An. H mengakatan An. H saat ini (keengganan untuk Nutrisi
cepat kenyang makan)
b. Ibu An. H mengakatan Nafsu makan
An. H menurun
c. Orang tua An. H mengatakan tidak
mengetahui makanan yang bagus untuk
mempercepat penyembuhan An. H

DO:
a. Terlihat sisa makanan dipiring yang
masih utuh, terdapat roti sisa ½ dan jus
buah naga ½ gelas yang dibeli diluar
RS.
b. Berdasarkan perhitungan BB/U An. H
dengan jumlah 12 maka Berat badan
An. H berada pada rentang < - 2 SD
s.d. +1 SD. Artinya status gizi An. H
berdasarkan berat badan berada pada
berat badan (Normal).
c. BB belum menurun (min. 10%)
dibawah ideal (BB terakhir 10kg)
7. DS: Ketidakadekuatan Resiko Infeksi
- pertahanan tubuh
DO: sekunder
1. Kadar Hemoglobin dibawah normal: (penurunan
9,0 g/dL hemoglobin)
2. Kadar hematokrit dibawah normal:
27%
3. Kadar Trombosit dibawah normal 120
x10^/ul
8. DS: Penyakit yang Resiko Gangguan
- diderita Perkembangan
DO: (ketidakmampuan
Nilai KPSP Jawaban “Ya” 9 atau 10 disebut fisik/ kelemahan)
sesuai umur.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Batuk tidak efektif
2. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia)
3. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik (tindakan invasif
transfusi darah PRC)
4. Ansietas berhubungan dengan Kurang terpapar informasi tentang penyakit
anemia dan thalasemia.
5. Resiko Ketidakseimbangan Cairan dibuktikan dengan kekurangan intake
cairan
6. Resiko Defisit Nutrisi dibuktikan dengan Faktor Psikologis (keengganan
untuk makan)
7. Resiko Infeksi dibuktikan dengan Ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (penurunan hemoglobin)
8. Resiko Gangguan Perkembangan dibuktikan dengan Penyakit yang diderita
(ketidakmampuan fisik/ kelemahan).
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan


Rencana Tindakan Rasional
. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas 1. Untuk mengetahui
Nafas Tidak Efektif tindakan asuhan Observasi frekuensi dan
berhubungan keperawatan 1. Monitor pola nafas kedalaman nafas
dengan Batuk tidak
selama 2 x 24 jam (Frekuensi dan pasien
efektif
DS: diharapkan kedalaman) 2. Untuk mengetahui
Ibu An. H bersihan jalan 2. Monitor bunyi nafas bunyi nafas pasien,
mengatakan An. H nafas meningkat tambahan (mis. apakah ada bunyi
tidak sesak, hanya dengan kriteria Ronkhi, wheezing, nafas tambahan atau
ada batuk. hasil: gurgling) tidak
DO: 1. Keluhan Terapeutik 3. Untuk membantu
a. Batuk tidak
batuk 3. Posisikan Semi Fowler ekspansi paru-paru
efektif
b. Suara berkurang atau duduk 4. Tingkat bersihan
tambahan: 2. Batuk efektifKolaborasi jalan nafas meningkat
Ronkhi (-), 3. Ronkhi (-), 4. Kolaborasi pemberian secara farmakologi
wheezing (-). Wheezing (-) inhalasi Ventolin + (Ventolin + Nacl
Nacl 3x10 ml 3x10 ml dan
5. Kolaborasi pemberian Ambroxol 3x5 ml)
obat oral, Ambroxol
3x5 ml
2. Keletihan Setelah dilakukan Manajemen Energi 1. Untuk mengetahui
berhubungan tindakan asuhan Observasi gangguan fungsi
dengan kondisi keperawatan 1. Identifikasi gangguan tubuh yang
fisiologis (anemia)
selama 2 x 24 jam fungsi tubuh yang mengakibatkan
DS:
a. Orang tua An. diharapkan mengakibatkan kelelahan
H mengatakan Keletihan kelelahan 2. Untuk mengetahui
An. H berkurang dengan 2. Monitor kelelahan fisik tingkat kelelahan fisik
mengeluh kriteria hasil: 3. Monitor pola dan jam 3. Untuk mengetahui
mudah lelah 1. Konjungtiva tidur pola tidur dan jam
b. Orang tua An. tidak anemis Terapeutik tidur, apakah teratur
H mengatakan
2. Kadar 4. Sediakan lingkungan atau tidak
energi An. H
tidak pulih hemoglobin yang nyaman dan 4. Untuk memberikan
walaupun sudah meningkat rendah stimulus (mis. rasa nyaman pada
tidur lama (target 12 Cahaya, suara, pasien
DO: g/dL) kunjungan) 5. Untuk memberikan
a. Tampak Lemah 3. Mengeluh Edukasi kenyamanan pada
b. Konjungtiva lelah 5. Anjurkan tirah baring pasien dan
anemis.
c. Kadar berkurang 6. Anjurkan melakukan mengurangi aktivitas
Hemoglobin 4. Energi aktivitas secara pada pasien
dibawah meningkat bertahap 6. Untuk menunjang
normal: 9,0
proses kesembuhan
g/dL
pasien secara
bertahap
3. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 1. Mengetahui lokasi,
berhubungan tindakan asuhan Observasi karakteristik, durasi,
dengan Agen keperawatan 1. Identifikasi lokasi, frekuensi, kualitas,
pencedera fisik
selama 2 x 24 jam karakteristik, durasi, intensitas nyeri.
(tindakan invasif
transfusi darah PRC) diharapkan nyeri frekuensi, kualitas, 2. Mengetahui skala
DS: berukurang intensitas nyeri. nyeri.
Mengeluh nyeri dengan kriteria 2. Identifikasi skala nyeri. 3. Mengetahui kondisi
Pengkajian PQRST: hasil: Terapeutik TTV klien
P = Nyeri 1. Tidak 3. Monitor TTV 4. Keluarga mengetahui
dirasakan akibat merasakan Edukasi tentang nyeri dan
proses transfusi
atau 4. Berikan informasi penyebab nyeri.
darah jenis PRC.
Q = Nyeri mengeluhkan tentang nyeri dan 5. Menurunkan tingkat
dirasakan seperti nyeri saat penyebab nyeri nyeri secara
nyut-nyutan. proses Kolaborasi farmakologi
R = Nyeri pada transfusi darah 5. Kolaborasi pemberian
tangan sebelah kiri PRC. analgetik, Paracetamol
yang terdapat jalur 2. Skala nyeri 3x100 mg
infus.
menurun score
S = Skala Nyeri 3
Metode VAS Scale “1” nyeri
(Visual Analog ringan.
Scale) 3. Sikap protektif
T = Nyeri hilang berkurang
timbul 4. Meringis (-)
