Anda di halaman 1dari 5

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


71 Pola seksual tidak efektif Setelah dilakukan intervensi selama …. jam, maka Edukasi seksualitas
identitas seksual membaik dengan kriteria hasil  Observasi:
b.d: (penyebab) sebagai berikut : 1. Monitor frekuensi irama, pola napas,
1. Kurang privasi  Menunjukkan pendirian seksual yang jelas identifikasi kesiapan dan kemampuan
2. Jetiadaan pasangan meningkat menerima informasi
3. Konflik orientasi seksual  Integrasi orientasi seksual kedalam kehidupan  Terapeutik:
4. Ketakutan kehamilan sehari-hari meningkat 1. Sediakan materi dan media pendidikan
5. Ketakutan terinfeksi penyakit  Menyusun batasan-batasan sesuai jenis kesehatan
menular kelamin meningkat 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
6. Hambatan hubungan  Pencarian dukungan social meningkat kesepakatan
dengan pasangan  Verbalisasi hubungan harmonis meningkat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
7. Kurang terpapar informasi  Verbalisasi hubungan seksual sehat 4. Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak
tengtang seksualitas meningkat dan remaja serta pengaruh media
 Edukasi:
d.d: (gejala mayor) 1. Jelaskan system anatomi fisiologi system
1. Mengeluh sulit melakukan reproduksi laki-laki dan perempuan
aktivitas seksual NB: Luaran tambahan; (sesuaikan kasus) 2. Jelaskan perkembangan seksualitas
2. Mengungkapakan aktivitas 1. Citra tubuh sepanjang siklus kehidupan
seksual berubah 2. Dukungan social 3. Jelaskan perkembangan emosi masa anak
3. Mengungkapkan perilaku 3. Fungsi seksual dan remaja
seksual berubah 4. Harapan 4. Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan
4. Orientasi seksual beruabah 5. Harga diri kesadaran diri social terhadap aktivitas seksual
6. Kontrol resiko 5. Jelaskan konsekuensi negative mengasuh
(gejala minor): 7. Penampilan peran anak pada usia dini
1. Mengungkapkan hubungan 6. Jelaskan resiko tertual penyakit menular
dengan pasangan berubah seksual dan AIDS akibat seks bebas
7. Anjurkan orang tua menjadi educator
seksualitas bagi anak-anaknya
8. Anjurkan ank/remaja tidak melakukan
aktivitas seksual diluar nikah
9. Ajarkan keterampilan komunikasi asertif
untuk menolak tekanan teman sebaya dan
social dalam aktivitas seksual
 Kolaborasi:
-
Konseling seksualitas
 Observasi
1. Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah
system reproduksi, masalah seksualitas dan
penyakit menular seksual
2. Identifikasi waktu disfungsi seksual dan
kemungkinan penyebab
3. Monitor stress, kecemasan, depresi dan
penpenyebab disfungsi seksual
 Terapeutik
1. Fasilitasi komunikasi antara pasien dan
pasangan
2. Berikan kesempatan kepada pasangan
untuk menceritakan permasalahan seksual
3. Berikan pujian terhadap perilaku yang benar
4. Berikan saran sesuai kebutuhan pasangan
dengan menggunakan bahasa yang mudah
diterima, dipahami dan tidak menghakimi
 Edukasi:
1. Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan
penyakit disfungsi seksual
2. Informasikan pentingnya modifikasi pada
aktivitas seksual
 Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan spesialis seksolog

NB: Intervensi Pendukung (sesuaikan kasus)


