Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana Pikiran Dapat Mempengaruhi Produksi ASI?

Oleh Arinda Veratamala

Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Andreas Wilson Setiawan

Pernahkah Anda mendengar bahwa pikiran ibu terhadap ASI-nya mempengaruhi produksi ASI?

Banyak ibu khawatir terhadap produksi ASI-nya di awal-awal masa menyusui. Ibu takut produksi ASI-nya
tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi. Biasanya, hal-hal yang mendasari ibu berpikiran ASI-nya tidak
cukup adalah:

Bayi sering menyusu. Bayi biasanya menyusu 8-12 kali dalam sehari, tetapi di hari-hari awal setelah
kelahiran biasanya bayi tidak tenang atau rewel. Ibu menyangka ini diakibatkan karena bayi belum puas
menyusu, padahal bukan berarti karena produksi ASI ibu sedikit.

Payudara ibu terasa lunak. Ketika cadangan ASI Anda menyesuaikan kebutuhan bayi Anda, payudara
Anda mungkin tidak terasa penuh atau kencang, biasanya hal ini terjadi antara 3-12 minggu setelah
kelahiran. Namun, selagi bayi Anda masih menyusu, payudara Anda akan memproduksi ASI yang cukup
untuk bayi.

Bayi tiba-tiba menyusu lebih sering. Bayi Anda mungkin akan menyusu lebih sering ketika
pertumbuhannya sedang berjalan lebih cepat. Namun, karena bayi menyusu lebih sering, Anda menjadi
khawatir ASI Anda kurang, padahal tubuh Anda dapat menyesuaikan kebutuhan bayi dengan
meningkatkan produksi ASI.

Bayi hanya menyusu dalam waktu singkat. Namun, ini bukan berarti disebabkan karena produksi ASI
Anda sedikit. Setelah dua atau tiga bulan, bayi Anda mungkin akan menyusu lebih singkat.

Namun, hati-hati dengan pikiran Anda, Bu, karena pikiran Anda secara tidak langsung dapat
mempengaruhi produksi ASI Anda.

Apa hubungan pikiran dengan produksi ASI?

Dalam memproduksi ASI, tubuh ibu melibatkan otak. Saat otak memberikan sinyal bahwa cadangan ASI
sudah sedikit, maka payudara ibu akan memproduksi ASI kembali untuk memenuhi cadangan ASI ibu.
Pada saat bayi mengisap payudara Anda, ini juga merupakan sebuah rangsangan untuk kelenjar hipofisis
di otak untuk melepaskan hormon oksitosin dan juga prolaktin ke dalam aliran darah. Kedua hormon ini
bertugas untuk memproduksi ASI. Namun, ketika Anda stres, stres dapat memperlambat pelepasan
hormon oksitosin ke aliran darah, sehingga dapat mengganggu produksi ASI. Yang perlu Anda lakukan
pertama kali saat stres adalah tenangkan diri Anda terlebih dahulu.

Sebenarnya, Anda tidak perlu merasa khawatir. Mengapa? Karena pelepasan oksitosin ke aliran darah
sebenarnya dapat memberi efek menenangkan dan menurunkan tingkat stres Anda. Jika Anda terus
berusaha untuk memberikan ASI ke bayi Anda, stres Anda akan berkurang dan produksi ASI Anda tidak
akan berhenti. Intinya, Anda tidak boleh putus asa saat memberikan ASI kepada bayi Anda.

Namun, kebanyakan ibu justru berpikir ASI-nya tidak cukup, padahal sebenarnya cukup. Kondisi ini
biasanya disebut dengan perceived insufficient milk atau persepsi ketidakcukupan ASI. Karena
“termakan” oleh persepsi atau pikiran ibu sendiri, ibu menjadi jarang memberikan ASI pada anaknya dan
lama-kelamaan produksi ASI ibu juga semakin sedikit dan akhirnya berhenti. Ini merupakan penyebab
paling banyak mengapa ibu lebih cepat berhenti menyusui bayinya.

Bagaimana cara melancarkan produksi ASI?

Semakin sering menyusui bayi Anda, semakin lancar produksi ASI Anda. Isapan bayi pada payudara Anda
merupakan rangsangan bagi tubuh Anda untuk terus memproduksi ASI.

Oleh karena itu, jauhkan pikiran Anda mengenai produksi ASI Anda yang sedikit. Bayi memang kadang
lebih sering untuk menyusu. Hal ini dapat terjadi karena biasanya pada usia sekitar 2-3 minggu, 6
minggu, 3 bulan, atau bisa kapan saja, bayi mengalami pertumbuhan yang lebih cepat, sehingga
membutuhkan asupan yang lebih banyak. Yang harus Anda lakukan pada saat ini adalah ikuti keinginan
bayi untuk menyusu atau biasa disebut dengan ASI on demand.

Anda juga dapat melakukan hal ini untuk melancarkan produksi ASI:
Pastikan bayi Anda menempel pada payudara Anda dengan benar atau posisi menyusu bayi benar,
sehingga bayi nyaman saat menyusu.

Susui bayi Anda sesering mungkin dan ikuti keinginan bayi kapan saja ia membutuhkan ASI dan kapan ia
merasa sudah kenyang.

Susui bayi dengan payudara kanan dan kiri setiap ia menyusu. Susui bayi dengan payudara pertama
selama ia masih mengisap dengan kuat, kemudian tawarkan bayi dengan payudara kedua ketika isapan
bayi sudah mulai melemah.

Sebaiknya jangan beri susu formula atau empeng kepada bayi karena ini dapat membuatnya tidak
tertarik lagi dengan ASI, sehingga juga dapat menyebabkan produksi ASI Anda ikut melemah. Ajari bayi
untuk mulai makan pada usia 6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai