ASUHAN KEBIDANAN
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KEHAMILAN
Di Susun Oleh :
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang asuhan kebidanan
evidence base dalam pelayanan kehamilan Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar
dan pemenuhan materi perkuliahan Asuhan Kebidanan.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan didalamnya. Karena
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah kami selanjutnya.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami umumnya dan khususnya kepada pembaca.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemahaman tentang konsep dasar asuhan kehamilan sangat diperlukan oleh bidan sebagai dasar
pengetahuan bidan untuk mengikuti pembelajaran yang selanjutnya. Konsep dasar asuhan kehamilan ini
memeberikan gambaran kepada mahasiswa tentang asuhan menyeluruh yang akan diterapkan dalam praktik
kebidanan terutama asuhan kehamilan.
Materi konsep dasar asuhan kehamilan ini digunakan agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar proses
kehamilan sampai pada asuhan yang diperlu berikan. Adapun isi dari bab konsep dasar asuhan kehamilan ini
adalah sebagai berikut : kehamilan, filosofi asuhan kehamilan, prinsip pokok asuhan kehamilan, sejarah
asuhan kehamilan, tujuan asuhan kehamilan, refocusing asuhan kehamilan, standar asuhan kehamilan, dan
Trend an isu terkini dalam ANC Sebelumnya mahasiswa sudah mendapatkan pengetahuan dari mata kuliah
konsep kebidanan yang sekilas telah membahas materi yang akan di bahas pada materi konsep dasar asuhan
kehamilan ini.
B. Tujuan
Memahami konsep dasar asuhan kebidanan yang meliputi:
1. Pengertian kehamilan
2. Filosofi asuhan kehamilan
3. Prinsip pokok asuhan kehamilan
4. Sejarah asuhan kehamilan
5. Tujuan asuhan kehamilaN
6. Refocusing asuhan kehamilan
7. Standar asuhan kehamilan
8. Trend dan isu terkini dalam ANC
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sackett et al. Evidence-based (EB)adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada
bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam
prakteknya, EB memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini
yang paling dapat dipercaya.
Pengertian lain dari evidence based adalah proses yang digunakan secara sistematik untuk menemukan,
menelaah/me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.
Jadi secara lebih rincinya lagi, EB merupakan keterpaduan antara :
1. bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence)
2. keahlian klinis (clinical expertise)
3. nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).
Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah hasil pemikiran yang telah
ditelaaah dan disetujui dengan beberapa petimbangan baik dari acountable aspek metodologi maupun
accountable aspek ilmiah yang berupa jurnal, artikel, e-book atau buku yang diakui. Penggunaan kebijakan
dari bukti terbaik yang tersedia sehingga tenaga kesehatan (Bidan) dan pasien mencapai keputusan yang
terbaik, mengambil data yang diperlukan dan pada akhirnya dapat menilai pasien secara menyeluruh dalam
memberikan pelayanan kehamilan(Gray, 1997). Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti
ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas
yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.
Pendekatan resiko mempunyai prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang akan
mengalami komplikasi dan yang tidak. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak
pernah mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang
didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori
resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
Sementara, bagi Bumil kelompok Resiko Rendah :
Ø tidak diberi pengetahuan tentang Resti
Ø tidak dipersiapkan mengatasi kegawatdaruratan obstetric
Ø Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami
komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya
Ø Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumil beresiko mengalami
komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap bumil harus mempunyai akses asuhan
kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar
asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
PERHITUNGAN DJJ
Dahulu perhitungan DJJ adalah dengan 15 detik dikalikan 4. Tapi sekarang perhitungan dilakukan satu
menit penuh.
E. POLA ASUHAN KEHAMILAN
Evidence Based Tentang Tradisi Masa Kehamilan :
1. Seorang dukun yang ketika ada masyarakat hamil periksa dan ketika diperiksa diprediksi oleh si dukun
letak janinnya sungsang. Kemudian si dukun melakukan tindakan pemutaran janin dengan manual.
Tindakan ini dilakukan karena diyakini akan merubah posisi janin.
Fakta : Tindakan merubah posisi dengan memutar tidak efektif dilakukan dan berpotensi besar terjadinya
komplikasi yang tidak diinginkan, karena hal ini erat kaitannya dengan letak plasenta yang tidak
diketahui dukun tersebut. Jika nanti proses pemutarannya salah atau tidak sesuai dengan keadaan di intra
uteri maka akan mengakibatkan perdarahan, rupture plasenta, solutio plasenta. Sehingga hal ini lebih
membahayakan, karena bisa menyebabkan kematian ibu dan janin.
2. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan, bisa menimbulkan cacat
pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi, penyakit,
keturunan atau pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,
gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres,
pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
3. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar janin terhindar dari
marabahaya.
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.
4. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak
dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan kelaur malam terlalu lama,
apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat
disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
5. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak terlilit tali pusat.
Fakta: Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada
di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena
ibunya terlalu aktif.
6. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi mirip seperti orang
yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar tidak membenci
seseorang berlebihan.
7. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak dipengaruhi oleh
makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos.
8. Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu, makanan atau sifat tertentu
terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
9. Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang dapat melunakkan daging.
Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian
juga nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi
sehingga baik untuk kesehatan.
10. Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah stroberi. Yang perlu diingat, jangan makan
stroberi terlalu banyak, karena bisa sakit perut. Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam
rahim atau di jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.
11. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis darah. Tapi ini
bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang
terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
12. Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin diyakini menyebabkan
janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi baik dan faktor
keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa
sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan
selalu berdampak tak baik.
13. Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari) menjelang kelahiran.
Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur makanan akan dipecah dalam usus halus menjadi asam
amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar mudah diserap oleh usus.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hartanti Bahar Amd,keb dengan judul Kondisi sosial budaya
berpantang makanan dan implikasinya pada kejadian anemia ibu hamil (Studi kasus pada masyarakat
pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Abeli di Kota Kendari) Tahun 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa makanan yang dipantang oleh ibu hamil selama masa kehamilan terdiri atas golongan hewani,
golongan nabati dan gabungan dari keduanya (golongan nabati dan hewani). Makanan yang dipantang
ibu hamil dari golongan hewani adalah cumi-cumi, gurita, kepiting, daging, kepiting dan udang yang
baru ganti kulit, ikan pari, ikan yang tidak memiliki lidah, ikan yang memiliki banyak duri (terundungan)
dan telur bebek. Kepercayaan berpantang makan ini didasarkan atas hubungan asosiatif antara bahan
makanan tersebut menurut bentuk atau sifatnya dengan akibat buruk yang akan ditimbulkan bagi ibu dan
bayi yang akan dilahirkan. Ibu hamil berpantang makan cumi-cumi sebab cumi-cumi berjalan maju
mundur diasosiasikan dengan proses melahirkan yang sulit di pintu lahir, bayi akan menyulitkan
persalinan dengan maju mundur pada saat proses kelahiran.
1. Kepiting dilarang karena dikhawatirkan anak akan nakal dan suka menggigit jika besar.
2. Gurita dilarang sebab bersifat lembek diasosiasikan dengan bayi yang juga akan lemah fisiknya
seperti gurita.
3. Kepiting dan udang yang baru ganti kulit dilarang sebab bertekstur lembek tidak bertulang
diasosiasikan dengan anak yang juga akan lemah tak bertulang jika lahir, begitu juga dengan ikan pari
dipantang karena memiliki tulang lembut dipercayai akan menyebabkan bayi juga bertulang lembut,
daging dipantang karena dikhawatirkan ibu akan kesulitan melahirkan jika bayinya terlalu sehat, ikan
yang bemiliki banyak duri (terundungan) dilarang karena akan menyebabkan perasaan ibu hamil tidak
enak dan menimbulkan rasa panas selama kehamilan, telur bebek dipantang karena akan menyulitkan
persalinan.
4. Makanan yang dipantang oleh ibu hamil dari golongan nabati adalah mangga macan, durian, nanas,
nangka, sayur rebung, pisang kembar, daun kelor, nangka muda, kelapa muda, pepaya muda, terong
dan tebu.
Ibu hamil berpantang makan mangga macan, durian, nenas, dan nangka karena dianggap bersifat
panas dikaitkan dengan keyakinan dikotomi panas dingin.
Ibu hamil dianggap dalam kondisi dingin sehingga tidak boleh makan makanan yang sifatnya panas
sebab dapat menyebabkan keguguran kandungan pada umur kehamilan muda. Kelapa muda
dipantang pada awal kehamilan karena dapat mengakibatkan keguguran, rebung dilarang karena
dikhawatirkan akan menyebabkan anak memiliki banyak bulu/rambut jika lahir, pisang kembar
dipantang diasosiasikan anak juga akan kembar jika lahir, daun kelor dilarang karena mengandung
getah yang pedis yang akan menyebabkan rasa sakit dalam proses kelahiran dikenal dengan sebutan
“getah kelor”, juga karena daun kelor yang berakar diasosiasikan dengan ari-ari bayi yang juga akan
berakar. Ibu hamil berpantang mengkonsumsi nangka muda karena nangka muda juga memiliki getah
yang akan menyebabkan rasa sakit dalam proses kelahiran.
Pepaya muda dipantang karena dapat menyebabkan gatal-gatal pada ibu hamil dan bayi yang ada
didalam kandungan. Terong dilarang karena juga dapat mengakibatkan gatal-gatal pada ibu dan
bayinya.
Tebu dilarang karena akan menyebabkan rasa sakit karena ibu akan mengeluarkan banyak air
mendahului proses kelahiran diasosiasikan dengan tebu yang juga mengandung banyak air.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan adanya Evidence Based maka masyarakat diharapkan dapat membedakan atau memilah – milah
mana mitos – mitos yang menguntungkan dan merugikan dalam kehamilan serta masyarakat mengetahui
alasannya berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan. Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan
alamiah. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice). Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada
bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Hani,Ummi. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
Ben-Zion, Taber. 1998. Kegawatdaruratan Obstetrik dan Ginekologi. Jakarta: ECG.