Anda di halaman 1dari 18

MAKNA KHAUF, KHUSR, MAAL DAN MALAIKAT

( Studi Ma’anil Qur’an )

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ma’anil Qur’an

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Muhammad Chirzin M.Ag.

Disusun oleh:

Robiatul Adawiyah 18105030072


Arief Nur Rizki 18105030081
Iqbal Fajri Syamsi Dhuha 18105030082

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah menjadikan umat Islam sebagai umat
terbaik yang dibedakan dari makhluk lainnya, yang memerintahkan kepada kebaikan,
bertaqwa kepada-Nya serta melarang berbuat kemungkaran. Shalawat dan salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. yang tidak berbicara dari hawa nafsu, semua
pembicaraannya didasarkan atas wahyu yang diturunkan kepadanya, keselamatan juga
semoga dilimpahkan kepada keluarganya, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Berkat rahmat Allah yang telah diberikan kepada penulis, makalah ini dapat
diselesaikan, sekalipun di dalamnya masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, karena
hanya itulah batas kemampuan penulis dan karya ini tidak dapat penulis selesaikan tanpa
adanya bantuan-bantuan dari pihak lain, oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak ternilai
penulis haturkan kepada pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca dan jika terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini penulis mohon maaf,
karena penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan masih
fakirnya keilmuan yang dimiliki, sehingga apabila terdapat kekeliruan atau sesuatu yang
mengganjal, kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat bermanfaat bagi
kami.Terima kasih atas segala perhatian, akhiron.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.


Yogyakarta, 30 Maret 2020
Hormat Kami

Pemateri

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan sumber pengetahuan yang sangat luas,
pembahasan di dalam Alquran tidak ada Habis-habisnya untuk di jadikan sebagai
bahan pembelajaran. Baik dari aspek bahasa, aqidah, fiqih dan lain lain.
Perkembangan manusia dalam menggali ilmu dari Al-Qur’an akan selalu
menimbulkan disiplin ilmu baru beserta cabang-cabangnya. Dalam
perkembangannya, pembahasan dalam al-quran yang sangat banyak dapat dijadikan
sebagai tempat berinteraksi dengan zaman.
Al-quran yang dijadikan sumber ajaran islam dapat dijadikan pembelajaran
bagi umat muslim. Sebagai umat islam kita diwajibkan untuk mempelajari apa yang
terdapat dalam al-quran, tidak hanya sekedar membacanya saja namun mempelajari
kandungan isi makna yang dapat dijadikan sumber pengetahuan.
Seperti halnya dengan cabang ilmu pengetahuan yang lain, dalam maanil
quran juga terdapat pembahasan sangat penting yang dapat di kaji, sebagai
pembahasannya, makalah kali ini akan membahas tentang khauf, khusr, mal dan
malaikat

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami mendapatkan beberapa rumusan
masalah, adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari lafadz tentang khauf, khusr, mal dan malaikat ?
2. Bagaimana penggunaan lafadz tentang khauf, khusr, mal dan malaikat
dalam Al-Quran ?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Khauf dalam Al-Quran
a. Pengertian khauf menurut ibnu mandzur adalah
1

1
Lisanul Arab hlml 1316.

4
Menurut ibnu mandzur, khouf berarti al faz’u atau diartikan dengan takut. Sedangkan
khauf menurut Kamus besar bahaa indonesia adalah kata benda yang memiliki arti
ketakutan atau kekhawatiran.2 Dan menurut al asfahani adalah

