Disusun Oleh:
200510210
IDENTITAS DATA
Nama : An.A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tgl/lahir : 27/10/16
Usia : 3 tahun
Nama Ayah/Ibu : Ny.L dan Tn.H
Alamat : Cikokol
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Nomor RM 256704
KELUHAN UTAMA
Diare sudah lebih dari 3 kali
RIWAYAT KEHAMILAN
Prenatal : P1A0
Intranatal : Usia Gestasi 36-37 Minggu, bayi lahir normal
Postnatal :
BB = 11 kg
TB = 89 cm
RIWAYAT SOSIAL
Yang mengasuh : An. A dirawat oleh ibu kandungnya dari bayi.
Hub dgn keluarga : Ibu Kandung
Pembawaan umum : An. A dapat mengerti bahwa dia akan di rawat dirumah sakit
Lingkungan rumah : Tidak terkaji
RIWAYAT PSIKOLOGIS
An. A mulai di rawat pada tanggal 07/02/21 ditemani oleh kedua orangtuanya.
KEBUTUHAN DASAR
1. Oksigenasi
Subjektif : Ibu An.A mengatakan anaknya tidak ada sesak dan tidak terpasang oksigen.
Pada saat melakukan pengkajian ditemukan RR: 30 x/mnt , pengembangan dada
simetris, pola napas Eupneu, tidak ada nyeri saat dipalpasi.
2. Cairan
Subjektif : Ibu An.A mengatakan anaknya minum hanya sedikit
a. Tanda Dehidrasi
Terdapat dua atau lebih tanda-
tanda berikut :
Gelisah,rewel, muntah, DEHIDRASI
marah RINGAN/ SEDANG
Mata cekung
Haus, minum dengan
lahap
Cubitankulitperut kembali lambat
Intake
Output
3. Nutrisi
< 10 kg : 100 x BB
= 1050 kkl
Karbohidrat : (70% x 1300) : 4 = 227,5 gram/hari
a. BAK
b. BAB
Subjektif : Ibu An.A mengatakan selama anakanya di rawat di rumah sakit kegiatan
yang di lakukan yaitu bermain dengan ibunya
b. Istirahat
Subjektif : Ibu An.A mengatakan selama di rawat dirumah sakit anaknya selalu tidur
dengan sendirinya
7. Personal Hygiene
Subjektif : Ibu An.A mengatakan anaknya mandi 1x sehari di lap mengunakan waslap
NO PERTANYAAN YA TIDAK
Tanya Ibu
Berdirikan anak
Gerak Kasar 2
Gerak Halus 4
Hasil Pengkajian yang di temukan dari 10 pertanyaan anak mampu menjawab 9 dan hasil
interpretasi adalah Sesuai Umur
9. Pemeriksaan Fisik
b. Antropometri
BB saat ini : 11 kg
Lingkar Kepala : 43 cm
1. Wajah
a) Inspeksi
Mata : Area mata terlihat cekung, pada saat menangis air mata tidak ada
2. Mulut
a) Inspeksi
3. Abdomen
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Auskultasi
Suara bising usus hiperaktif
4. Anus
a) Inspeksi
KIMIA ELEKTROLIT
ANALISA FEACES
MAKROSKOPIS
Bau Khas
Lendir Positif
MIKROSKOPIK
1. Farmakoterapi
2. Terapi Cairan
KA-EN 3B 500cc/24jam Untuk mensuplai cairan dan
elektrolit
ANALISA DATA
Diare
2. DS : Orang tua mengatakan an. A
demam naik-turun Demam
DO :
1. RR : 129 x/mnt
Reaksi Inflamasi
2. Kening An. A teraba hangat Hipertermia
3. Suhu : 38,2 C b.d Proses
Infeksi bakteri virus dan Infeksi
parasit
Hipertermia
DO:
Hilang cairan dan elektrolit
An.A terlihat gelisah dan
rewel berlebihan
Kondisi mata cekung
Mukosa mulut kering Gangguan keseimbangan
Cubitan di area abdomen Cairan dan elektrolit
<2detik
Resiko
Dehidrasi
Kekurangan
volume cairan
Resiko Kekurangan
volume cairan
Resiko Gangguan
Resiko Gangguan tumbuh
Tumbuh
kembang
Kembang b.d
b.d defisiensi stimulus
defisiensi
stimulus
6. DS: Kurangnya terpapar infromasi
Orangtua an.A mengatakan
kurang memahami
penyebab diare
Orangtua mengatakan Kurangnya pengetahuan
hanya sedikit memahami tentang cara penanganan
tentang bahaya diare demam
Orang tua an.A mengatakan
bersedia untuk dilakukan
pendidikan tentang diare
Deficit pengetahuan
DO:
Keluarga terlihat mampu Orangtua Deficit
menjawab bahaya diare dan pengetahuan
tentang diare
penyebab walaupun hanya
menjawab sedikit orangtua
tentang diare
Kolaborasi elektorlit
6. Berikan terapi obat Edukasi
seperti zinc dan lacto
5. Untuk menjaga asupan
b makanan yang
dibutuhkan tubuh
Kolaborasi
6. Mencegah terjadinya
dehidrasi pada tubuh
