Anda di halaman 1dari 4

RENCANA INTE RVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


51 Resiko Inkontinensia Urine Setelah dilakukan intervensi selama …. , maka Manajemen Inkotinensia Urine
Urgensi kontinensia urine membaik dengan kriteria hasil  Observasi:
sebagai berikut : 1. Identifikasi penyebab inkotonensia urine
b.d: (faktor resiko)  Kemampuan berkemih menurun misalnya gangguan fungsi kognifif, cedera
1. Efek samping obat, kopi  Nokturia menurun tulang belakang, obat-obatan, usia dan
dan alkohol  Distensi kandung kemih cukup menurun riwayat operasi.
2. Hiperrefleks destrussor  Hesitancy menurun 2. Identifikasi perasaan dan persepsi terhadap
3. Gangguan sistem syaraf  Verbalisasi pengeluaran urine tidak tuntas inkontinensia urine
pusat menurun  Terapeutik:
4. Kerusakan kontraksi  Frekuensi berkemih membaik 1. Sediakan pakaian dan lingkungan yang
kandung kemih, relaksasi  Sensasi berkemih membaik mendukung program inkontinensia urine
spingter tidak terkendali 2. Ambil sampel urine untuk pemeriksaan
5. Ketidakefektifan kebiasaan urine lengkap atau kultur.
berkemih  Edukasi:
6. Kapasitas kandung kemih 1. Jelaskan definisi, jenis dan penyebab
kecil. inkontinensia urine
7. Disorganisasi keluarga 2. Diskusikan program inkotinensia urine
misalnya jadwal minum dan berkemih,
konsumsi obat diuretik dan latihan
penguatan otot-otot perkemihan.
 Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan medis dan fisioterapis
untuk mengatasi inkontinensia urine.

52 Resiko Konstipasi Setelah dilakukan intervensi selama...Eliminasi Fekal Manajemen Eliminasi Fekal
b.d (faktor resiko): membaik, dengan kriteria hasil sbb:  Observasi:
Fisiologis  Kontrol pengerluaran feses meningkat 1. Identifikasi masalah usus dengan penggunaan
1. Penuruanan mobilitas  Konsistensi feses membaik obat pencahar
gastrointestinal  Frekuensi defekasi membaik 2. Identifikasi pengobatan yang berefek pada
2. Pertumbuhan gigi tidak  Peristaltik usus membaik kondisi gastrointestinal
adekuat  Keluhan defekasi lama dan sulit menurun 3. Monitor buang air besar (warna, konsitensi,
3. Ketidakcukupan diet  Mengejan saat defekasi menurun frekuensi, volume)
4. Ketidakcukupan asupan 4. Monitor tanda dan gejala konstipasi
serat
5. Ketidakcukupan asupan  Terapeutik:
cairan 1. Berikan air hangat setelah makan
6. Aganglionik (mis. Penyakit 2. Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
Hirchprung) 3. Sediakan makanan tinggi serat
7. Kelemahan otot abdomen
 Edukasi:
Psikologis 1. Jelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan keteraturan peristaltik usus
1. Konfusi 2. Anjurkan mencatat warna, frekueni, konsistensi
2. Depresi dan volume feses
3. Gangguan emosional 3. Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik sesuai
toleransi
Situasional 4. Anjurkan pengurangan asupan makanan yang
1. Perubahan kebiasaan meningkatkan pembentukan gas
makan 5. Anjurkan mengkonsumsi makanan yang
2. Ketidakadekuatan toileting mengandung tinggi serat
3. Aktifitas fisik harian kurang 6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak
dari yang dianjurkan ada kontraindikasi
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Efek agek farmakologi  Kolaborasi:
6. Ketidakteraturan kebiasaan 1. Kolaborasi pemberian obat supositorial anal
defekasi
7. Kebiasaan menahan
dorongan defekasi
8. Perubahan lingkungan