Khouf adalah ketakutan akan terjadinya sesuatu yang tidak disenangi


berdasarkan tanda-tanda yang masih dalam prasangka atau sudah diketahui.
Sebagaimana yang dinamakan Roja’ dan Thoma’ (harapan akan terjadinya sesuatu
yang disenangi berdasarkan tanda-tanda yang masih dalam prasagka atau diketahui.
Dan lawan kata khouf adalah aman. Dan beberapa terminologi itu kerap digunakan
dalam hal-hal duniawi atau ukhrowi.3
Term kata khauf dalam al quran beserta derivasinya dalam al quran disebut
sebnayak 36 kali yang terdapat dalam 46 surat dan terulang dalam 124 surat. Yang
terbagi dalam 18 ayat dengan menggunakan bentuk fi”il madhi (kata kerja masa
lampau), 60 ayat dengan menggunakan bentuk fi’il mudhari’ (kata kerja masa
sekarang atau akan datang), 34 ayat dengan menggunakan bentuk masdar (infinitif), 1
ayat menggunakan bentuk fiil amr (perintah), 8 ayat menggunakan bentuk fi’il nahiy
(larangan) dan 3 ayat menggunakan bentuk isim fa’il (subyek/ pelaku).4

b. Makna Khauf dalam Al-Qur’an


1. Pembunuhan
Q.S Surat an Nisa:83
‫ف أَ َذاعُوا بِ ِه‬
ِ ْ‫وإِ َذا َجا َءهُ ْم أَ ْم ٌر ِمنَ األ ْم ِن أَ ِو ْال َخو‬ 
َ
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau
pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya”, berita ketakutan yang
dimaksud adalah pembunuhan. Juga Firman Allah swt. Q.S al Baqarah:155
2
KBBI Daring Edisi V.

3
Mufrodat al fadz al quran hlm 303.

4
Syahrizal, “Makna Term-Term Takut Dalam Perspektif Al-Qur’an.”

5
ِ ‫ َو ْالج‬ ‫ف‬
 ‫ُوع‬ ِ ْ‫ َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِمنَ ْال َخو‬ 
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan” yang dimaksud disini adalah pembunuhan.

2. Peperangan
Q.S Al Ahzab: 19
‫َب ْال َخوْ فُ َسلَقُو ُك ْم بِأ َ ْل ِسنَ ٍة ِحدَا ٍد‬
َ ‫فَإ ِ َذا َذه‬
“Dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah
ْ
yang tajam”. Pada ayat ini term  ُ‫ل َخوْ ف‬ dimaknai sebagai peperangan.

3. Pengetahuan
Q.S al Baqarah: 182
‫ص َجنَفًا أَوْ إِ ْث ًما‬
ٍ ‫فَ َم ْن َخافَ ِم ْن ُمو‬ 
“(Akan tetapi) barang siapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu,
berlaku berat sebelah atau berbuat dosa”. Pada ayat ini term  َ‫ اف‬y‫ َخ‬ tidak
dimaknai takut ataupun khawatir, melainkan diartikan sebagai
pengetahuan. Begitu pula pada surat an Nisa ayat 35
 ‫ق بَ ْينِ ِه َما فَا ْب َعثُوا َح َك ًما‬
َ ‫وإِ ْن ِخ ْفتُ ْم ِشقَا‬ 
َ
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka
kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari
keluarga perempuan”, juga firman Allah surat an Nisa’ ayat 128
 ‫ت ِم ْن بَ ْعلِهَا نُ ُشو ًزا أَوْ إِ ْع َراضًا‬
ْ َ‫َوإِ ِن ا ْم َرأَةٌ خَاف‬
 “Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari
suaminya”, 
Q.S al An’am ayat 51

‫َوأَ ْن ِذرْ بِ ِه الَّ ِذينَ يَخَافُونَ أَ ْن يُحْ َشرُوا إِلَى َربِّ ِه ْم‬

“Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-
orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat).”
Kata  َ‫ افُون‬y‫ ِه الَّ ِذينَ يَ َخ‬y ِ‫ ِذرْ ب‬y ‫ َوأَ ْن‬  maksud dari berilah peringatan atas apa yang
diwahyukan kepada orang-orang yang takut yakni berilah peringatan
kepada orang-orang yang di beri pengetahuan berupa akan adanya hari
qiyamat.