DO:
a. Tampak
meringis
b. Bersikap
protektif (pada
area tangan
yang terdapat
infus)
c. Skala Nyeri 3
Metode VAS
Scale (Visual
Analog Scale)
4. Ansietas Setelah dilakukan Konseling
berhubungan tindakan asuhan Observasi 1. Untuk mengetahui
dengan Kurang keperawatan 1. Identifikasi perilaku perilaku keluarga
terpapar informasi yang dapat
selama 2 x 24 jam keluarga yang
tentang penyakit mempengaruhi
anemia dan diharapkan mempengaruhi pasien kondisi pasien
thalasemia ansietas Terapeutik 2. Untuk membina
DS: berkurang dengan 2. Bina hubungan saling saling percaya antara
a. Orang tua An. H kriteria hasil: percaya perawat dengan
merasa khawatir 1. Merasa 3. Berikan privasi dan keluarga dan pasien
dengan akibat bingung dan pertahankan 3. Untuk menjaga
dan kondisi yang kerahasiaan pasien
khawatir kerahasiaan
dihadapi An. H 4. Keluarga mengetahui
saat ini dengan Edukasi pengaturan diet dan
b. Orang tua An. H kondisi yang 4. Informasikan tentang pola makan yang
mengeluh pusing dihadapi fungsi hemoglobin dan tepat bagi pasien
DO: berkurang diet yang tepat bagi anemia dan
a. Tampak gelisah 2. Mengeluh penderita anemia dan thalasemia
b. Kontak mata pusing thalasemia (tinggi
kurang
berkurang protein, energi, vitamib
3. Gelisah B kompleks dan zat
berkurang besi)
4. Kontak mata
meningkat
5. Resiko Setelah dilakukan Manajemen Cairan 1. Untuk mengetahui
Ketidakseimbanga tindakan asuhan Observasi adanya peningkatan
n Cairan keperawatan 1. Monitor hasil laboratorium (kadar
dibuktikan dengan selama 2 x 24 jam pemeriksaan hematokrit)
kurangnya intake diharapkan laboratorium (kadar 2. Untuk mengetahui
cairan keseimbangan hematokrit) masukan dan
DS: cairan meningkat Terapeutik keluaran cairan pada
- dengan kriteria 2. Catat intake-output pasien
DO: hasil: Kolaborasi 3. Membantu
a. Tampak botol 1. Intake cairan 3. Kolaborasi pemberian meningkatkan cairan
air mineral yang (air mineral) cairan Infus KA-EN-1B dengan farmakologi
baru diminum meningkat 750 ml/24 jam
sedikit. (target 1,2
b. Kadar liter)
hematokrit 2. Kadar
dibawah hematokrit
normal: 27% normal (40-
52%)
6. Resiko Defisit Setelah dilakukan Manajemen Gangguan 1. Untuk mengetahui
Nutrisi dibuktikan tindakan asuhan Makan asupan dan keluaran
dengan Faktor keperawatan Observasi makanan pasien
Psikologis
selama 2 x 24 jam 1. Monitor asupan dan 2. Untuk mengetahui
(keengganan untuk
makan) diharapkan nutrisi keluaran makanan penurunan atau
DS: meningkat Terapeutik peningkatan berat
a. Ibu An. H dengan kriteria 2. Timbang berat badan badan pada anak
mengakatan An. hasil: secara rutin 3. Keluarga mengetahui
H saat ini cepat 1. Merasa cepat Edukasi pengaturan diet dan
kenyang kenyang 3. Ajarkan pengaturan pola makan yang
b. Ibu An. H
berkurang diet yang tepat tepat bagi pasien
mengakatan
Nafsu makan 2. Nafsu makan
An. H menurun meningkat
c. Orang tua An. 3. Orang tua
H mengatakan An. H
tidak mengetahui
mengetahui pengaturan
makanan yang
diet yang
bagus untuk
mempercepat tepat bagi
penyembuhan penderita
An. H anemia dan
DO: thalasemia
a. Terlihat sisa 4. Porsi makan
makanan
yang
dipiring yang
masih utuh, dihabiskan
terdapat roti meningkat
sisa ½ dan jus 5. BB tetap
buah naga ½ dan/atau
gelas yang meningkat
dibeli diluar
RS.
b. Berdasarkan
perhitungan
BB/U An. H
dengan jumlah
12 maka Berat
badan An. H
berada pada
rentang < - 2
SD s.d. +1 SD.
Artinya status
gizi An. H
berdasarkan
berat badan
berada pada
berat badan
(Normal).
c. BB belum
menurun (min.
10%) dibawah
ideal (BB
terakhir 10kg)

7. Resiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi 1. Mengetahui tanda dan


dibuktikan dengan tindakan asuhan Observasi gejala infeksi
Ketidakadekuatan keperawatan 1. Monitor tanda dan gejala 2. Menjaga kebersihan
pertahanan tubuh
selama 2 x 24 jam infeksi tangan dan mencegah
sekunder
(penurunan diharapkan resiko Terapeutik penularan infeksi
hemoglobin) infeksi menurun 2. Cuci tangan sebelum dan 3. Memberikan informasi
DS: dengan kriteria sesudah kontak dengan pada keluarga klien
- hasil: pasien agar memahami
DO: 1. Hasil Edukasi tentang tanda dan
1. Kadar laboratorium 3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
Hemoglobin
meningkat: gejala infeksi 4. Memberikan informasi
dibawah
normal: 9,0 a. Kadar 4. Ajarkan cara mencuci pada keluarga klien
g/dL Hemoglobin tangan yang benar agar memahami
2. Kadar 12 g/dL 5. Anjurkan meningkatkan tentang cara mencuci
hematokrit b.Kadar asupan nutrisi (tinggi tangan yang benar.
dibawah hematokrit protein, energi, vitamib 5. Meningkatkan asupan
normal: 27% 40 – 52% B kompleks dan zat besi) nutrisi untuk
3. Kadar
c. Kadar 6. Anjurkan meningkatkan mempercepat proses
Trombosit
dibawah normal trombosit asupan cairan penyembuhan
120 x10^/ul 140 – 440 Kolaborasi penyakit.
x10^/ul 7. Kolaborasi pemberian 6. Meningkatkan asupan
Ceftriaxone 3x5 ml cairan untuk menjaga
kondisi cairan pada
tubuh.
7. Membantu mencegah
infeksi dengan
farmakologi
8. Resiko Gangguan Setelah dilakukan Promosi Perkembangan 1. Untuk mengetahui
Perkembangan tindakan asuhan Anak kebutuhan dan
dibuktikan dengan keperawatan Observasi kemampuan adaptasi
penyakit yang selama 2 x 24 jam 1. Identifikasi kebutuhan anak
diderita resiko gangguan khusus anak dan 2. Agar anak dapat
(ketidakmampuan perkembangan kemampuan adaptasi mengekspresi kan
fisik/ kelemahan). teratasi ditandai anak perasaannya secara
DS: dengan An. H Terapeutik positif.
- dapat melakukan 2. Dukung anak 3. Untuk merangsang
aktivitasnya dan mengekspresikan jaringan saraf otak
DO:
perkembangan perasaannya secara untuk bekerja lebih
Nilai KPSP Jawaban sesuai usianya. positif. aktif.
“Ya” 9 atau 10 3. Bernyanyi bersama anak 4. Untuk melatih sensorik
disebut sesuai umur. lagu-lagu yang disukai anak.
anak. 5. Agar anak mengetahui
4. Sediakan kesempatan nama objek yang ada
dan alat-alat untuk disekitar.
menggambar, melukis, 6. Agar anak mau
dan mewarnai bekerjasama dengan
Edukasi orang lain, saling
5. Jelaskan nama-nama berbagi, dan membantu
benda objek yang ada satu sama lain.
dilingkungan sekitar. 7. Agar anak tidak hanya
6. Ajarkan sikap bersikap egoismenya
kooperatif, bukan tinggi dan bisa
kompetisi diantara anak. memperhatikan orang
7. Ajarkan anak cara lain tidak hanya diri
meminta bantuan dari sendiri
anak lain, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Tanggal/
Implementasi Evaluasi Paraf
Dx. Jam
1. 20 Agustus 1. Monitor pola nafas S:
2022 (Frekuensi dan Ibu An. H mengatakan An. H dari
kedalaman) kemarin tidak sesak, hanya ada
11.07 EF: batuk
WIB Pola nafas pasien
reguler dan tidak sesak. O:
2. Monitor bunyi nafas RR = 24 x/menit Agil
11.09 WIB tambahan (mis. SPO2 = 100 % Triastuty
Ronkhi, wheezing,
Pengembangan dada simetris,
gurgling)
nyeri tekan(-), pola nafas regular,
EF:
ronkhi (-), wheezing (-) dan
Ronkhi (-)
tampak batuk.
Wheezing (-)

A:
Masalah bersihan jalan nafas
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi nomor 3, 4
dan 5
2. 20 Agustus 1. Identifikasi gangguan S: Ibu An. H mengatakan An. H
2022 fungsi tubuh yang mudah lelah.
mengakibatkan
11.00 WIB kelelahan O:
EF: a. Kadar Hemoglobin rendah
Kadar Hemoglobin (9 g/dL)
11.03 WIB rendah (3,3 g/dL) b. Konjungtiva anemis Agil
4. Sediakan lingkungan Triastuty
yang nyaman dan A:
rendah stimulus (mis. Masalah Kelelahan belum teratasi
Cahaya, suara,
kunjungan) P:
11.05 WIB EF: Lanjutkan intervensi nomor 2, 3,
An. H merasa nyaman dan 6
saat sampiran ditutup.
5. Anjurkan tirah baring
EF:
An. H mengikuti
anjuran untuk tirah
baring
3. 20 Agustus 1. Identifikasi lokasi, S:
2022 karakteristik, durasi, Ibu An. H mengatakan An. H
frekuensi, kualitas, merasa nyeri di jalur infus saat
11.10 WIB intensitas nyeri. transfusi darah saja.
EF: O:
Nyeri di tangan kiri, a. Saat dilakukan pengkajian,
dijalur infus. Nyeri An. H terlihat tenang karena Agil
dirasakan saat proses tidak sedang transfusi darah. Triastuty
11.13 WIB transfusi darah PRC b. Skala nyeri 3
2. Identifikasi skala nyeri. A: Masalah Nyeri Akut belum
EF: teratasi
Skala nyeri 3, Metode P: Lanjutkan intervensi nomor 3,
VAS Scale (Visual 4 dan 5.
Analog Scale)
4. 20 Agustus 2. Bina hubungan saling S:
2022 percaya Orang tua An. H mengatakan
EF: bingung dan kurang mengerti
12.30 Keluarga dan perawat tentang penyakit yang diderita
WIB dapat membina An. H
hubungan saling
percaya O: Agil
12.40 Tampak gelisah Triastuty
WIB 3. Berikan privasi dan
pertahankan A: Masalah Ansietas belum
kerahasiaan teratasi
EF:
Kerahasiaan dan P:
privasi dapat terjaga Lanjutkan intervensi nomor 1 dan
dengan baik. 4
5. 20 Agustus 1. Monitor hasil S:
2022 pemeriksaan Ibu An. H mengatakan An. H
laboratorium jarang minum air putih
11.20 WIB EF:
Kadar hematokrit O:
dibawah normal: 10% Tampak botol air mineral yang
baru diminum sedikit. Tanda Agil
Dehidrasi (-). Triastuty
A:
Masalah resiko
ketidakseimbangan cairan belum
teratasi