Tujuan : Observasi Observasi
2. Hipertermia
1. Monitor Suhu
berhubungan 1. Deteksi dini
dengan proses tubuh
terjadinya
infeksi bakteri
2. Monitor kadar
perubahan
elektorlit
DS : Ibu An.A Setelah dilakukan abnormal fungsi
mengatakan tindakan 3. Pemberian kompres
tubuh akibat infeksi
demam naik- keperawatan selama
hangat di beberapa
turun, minum 3x24 di harapkan 2. Detekesi perubahan
masih sedikit masalah hipertermi bagian tubuh
cairan dalam
terasa dengan
kriteria hasil : tubuh akibat
DO : S = 38,1 , Terapeutik
kening teraba Menunjukan peningkatan suhu
hangat, mukosa penurunan suhu 4. Berikan cairan oral
tubuh
mulut dan bibir tubuh
Edukasi
kering 5. Membantu
Kening pasien 5. Anjurkan tirah
tidak teraba merangsang pusat
hangat/panas baring
otak dalam
Pasien tampak menurunkan panas
tidak lemas Kolaborasi
tubuh
6. Kolaborasi
pemberian KA-EN
Terapeutik
3B
6. Cairan oral
berfungsi sebagai
kestabilan suhu
tubuh
Edukasi
7. Untuk
mengistirahatkan
sistem otot
muskoloskeletal
Kolaborasi
8. Berfungsi
mengendalikan
atau
menyeimbangkan
kadar air dalam
tubuh
asascasccas
Observasi Observasi
3. Defisit nutrisi Setelah
b.d faktor 1. Identifikasi status 1. Mengetahui status
dilakukan
psikologis nutrisi nutrisi sehingga dapat
(keeganan tindakan
untuk 2. Identifikasi faktor
menentukan intervensi
keperawatan yang
makan)
mempengaruhi yang diberikan
selama 3x24
asupan gizi
DS : Asupan makanan diharapkan (ketersediaan 2. Membantu dalam
An.A menurun, kebutuhan makanan) pemenuhan gizi yang
makan hanya nutrisi cukup 3. Identfikasi baik untuk tubuh
kemampuan
sedikit dengan kriteria menelan (mis, 3. Mengidentifikasi
hasil: reflek menelan)
adanya pembesaran
4. Monitor mual dan
DO : Dengan menu nafsu pada kelenjar tiroid
muntah
makanan tahu makan
5. Monitor asupan 4. Mengidentifikasi
putih, dan bubur membaik oral
penyebab mual dan
asupan
muntah
nutrisi Terapeutik
membaik 6. Timbang berat 5. Mempertahankan dan
badan memperbaiki status gizi
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk Terapeutik
menentukan 6. Mengetahui status
jumlah kalori dan Indeks Masa tubuh
dan jenis nutrien
yang di butuhkan Kolaborasi
7. Pemenuhan pemberian
gizi sangat penting
dalam proses tumbuh
kembang
4. Resiko kekurangan
Setelah
Observasi Observasi
cairan
dilakukan
DS : An.A makan 1. Monitor 1. Mencegah
tindakan
hanya satu jumlah,warna kehilangan atau
keperawatan
sendok makan pada urine retensi cairan
3x24 jam
volume cairan 2. Monitor intake 2. Untuk mengetahui
DO : An.A gelisah dan dan output pengeluaran dan
baik
rewel, mata cairan pemasukan cairan
masukan
cekung, haus dan 3. Identifikasi dan nutrisi pada
maupun
minum hanya pengeluaran adanya tanda tubuh
sedikit, cubitan sudah stabil dehidrasi
3. Untuk mengetahui
kulit perut 4. Evaluasi
klasifikasi tanda
kembali lambat ≤ membran
dehidrasi ringan atau
2 detik mukosa
berat
5. Anjurkan pasien
4. Evaluasi perbaikan
untuk minum
ketidakseimbangan
dan makan
cairan
secara perlahan
5. Cairan yang
Terapeutik
dibutuhkan untuk
6. Dokumentasika
mencegah dehidrasi
n hasil
Terapeutik
pemantauan
6. Agar menunjukan
Af
adanya
perkembangan tiap
harinya
5. Resiko Gangguan
Setelah 1. Minimalkan 1. Menjaga lingkungan
Tumbuh kembang b.d kebisingan ruangan agar tercipta
dilakukan
lingkungan yang
defisiensi stimulus 2. Pertahankan
tindakan tenang
kenyamanan anak
keperawatan 2. Menjaga kondisi
3. Fasilitasi anak
DS : Orang tua anak agar tidak
3x24 jam melatih keterampilan
menangis
mengatakan pemenuhan
diharapkan
kebutuhan secara 3. Membantu dalam
nafsu makan
status nutrisi mandiri (mis, proses tumbuh
anaknya makan) kembang anak
membaik dengan
menurun 4. Bernyanyi 4. Menciptakan
kriteria hasil