6
4. Azab
Q. S ali Imron ayat 170
ٌ ْ‫أَال خَ و‬ 
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َوال هُ ْم يَحْ َزنُون‬
“bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati”,
Q.S al A’raf ayat 56
 ‫َوا ْدعُوهُ خَ وْ فًا َوطَ َمعًا‬
 “dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan)” yakni khauf (takut) dari azabnya Allah. Begitu
pula pada firman-Nya Q. S Fushillat ayat 30
 ‫أَال تَخَافُوا َوال تَحْ َزنُوا‬
“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih” yang
dimaksud takut disini yakni dari azabnya Allah.
c. Pembagian Khauf
Para ulama membagi khauf menjadi lima macam5:
1. Khauf Ibadah, yaitu takut kepada Allah, karena Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu, memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghina siapa yang
dikehendaki-Nya, dan menahan dari siapa yang dikehendaki-Nya. Di tangan-
Nya-lah kemanfaatan dan kemudharatan. Inilah yang diistilah olah sebahagian
ulama dengan Khaufus-Sirr
2. Khauf Syirik, yaitu memalingkan ibadah qalbiyah ini kepada selain Allah,
seperti kepada para Wali, Jin, Patung-patung, dan sebagainya.
3. Khauf Maksiat, seperti meninggalkan kewajiban atau melakukan hal yang
diharamkan karena takut dari manusia dan tidak dalam keadaan terpaksa .
Allah berfirman, “Sesungguhnya mereka itu tidak lain syaitan-syaitan yang
menakuti-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musryik
Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman. “
4. Khauf Tabiat, seperti takutnya manusia dari ular, takutnya singa, takut
tenggelam, takut api, atau musuh, atau selainnya. Allah berfirman tentang
Musa, “Karena itu, jadilah manusia di kota itu merasa takut menungggu
dengan khawatir (akibat perbuatannya).
5
Japri, “Konsep Khauf dan Raja’ Imam al Ghazali dalam Terapi Gangguan Kecemasan.”

7
5. Khauf Wahm, yaitu rasa takut yaang tidak ada penyebabnya, atau
pengebabnya tetapi ringan. Takut yang seperti ini amat tercela bahkan
memasukkan pelaku ke dalam golongan para penakut

B. Makna Khusr dalam Al-Quran


a. Pengertian Khusr
Dalam kitab mufradat alfadz al quran disebutkan bahwa
b. 6

Yang dimaksud al khusru wal khusron artinya berkurangnya pokok harta.


Maksudnya harta itu bisa berkurang secara tidak wajar atau tidak semestinya.
Adakalanya khusron dinisihbathkan kepada manusia atau juga dinishbathkan
kepada pekerjaannya.
Di dalam  Al Qur’an kata khusr ‫ خسر‬dengan berbagai kata turunannya
terdapat sebanyak 65 kali yang tersebar di dalam 35 surah.  Beberapa bentuk
kerugian yang dikemukakan Al Qur’an tidak selalu identik dengan persoalan
kehidupan dunia, tetapi lebih ditekankan pada hal-hal spiritual dan ukhrawi
yang sifatnya imani. Diantaranya7:

1. Iman diwaktu azab telah tiba, tidaklah membawa hasil

QS. Ali Imran (2) ayat 149

١٤٩ - َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ ْن تُ ِط ْيعُوا الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا يَ ُر ُّدوْ ُك ْم ع َٰلٓى اَ ْعقَابِ ُك ْم فَتَ ْنقَلِبُوْ ا ٰخ ِس ِر ْين‬

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menaati orang-orang


yang kafir, niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang (murtad),
maka kamu akan kembali menjadi orang yang rugi. 

2. Penyesalan yang selalu datang terlambat

QS. Al A’raf (7) ayat 53.

6
Mufradat al Fadz al Quran hlm 28.

7
idoetachmad, “Khusr Dalam Al-Qur’an.”