P:
Lanjutkan intervensi nomor 2 dan
3
6. 20 Agustus 1. Monitor asupan dan S:
2022 keluaran makanan Orang tua An. H mengatakan An.
EF: H makannya sedikit.
11. 30 WIB An. H kurang suka
dengan makanan dari O:
RS. Terlihat sisa Tampak lemas.
makanan dipiring yang terdapat roti sisa ½ dan jus buah Agil
masih utuh, terdapat naga ½ gelas. Triastuty
roti sisa ½ dan jus buah
naga ½ gelas. A:
Masalah Resiko Defisit Nutrisi
belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi nomor 2 dan
3
7. 20 Agustus 2. Cuci tangan sebelum S:
2022 dan sesudah kontak -
dengan pasien O:
11. 50 WIB EF: 1. Kadar Hemoglobin dibawah
Mencuci tangan normal: 9 g/dL
dengan 6 langkah. A:
Masalah Resiko Infeksi belum Agil
teratasi Triastuty
P:
Lanjutkan intervensi nomor 1, 3,
4, 5, 6 dan 7
8. 20 Agustus 1. Identifikasi kebutuhan S:
2022 khusus anak dan Orang tua An. H mengatakan
kemampuan adaptasi perkembangan An. H normal
12. 15 WIB anak sesuai usianya.
EF: O:
An. H belum bisa An. H tampak mengikuti sebagian
merespon dengan baik. arahan dari perawat. Agil
A: Triastuty
Masalah Resiko Gangguan
Perkembangan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi nomor 2,
3, 4, 5, 6 dan 7

CATATAN PERKEMBANGAN

No Tanggal/
Catatan Perkembangan Paraf
Dx. Jam
1. 23 Agustus 2022 S:
Orang tua An. H mengatakan An. H sudah tidak
batuk
08.30 WIB O:
An. H tidak batuk
Inhalasi dihentikan
Suara tambahan: ronkhi (-), wheezing (-) Agil
A: Masalah bersihan jalan nafas teratasi Triastuty
P: Hentikan intervensi
I: -
E: -
R: -
2. 23 Agustus 2022 S:
Ibu An. H mengatakan An. H sudah tidak mudah
08.00 WIB lelah dan mulai berbicara dengan nada yang
cukup tinggi
O:
Konjungtiva tidak anemis
Tampak lemah berkurang Agil
A: Triastuty
Masalah Keletihan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi nomor 3 dan 6
I:
3. Monitor pola dan jam tidur
EF: pola dan jam tidur An. H tidak berubah
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
EF: An. H mengikuti anjuran dari perawat
E:
Orang tua An. H dan An. H merasa nyaman
R: -
3. 23 Agustus 2022 S:
Orang tua An. H mengatakan An. H sudah tidak
mengeluh sakit, karena transfusi sudah
08.10 WIB dihentikan
O:
Skala nyeri 1
Sikap protektif (-) Agil
Meringis (-) Triastuty
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
I: -
E: -
R: -
4. 23 Agustus 2022 S:
Orang tua An. H mengatakan sudah tidak
khawatir dan cemas dengan kondisi An. H
11.30 WIB O:
Ada kontak mata
Tidak bingung
Tidak pusing Agil
A: Masalah Ansietas teratasi Triastuty
P: Intervensi dihentikan
I: -
E: -
R: -
5. 23 Agustus 2022 S:
Ibu An. H mengatakan An. H minumnya sudah
mulai banyak
08.45 O:
WIB Tampak 1 ½ botol air mineral habis (900 ml)
A:
Masalah Resiko Ketidakseimbangan cairan Agil
teratasi sebagian Triastuty
P:
Lanjutkan intervensi nomor 3
I:
3. Kolaborasi pemberian cairan Infus KA-EN-
1B 750 ml/24 jam
EF:
KA-EN-1B 750 ml/24 jam diberikan
E:
Orang tua An. H paham dengan yang sudah
dijelaskan tentang kebutuhan cairan An. H
R: -
6. 23 Agustus 2022 S:
Orang tua An. H mengatakan An. H makannya
masih sedikit
11.00 WIB O:
Porsi makan 2 sendok
BB turun menjadi 9kg
A: Agil
Masalah Resiko Defisit Nutrisi belum teratasi Triastuty
P:
Lanjutkan intervensi nomor 2 dan 3
I:
2. Timbang berat badan secara rutin
EF:
BB = 9 kg
3. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
EF:
Ibu An. H mengerti apa yang dijelaskan
oleh perawat
E:
Ibu An. H merasa lebih tenang dan paham
tentang pengaturan diet pada An. H
R: -
7. 23 Agustus 2022 S:
-
O:
12.00 WIB Kadar Hb meningkat 11 g/dL
Kadar Hematokrit meningkat 40 %
Kadar Trombosit meningkat 140 x10^/ul
A: Masalah Resiko Infeksi teratasi Agil
P: Intervensi dihentikan Triastuty
I: -
E: -
R: -