bersama anak lagu kenyamanan bagi
Porsi makanana yang disukai anak
DO : asupan nutrisi
yang 5. Anjurkan orang 5. Membina hubungan
yang masuk tua berinteraksi saling percaya
dihabiskan dengan anaknya terhadap orang tua
hanya sedikit
meningkat dengan anak
6. Rujuk untuk
Diare menurun konseling, jika perlu 6. Pemantauan
perubahan gizi
Nafsu makan
membaik
6. Deficit Pengetahuan Observasi Observasi
Setelah dilaukan
orangtua tentang diare 1. Identifikasi 1. Untuk menerima
tindakan 1x24
DS : Orang tua jam diharapkan kesiapan dan informasi dari
menanyakan penyebab orangtua dapat kemampuan perawat
diare pada anak memamahi menerima
2. Untuk Menjaga
DO : Orangtua mampu tentang diare informasi
keseimbangan cairan
menjawab beberapa dengan kriteria 2. Anjurkan tidak
dalam tubuh dan
pertanyaan tentang hasil : hanya minum
mempengaruhi
penyebab diare dan 1. Memahami air saat haus
tingkat energi
cara pencegahannya pengertian 3. Anjurkan
3. Membantu dalam
diare memperbanyak
mengganti cairan
2. memahami minum
tubuh yang keluar
pencegahan 4. Ajarkan cara
diare pemberian oralit 4. Bermanfaat untuk
5. Ajarkan menilai meredakan dehidrasi
status hidrasi 5. Untuk mengetahui
berdasarkan adanya keton positif
warna urine dalam urine
Dx. Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
P : lanjutkan intervensi
1,2,4,5
2. 08/02/2021 1. Memonitor Suhu S : Ibu An. A mengatakan
09.20 Tubuh panas masih naik turun
E/F : Ibu An.A
mengatakan demam O:
naik turun S: 38,2C Diare
S: 38,2C
09.15 2. Monitor kadar Anak terbaring
elektrolit lemah di kasur
E/F : Diare masih ada
09.25
A : Masalah belum teratasi
5. Anjurkan tirah baring P : Lanjutkan Intervensi
E/F : An. A terlihat 1,2,3,6
berbaring di kasur
3 08/02/20 1. Identifikasi status S : Ibu An. A mengatakan I
nutrisi anaknya makan 1 sendok
09.27 E/F : Pemberian nutrisi makan saja
P : Lanjutkan intervensi
2,3,4,5
6. 08/02/2021
1. Identifikasi kesiapan dan S : Keluarga mau
.37
10
kemampuan menerima memahami pendidikan
infromasi kesehatan yang di berikan
E/F : Orangtua mampu
O:
menerima informasi
Keluarga An. A terlihat
yang di berikan tentang
kooperatif
diare
10.37 2. Anjurkan tidak hanya
minum air saat haus
A: Masalah belum teratasi
E/F : Ibu An.A mulai
melakukan anjuran
P : Lanjutkan intervensi
kepada An.A untuk
2,3,4
banyak minum
sehari
I:
08.20
1. Identifikasi riwayat pemberian makanan
E/F : Pemberian makanan dengan nemu
bubur, sayur tahu, dan ayam
2. Monitor warna, frekuensi,dan konsistensi
feses
.30
09
E/F :
Warna : Sudah mulai kuning bercampur hijau
dan sudah tidak ada darah
Frekuensi : BAB 2x sehari
Konsistensi : padat dan sudah tidak ada lendir
E:
S: Ibu An.A mengatakan An.A sudah mulai
makan dengan lahap walaupun sedikit
O:
Mukosa mulut sudah mulai lembab
Frekuensi BAB dan BAK selama
sehari sebanyak 2x
Warna BAB kuning, darah dan
lendir sudah tidak ada
Konsistensi BAB sudah mulai padat
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi lanjutkan intervensi 2,4,5
R: -
O:
Kening teraba sudah tidak hangat
S : 36,2
Anak sudah mau minum sebanyak
setengah gelas
An.A masih terbaring di tempat tidur
I:
1. Monitor suhu tubuh
09.00
E/F : S : 36,2
4. Berikan cairan oral
09.05 E/F : An.A sudah mau minum sebanyak
setengah gelas
5. Anjurkan tirah baring
09.08
E/F : An.A masih terbaring di tempat
tidur
E:
S: Ibu An.A mengatakan anak nya sudah
mau minum sebanyak setengah gelas,
Ibu mengatakan anaknya sudah minum
dengan kemauan sendiri
O: An. A minum dengan kemauan sendiri
sebanyak setengah gelas selama 1 hari
S: 36,2
An. A sudah
mau minum
sebanyak
setengah
gelas
An.A masih
terbaring
ditempat
tidur
R:-
3. 09/02/2021 S : Ibu mengatakan anaknya sudah makan bubur
pagi ini sebanyak 5 sendok makan, ibu
mengatakan anaknya tidak sakit ketika
menelan makanan
O:
An. A sudah mau makan sebanyak 5 sendok
dan tidak habis
Asupan nutrisi pagi ini dengan menu makan
bubur
Tidak ada nyeri tekan saat menelan
E:
S : Ibu mengatakan anaknya sudah mau makan
sebanyak 5 sendok makan dan minum
sebanyak setengah gelas
O:
An.A minum setengah gelas selama
setengah hari
An.A sudah mau makan dengan lahap
Reflek menelan baik dan tidak ada nyeri
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1 dan 5
R:-
4. 09/02/2021 S : Ibu An.A mengatakan sudah tidak rewel, Ibu
mengatakan anaknya sudah mau minum
sebanyak setengah gelas dan sudah mau makan
dengan lahap, Ibu An.A mengatakan anaknya
sudah BAK 2x
O:
Urine Berwarna putih bening sebanyak 2x
Jarang menangis/rewel, mata terlihat
cekung, turgor kulit ≤ 2 detik
Area mulut sudah mulai lembab
Sudah mau minum sebanyak setengah
gelas
P: Lanjutkan intervensi 5
I:
1. Monitor jumlah, warna pada urine
09.35 E/F : Jumlah : sebanyak setengah gelas
Warna : Putih bening
3. Identifikasi adanya tanda dehidrasi
09.36 E/F : Mata masih terlihat cekung, rewel
sudah jarang menangis/rewel
5. Anjurkan pasien untuk minum dan makan
secara perlahan
09.32 E/F : An. A sudah mau makan dengan
lahap
E:
S : Ibu An.A mengatakan anaknya sudah mau
makan dan minum
O : Warna pada urien putih bening, area mulut
lembab,jarang menangis/rewel, turgor kulit
≤ 2 detik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 5
R:-
E:
S : Ibu An.A mengatakan nafsu makanya mulai
membaik
O: An.A sudah membaik dan mau makan
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensu 5
R:-
P : lanjutkan intervensi 3
I:
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
10.20
menerima infromasi
E/F: Orang tua menerima ketika di berikan
pendidikan kesehatan
2. anjurkan tidak hanya minum air
09.25 E/F : An.A sudah mau minum air mineral
E:
S : Orang tua memahami penting nya minum air
putih walaupun tidak merasa haus
O : orang tua sangat kooperatif
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 3
R: -
AX
CCJCsjcb JSC
NO TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
DX
1. 10/02/2021 S : Ibu An.A mengatakan anaknya sudah
BAB sebanyak 1x selama satu hari dan
BAK 2x, Ibu An.A mengatakan anaknya
sudah mau minum sebanyak 1 setengah
gelas selama sehari
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
I:
2. Monitor warna, frekuensi dan
.10 konsistensi feses
08
E/F : Warna: Kuning normal ,
konsistensi : padat dan tidak
berlendir
4. Monitor jumlah pengeluaran diare
09.33 E/F : BAB 3x sehari
E:
S : Ibu mengatakan anaknya sudah mau
minum dan pengeluaran BAB sebanyak
1x dan BAK 2x selama sehari
O : An.A sudah mau minum dengan dan
tanpa disuruh
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
R:-
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
I:
09.40 4. Berikan cairan oral
E/ F: Anak sudah mau minum dengan
kemauan sendiri
10.05 5. Anjurkan tirah baring
E/F : An. A sudah tidak melakukan
tirah baring
E:
S : An.A sudah mau minum dengan
kemauan sendiri
O : An.a sudah mulai banyak minum selama
1 hari
A : intervensi di hentikan
P : Hentikan intervensi
R:-
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
I:
.15 1. Berikan cairan oral
10
E/ F: Anak sudah mau minum dengan
kemauan sendiri
R:-
4. 10/02/2021
S : Ibu mengatakan anaknya sudah makan
bubur pagi ini sebanyak setengah porsi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
I:
10 .45 1. Identifikasi pemberian status nutrisi
E/F : Pemberian bubur kepada an.A
10.59 5. Monitor mual dan muntah
E/F : tidak ada mual/muntah
E:
S : Ibu mengatakan anaknya mau makan
dan habis setengah porsi
O : tidak ada mual ataupun muntah
