Anda di halaman 1dari 55

i

HALAMAN SAMPUL
PROPOSAL

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

RUMAH SAKIT TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN RAWAT

INAP RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR 2019

ANDI SURYA ABDI

153145261002

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

2019
ii

HALAMAN JUDUL
PROPOSAL

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

RUMAH SAKIT TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN RAWAT

INAP RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR 2019

ANDI SURYA ABDI

153145261002

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

2019
iii
iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal dengan judul:


PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

RUMAH SAKIT TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN RAWAT

INAP RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR 2019

ANDI SURYA ABDI


15 3145 261 002

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan


Tim Penguji Proposal
Fakultas Farmasi, Teknologi Rumah Sakit dan Informatika
Universitas Megarezky
pada hari Selasa, tanggal 18 Juni 2019

Pembimbing I Pembimbing II

(Nursapriani, SKM., MARS) (Sulfiani, S.Si., M.Pd)


NIDN. 09 010485 01 NIDN. 09 270480 03

Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit
Universitas Megarezky Makassar

(Dewi Astuti, SKM., MARS)


NIDN. 09 140786 01
v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penilis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, yang merupakan salah satu

persyaratan untuk mencapai gelar ahli Sarjana pada Program Studi S1

Administarsi Rumah Sakit Fakultas Farmasi, Teknologi Rumah Sakit dan

Informatika Universitas Megarezky.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,

mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik dari segi penyususnan

maupun dari pandangan pengetahuan, oleh karena itu penulis mengharap adanya

saran, pendapat atau kritik yang bersifat koonstruktif, demi kesempurnaan

penulisan Skripsi ini.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kesulitan dan hambatan yang

penulis hadapi, namun atas bantuan bimbingan dan kerjasama dari semua pihak

yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi

dengan baik. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan

kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar

besarnya kepada Ibu Nursapriani, SKM., MARS selaku Pembimbing I dan Ibu

Sulfiani, S.Si.,M.Pd selaku Pembimbing II dengan penuh kesabaran, dan

keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan

perhatian, bimbingan dan arahan kepada penulis, dan terima kasih juga kepada Ibu

Momen Amaliah, SKM.,MARS selaku penguji.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasi kepada:


vi

1. Ibu Hj. Suryani, SH., MH, selaku Ketua YPI Mega Rezky Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. dr. H. M. Rusli Ngatimin, MPH, selaku Rektor Universitas

Megaresky.

3. Bapak Dr. Jangga, S.Si.,M. Kes.,Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi,

Tekologi Rumah Sakit dan Informatika.

4. Ibu Dewi Astuti, SKM.,MARS, selaku Ketua Program Studi S1 Administrasi

Rumah Sakit.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Universitas Megarezky yang telah

memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

6. Bapak Direktur Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit

Fakultas Farmasi, Tekologi Rumah Sakit dan Informatika angkatan pertama

dan yang tak dapat penuli sebutkan satu persatu yang secara langsung maupun

tidak langsung telah memberikan dukungan selama perkuliahan sampai

menyelesaikan pendidikan.

8. Terkhusus penulis ucapkan kepada ayahanda Ir. Andi Mappigau Jamal dan

Ibunda Siti Aisyah serta seluruh keluarga besar penulis atas segala perhatian,

pengorbanan, kasih sayang serta doa restunya yang luar biasa saat ini.

Semoga semua bantuan dari semjua pihak mendapatkan pahala yang sebesar-

besarnya dari Allah SWT, dan hasil penelitian ini dapat menjadi bacaan yang

bermanfaat Aamiin!

Makassar, April 2019


Andi Surya Abdi
vii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 9

A. Teori Tentang Variabel ................................................................................ 9

B. Kerangka Konsep ....................................................................................... 30

C. Variabel/Focus Penelitian .......................................................................... 30

D. Defenisi Operasional .................................................................................. 30

E. Kriteria Objektif ......................................................................................... 33


viii

F. Hipotesis..................................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 35

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 35

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................................... 35

C. Alat Ukur Penelitian ................................................................................... 35

D. Populasi dan Sample .................................................................................. 36

E. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 37

F. Pengumpulan dan Analisa Data ................................................................. 38

G. Etika Penelitian .......................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

LAMPIRAN .......................................................................................................... 43
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional ............................................................................. 29

Tabel 3.1 Jumlah Perawatan Rawat Inap RSI Faisal Makassar 2019 ................... 35

Tabel 3.2 Perhitungan Jumlah Sampel ................................................................. 36


x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Integrasi Sistem Informasi Rumah Sakit ......................................... 13

Gambar 2.2 Tampilan Softwere Sistem Informasi Rumah Sakit ......................... 14

Gambar 2.3 Integrasi SIRS Dengan Unit Atau Manajemen Terkait ................... 16
xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ........................................................................................... 39
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut badan dunia WHO, sistem informasi adalah suatu sistem yang

menyediakan informasi untuk proses pengambilan keputusan di setiap level dalam

sebuah organisasi, dan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu sistem

yang mengintegrasikan pengumpulan data, pemprosesan, pelaporan, dan

penggunaan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas pelayanan kesehatan melalui manajemen yang lebih baik di berbagai

level pelayanan kesehatan; sedangkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) adalah sebuah sistem informasi yang khusus didesain untuk membantu

manajemen dan perencanaan program kesehatan. (Setyawan, 2016)

Seiring dengan kemajuan teknologi, pengenalan teknologi informasi pada

sistem pelayanan kesehatan memberikan harapan-harapan akan peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan dengan bantuan SIMRS. Adanya SIMRS akan

memberikan manfaat yang luar biasa bagi seluruh komponen di Rumah Sakit,

baik pasien, dokter, perawat, seluruh SDM lainnya, pihak manajemen, mitra

Rumah Sakit sampai dengan pemangku kepentingan. (Publik & Odelia, 2018)

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah memberikan kebijakan untuk

mewajibkan Rumah Sakit untuk menyelenggarakan Sistem Informasi Rumah

Sakit dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pada

pasal 52 ayat (1) bahwa setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan

pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk


2

SIMRS, yang kemudian ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 (satu) ayat 1 (satu)

tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, yaitu “Setiap Rumah Sakit wajib

melaksanakan SIRS. Selanjutnya Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES)

ini diturunkan dalam petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) Teknik Sistem Informasi

Rumah Sakit (JUKNIS SIRS) 2011. Sedangkan pada tahun 2013 terdapat

landasan hukum tentang SIMRS yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82

Tahun 2013. (Publik & Odelia, 2018)

Institusi Rumah Sakit selalu mendapat tekanan untuk dapat memperbaiki

pelayanan medis, mengurangi kesalahan medis, penyediakan akses informasi yang

tepat waktu, dan pada saat yang sama harus bisa memonitor aktifitas pelayanan

serta mengendalikan biaya operasional. Untuk dapat memenuhi tuntutan ini,

Rumah Sakit harus memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) terintegrasi

yang bisa sharing informasi real-time, tepat dan akurat. SIM ini tidak bisa berjalan

secara otomatis apabila tidak didukung sistem perangkat lunak (software system)

atau sistem enterprise (enterprise software) yang sudah tertanam dalam server

Rumah Sakit tersebut. (Publik & Odelia, 2018)