Lampiran 1, SAP Penyuluhan


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENGATURAN DIET PADA AN. H DENGAN ANEMIA
GRAVIS DAN THALASEMIA DI RSUD KABUPATEN
TANGERANG TAHUN 2022

Hari/Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2022


Waktu : 09.00 – 09.15 WIB
Tempat/Ruang : Dahlia Bawah
Sasaran : An. H dan Orang tua An. H
Pelaksana : Agil Triastuty
Topik Pendidikan Kesehatan : Pengaturan Diet pada penderita Anemia Gravis
dan Thalasemia

I. Tujuan Institusional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan keluarga An.
H mengerti bagaimana pemberian diet/ makanan yang tepat pada An. H
yang menderita Anemia Gravis dan Thalasemia sehingga anak bisa merasa
nyaman selama dirawat dirumah sakit dan mempercepat proses
penyembuhan.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan sebanyak 1 kali, keluarga An. H diharapkan:
1. Memahami tentang kebutuhan intake makanan dan cairan yang
dibutuhkan pada pasien dengan anemia gravis dan Thalasemia.
2. Memahami jenis-jenis makanan dan manfaatnya yang bisa diberikan
pada pasien dengan anemia gravis dan Thalasemia.
III. Materi
Pokok Bahasan : Pengaturan Diet pada penderita Anemia Gravis
dan Thalasemia
Sub Pokok Bahasan :
1. Kebutuhan intake makanan dan cairan yang
dibutuhkan pada pasien dengan anemia gravis
dan Thalasemia.
2. Jenis-jenis makanan dan manfaatnya yang bisa
diberikan pada pasien dengan anemia gravis dan
Thalasemia.
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
VI. Daftar Rencana Proses Penyuluhan

Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
Kegiatan
1 Pembukaan 2 Menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan tentang tujuan menyimak
pokok materi 3. Bertanya mengenai
4. Menyampaikan pokok perkenalan dan tujuan
pembahasan jika ada yang kurang
5. Menyampaikan kontrak waktu jelas
2 Isi 10 Proses: Memperhatikan dan
Menit 1. Membuka proses penyuluhan bermain bersama dengan
2. Menjelaskan tentang kebutuhan antusias dan
intake makanan dan cairan mengungkapkan
yang dibutuhkan pada pasien perasaannya
dengan anemia gravis.
3. Menjelaskan jenis-jenis
makanan dan manfaatnya yang
bisa diberikan pada pasien
dengan anemia gravis.
4. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.
3 Penutup 3 Menit Melakukan evaluasi Sasaran dapat
1. Menyampaikan kesimpulan 1. Menjawab tentang
materi pertanyaan yang
2. Memberikan saran kepada anak diajukan
dan keluarga. 2. Mendengar
3. Mengakhiri pertemuan dan 3. Memperhatikan
menyampaikan salam 4. Menjawab salam

VII. Evaluasi
1. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, keluarga An. H
diharapkan mampu:
a. Mampu memahami kebutuhan intake makanan dan cairan yang
dibutuhkan pada pasien dengan anemia gravis dan Thalasemia.
b. Mampu menyebutkan jenis-jenis makanan yang bisa diberikan
pada pasien dengan anemia gravis dan Thalasemia.
c. Mampu menjelaskan manfaat makanan yang bisa diberikan pada
pasien dengan anemia gravis dan Thalasemia.
2. Evaluasi Struktur
a. Kelengkapan media-alat : Tersedia dan siap digunakan.
b. Pelaksana siap melakukan penyuluhan
VIII. Daftar Pustaka
Arijanty L, Nasar S. Masalah Nutrisi pada Thalassemia. Sari pediatri.
2003;5(1):21-26.
Festy Trisnia Ndun. (2018). Asuhan Keperawatan Penyakit Anemia Pada
An.
A.S Di Ruang Kenanga Rsud Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang. Kupang
I Wayan., Ida Ayu. (2017). Anemia Defisiensi Besi. Denpasar, Bali.
Kemenkes RI. (2020). Thalasemia. Direktorat jenderal pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular.
Nur Rachmi Sausan. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak
Dengan
Thalasemia Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Kalimantan Timur
Materi Penyuluhan

PENGATURAN DIET PADA AN. H DENGAN ANEMIA


GRAVIS DAN THALASEMIA DI RSUD KABUPATEN
TANGERANG TAHUN 2022

A. Pengertian Anemia Gravis


Anemia Gravis adalah jenis Anemia yang berat. Menurut WHO anemia
berat merupakan kondisi dimana kadar Hb dalam darah dibawah < 6 g/dl.
Sedangkan berdasarkan Depkes RI, anemia berat yaitu ketika kadar Hb
dibawah < 5 g/dl. Beberapa tanda yang mungkin muncul pada penderita
anemia berat yaitu:
a. Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan
berbau busuk, berwarna merah marun, atau tampak berdarah jika
anemia karena kehilangan darah melalui saluran pencernaan.
b. Denyut jantung cepat.
c. Tekanan darah rendah.
d. Frekuensi pernapasan cepat.
e. Pucat atau kulit dingin.
f. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel
darah merah

B. Pengertian Thalasemia
Thalasemia merupakan suatu sindrom kelainan darah yang diwariskan
(inherited) dan merupakan kelompok penyakit hemoglobinopati, yaitu
kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin akibat mutasi
di dalam atau dekat gen globin. Kelainan hemoglobin pada penderita
thalasemia akan menyebabkan eritrosit mudah mengalami destruksi,
sehingga usia sel-sel darah merah menjadi lebih pendek dari normal yaitu
berusia 120 hari.

C. Intake yang cukup untuk Penderita Anemia Gravis


Faktor ini berkaitan dengan asupan makanan yang masuk ke dalam
tubuh, seperti asupan besi. Zat besi adalah komponen esensial hemoglobin
yang menutupi sebagaian besar sel darah merah. Tidak cukupnya suplai zat
besi dalam tubuh yang mengakibatkan hemoglobinnya menurun.
Zat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh, yang diperlukan
dalam pembentukan darah yaitu untuk mensintesis hemoglobin. Kelebihan
zat besi disimpan sebagai feritin dan hemosiderin di dalam hati, sumsum
tulang belakang dan disimpan dalam limfa dan otot. Kekurangan zat besi
akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar feritin yang diikuti
penurunan kejenuhan transferin atau peningkatan protoforifin. Jika keadaan
terus berlanjut akan terjadi anemia defisiensi besi, dimana kadar
hemoglobin turun di bawah nilai normal.
Penderita Anemia Gravis sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan
tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani. Selain itu Vitamin
C juga dapat diberikan, vitamin C diberikan untuk meningkatkan absorpsi
zat besi.