53 Disorganisasi Perilaku Bayi Setelah dilakukan intervensi selama...... organisasi Perawatan Bayi:
b.d: (penyebab) perilaku bayi meningkat, dengan kriteria hasil sebagai Observasi:
1. Keterbatasan lingkungan fisik berikut: 1. Monitor tamda-tanda vital bayi (terutama suhu
2. Ketidaktepatan sensorik  Gerakan pada ekstremitas meningkat 36.5oc-37.5oc)
3. Kelebihan stimulasi sensorik  Kemampuan jari-jari menggengam
4. Imaturitas sistem sensorik  Gerakan terkoordinasi meningkat Terapeutik:
5. Prematuritas  Respon normal terhadap stimulus sensorik 1. Mandikan bayi dengan suhu ruangan 21-24 oc
6. Prosedur invasif meningkat 2. Mandikan bayi dalam waktu 5-10 menit dan 2
7. Malnutrisi  Gelisah menurun kali dalam sehari
8. Gangguan motorik  Tremor menurun 3. Rawat tali pusat secara terbuka (tali pusat tali
9. Kelainan kongenital pusat tidak dibungkus apapun)
 Tersentak menurun
10. Kelainan genetik 4. Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi kapas
 Bradikaria menurun
11. Terpapar teratogenik yang telah diberikan air matang
d.d:  Takikardi menurun 5. Kenakan popok bayi dibawah umbilikus jika tali
Mayor:  Kemampuan menyusu membaik pusat belum terlepas
Subyektif:-  Warna kulit membaik 6. Lakukan pemijatan bayi
Obyektif: 7. Ganti popok bayi jika basah
1. Hiperekstensi ekstremitas 8. Kenakan pakaian bayi dari bahan katun
2. Jari-jari meregang atau
tangan menggengam Edukasi:
3. Respon abnormal terhadap 1. Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
stimulus sensorik 2. Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
4. Gerakan tidak terkoordinasi
Minor:
Subyektif: -
Obyektif:
1. Menangis
2. Tidak mampu menghambat
respon terkejut
3. Iritabilitas
4. Gangguan refleks
5. Tonus motorik berubah
6. Tangan di wajah
7. Gelisah
8. Tremor
9. Tersentak
10. Aritmia
11. Bradikardia atau takikardia
12. Saturasi menurun
13. Tidak mau menyusu
14. Warna kulit berubah

54 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi selama...... mobilitas fisik Dukungan Ambulasi
b.d (penyebab) meningkat, dengan kriteria hasil sebagai berikut:
1. Kerusakan integritas struktur  Pergerakan ekstremitas meningkat Observasi:
tulang  Kekuatan otot meningkat 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Perubahan metabolisme  Rentang gerak (ROM) meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
3. Ketidakbugaran fisik  Nyeri menurun 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
4. Penurunan kendali otot  Kecemasan menurun sebelum memulai ambulasi
5. Penurunan massa otot  Kaku sendi menurun 4. Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
6. Penurunan kekuatan otot
 Kaku sendi menurun gerakan tidak terkoordinasi
7. Keterlambatan perkembangan Terapeutik:
menurun
8. Kekakuan sendi 1. Fasilitasi aktifitas ambulasi dengan alat bantu
 Gerakan terbat orang menurun
9. Kontraktur 2. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik jika perlu
10. Malnutrisi  Kelemahan fisik menurun 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
11. Gangguan muskoloskeletal meningkatkan ambulasi
12. Gangguan neuromuskular
13. Indeks massa tubuh diatas Edukasi:
persentil ke-75 sesuai usia 1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
14. Efek agen farmakologi 2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
15. Program pembatasan gerak 3. Anjurkan ambulasi sederhana yang harus
16. Nyeri dilakukan misalnya berjalan dari tempat tidur ke
17. Kurang terpapar informasi kursi roda dll.
tentang aktfitas fisik
18. Kecemasan Dukungan Mobilisasi
19. Gangguan kognitif
20. Keengganan melakukan
pergerakan
21. Gangguan sensoripersepsi

d.d:
Mayor:
Subyektif:
1. Mengeluh sulit menggerakan
ekstremitas
Obyektif:
1. Kekuatan otot menurun
2. Rentang gerak (ROM) menurun

Minor:
Subyektif:
1. Nyeri saat bergerak
2. Enggan melakukan pergerakan
3. Merasa cemas saat bergerak

Obyektif:
1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah

Note:
1. Kelompok 1 mengerjakan diagnosis 1 s/d 50 (lihat daftar isi SDKI), kelompok 2 diagnosis 51 s/d 100, kelompok 3 diagnosis 101 s/d 149
2. Kelompok 1 dikoordinir p. Siswo, Kelompok 2 dikoordinir Erik, Kelompok 3 dikoordinir p. Ferdian
3. Batas pengumpulan di masing-masing koordinator hari Sabtu tgl. 25 Januari 2020
4. Mari kita sukseskan bersama dan belajar bareng-bareng. Semoga hasil kerja kita nanti bermanfaat bagi umat!!! Aamiin….

Anda mungkin juga menyukai