Sistem informasi berbasis komputer yang dapat membantu dalam proses

transaksi pelayanan medis, menghindarkan dokumen mudah rusak, pengambilan

dokumen dan informasi medis di dalamnya dapat diakses dengan mudah dan cepat

dan menghemat sumber daya serta menghasilkan informasi secara cepat, dan tepat

waktu bagi setiap level manajemen pelayanan medis. Dengan adanya SIMRS,

para medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak
3

membeda-bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi

insentif yang sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa

pelayanan medis tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara

positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu

pelayanan Rumah Sakit secara kesuluruhan. Selain itu, juga dapat menjaga

standar praktek medis yang baik dan benar, menjadi alat koordinasi yang sangat

efektif, fungsi kontrol yang konsisten, dan meningkatkan pendapatan.

Tanpa aplikasi SIMRS maka proses-proses sistem informasi secara manual

harus dilakukan pada pelayanan yang mana tiap-tiap pasien datang kegiatan

seperti pengambilan kembali dokumen serta pengambilan informasi di dalamnya

yang berlanjut pada penambahan catatan secara manual, kondisi ini mempunyai

beberapa kelemahan yaitu relatif lamanya pengambilan dokumen, mudah

rusaknya dokumen karena kontak manual saat pengambilan dan penambahan

pencatatan, bentuk catatan manual sebagai informasi dalam pengambilan

keputusan medik kurang rapi dan jelas untuk dibaca dibanding catatan secara

elektronik dan proses pembuatan laporan yang terasa menambah beban kerja serta

inefisiensi kertas kerja dan tempat dokumen. Beberapa kondisi tersebut kurang

mendukung untuk menciptakan dan memperlancar transaksi pelayanan medis

yang cepat, tepat dan handal.(Adam, Pejuang, & Indonesia, 2018)

Di dalam JUKNIS SIRS 2011 tertera apa saja yang dibutuhkan oleh Rumah

Sakit dalam SIRS dan wajib dilaporkan kepada negara untuk dapat menjadi

laporan acuan. Pelaporan tersebut diintegrasikan dengan dashboard Kemenkes

yang bertujuan untuk menjamin ketersediaan, kualitas dan akses data kesehatan
4

prioritas dan muatan data lainnya serta mengoptimalkan aliran data kesehatan dari

kabupaten/kota dan/atau provinsi ke Kementerian atau sebaliknya. Dalam proses

pelaporan tersebut diperlukannya keterupdatean masing-masing rumah sakit guna

mengetahui perkembangan kesehatan tiap rumah sakit. Namun demikian,

perbedaan-perbedaan yang menjadi karakteristik setiap rumah sakit membuat

kebutuhan teknis akan SIRS menjadi berbeda pula di setiap Rumah Sakit,

sehingga pengadaan dan pengembangan SIMRS sepenuhnya menjadi kebijakan

intern Rumah Sakit.

Berdasarkan data Kemenkes melalui SIRS, pedoman bagi Rumah Sakit untuk

melakukan pencatatan dan pelaporan rutin, sampai dengan akhir November 2016

diperoleh bahwa 1257 dari 2588 (atau sekitar 48%) Rumah Sakit di Indonesia

telah memiliki SIMRS yang fungsional. Terdapat 128 Rumah Sakit (5%) yang

melaporkan sudah memiliki SIMRS namun tidak berjalan secara fungsional, 425

Rumah Sakit (16%) yang belum memiliki SIMRS, dan 745 rumah sakit (28%)

yang tidak melaporkan sudah memiliki SIMRS atau belum. Berdasarkan data

olahan SIRS 2016 bahwa jumlah SIMRS fungsional banyak ditemukan di RS tipe

C (597 RS) disusul oleh RS tipe B (267). Namun dari sisi proporsinya, Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit SIMRS yang fungsional lebih banyak

ditemukan di RS tipe A (79%) dan RS tipe B (73%). (Publik & Odelia, 2018).

Dari berbagai penjelasan pada teori-teori terkait SIMRS dapat di simpulkan

bahwa dengan penerapan SIMRS mampu menunjang efisiensi dan efektivitas

dalam pelayanan atau dalam penyelesaian pekerjaan, namun dari hasil penelitian

yang dikutip oleh Laudon, kira-kira 75% dari keseluruhan implementasi sistem
5

informasi di Amerika Serikat dapat dikatakan gagal. Proses pembuatan banyak

menghabiskan waktu dan uang, namun secara fungsional tidak cukup memberi

manfaat sesuai harapan. Di berbagai negara, studi yang ditemukan menunjukkan

bahwa sejumlah besar sistem yang ada, desainnya kurang memenuhi harapan, data

yang diperoleh kurang akurat dan kurang lengkap, disampaikan tapi tidak

digunakan, data dikerjakan ulang atau bahkan hilang (Damayanti et al., 2015)

Rumah Sakit Islam Faisal merupakan Rumah Sakit umum swasta dengan

model Rumah Sakit tipe B. berdasarkan dengan data kunjunagn rawat inap tiga

tahun terakhir yaitu tahun 2016-2018. Dimulai pada tahun 2016 jumlah kunjungan

rawat inap sebesar 7096 jiwa. Pada tahun 2017 jumlah kunjungan rawat inap

sebanyak 9237 jiwa sedangkan pada tahun 2018 jumlah kunjugan rawat inap

meningkat di nyatakan dalam BOR yaitu pada tahun 2016 jumlah kunjungan

rawat inap di Rumah Sakit Islam Faisal sebanyak 62,43 jiwa, pada tahun 2017

meningkat sebanyak 69,03 jiwa, sedangkan pada tahun 2018 jumlah kunjungan

pasien meningkat derastis sebanyak 73,53 jiwa.

Berdasarkan dari data diatas ini terkait jumlah kunjungan rawat inap yang

dimana dari gambaran pelayanan rawat inap tiga tahun terakhir yang dimulai dari

tahun 2016-2018 mengalami peningkatan pelayanan tiap tahunnya, oleh karena itu

peneliti tertarik untuk melihat gambaran penerapan Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit terhadap efektivitas pelayanan di bagian rawat inap Rumah Sakit

Islam Faisal tahun 2019.


6

B. Rumusan Masalah

Dari berbagai teori yang dijadikan rujukan penelitian, data terkait pelaporan SIRS

oleh KEMENKES tahun 2016, serta data terkaitan jumlah kunjugan rawat inap

Rumah Sakit Islam Faisal yang dimana mengalami kenaikan pelayanan tiga tahun

terakhir yang di mulai dari tahun 2016-2018, peneliti tertarik untuk mengetahui:

1. Apakah Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sudah termasuk dalam data

KEMENKES sebagai Rumah Sakit yang terdarta menjalankan SIMRS secara

fungsional?