8
ِّ ۚ ‫ت ُر ُس ُل َربِّنَا بِ ْال َح‬
‫ق فَهَلْ لَّنَا ِم ْن ُشفَ َع ۤا َء‬ ْ ‫هَلْ يَ ْنظُرُوْ نَ ِااَّل تَأْ ِو ْيلَهٗۗ يَوْ َم يَأْتِ ْي تَأْ ِو ْيلُهٗ يَقُوْ ُل الَّ ِذ ْينَ نَسُوْ هُ ِم ْن قَ ْب ُل قَ ْد َج ۤا َء‬
٥٣ - ࣖ َ‫ض َّل َع ْنهُ ْم َّما َكانُوْ ا يَ ْفتَرُوْ ن‬ َ ‫فَيَ ْشفَعُوْ ا لَنَٓا اَوْ نُ َر ُّد فَنَ ْع َم َل َغ ْي َر الَّ ِذيْ ُكنَّا نَ ْع َم ۗ ُل قَ ْد خَ ِسر ُْٓوا اَ ْنفُ َسهُ ْم َو‬

Tidakkah mereka hanya menanti-nanti bukti kebenaran (Al-Qur'an) itu.


Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu
mengabaikannya berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang
membawa kebenaran. Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan
memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia)
sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan
dahulu?” Mereka sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri dan apa yang
mereka ada-adakan dahulu telah hilang lenyap dari mereka.

3. Kerugian fisik dan mental

QS. At Thalaq (65) ayat 9.

٩ - ‫ت َوبَا َل اَ ْم ِرهَا َو َكانَ عَاقِبَةُ اَ ْم ِرهَا ُخ ْسرًا‬


ْ َ‫فَ َذاق‬

“sehingga mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan


akibat perbuatan mereka, itu adalah kerugian yang besar.”

Banyak ayat dalam Al quran yang membahas mengenai khusr. Salah


satu surat dalam al quran yang mejelaskan mengenai cara agar tidak menjadi
seorang yang merugi adalah surat al ashr. Langkah untuk tidak menjadi orang
yang merugi sesuai pada surat al ashr ialah mengerjakan amal sholih, saling
menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam menetapi
kesabaran.

9
C. Makna Mall dalam Al-Quran
a. Pengertian Mall
Secara etimologi harta dalam bahasa Arab yaitu ‫ال‬yy‫الم‬  yang asal

katanya ‫ميال‬ -‫بميل‬ -‫مال‬  yang berarti condong, cenderung, atau berpaling dari


tengah kesalah satu sisi. Harta diartikan sebagai segala sesuatu yang
menyenangkan manusia dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi
maupun dalam manfaat. Sementara itu, Jumhur Ulama’; harta adalah sesuatu
yang mempunyai nilai dan dapat dikenakan ganti rugi bagi orang yang
merusak atau yang melenyapkan.8
Dalam istilah ilmu fiqih, dinyatakan oleh tengah Hanafiyah itu harta
itu adalahsesuatuyang digandrungi oleh tabiat manusia dan mungkin duduk
untuk digunakan saatdibutuhkan.Namun harta tersebut tidak akan bernilai
kecuali kapan dibolehkanmenggunakannya secara syariat.9
Harta di dalam bahasa Arab disebut al-mal atau jamaknya al-amwal.
Harta(al-mal) menurut kamus Al-Muhith tulisan Al Fairuz Abadi, adalah ma
malaktahu minkullisyai (segala sesuatu yang tuhan punyai). Menurut istilah
syar'i harta diartikan sebagaisegalasesuatu yang dimanfaatkan pada sesuatu
yang hukum menurut dorongan syara ' (dorongan Islam) seperti jual beli,
pinjaman, konsumsi dan hibah atau pemberian
Dalam Al Quran, kata Al mal dengan berbagai bentuknya disebut 87
kali yang berada dalam 79 ayat dalam 38 surat. Berdasarkan pengertian
tersebut, harta mencakup semua sesuatu yangdigunakanmanusia dalam seumur
hidup sehari-hari (duniawi), seperti uang, tanah, kendaraan,rumah,perhiasan,
pengiriman rumah tangga, hasil perkebunan, hasil perikan-lautan, dan pakaian
termasuk dalam katagori Al amwal. Islam sebagai agama yang benar dan
sempurna menghadap harta tidak lebih dari sebenarnya anugerah Allah swt
yang dititipkan kepada manusia.

