Kes
Weblog dr. Suparyanto, M.Kes berisi tentang materi kesehatan, taushiyah agama Islam dan akreditasi
Puskesmas. Banyak kekurangan dalam penulisan, untuk itu saran dan kritik untuk perbaikan penulisan
sangat diharapkan. Terima kasih
PENGERTIAN STRES
Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan fisik dan psikis
pada. seseorang. Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom adaptasi umum atau teori Selye,
menggambarkan stres sebagai kerusakan yang terjadi pads tubuh tanpa mempedulikan apakah
penyebab stres tersebut positif atau negatif. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memerhatikan
stresor atau penyebab tertentu (Isaacs, 2004).
Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila
seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pads satu atau lebih organ tubuh sehingga
yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekedaannya dengan baik, maka disebut
mengalami distres (Hawari 2001).
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan, yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan
(Sunaryo, 2004).
MACAM-MACAM STRES
Kondisi stres seseorang dapat dikelompokkan (Hawari, 2001) menjadi dua macam:
Kondisi eustres (tidak stres): seseorang yang dapat mengatasi stres dan tidak ada gangguan pads fungsi
organ tubuh.
Kondisi distress (stres): pads saat seseorang menghadapi stres tedadi gangguan pada 1 atau lebih organ
tubuh sehingga prang tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan (over confidence).
Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam.
Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak rileks), serba tergesa-gesa.
Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila, tidak tercapai maksudnya
mudah besikap bermusuhan.
TAHAPAN STRES
Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena, perjalanan awal tahapan stres
timbul secara lambat, dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fiungsi
kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun pergaulan lingkungan sosialnya.
Dr. Robert Amberg (1979) dalam penelitiannya terdapat, dalam Hawari (2001) membagi tahapan-
tahapan stres sebagai berikut :
1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-
perasaan sebagai berikut.
Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi
semakin menipis.
2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada tahap I di
atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang fidak
lagi cukup sepanjang hari, karena, tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud antara,
lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang
mengalami defisit.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah
sebagai berikut:
Apabila seseorang tetap mernaksakan diri dalam peker aannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan
pada stres tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu,
yaitu:
Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag (gastritis), buang air besar tidak
teratur (diare).
Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan).
Pada tahapan ini seseorang sudah harus, atau bisa jugs beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh
memperoleh kesempatan untuk beristirahat guns menambah suplai energi yang mengalami defisit.
4. Stres, tahap IV
Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan
terasa lebih sulit.
Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons secara
memadai (adekuat)
Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tadak ada semangat dan kegairahan.
Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.
5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang ditandai dengan hal-hal
sebagai berikut:
Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam. (physical dan psychological exhaustion).
Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
6. Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan, tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan
perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini dibawa ke Unit Gawat
Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ
tubuh.
Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhan-
keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh, sebagai akibat stresor
psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
Situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem neuroendokrin,
yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal.
Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dan hipotalamus yaitu :
Mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya.
Sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. Sistem saraf
simpatis juga memberi sinyal ke medulla adrenal.
Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada
kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus.
Kelenjar hipofisis . selanjutnya mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke
korteks adrenal.
Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gala
darah.
ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek
kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang
simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalarn respons fight or flight.
Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan kriteria HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Unsur yang dinilai antara lain: perasaan ansietas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan
kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala respirasi, gejala gejala kardiovaskuler, gejala
respirasi, gejala gastrointestinal, gejala urinaria, gejala otonom, gejala tingkah laku. Unsur yang dinilai
dapat menggunakan skoring, dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item dijumlahkan sebagai indikasi
penilaian dertajat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:
Perasaan cemas
Ketegangan
Ketakutan
Gangguan tidur
Gangguan kecerdasan
Gejala somatik
Gejala sensorik
Gejala kardiovaskuler
Gejala pernapasan
Gejala gastrointestinal
Gejala urogenital
KUESIONER STRES
I.IDENTITAS RESPONDEN
No Responden :
Alamat :
Tanggal Pengisian :
II.PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda √ pasda salah satu jawaban yang anad anggap sesuai dengan keadaan anda!
Petunjuk:
Berilah tanda √ pada kotak yang tersedia sesuai dengan keadaan yang saudari alamai
Jawaban dapat lebih dari satu dalam satu pernyataan dan bila saudara tidak mengalami gejala yang ada
dalam pernyataan saudara boleh tidak menjawabnya.
III. STRES
Firasat buruk
Mudah tersinggung
Tidak lama
Terasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
Pada gelap
Ditinggal sendiri
Tidak pulas
Mimpi buruk
Sulit berkonsentrasi
Sering bingun
Mudah marah
Sedih
Nyeri otot
Kaku
Kekdutan otot
Gigi gemertak
8. Ganguan sensorik atau gangguan dari penerimaan rangsangan yang anda rasakan.
Tangan berdenyut
Penglihatan kabur
Merasa lemah
Dada berdebar-debar
Nyeri dada
11. Gangguan gastrointestinal atau gangguan saluran pencernaan yang anda alami yaitu
Sulit menelan
Mual muntah
Perut melilit
12. Gangguan urogenitalia atau gangguan saluran kencing dan kelamin yang anda rasakan.
Sering kencing
13. Gangguan vergetatif otonomi atau gangguan ketuidakseimbangan tubuh yang anda alami
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Gelisah
Tidak tenang
Muka merah
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2005, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bhuono, 2005. Metode Penelitian dan Pengolahan dengan SPSS. Yogyakarta: Andi ofset.
Genie, 2009, Kurangi Nyeri Haid dengan Terapi Energi Cair lewat http://m.okezone.com. yang direkam
pada 11 Mar 2009 19:53:36 GMT
Gregson dkk, 2005. Managing Stress Mengatasi Stress Secara Mandiri. Yogyakarta: Baca.
Junizar, 2009, Pengobatan Dismenore secara Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 133, 20091 53
yang direkam pada 11 Mar 2009 19:53:36 GMT
Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Sarwoko, 2007, Statistik Inferensi untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta: PT Andi.
Satumed, 2009. Hidoterapi. www.medikaholistik.com/230101, yang direkam pada 23 Mei 2009 19:53:36
GMT.
Widayanto, 2009. Dismenorhoe. widayanto.com, direkam pada 21 Juli 2009 18:43:16 GMT
Berbagi
2 komentar:
PAK SAYA MAHASISWI PASCA SARJANA PRODI ILMU LINGKUNGAN, KEBETULAN SAYA SEKARANG
SEDANG PENELITIAN PAK, SAYA TERKENDALA DALAM MENENTUKAN INDIKATOR PADA KUESIONER
AKTIFITAS KERJA KARYAWAN PAK, SAYA HARAPKAN BANTUAN NYA PAK
Balas
pak bisa mnta alamat emailnya slx ada yanng sya maw taxakan masalh penelitian..terimakasi
Balas
Beranda
Foto saya