2. Apakah terdapat pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit terhadap efektivitas pelayanan di bagian rawat inap Rumah Sakit Islam

Faisal tahun 2019?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a) Untuk mengetahui apakah Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sudah

termasuk dalam data KEMENKES sebagai Rumah Sakit yang terdarta

menjalankan SIMRS secara fungsional.

b) Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem informasi manajemen

Rumah Sakit terhadap efektivitas pelayanan rawat inap Rumah Sakit Islam

Faisal Makassar tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh variabel volume pekerjaan terhadap efektivitas

pelayanan rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun 2019.
7

b. Untuk mengetahui pengaruh variabel akurasi terhadap efektivitas pelayanan

rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun 2019.

c. Untuk mengetahui pengaruh variabel waktu terhadap efektivitas pelayanan

rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat beranfaat yaitu:

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan informasi mengenai

pengaruh penerapan sistem informsi manajemen terhadap efektivitas

pelayanan rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun 2019.

b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang ilmu Administrasi Rumah

Sakit yaitu dengan membuat analisa terkait pengaruh penerapan sistem

informsi manajemen terhadap efektivitas pelayanan rawat inap Rumah

Sakit Islam Faisal Makassar tahun 2019.

c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian- penelitian selanjutnya

terkait pengaruh penerapan sistem informsi manajemen terhadap

efektivitas pelayanan rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun

2019.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan

penelitian dalam bidang ilmu Administrasi Rumah Sakit.

b. Bagi Institusi
8

Diharapkan dapat menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan dalam

bidang ilmu Administrasi Rumah Sakit, serta menjadi bahan rujukan

penelitian selanjutnya.

c. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan informasi dan masukan dalam penyelenggaraan pelayanan

kesehatan khuusnya dalam penerapan Sistem Informasi manajemen

Rumah Sakit berbasis komputerisasi.

d. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat terkait Pengaruh Penerapan

Sistem Informsi Manajemen Terhadap Kelancaran Pelayanan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Tentang Variabel

1. Tinjauan Umum Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen adalah perangkat prosedur yang

terorganisasi, apabila dijalankan akan memberikan umpan balik dan informasi

kepada manajemen tentang masukan, proses, dan keluaran dari suatu siklus

manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.

SIMRS saat ini berfungsi sebagai sarana penunjang operasional layanan medis

yang terdiri dari instalasi-instalasi sebagai front office yang langsung melayani

para pelanggan (pasien) rumah sakit baik administrasi, catatan medik, dan

farmasi. SIMRS digunakan pada back office sebagai sarana penunjang kegiatan

administrasi secara struktural rumah sakit.

Pihak yang berperan dalam pengelolaan dan penggunaan SIMRS adalah

sebagai berikut:

a. End User

Pengguna akhir SIMRS dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Operator, sebagai pengguna langsung SIMRS yang bertugas untuk

memasukkan data ke sistem yaitu seluruh karyawan disetiap unit.

2) Pengguna Informasi yang dihasilkan oleh SIMRS, sebagai pengguna

tidak langsung SIMRS seperti Pimpinan Instalasi, Asisten Manajer dan

Manajer Unit Instalasi.


10

b. Vendor, sebagai penyedia SIMRS baik secara perangkat lunak, perangkat

keras dan jaringan komputer, memberikan dukungan teknis jika diperlukan.

c. Penanggung Jawab, penanggung jawab SIMRS adalah Unit Teknologi

Informasi Rumah Sakit yang merupakan sub bagian dari Bagian Manajemen

Kepegawaian dan Admin, unit TI bertugas untuk menjembatani antara

pengguna akhir dengan pihak penyedia SIMRS. (Bayu & Izzati, 2013)

Menurut Amsyah (2003:9) “SIM adalah suatu sistem yang

mengintegrasikan berbagai jenis data dan informasi mengenai berbagai macam

kegiatan perkantoran, dalam rangka membantu pimpinan atau manajemen

melakukan kegiatan pengambilan keputusan”. Pada sistem tersebut cara

pengolahan data menjadi informasi yang sangat tergantung pada tujuan dari

keputusan yang akan dihasilkan. (1) Informasi adalah data yang sudah diolah

sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan. (2) Manajemen disini adalah

para pemimpin yang bertugas membuat keputusan yang berkaitan dengan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari masing-masing fungsi yang

ada di perkantoran, baik pada tingkat manajemen atas, manajemen menengah,

maupun manajemen bawah.

Pada setiap kegiatan diperlukan bantuan data dan informasi. Demikian

pula pada kegiatan pengambilan keputusan yang kita kenal sebagai Sistem

Informasi Manajemen (SIM) atau Management Information System (MIS).

Dengan bantuan data dan informasi yang benar dan teliti maka pengambilan

keputusan dapat dihasilkan secara efisien dan efektif. Dalam SIM data diolah

menjadi informasi, dan informasi menjadi bahan pertimbangan di dalam proses


11

pengambilan keputusan. Kemudian keputusan tersebut dijabarkan lebih lanjut

dalam bentuk program atau kegiatan. (Ranu, Pendidikan, Perkantoran,

Ekonomi, & Surabaya, n.d.)

2. Indikator Efektivitas Sistem Informasi

(Amsyah, 2005:131) menyebutkan indikator efektivitas pelayanan sistem

informasi sebagai berikut:

a. Volume Pekerjaan ; Volume pekerjaan pengolahan data semakin banyak

dan meluas.

b. Akurasi ; Informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

c. Ketersediaan Informasi ; Informasi itu harus tersedia atau ada pada saat

informasi tersebul diperlukan.

d. Biaya ; Peningkatan biaya personel dan bahan baku pemakaian komputer

adalah sama dengan pada operasional pengolahan data nonkomputer.

3. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)

SIRS adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data

rumah sakit se-Indonesia. Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit

umum maupun khusus, baik yang dikelola secara publik maupun privat

sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.SIRS ini merupakan penyempurnaan dari

SIRS Revisi V yang disusun berdasarkan masukan dari tiap Direktorat dan

Sekretariat dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Hal ini

diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang optimal serta


12

semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan datang.

(Sugiharto, 2008)

Menurut WHO (2010), Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu

dari enam “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di

suatu negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut,

yaitu service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan), medical product,

vaccine, and technologies (produk medis, vaksin dan teknologi kesehatan),

health worksforce (tenaga medis), health system financing (sistem pembiayaan

kesehatan), health information system (Sistem Informasi Kesehatan),

leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah) (Damayanti,

Rusmin, & Arranury, 2015)

(Bayu & Izzati, 2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa hal-hal

yang perlu diperhatikan bagi organisasi Rumah Sakit terhadap SIMRS adalah

sebagai berikut; (1) Sistem sering error terutama pada jam-jam pelayanan

yang sibuk dan mengakibatkan informasi yang diharapkan lambat diperoleh,

seingga mengurangi kepuasan pengguna. Pihak vendor harus memantau

kemampuan sistem dalam memproses data sehingga dapat diketahui puncak

jumlah data atau jumlah pengguna yang mengakses sistem yang

mengakibatkan sistem menjadi lambat. Perbaikan sistem jaringan komputer

seperti pemisahan backbone SIMRS dengan jaringan intranet Rumah Sakit.