b. Kedudukan Harta

8
M. Yazid Afandi, Fiqh Muamalah, Logung Pustaka: Yogyakarta, 2009, hal. 18

9
Abdullah al-Mushlih, Shalah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi keuangan Islam,Darul Haq, (Jakarta:2004), hlm 73

10
Dalam al-quran dan hadis sangat banyak yang membicarakan
mengenai harta. Secararinci akan diterangkan bagaimana sesungguhnya
kedudukan harta dalam Agama Islam melalui dua sumber ini yaitu Al-Qur`an
dan Sunnah.

Kedudukan harta dalam al-quran


1. Harta sebagai fitnah

‫إِنَّ َمٓا أَ ْم ٰ َولُ ُك ْم َوأَوْ ٰلَ ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ ۚ َوٱهَّلل ُ ِعن َد ٓۥهُ أَجْ ٌر َع ِظي ٌم‬

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan ( bagimu ),


dan di sisi Alloh lah pahala yang besar. (QS. At-Taghabun : 15 )

2. Harta sebagai perhiasan hidup

‫ت َخ ْي ٌر ِعن َد َربِّكَ ثَ َوابًا َوخَ ْي ٌر أَ َماًل‬ َّ ٰ ‫ت ٱل‬


ُ ‫صلِ ٰ َح‬ ُ َ‫ْٱل َما ُل َو ْٱلبَنُونَ ِزينَةُ ْٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ْنيَا ۖ َو ْٱل ٰبَقِ ٰي‬
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan (Al-Kahfi : 46 )

3. Harta sebagai kebutuhan dan kesenangan

‫ض ِة َو ْٱلخَ ي ِْل‬
َّ ِ‫ب َو ْٱلف‬ َّ َ‫ير ْٱل ُمقَنطَ َر ِة ِمن‬ ٰ
ِ َ‫ٱلذه‬ ِ ‫ت ِمنَ ٱلنِّ َسٓا ِء َو ْٱلبَنِينَ َو ْٱلقَنَ ِط‬ ِ ‫اس حُبُّ ٱل َّشهَ ٰ َو‬ ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
ِ ‫ا‬yََٔ‫ث ۗ ٰ َذلِكَ َم ٰتَ ُع ْٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ْنيَا ۖ َوٱهَّلل ُ ِعن َد ۥهُ ُحسْنُ ْٱل َمٔـ‬
‫ب‬ ِ ْ‫م َو ْٱل َحر‬yِ‫ْٱل ُم َس َّو َم ِة َوٱأْل َ ْن ٰ َع‬

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa


yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga). ( QS. Ali Imron : 14 )
Kedudukan harta dalam AS-Sunnah
1. Kecelakaan Bagi Hamba Harta
Celakalah orang yang menjadi hamba dinar (uang), orang yang
menjadi hamba toga atau pakaian, jika diberi ia bangga, bila tidak diberi ia

11
marah, mudah-mudahan dia celaka dan merasa sakit, jika dia kena sesuatu
musiabah dia tidakakan memperoleh jalan keluar (HR. Bukhari). 