P : Intervensi di hentikan
R:-
A : masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
I:
11.00 4. Evaluasi membran mukosa
E/F : membran mukosa lembab
E:
S : ibu mengatakan anaknya sudah banyak
minum
O : membran mukosa sudah lembab
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
R: -
10/02/2021
6.
S : Ibu mengatakan anaknya minum dengan
11.00 Kemauan sendiri
A : masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
I:
3. Anjurkan memperbanyak minum
E/F : an.a sudah mau minum sebanyak 2 gelas
E:
S : ibu mengatakan anaknya sudah banyak
minum
O : minum sebanyak 2 gelas selama satu
hari
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
R: -
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIARE
Oleh :
Amallia Azzahra
Harfis Dihya
1. TUJUAN
1.1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Pencegaan dan Penanganan Diare di
Paviliun Kemuning selama 40 menit, diharapkan yang menderita atau beresiko dapat
memahami tentang penanganan pertama Diare dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari- hari.
1.2.Tujuan Khusus
2. MATERI
Terlampir
3. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
4. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan’
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yag belum jelas
d. Meginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta
e. Memperagakan atau mempraktekkan teknik mencuci tangan
f. Mengajari cara pembuatan dan pemberian oralit
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
d. Menyampaikan evaluasi langsung kepada peyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana
penyuluhan
5. Kegiatan Pembelajaran
6. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Paviliun Kemuning
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Peserta dapat mempraktekkan teknik cuci tangan dengan benar
d. Peserta dapat mengulang cara pembuatan dan pemberian oralit sesuai anjuran dan takaran
yang disampaikan
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
Lampiran
MATERI
1.1. Pengertian
Menurut World Healt Organization (WHO, 2005), penyakit diare adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari
yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering
dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa
mengalami 1- 3 episode diare berat (Simatupang, 2004).
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi
tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu
(Juffrie, dkk, 2010).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya. Dan dapat disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar yang bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari 3 kali perhari dan konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya diare (Simatupang, 2005). Diare
disebabkan oleh masuknya kuman kedalam tubuh melalui perantara hewan, kuman yang berada
dalam makanan, air, melalui tubuh (tidak mencuci tangan waktu makan). Berikut adalah faktor
penyebab lainnya, yaitu :
1. Efek samping obat-obatan tertentu
2. Faktor malabsorbsi. Malabsorbsi ini pada zat yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein.
3. Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebihan
4. Faktor makanan. Faktor makanan ini yang seringkali bisa menyebabkan terjadinya diare.
Diantaranya yaitu akibat dari makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak
kurang matang.
5. Minum air tidak masak
6. Makan jajanan yang tidak bersih
7. Berak disembarang tempat
8. Makan dengan tangan kotor
9. Faktor psikologis. Psikologis ini ternyata juga berpengaruh keada angka kejadian dari diare.
Diantara faktor psikologis yang mempengaruhi terjadinya diare adalah rasa takut, cemas, dan
gelisah.