(2) Layanan vendor dibagian tertentu dinilai kurang cepat, karena keterbatasan

personil vendor. Hal ini dapat diatasi dengan memberdayakan personil Entry

Data Processing (EDP), supaya personil EDP dapat membatu, maka EDP
13

perlu dilibatkan dalam proses perawatan sistem agar mengetahui dokumentasi

SIMRS (Hal ini perlu persetujuan antara vendor dengan pihak manajemen

Rumah Sakit). (3) Pelatihan penggunaan SIMRS dinilai kurang oleh

responden, karena selama ini banyak perawat bangsal belajar menggunakan

sistem dari pengguna yang sudah mahir menggunakan sistem. (4) Organisasi

perlu untuk memberikan penghargaan bagi para pegawai yang berprestasi

supaya dapat meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.

4. Definisi Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang

berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi,

analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang

dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit ini

meliputi : sistem informasi klinik, sistem informasi administrasi dan sistem

informasi manajemen. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) mencakup

semua rumah sakit umum dan khusus baik yang dikelola secara publik

maupun privat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan

No. 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit,

dimana pasal 1 ayat 6 dikatakan bahwa fungsi SIRS adalah untuk

meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dalam

pelayanan. SIMRS atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah

sistem pengelolaan informasi seluruh kegiatan rumah sakit sehingga

membantu setiap proses manajemennya.


14

Gambar 2.1
Integrasi Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem informasi Rumah Sakit dapat menciptakan standarisasi informasi

manajemen Rumah Sakit yang mendukung pelayanan asuhan dan manajemen

keperawatan di rumah sakit. Aplikasi SIMRS terintegrasi dengan sistem data

perawat, asuhan keperawatan (pengkajian dan diagnose keperawatan) serta

manajemen pelayanan keperawatan yang meliputi akses data SDM

keperawatan, metode penugasan, supervisi dan laporan manajemen rawat

inap.

5. Manfaat Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Pemanfaatan sistem informasi manajemen rumah sakit ini bukan sekedar

agar rumah sakit terlihat modern tapi juga untuk pelayanan yang lebih baik.

Nah berikut ini adalah beberapa manfaat dari penggunaan SIMRS seperti yang

dilansir dari digital-sense.net

a. Proses manajemen rumah sakit dapat terintegrasi satu sama lain.


15

b. Stok obat dan alkes multi gudang (multi apotek / floorstock) bisa terpantau

setiap saat.

c. Billing tagihan semua jasa perawatan pasien ditotalkan dalam sebuah

single billing statement.

d. Riwayat penyakit dan perawatan (medical record) pasien bisa dikelola dan

dipanggil dengan cepat dan otomatis.

e. Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien telah

disesuaikan dengan standard yang telah ditetapkan WHO.

f. Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya.

g. Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas

maupun bank.

Gambar 2.2
Tampilan Softwere Sistem Informasi Rumah Sakit
16

6. Pengembangan Sistem Informasi dan Hambatan-hambatannya

Pengelolaan data Rumah Sakit yang sangat besar baik data medik pasien

maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga

mengakibatkan :

a. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan

duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan

pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat

filing yang cukup luas.

b. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan

data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai

asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit

/Instalasi.

c. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual

menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan

tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan

banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan

sesuka perawan/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan

mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat

adalah sodaranya makan dengan seenaknya dokter/perawat memberikan

discont tanpa melalu prosedur yang tepat. Dan menimbulkan kerugian

pada rumah sakit.


17

d. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi

harus direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat

dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.

Era globalisai yang ditandai dengan adanya Perdagangan bebas

mengharuskan sektor Kesehatan terutam Rumah Sakit untuk meningkatkan

daya saing dengan memberikan pelayanan yg sebaik-baiknya kepada

pelanggan ataupun pasien bahkan penyajian laporang yang akurat bagi para

pengambil keputusan, bakan rumah sakit vertical cenderung untuk segera

merubah tatana rumah sakit menjadi sebuah badan layanan umum, sehingga

lebih mudah dalam penataan administrasinya. Guna mengatasi hambatan–

hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan “Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit” sangat dibutuhkan, sebagai salah satu

strategik manajemen dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan

memenangkan persaingan bisnis.

Gambar 2.3
Integrasi Sistem Informasi Rumah Sakit Dengan Unit Atau Manajemen
Terkait
18

Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data

berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan

prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang

tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan

manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru

guna menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan

baik.

Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi

Manajemen menjadi 6 komponen utama guna menunjang terlaksanana

penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan:

1) Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)

2) Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)

3) Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)

4) SOP (Standar Operasional Prosedur)

5) Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-

sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input)

6) SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem

dimana data diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SMD tersebut).

Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama,

yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting

sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi dalam

menyongsong era Informasi ini. Di bidang kesehatan terutama Rumah

Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk meningkatkan


19

kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk menyongsong ‘Indonesia Sehat

2010’.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen

yang dibuat dapat teraplikasikan dengan sukses :

a. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang

dengan baik mulai dari survei awal hingga berakhirnya implementasi,

yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam

membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian dalam

organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan

dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah

sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.

b. Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu

kesatuan, akan membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif

sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan

ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna

sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung,

perubahan pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek

baik dan buruk bagi seorang tenga medis.

c. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen

harus ahli dan berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang

harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen yang

baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi, Teknik Komputer,

dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah berkecipung


20

dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah

sakit (kesehatan).

d. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi

sangat penting dalam pembangunan, komponen-komponen Teknologi

Informasi secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak

(Software) dan Jaringan((Network).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih teknologi adalah :

a. Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat.

b. Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi

Informasi menangani proses maupun penampungan data.

c. Flexibility, kemampuan Teknologi Informasi saling beradaptasi dan

kemudahan pengembangan di masa yang akan datang.

d. Survivability, berapa lama Teknologi Informasi mendapatkan dukungan

dari vendor maupun pasar.

Yang paling penting adalah sesuikan dengan kebutuhana pengembangan

kemasa depan tentunya.

Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi,

perlu dilakukan beberapa pendekatan, seperti:

1) Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang

memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh

terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam

organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian


21

sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran

dari sistem informasi saja.

2) Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas

organisasi (strategic planning level), yaitu dimulai dengan

mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan

informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input

basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke

bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem.

3) Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang

rumit menjadi bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai

akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat

sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah

dipelihara.

4) Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem

yang mampu beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan

organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem

yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.

Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem

komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses

bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan

prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat.

sistem informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media),


22

pasien dan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit

itu sendiri.