c. Fungsi harta
Fungsi harta bagi manusia sangat banyak. Harta dapat menunjang
kegiatan manusia, baik dalam kegiatan yang baik maupun yang buruk. Oleh
karena itu, manusia selalu berusahauntuk memiliki dan menguasainya. Tidak
jarang dengan memakai beragam cara yang dilarang syara’, atau ketetapan
yang disepakati oleh manusia
Biasanya cara memperoleh harta, akan berpengaruh terhadap fungsi
harta. Sepertiorang yang memperoleh harta dengan mencuri, ia memfungsikan
harta tersebut untukkesenangna semata, seperti mabuk, bermain wanita, judi,
dan lain-lain. Sebaliknya, orangyang mencari harta dengan cara yang halal,
biasanya memfungsikan hartanya untuk hal-hal yang bermanfaat. Dalam
pembahasan ini, akan dikemukakan fungsi harta yang sesuai dengan syara’,
antara lain:
1. Kesempurnaan ibadah mahdhah, seperti shalat memerlukan kain untuk
menutup aurat.
2. Memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT,sebagai kefakiran mendekatkan kepada kekufuran.
3. Bekal mencari dan mengembangkan ilmu.
4. Keharmonisan hidup bernegara dan bermasyarakat, seperti orang kaya
yangmemberikan pekerjaan kepada orang miskin.
5. Untuk memutarkan peranan-peranan kehidupan yakni adanya pembantu
dan tuan.
6. Untuk menumbuhkan silaturrahim.10

d. Pembagian Harta Sebab Akibat Hukumnya


1. Mal Mutaqawwim dan Ghairu Mutaqawwim
Menurut Wahbah Zuhaili al-mal al mutaqawwim adalah harta yang
dicapai atau diperoleh manusia dengan sebuah upaya, dan diperbolehkan
oleh syara’ untuk memanfaatkannya.Seperti; makanan, pakaian, kebun
apel dll.
10
Hendi suhendi, fiqih muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002), hlm 29

12
Al mal ghairu al-mutaqawwim adalah harta yang belum diraih atau
dicapai dengan suatu usaha, maksudnya harta tersebut belum sepenuhnya
berada dalam genggaman kepemilikan manusia.Seperti; mutiara di dasar
lautan, minyak di perut bumi dll.

2. Mal Mistli dan Mal Qimy


Al-mal al-mitsli adalah harta yang jenisnya mudah didapat di pasaran
(secara persis tanpa adanya perbedaan atas bentuk fisik atau bagian-
bagiannya). Harta mitsli dapat dikategorikan menjadi 4 bagian :
i. Mauzunat (benda-benda yang dapat ditimbang). Seperti; kapas,
besi, tembaga.
ii. Makilat (benda-benda yang dapat ditukar  atauditakar). Seperti;
gandum, beras, terigu.
iii. Madzur’at ( barang-barang yang diukur). Seperti; kain.
iv. .      Addiyat (benda-benda yang bisa dihitung).Seperti; pisang,
telur, apel.
v. Al-mal al-qimy adalah harta yang jenisnya sulit di dapatkan di
pasaran, atau bisa di dapati tapi jenisnya lain (tidak persis)
kecuali dalam nilai harganya. Seperti; domba, tanah, kayu dll.

3. Mal Istihlaki dan Mal Isti’mali


Al-mal istihlaki adalah sesuatu yang tak dapat diambil manfaat dan
kegunaannya secara biasa, melainkan dengan menghabiskannya.Dengan
kata lain, benda yang dengan sekali kita memakainya, habislah dia.
Seperti; makanan, minuman, kayu api, BBM dll.
Isti’maili  adalah sesuatu yang dimanfaatkan dengan memakainya
berulang-ulang kali dalam materinya tetap berpelihara.Dengan kata lain,
tidaklah habis atau binasa dengan sekali pakai, tetapi dapat dipakai lama
menurut tabiatnya masing-masing. Seperti; perkebunan, pakaian, rumah,
tempat tidur dll.11

4. Mal Manqul dan Mal Ghairu Manqul


11
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah Membahas Hukum Pokok Dalam
Interaksi Sosial-Ekonomi, PT. Pustaka Rizki Putra: Semarang, 2009, hal.143-147

13
Al-mal manqul adalah segala harta yang boleh diangkut (dipindahkan)
dan dibawanya dari suatu tempat ketempat yang lain. Seperti; uang, harta
perdagangan dll.
Al-mal ghairu manqul (‘iqar) adalah sebaliknya, sesuatu yang tidak
bisa dipindahkan dan dibawa dari suatu tempat ketempat yang lain.
Seperti; tanah, rumah dll.