Saat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki kandungan air yang
sangat tinggi (sangat encer). Selain itu, frekuensi buang air besar pun meningkat secara drastis.
Dalam sehari penderita bisa kehilangan lima liter cairan tubuh. Penderita juga dapat kehilangan zat
mineral (elektrolit) yang terlarut dalam cairan tubuh. Padahal bersama cairan tubuh, elektrolit
berperan dalam menjaga agar fungsi tubuh senantiasa normal.
Karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh, penderita bisa mengalami dehidrasi.
Dehidrasi berkelanjutan yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat mengakibatkan kematian.
Namun pada orang dewasa, kematian akibat dehidrasi jarang ditemukan.
Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan hilangnya cairan
tubuh. Pada tahap awal dehidrasi, penderita akan merasakan mulut kering dan rasa haus yang
berlebihan. Adapun tanda-tanda dehidrasi selanjutnya tergantung pada tingkat dehidrasi yang
dialami penderita.
1.4. Penanganan Diare
Diare menyebabkan khilangan cairan dan elektrolit sehingga penderita harus diberi cairan
sebanyak mungkin untuk mengganti cairan yang hilang. Sebagai pertolongan pertama, diberi cairan
rumah tangga seperti tajin, air sayur, air matang, teh. Disamping itu, harus diberi cairan elektrolit
berupa oralit. Jka tidak ada oralit, bisa menggunakan larutan gula garam. Cara pembuatannya
sebagai berikut : satu sendok teh munjung gula pasir, seperempat sendok teh muntung garam,
dilarutkan dalam satu gelas air matang (200cc). Selanjutnya penderita diberi minum.
Diet BRAT adalah singkatan dari Banana, Rice, Applesuace, and Toast (pisang, nasi, saus
apel, dan roti panggang). Makanan tersebut penting dikonsumsi terutama 24 jam pertama diare
yang dapat membantu meringankan diare serta memberikan vitamin penting, mineral, dan
karbohidrat yang mudah dicerna (diserap).
Bisa disimpulkan, makanan yang baik dikonsumsi saat diare antara lain :
a. Pisang
b. Beras
c. Sereal
d. Saus apel
e. Apel
f. Teh
g. Roti dan jelly
h. Yoghurt
i. Kentang rebus
j. Asupan cairan dan elektrolit (LGG / Oralit )
Menu diatas baik dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak-anak, namun mengenai
makanan untuk bayi diare dibawah usia 12 bulan harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter.
Hindari makanan berikut ini saat diare, yaitu:
a. Makanan berlemak : gorengan dan makanan yang bersantan kental
b. Susu, mentega, es krim, dan keju
c. Minuman alkohol dan kafein
d. Pemanis buatan
e. Makanan yang menyebabkan gas berlebih : kubis atau kol, kacang-kacangan, brokoli, dan
kembang kol.
Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare masih terus berlangsung
segera bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di atas yaitu 1 sendok teh gula
dan seperempat sendok teh garam ke dalam 1 gelas air putih (200 ml). Kemudian aduk perlahan
hingga semuanya larut lalu bisa diminum.
Untuk memberian oralit, tentu ada takarannya sehingga tidak terlalu berlebihan yang malah
akan membahayakan. Dan juga jangan terlalu sedikit sehingga diharapkan dapat memberikan hasil
yang optimal. Berikut aturannya :
Untuk anak di bawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas oralit. Selanjutnya 0,5 gelas
setiap kali selesai berak/mencret
Untuk anak di bawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3 gelas oralit. Selanjutnya 1
gelas setiap kali selesai berak/mencret
Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit. Selanjutnya 1,5 gelas setiap
kali selesai berak/mencret
Untuk anak di atas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12 gelas oralit. Selanjutnya
2 gelas setiap kali selesai berak/mencret.
Itulah cara pemberian oralit untuk menghindari dari dehidrasi akibat diare.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A.A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. (edisi kedua). Jakarta: Salemba
Medika.
Wong, D.I (2009), Wong’s Essentials of Pediactric Nursing. (Andry Haryono, Sari
Kurnianingsih & Setiawan. Penerjemah. Mosby, Inc. Jakarta: EGC.
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
NO. NAMA PARAF
1. Ny. Luluwah
2. Ny. Sopiah
3. Ny. Salfiah
TARGET
SURAT PENYULUHAN KESEHATAN
ADL