7. Sistem Informasi Rawat Inap (SIRANAP)

SIRANAP adalah aplikasi yang menyediakan informasi mengenai data

kapasitas dan ketersediaan setiap jenis tempat tidur pada Rumah Sakit.

a. Tujuan SIRANAP;

1) Memberikan akses kepada masyarakat ataupun pengguna untuk

mengetahui ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit.

2) Transparansi informasi pelayanan Rumah Sakit.

b. Manfaat SIRANAP ;

1) Meminimalisir terjadinya penolakan pasien karena tempat tidur penuh

2) Memastikan pasien rawat inap dapat dilayani di Rumah Sakit.

3) Mendukung SPGDT Kesehatan dan Sistem Rujukan Terintegrasi

(SISRUTE).

c. Metode Update Data SIRANAP;

1) Terintegrasi dengan SIMRS.

2) RS yang sudah mempunyai SIMRS dan dapat diintegrasikan dengan

SIRANAP.

3) Informasi ketersediaan Tempat Tidur di RS sudah sesuai dengan

format data yang ditentukan.

4) Data & Informasi tersebut diintegrasikan ke server SIRANAP secara

realtime dengan 2 metode pilihan, yaitu metode GET data dan metode

POST data.
23

5) Data yang sudah terunggah (ter-upload) akan otomatis memperbaharui

aplikasi SIRANAP Versi 2.1 2. Entry Data SIRANAP Secara Manual.

6) Rumah Sakit yang belum mempunyai SIMRS melakukan entry data

ketersediaan tempat tidur secara manual.

7) Minimal entry data sebanyak 2 (dua) kali dalam sehari yaitu pukul

06.00 pagi dan pukul 18.00 sore oleh pihak Rumah Sakit.

8) Entry data secara manual menggunakan username dan password sirs

service yang telah diberikan oleh admin

d. Cara Mengakses SIRANAP;

1) Menuju website Direktorat Pelayanan Kesehatan

http://yankes.kemkes.go.id/

2) Klik link banner Sistem Informasi Rawat Inap (SIRANAP) atau

langsung menuju link

http://yankes.kemkes.go.id/app/siranap/pages/rsvertikal
(Siranap, Siranap, Update, & Siranap, n.d.)

8. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti terjadinya suatu efek

atau akibat yang dikehendaki dalam sesuatu perbuatan (Ensiklopedi

Administrasi, 1989: 149). Efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan menurut Handoko

(1993: 7) efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau

peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Moenir

(2000:vii) mengatakan bahwa pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam


24

berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Jadi dalam memberikan

pelayanan yang efektif dapat berarti tercapainya tujuan pelayanan yang telah

ditetapkan organisasi dan masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang

didapatnya. (Layaman & Hartati, 2009)

9. Efektifitas kerja

Menurut Azhar Susanto (2004 : 41) bahwa efektivitas artinya informasi

harus sesuai dengan kebutuhan pemakai dalam mendukung suatu proses

bisnis, termasuk di dalamya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu

yang tepat, format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsisten dengan

format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau

sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan. Sedangkan menurut Zulkifli Amsyah

(2003 : 130) bahwa efektivitas adalah kegiatan mulai dengan adanya fakta

kegiatan sehingga menjadi data, baik yang berasal dari hubungan dan transaksi

internal dan eksternal maupun berasal dari hubungan antar unit dan di dalam

unit itu sendiri.

“Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan

sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas

menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sarana yang telah

ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin

tinggi efektivitasnya” (Siagian, 2007 : 24).

Sondang P. Siagian (2000 : 151) berpendapat bahwa efektivitas terkait

penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya


25

atau dapat dikatakan apakah pelaksanaan sesuatu tercapai sesuai dengan yang

direncanakan sebelumnya. Masih menurut Siagian (2000 : 171) efektivitas

adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat

pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah

dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan. Dari pengertian di atas,

terdapat beberapa hal yang dapat ditarik kesimpulan dalam unsur

efektivitas,yaitu :

a. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat

mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya;

b. Ketepatan waktu, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila

penyelesaian atautercapai tujuan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan;

c. Manfaat, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila tujuan itu

memberikan manfaat bagi masyarakat setempat sesuai dengan

kebutuhannya;

d. Hasil, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut

mendatangkan hasil. (Dewantara, 2018)

10. Pendekatan Efektivitas

Pendekatan Efektivitas S.P Siagan (2002), mengemukakan bahwa

efektivitas suatu organisasi dapat diukur dari berbagai hal, yaitu kejelasan

tujuan, kejelasan strategi pencapain tujuan, proses analisa dan perumusan

kebijakan yang mantap, tersedianya sarana dan prasarana yang efektif dan

efisien, sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik. Ada


26

beberapa Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kerja

dari organisasi yang memberikan pelayanan, antara lain:

a. Waktu, yaitu ketepatan dan kecepatan waktu dalam menyelesaikan

pekerjaan.

b. Kecermatan, disini adalah faktor ketelitian dalam menyelesaikan

pekerjaan.

c. Kebiasaan, faktor ini melihat cara dan kebiasaan pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan.

11. Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah rumah tempat merawat orang sakit, atau tempat

menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai

masalah kesehatan (Depdikbud, 1991). Peraturan Menteri Kesehatan

(Permenkes) RI,No.159b/Men.Kes/PER/II/1988 menjelaskan, bahwa yang

dimaksud dengan Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan

untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Fungsi Rumah Sakit

meliputi aspek: (a) menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik,

penunjang medik, perawatan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan

kesehatan; (b) sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan

paramedik; dan (c) sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu

teknologi bidang kesehatan. (Raden & Jambi, 2012)

Rumah sakit merupakan organisasi yang padat karya/profesi, padat

modal dan padat teknologi serta informasi yang dihasilkan, sangat beragam.
27

Dengan beragamnya informasi yang dihasilkan dibutuhkan pengelolaan yang

serius mulai dari data yang diperoleh, diproses hingga informasi yang

dihasilkan. Bagi suatu organisasi, informasi merupakan sumber daya yang

berharga. Berbagai kegiatan operasional dan pengambilan keputusan

tergantung dari informasi yang tersedia. Dukungan informasi yang memadai

dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko pengambilan keputusan yang

salah arah. Pada dasarnya pengelolaan data tidak selamanya harus

menggunakan komputer, bisa juga secara manual. Memang akan lebih lama

dan sulit. Harus disadari bahwa alat dan program yang baik tanpa data yang

benar akan menjadi tidak berguna sesuai dengan prinsip ”Garbage In,

Garbage Out”. Data salah menghasilkan informasi yang salah. Informasi

salah mengakibatkan perencanaan yang salah. Perencanaan salah

mengakibatkan penanggulangan yang salah. Berarti data yang salah

mengakibatkan pemborosan biaya, tenaga, sarana dan waktu. Oleh karena itu,

harus diupayakan agar kesalahan data dapat dikurangi sekecil mungkin.