5. ‘Ain dan Dain


Al-mal al-‘Ain adalah harta yang berbentuk benda, seperti rumah,
mobil, pakaian dll.Harta ‘ain dibagi atas dua :
i. harta‘ain dzatiqimah, yaitu benda yang memiliki bentuk yang
dipandang sebagai harta, karena memiliki nilai yang dipandang
sebagai harta
ii. harta‘ain ghoir dzatiqimah yaitu benda yang tidak dapat
dipandang sebagai harta, seperti sebiji beras atau tepung.12
6. Mal mamluk, mubah dan mahjur
Mal mamluk  adalah sesuatu yang masuk dibawah kepemilikan, baik
milik perorangan maupun milik badan hukum, seperti pemerintah atau
yayasan.
Mal mubah adalah sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang,
seperti air di mata air, binatang buruan di darat, di laut, pohon-pohon di
hutan dan buah-buahannya.
Mal mahjur adalah sesuatu yang tidak boleh dimiliki sendiri dan
memberikan kepada orang lain menurut syari’ ahad akalanya benda
tersebut berupa benda wakaf atau benda yang dikhususkan untuk
masyarakat umum, seperti jalan raya, masjid, kuburan dll.

7. Mal khasdan mal ‘am


Mal khas adalah harta pribadi yang tidak bersekutu dengan yang lain.
Harta ini tidak dapat diambil manfaatnya atau digunakan kecuali atas
kehendak atau seizin pemiliknya.

12
Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, Teras: Yogyakarta, 2011, hal.15

14
Mal’am  adalah harta milik umum atau milik bersama, semua orang
boleh mengambil manfaatnya sesuai dengan ketepatan yang telah
disepakati bersama oleh umum atau penguasa.

D. Makna Malaikat dalam Al-Quran


a. Pengertian Malaikat
Kata malaikat memiliki akar kata bahasa Arab yaitu malak yang memiliki arti
kekuatan dan kemudian diubah kedalam bentuk jamak menjadi malaikat. Malaikat
merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah untuk melakukan tugas-tugas
yang dipintahkan oleh Allah kepada mereka. Beberapa ulama berpendapat
bahwasannya kata malak adalah derivasi dari kata alaka atau ma’lakah yang
mempunyai arti mengutus atau perutusan atau risalah.13 Arti ini memberikan
indikasi bahwasannya malaikat memiliki tugas sebagai perantara antara Allah dan
manusia.
Term kata khauf dalam al quran beserta derivasinya dalam al quran disebut
sebnayak 68 kali. namun Bila dihitung dengan bentuk perubahan kata-kata
malaikat, malakun, malakaini, malakan, malakin, maka seluruhnya 88 kali.