D. Manfaat Intake yang cukup untuk Penderita Anemia Gravis


1. Buah-Buahan dan Sayuran
Beberapa buah-buahan dan sayuran yang direkomendasikan untuk
dikonsumsi seseorang yang mengidap anemia karena mengandung zat
besi, antara lain selada, bayam, sawi, brokoli, serta paprika merah dan
kuning. Buah-buahan dan sayuran ini mengandung zat besi yang bisa
membantu meningkatkan produksi hemoglobin.
2. Kacang dan Biji-Bijian
Zat besi juga banyak terkandung pada kacang-kacangan dan biji-
bijian.
3. Daging Merah
Daging Merah termasuk sumber makanan yang mengandung
banyak zat besi. Beberapa daging yang kaya akan zat besi, antara lain
hati ayam, hati sapi, daging sapi, daging kambing atau domba, kerang,
tiram, udang, ikan sarden, ikan tuna, dan ikan salmon.

E. Jenis-Jenis Makanan yang bisa dikonsumsi oleh penderita Anemia


Gravis
Sumber zat besi berasal dari makanan hewani dan nabati, berikut kategori
zat besi (Fe) dapat ditemukan pada beberapa bahan makanan seperti:
F. Pengaturan Diet pada pederita Thalasemia
Pasien thalasemia membutuhkan diet thalasemia berupa pengaturan
makronutrien dan mikronutrien. Diet tinggi protein, energi, vitamin B
kompleks berkualitas tinggi (terutama asam folat dan vitamin B12), dan
seng bermanfaat. Untuk mencegah kelebihan zat besi, hindari penggunaan
multivitamin – suplemen mineral yang mengandung zat besi dan vitamin
C dalam jumlah banyak. Berikan asupan cairan yang adekuat.
a. Kebutuhan Makronutrien
Kasus thalassemia pada masa pertumbuhan memerlukan masukan
protein dan kalori yang tinggi, kalori terutama berasal dari
karbohidrat, sedangkan lemak cukup diberikan dalam jumlah normal.
Pemberian kalori untuk thalassemia dianjurkan 20% lebih tinggi dari
pada angka kecukupan gizi harian (AKG).
World Health Organization (WHO) menganjurkan konsumsi lemak
sebanyak 15-30% dari total kalori. Jumlah ini memenuhi kebutuhan
asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin yang
larut dalam lemak. Setelah dewasa masukan karbohidrat sebaiknya
dibatasi, sebagai upaya untuk mencegah atau mengatasi intoleransi
glukosa.
b. Kebutuhan Mikronutrien
Mikronutrien terdapat dalam jumlah sangat sedikit dalam tubuh,
namun mempunyai peran yang penting dalam pemeliharaan fungsi
tubuh, baik pada tingkat selular, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (baik
yang larut air maupun larut lemak) dan mineral.
G. Jenis – Jenis Makanan yang bisa dikonsumsi oleh penderita Thalasemia
1. Makanan yang tidak boleh dikonsumi penderita Thalasemia

2. Makanan yang boleh dikonsumsi penderita Thalasemia


H. Kesulitan dalam Pengaturan Diet pada Anak
Kesulitan memantau diet pada anak merupakan masalah yang sering
dijumpai, oleh sebab itu maka yang penting adalah membina pola makan
yang baik pada mereka. Anak harus diingatkan untuk menghindari makanan
dengan kandungan besi tinggi seperti hati, daging merah atau produk
lainnya. Besi dari sumber hewani lebih mudah diserap daripada sumber lain
seperti sereal dan roti.
Ikan merupakan sumber protein dengan kandungan besi rendah.
Sebaiknya dihindari memasak dengan alat masak dari besi, karena besi dari
alat masak tersebut dapat berpindah ke makanan. Minuman dengan
kandungan vitamin C tinggi seperti jus jeruk dapat meningkatkan absorbsi
besi, sedangkan teh dan kopi dapat menghambat absorbsi besi bila
dikonsumsi pada saat makan atau 1 jam setelah makan.

DAFTAR PUSTAKA
Arijanty L, Nasar S. Masalah Nutrisi pada Thalassemia. Sari pediatri.
2003;5(1):21-26.
Festy Trisnia Ndun. (2018). Asuhan Keperawatan Penyakit Anemia Pada An.
A.S Di Ruang Kenanga Rsud Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang. Kupang
I Wayan., Ida Ayu. (2017). Anemia Defisiensi Besi. Denpasar, Bali.
Kemenkes RI. (2020). Thalasemia. Direktorat jenderal pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular.
Nur Rachmi Sausan. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan
Thalasemia Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. Kalimantan Timur
Lampiran 2, Lembar Bimbingan
Lampiran 3, Lembar Target
Lampiran 4, Logbook Keperawatan Anak

Anda mungkin juga menyukai