(Gunawan, 2013)

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan

yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multidisiplin. Pelayanan

kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama

dimana setiap Rumah Sakit bertanggung jawab terhadap penerima jasa

layanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang

diberikan tidak lepas dari SIMRS. (Dwi, Setiawan, Putra, & Choirur, 2017)

12. Pelayanan Kesehatan


28

Azwar (1996) menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan sesuai standar

dan kode etik profesi (mewakili pemerintah dan petugas kesehatan), meski

tidak mudah namun masih dapat diupayakan; karena kode etik dan standar

pelayanan telah ditetapkan dan wajib dilaksanakan. Masalah mendasar adalah

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa

pelayanan kesehatan (masyarakat). Kepuasan mereka sebagai tolak ukur

tingkat kualitas pelayanan kesehatan mempunyai ruang yang luas dan tidak

mudah untuk dibatasi. Aspek kepuasan masyarakat atau pasien sebagai

ukuran tingkat kualitas pelayanan kesehatan, merupakan suatu fenomena

khas dan rumit, dapat selaras dan juga tidak selaras dengan kode etik profesi

dan standar mutu yang ditetapkan pemerintah. Fenomena khas ini tidak dapat

diabaikan oleh penyelenggara dan petugas pelayanan kesehatan.(Raden &

Jambi, 2012).

13. Rawat Inap

Rawat Inap Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang masuk ke

rumah sakit yang menggunakan tempat tidur untuk keperluan observasi,

diagnosis, terapi, rehabilitasi medik dan penunjang medik lainnya (DEPKES

RI, 1987). Ruangan rawat inap berupa bangsal yang di huni oleh beberapa

pasien sekaligus, namun pada beberapa rumah sakit juga menyediakan

kategori kelas untuk ruangan rawat inap. Semakin tinggi kelas tersebut maka

ruangan rawat inap akan memiliki fasilitas dan pelayanan yang melebihi

standar fasilitas dan pelayanan kelas biasa.


29

14. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 2009)

15. Pasien

Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan, tetapi pasien dalam hal

ini hanya merupakan salah satu jenis pelanggan. Pelanggan layanan

kesehatan merupakan semua orang yang sehari-harinya melakukan kontak

dengan layanan kesehatan (Pohan, 2015). Undang Undang tentang Rumah

Sakit Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 yang menyatakan bahwa pasien adalah

setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk

memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung

maupun tidak langsung di Rumah Sakit. Dalam pelayanan kesehatan, pasien

berkedudukan sebagai konsumen dibidang pelayanan kesehatan. Pengertian

pasien tidak banyak dibahas dalam literatur hukum kesehatan maupun

literatur ilmu kedokteran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001). Menurut

Wila (2001) pasien adalah orang sakit yang membutuhkan bantuan dokter

untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya dan pasien juga diartikan

sebagai orang sakit yang awam mengenai penyakitnya. Menurut Amir (1997)

pasien adalah orang yang sedang menderita penyakit atau gangguan


30

badaniah/rohaniah yang perlu ditolong agar lekas sembuh dan berfungsi

kembali melakukan kegiatannya sebagai salah satu anggota masyarakat.

B. Kerangka Konsep

Volume
Pekerjaan Efektivitas
Akurasi Kerja Tenaga
Kesehatan
Waktu Rawat Inap

Sumber : (Amsyah, Zulkifli. (2001). Manajemen Sistem Informasi) &(Pendekatan


Efektivitas S.P Siagan (2002))
Keterangan: : Variabel Independen : Dependen

C. Variabel/Focus Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 3 Variabel inependen yakni; Variabel Volume

pekerjaan, Akurasi, dan Waktu terhadap variabel dependen efektivitas pelayanan

Ruamah Sakit Islam Faisal 2019.

D. Defenisi Operasional

Tabel 2.1
Definisi Operasional
Variable Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Dependen
Efektivitas Efektivitas adalah Kuesioner 0 = Tidak Ordinal
tercapainya berbagai Setuju
sasaran yang telah 1 = Setuju
ditentukan
sebelumnya tepat
pada waktunya
dengan
menggunakan
sumber-sumber
tertentu yang sudah
dialokasikan untuk
31

melakukan berbagai
kegiatan. Siagian
(2000 : 171)

Independen
Volume Volume pekerjaan Kuesioner 0 = Tidak Ordinal
Pekerjaan pengolahan data Setuju
semakin banyak dan 1 = Setuju
meluas, sedangkan
kapasitas
pengolahan di
banyak organisasi
masih terbatas,
karena:
a. Organisasi
berkembang
menjadi lebih
besar, baik
dalam
ukuran, kerumita
n, maupun
lingkungan
multinasionalnya
.
b. Peningkatan
hubungan
jaringan kegiatan
memerlukan
dukungan data
dan informasi
dari unit, antar
unit, antar pusat
dan cabang,
antar organisasi-
organisasi dalam
satu grup, atau
antar organisasi
dengan dengan
pemerintahan.
c. Peningkatan
keperluan akan
sumber daya
manusia yang
professional
dalam
menangani
32

fungsi dan tugas


masing-masing,
dan dapat pula
mengatur sistem
informasi yang
mendukung
kegiatan pokok
unit atau sub unit
bersangkutan.
(Amsyah,
2005:131)
Akurasi Sering kali alat Kuesioner 0 = Tidak Ordinal
pengolah data Setuju
digunakan jauh 1 = Setuju
melebihi kapasitas
kemampuannya,
sehingga hasilnya
menjadi tidak
akurat dan
pengawasan serta
pemeliharaan alat
menjadi kurang
diperhatikan.
Pengolahan dengan
komputer pasti akan
sangat akurat
hasilnya, bila
kegiatan tersebut
sudah disiapkan
sebaik mungkin.
(Amsyah,
2005:131)

Waktu Informasi yang Kuesioner 0 = Tidak Ordinal


bernilai tinggi Setuju
adalah bila 1 = Setuju
dihasilkan tepat
waktu. Pelaksanaan
kerja dan proses
pelayanan sangat
memerlukan
informasi dalam
waktu yang tepat.
(Amsyah, 2005:131)
33

E. Kriteria Objektif

Dalam penelitian digunakan skala Guttman yang dimana terdapat 2 pilihan

jawaban dalam skala ini, yanhg diaman akan di bahas berikut dibawah ini:

1. Panduan penilaian

Berdasarkan kuesioner di atas, panduan penilaian dan pemberian skoring

dengan menggunakan pendekatan skala Gutman. Adapun panduan penentuan

penilaian dan skoringnya adalah sebagai berikut:

a. Jumlah pilihan = 2

b. Jumlah pertanyaan = 13

c. Skoring terendah = 0 (pilihan jawaban yang salah)

d. Skoring tertinggi = 1 (pilihan jawaban yang benar)

e. Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan = 0 x 13 = 0

(0%)

f. Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan = 1 x 13 = 13

(100%).

2. Penentuan skoring pada kriteria objektif :

Rumus umum:

Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)

Range (R) = skor tertinggi - skor terendah = 100 - 0 = 100%

Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria

objektif suatu variabel.