b. Makna Malaikat dalam Al-Qur’an


Ada perbedaan pendapat antar ulama tentang penggunaan kata malakaini pada
surah Al-Baqarah ayat 102 :
َ‫ك ُسلَيْمٰ نَ ۚ َو َما َكفَ َر ُسلَيْمٰ نُ َو ٰل ِك َّن ال َّش ٰي ِط ْينَ َكفَرُوْ ا يُ َعلِّ ُموْ ن‬
ِ ‫َواتَّبَعُوْ ا َما تَ ْتلُوا ال َّش ٰي ِطيْنُ ع َٰلى ُم ْل‬
‫اس السِّحْ َر َو َمٓا اُ ْن ِز َل َعلَى ْال َملَ َكي ِْن بِبَابِ َل هَارُوْ تَ َو َمارُوْ تَ ۗ َو َما يُ َعلِّمٰ ِن ِم ْن اَ َح ٍد َح ٰتّى يَقُوْ ٓاَل‬ َ َّ‫الن‬
‫ض ۤارِّ ْينَ بِ ٖه‬ َ ِ‫اِنَّ َما نَحْ نُ فِ ْتنَةٌ فَاَل تَ ْكفُرْ ۗ فَيَتَ َعلَّ ُموْ نَ ِم ْنهُ َما َما يُفَرِّ قُوْ نَ بِ ٖه بَ ْينَ ْال َمرْ ِء َوزَ وْ ِج ٖه ۗ َو َما هُ ْم ب‬
‫ن َما يَضُرُّ هُ ْم َواَل يَ ْنفَ ُعهُ ْم ۗ َولَقَ ْد َعلِ ُموْ ا لَ َم ِن ا ْشت َٰرىهُ َما لَهٗ فِى‬yَ ْ‫ِم ْن اَ َح ٍد اِاَّل بِاِ ْذ ِن هّٰللا ِ ۗ َويَتَ َعلَّ ُمو‬
َ‫ بِ ٖ ٓه اَ ْنفُ َسهُ ْم ۗ لَوْ َكانُوْ ا يَ ْعلَ ُموْ ن‬y‫س َما َش َروْ ا‬ ٍ ‫ااْل ٰ ِخ َر ِة ِم ْن َخاَل‬
َ ‫ق ۗ َولَبِ ْئ‬
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan
Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat
di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan

13
Lisanul Arab hlml

15
sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah
cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka mereka mempelajari dari
keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami)
dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan
sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang
mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka
sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan
mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka
yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu. (QS. Al-Baqarah :
102)14
Para mufasir memiliki perbedaan tentang pembacaan malakaini dalam ayat
ini. Ada yang membaca kasrah pada lamnya yang berarti dua raja, ada juga yang
membaca dengan fathah lamnya yang berarti dua malaikat. Sehingga terjadi
perbedaan dalam penafsiran ayat ini.15
Munculnya perbedaan ini memunculkan persoalan , jika memang benar Harut
Marut itu malaikat, berarti mereka adalah malaikat yang memiliki fungsi unik,
yaitu mengajarkan sihir kepada manusia, tentunya atas seizin Allah. Padahal sifat
malaikat itu selalu patuh dan taat terhadap perintah yang Allah dan selalu selalu
dihubungkan dengan hal-hal yang bermanfaat bagi manusia.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kosakata dalam al-quran
memiliki makna tersendiri dalam memahaminya seperti pembahasan yang
tercantum dalam penulisan. Setiap kata yang terdapat di dalam al-quran
mengandung makna dan penjelasan masing-masing. Kata khauf dalam al-quran

14
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/2/102

15
Maspuk Zuhdi, Studi Islam, (Jakarta: CV. Raja Wali, 1998), Jilid I, Cet. I, hlm. 36

16
dapat diartikan dengan rasa takut, kata khusr yang terdapat di dalam al-quran
dapat diartikan dengan kerugian, kata Mal yang memilki arti harta, dan malaikat
yang merupakan makhluk paling taat kepada Alloh SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Asfahani, Raghib. Mujammufrodat alfadz al Quran.

idoetachmad. “Khusr Dalam Al-Qur’an.” Studiquran (blog), 19 Oktober 2013.


https://studiquran.wordpress.com/2013/10/19/khusr-dalam-al-quran-3/.

Japri, Mohd Amir Bin. “Konsep Khauf dan Raja’ Imam al Ghazali dalam Terapi Gangguan
Kecemasan,” t.t., 99.

17
“Khauf dalam AL-Qur’an.” Diakses 23 Maret 2020.
http://quranwinlibrary.blogspot.com/2013/12/khauf-dalam-al-quran.html.

KBBI Daring edisi V.

Manzhur, Ibnu. Lisanul Arab. Darul Ma'arif.

Syahrizal, Syahrizal. “Makna Term-Term Takut Dalam Perspektif Al-Qur’an.” Ruhama


Jurnal-Jurnal Ilmu Keislaman 1, no. 2 (2013): 253–74.

18

Anda mungkin juga menyukai