Kategori yaitu Cukup dan Kurang

Interval (I) = 100 / 2 = 50%


34

Kriteria penilian = skor tertinggi - interval = 100 - 50 = 50%, sehingga

Efektif = jika skor >= 50%

Tidak efektif = jika skor < 50%

F. Hipotesis

1. Volume pekerjaan

Ho: Tidak terdapat pengaruh variabel Volume Pekerjaan terhadap Efektivitas

kerja tenaga kesehatan rawat inap.

Ha: Terdapat pengaruh variabel Volume Pekerjaan terhadap Efektivitas kerja

tenaga kesehatan rawat inap.

2. Akurasi

Ho: Tidak terdapat pengaruh variabel Akurasi terhadap Efektivitas kerja tenaga

kesehatan rawat inap.

Ha: Terdapat pengaruh variabel Akurasi terhadap Efektivitas kerja tenaga

kesehatan rawat inap.

3. Waktu

Ho: Tidak terdapat pengaruh variabel Waktu terhadap Efektivitas kerja tenaga

kesehatan rawat inap.

Ha: Terdapat hubungan variabel Waktu terhadap Efektivitas kerja tenaga

kesehatan rawat inap.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk melihat

gambaran variabel penelitian yang berpengaruh terhadap Penerapan Sistem

Informasi Rumah Sakit Terhadap Efektivitas Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit

Islam Faisal Makassar 2019

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi pada penelitian ini berada di provinsi Sulawesi selatan, kota Makassar,

tepatnya yaitu, Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, yang beralamat di jalan A.P.

Pettarani Makassar. Dengan rencana waktu pada penelitian ini berlangsung

selama kurang lebih 1 bulan, mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2019.

C. Alat Ukur Penelitian

Alat ukur penelitian ini menggunakan kuesioner (angket), yang dimana dalam

item jawaban dalam kuesioner menggunakan skala pengukuran guttman yang di

mana di setiap jawaban menyangkut Variabel penelitian di berikan kategori

penilaian yakni terdapat dua pilihan diantaranya yaitu; Ya atau Tidak, yang

mampu menggambarkan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan yang di

tujukan ke responden penelitian ini.


36

D. Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini berjumah 152 orang perawat yang bertugas di

ruang perawatan rawat inap yang dimana terbagi di 9 ruangan perawatan. Yakni

sebagai berikut;

Table 3.1
Jumlah Perawatan Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar 2019

Jenis kelamin Jumlah


No Ruangan
Laki-laki Perempuan perawat
1 Perawatan 1 5 11 16 Orang
2 Perawatan 2 4 11 15 Orang
3 Perawatan 3 4 11 15 Orang
4 Perawatan 4 1 13 14 Orang
5 Perawatan 5 4 12 16 Orang
6 Perawatan 6 6 16 22 Orang
7 Perawatan 7 6 16 22 Orang
8 Perawatan 8 5 17 22 Orang
9 As- Syifa 4 6 10 Orang
Total 39 113 152
Sumber: Data Primer 2019

Dengan cara pengambilan sampel menggunakan Stratifed random sampling,

dengan cara membagi populasi kedalam kelompok-kelompok yang homogeny

(disebut strata), dan dari tiap stratum tersebut diambil sampel secara acak.

Besaran sampel penelitian ini digunakan dengan rumus Slovin sebagai berkut:

Dimana :

n : jumlah elemen/ anggota sampel

N : jumlah elemen/ anggota pupulasi

e : error level (tingkat kesalahan), 0,05 (5%)


37

populasi dalam penelitian ini berjumlah 152 orang perawat dengan tingkan

signifikansi 0,05, maka besaran sampel pada penelitian ini adalah:

dibulatkan menjadi 110

Tabel 3.2
Perhitungan Jumlah Sampel

No Ruangan Perhitungan Jumlah perawat (Sampel)


1 Perawatan 1 11,5 12 Orang
2 Perawatan 2 10,8 11 Orang
3 Perawatan 3 10,8 11 Orang
4 Perawatan 4 10,1 10 Orang
5 Perawatan 5 11,5 12 Orang
6 Perawatan 6 15,9 15 Orang
7 Perawatan 7 15,9 16 Orang
8 Perawatan 8 15,9 16 Orang
9 As- Syifa 7,2 7 Orang
Jumlah 110
Sumber : Hasil Olahan Penulis 2019.

E. Teknik Pengolahan Data

Pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer serta

aplikasi analisis uji statistik SPSS. Yang di mana pengolahan data penelitian

terdapat beberapa langkah yaitu:

1. Editing

Melakukan pemeriksaan hasil pengambilan data yang telah dilakukan

yakni menyangkut kebenaran serta kelengkapan pengisian kuesioner. Dengan


38

cara memeriksa seluruh lembaran kuesioner responden yang telah di

kembalikan ke peneliti mulai dari data umum responden serta memastikan

keseluruhan pernyataan/pertanyaan di lembar kuesioner terisi semua untuk

menghindari missing data.

2. Coding

Memberikan kode pada setiap jawaban dalam kuesioner yang telah dilengkapi

untuk mempermudah dan mempercepat entry data.

3. Entry

Kegiatan memindahkan data yang telah diubah menjadi kode (data

coding) ke dalam mesin pengolah data. Data-data yang telah terkumpul dari

hasil kuesioner dimasukkan (di-entry) ke dalam komputer berdasarkan program

entry data yang telah dibuat sebelumnya. Setelah pengkodean dan penilaian di

setiap jawaban keseluruhan kuesioner responden selesai hasilnya kemudian di

imput kedalam aplikasi pengolah data SPSS.

4. Cleaning

Kegiatan untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan

kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Tahapan ini seluruh data yang telah terimput di periksa kembali kebenaranya

sebelum di olah dan menghasilkan data informasi, sehingga informasi yang di

hasilkan akurat.

F. Pengumpulan dan Analisa Data

1. Pengumpuan Data

a. Primer
39

Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil pegumpulkan data

kuantitatif menggunakan instrumen alat ukur kuesioner (angket) dan di

lengkapi dengan Observasi (pengamatan) agar mendapatkan hasil data

akurat dan jelas yang dapat mempermudah dalam pengolahan data serta

pengambilan keputusan.

b. Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari data umum Rumah

Sakit, yang dimana data yang di butuhkan dalam penelitian ini meupakan

data deskrit Rumah Sakit, jumlah kunjungan rawat inap, data jumlah

perawat yang bertugas diperawatan rawat inap, serta informasi tenaga

kesehatan atau perawat yang bertugas diruang perawatan rawat inap yang

telah mengikuti pelatihan SIRS, dan informasi tambahan lainnya

menyangkut penelitian ini.

2. Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dengan

menggunakan analisis regresi linear dengan menggunakan uji T statistic

dalam aplikasi pengolah data SPSS.


40

G. Etika Penelitian

INFORMED CONSENT

Kepada bapak/ibu pegawai Makassar, Mei 2018

RSI Faisal Makassar

di Tempat

Dengan hormat,

Dengan segala kerendahan hati saya sampaikan kuesioner ini kehadapan

Bapak/Ibu di sertai dengan permohonan maaf karena kehadiran kuesioner ini

akan menggangu waktu kerja dan istirahat Bapak/Ibu. Adapun tujuan

penyebaran kuesioner ini hanya di perlukan untuk mengumpulkan data dan

informasi dalam penulisan proposal skripsi yang berjudul “Pengaruh

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Terhadap

Efektivitas Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar

Tahun 2019” Jawaban dari para responden di setiap pertanyaan hanya di

pergunakan untuk kepentingan akademis semata, yang sifatnya rahasia,

terbatas dan tidak di publikasikan.

Peran serta dan sumbangan saran Bapak/Ibu sekalian sangat berarti

dalam penyusunan penelitian ini, atas perhatian dan bantuan yang di berikan

saya ucapkan terim akasih. Semoga Allah SWT dapat membalas kebaikan

Bapak/Ibu sekalian dengan berlipat ganda Amin.

Hormat saya

Andi Surya Abdi


41

DAFTAR PUSTAKA

Adam, A., Pejuang, U., & Indonesia, R. (2018). Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Umum
Daerah Pangkep (Studi Kualitatif di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep).
(September 2016).

Amsyah, Zulkifli. 2001. Manajemen Sistem Informasi. Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Bayu, A., & Izzati, S. (2013). Evaluasi Faktor-Faktor Kesuksesan Implementasi


Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit di PKU Muhammadiyah Sruweng
dengan Menggunakan Metode. (November), 78–86.

Damayanti, D. ., Rusmin, M., & Arranury, Z. (2015). Gambaran penerapan


sistem informasi manajemen kesehatan berbasis WEB di Puskesmas kota
Makassar tahun 2015. Al-Sihah : Public Health Science Journal, 7(2), 6.

Dewantara, S. (2018). PENGARUH SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI


KEPENDUDUKAN ( SIAK ) TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI
PADA KANTOR DINAS. 1(April), 107–117.

Dwi, T., Setiawan, D., Putra, H., & Choirur, M. (2017). Penerapan Analisis Jalur
Kepuasan Pengguna Terhadap Intensitas Pengguna SIMRS. 02, 131–138.

file http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1669/5/128600347_file5.pdf.
(Diakses 2 Mei 2019).

Gunawan, I. (2013). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ( Simrs )


Rsud Brebes Dalam Kesiapan Penerapan Sistem Informasi Rumah Sakit (
Sirs ) Online Kemenkes Ri Tahun 2013.

https://idtesis.com/teori-lengkap-tentang-sistem-informasi-rumah-sakit-menurut-
para-ahli-dan-contoh-tesis-sistem-informasi-rumah-sakit/ (Diakses 13 juni
2019).

http://economic-manage.blogspot.com/2014/10/sistem-informasi-manajemen-
rumah-sakit.html (Diakses 13 juni 2019).

Layaman, & Hartati, S. (2009). Studi Efektivitas Pelayanan Publik di Kecamatan


Kejaksan Kota Cirebon. Benefit Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 13–33.
Retrieved from
http://journals.ums.ac.id/index.php/benefit/article/view/1280/843

Notoadmojo. S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.
42

Publik, M., & Odelia, E. M. (2018). SurabayaManajemen Rumah Sakit ( SIMRS )


Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan di RSUD dr . Mohamad
Soewandhie. 6(April), 1–8.

Raden, R., & Jambi, M. (2012). ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
BANGSAL JANTUNG DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI. 1(1), 11–30.

Ranu, M. E., Pendidikan, S., Perkantoran, A., Ekonomi, F., & Surabaya, U. N.
(n.d.). KEMBALI ARSIP DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
KABUPATEN SIDOARJO Husnia Pertiwi. 1–17.

Santoso,S. (2015). Menguasai Statistik Non Parametrik. Jakarta: Kompas


Gramedia.

Setyawan, D. (2016). ANALISIS IMPLEMENTASI PEMANFAATAN SISTEM


INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT ( SIMRS ) PADA RSUD
KARDINAH TEGAL. 1(2), 54–61.

Siagian, S.P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka


Cipta.

Siranap, T., Siranap, M., Update, M., & Siranap, D. (n.d.). JUKNIS SIRANAP (
Sistem Informasi Rawat Inap ).

Sugiharto, O. (2008). Sistem Informasi Rumah Sakit. 1–13.

www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/36TAHUN2009UU.htm (Diakses 2 Mei


2019).
43

LAMPIRAN
Nomor Kuesioner :

FORMULIR KUESIONER

Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Terhadap Efektivitas Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar Tahun 2019

PROFIL RESPONDEN

Nama responden :

Alamat responden :

Jenis kelamin : Pria

Wanita

Usia Anda : _________ Tahun

Nomor Handpone :

Profesi :

Lama bekerja :

1 – 2 tahun 3 – 4 tahun 5 – 6 tahun > 6 tahun

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Kuesioner di bawah ini memuat sejumlah pertanyaan. Silahkan Anda

memberikan tanda checklist (√) pada kotak jawaban yang Anda pilih yang

menunjukkan persetujuan atau ketidak setujuan Anda terhadap pertanyaan

tersebut.
44

1. VOLUME PEKERJAAN (VP)


No. Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah setelah menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) mampu memudahkan pekerjaan anda
dalam melakukan pencatatan dan pelaporan?
2 Apakah anda masih membutuhkan bantuan orang lain dalam
menyelesaikan pengolahan data, setelah menggunakan SIMRS?
3 Apakah dengan penerapan SIMRS di Rumah Sakit ini mampu
meningkatkan mutu pelayanannya?
4 Dengan SIMRS penyampaian informasi ke tiap unit yang
berkaitan dengan pelayanan rawat inap lebih mudah?
5 Apakah anda pernah mengikuti pelatihan terkait SIMRS?
2. AKURASI (AK)
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah komputer yang anda gunakan pernah mengalami
gangguan?
2 Apakah komputer yang di gunakan sering di lakukan
pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala oleh petugas
Informasi Teknologi (IT)?
3 Apakah pengolaha data menggunakan komputer lebih akurat
dibanding pengolahan secara manual?
3. WAKTU (WT)
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah dengan menggunakan SIMRS informasi yang akan di
sampaikan tepat waktu saat di perlukan?
2 Apakah SIMRS mempercepat pelayanan yang di berikan?
3 Apakah SIMRS mempercepat penyelesaian pekerjaan anda?

EFEKTIVITAS (EFK)
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah anda merasa puas dengan penerapan SIMRS di ruang
kerja anda ?
2 Apakah pekerjaan anda tercapai sesuai target dengan bantuan
SIMRS?
Terima kasih telah mengisi kuesioner penelitian ini, kami harap data yang anda
isikan murni dari penilaian pribadi anda tanpa ada tekanan dari pihak manapun,
sehingga data yang di hasilkan akurat.
Tanggal pengisisan kuesioner …./…./ 2019

Tanda Tangan Responden

Anda mungkin juga menyukai