1. Dukungan pengambilan keputusan
2. Latihan otot panggul
3. Edukasi infertilitas
4. Edukasi keluarga berencana
5. Edukasi kemoterapi
6. Edukasi komunikasi efektif
7. Edukasi manajemen stress
8. Edukasi penggunaan alat kontrasepsi
9. Perawatan kenyamanan
10. Perawatan pasca persalinan
11. Perawatan perineum
12. Perawatan seksio saesaria
13. Promosi harga diri
14. Promosi koping
15. Manajemen depresi pasca persalinan
16. Manajemen kehamilan yang tidak dikehendaki
17. Manajemen perilaku seksual
18. Manajemen penggantian hormone
19. Manajemen stress
20. Manajemen teknologi sitem reproduksi
21. Manajemen terapi radiasi
22. Manajemen trauma perkosaan
23. Manajemen waham
24. Pemberian obat vaginal
72 Risiko disfungsi seksual Setelah dilakukan intervensi selama …. jam, maka Edukasi seksualitas
fungsi seksual membaik dengan kriteria hasil  Observasi:
b.d: (factor resiko) sebagai berikut : 1. Monitor frekuensi irama, pola napas,
Biologis :  Kepuasan hubungan seksual meningkat identifikasi kesiapan dan kemampuan
1. Gangguan neurologi  Mencarinformasi untuk mencapai kepuasan menerima informasi
2. Gangguan urologi seksual meningkat  Terapeutik:
3. Gangguan endokrin  Verbalisasi aktifitas seksual berubah menurun 1. Sediakan materi dan media pendidikan
4. Keganasan  Verbalisasi eksitasi seksual berubah menurun kesehatan
5. Factor ginekologi (kehamilan,  Verbalisasi fungsi seksual berubah menurun 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
pasca persalinan)  Keluhan nyeri saat hubungan seksual kesepakatan
menurun 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Psikologis :  Keluhan hubungan seksual terbatas menurun 4. Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak
1. Depresi dan remaja serta pengaruh media
 Keluhan sulit melakukan aktivitas seksual
2. Kecemasan  Edukasi:
menurun
3. Penganiayaan 1. Jelaskan system anatomi fisiologi system
 Verbalisasi aktivitas seksual berubah menurun
psikologis/seksual reproduksi laki-laki dan perempuan
4. Penyalahgunaan obat/zat  Verbalisasi perilaku seksual berubah menurun
2. Jelaskan perkembangan seksualitas
 Konflik nilai menurun
sepanjang siklus kehidupan
Situasional: 3. Jelaskan perkembangan emosi masa anak
1. Konflik hubungan dan remaja
2. Kurang privasi 4. Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan
3. Pola seksual pasangan NB: Luaran tambahan; (sesuaikan kasus)
social terhadap aktivitas seksual
menyimpang 1. Harapan
5. Jelaskan konsekuensi negative mengasuh
4. Ketiadaan pasangan 2. Harga diri
anak pada usia dini
5. Ketidakadekuatan edukasi 3. Identitas seksual
6. Jelaskan resiko tertual penyakit menular
6. Konflik nilai personal dalam 4. Penampilan peran
seksual dan AIDS akibat seks bebas
keluarga, budaya dan agama 5. Tingkat depresi
7. Anjurkan orang tua menjadi educator
6. Tingkat keletihan
seksualitas bagi anak-anaknya
8. Anjurkan ank/remaja tidak melakukan
aktivitas seksual diluar nikah
9. Ajarkan keterampilan komunikasi asertif
untuk menolak tekanan teman sebaya dan
social dalam aktivitas seksual
 Kolaborasi:
-
Konseling seksualitas
 Observasi
1. Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah
system reproduksi, masalah seksualitas dan
penyakit menular seksual
2. Identifikasi waktu disfungsi seksual dan
kemungkinan penyebab
3. Monitor stress, kecemasan, depresi dan
penpenyebab disfungsi seksual
 Terapeutik
1. Fasilitasi komunikasi antara pasien dan
pasangan
2. Berikan kesempatan kepada pasangan
untuk menceritakan permasalahan seksual
3. Berikan pujian terhadap perilaku yang benar
4. Berikan saran sesuai kebutuhan pasangan
dengan menggunakan bahasa yang mudah
diterima, dipahami dan tidak menghakimi
 Edukasi:
1. Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan
penyakit disfungsi seksual
2. Informasikan pentingnya modifikasi pada
aktivitas seksual
 Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan spesialis seksolog

NB: Intervensi Pendukung (sesuaikan kasus)


1. Dukungan pengambilan keputusanLatihan
otot panggul
2. Edukasi infertilitas
3. Edukasi keluarga berencana
4. Edukasi kemoterapi
5. Edukasi komunikasi efektif
6. Edukasi manajemen stress
7. Edukasi penggunaan alat kontrasepsi
8. Perawatan kenyamanan
9. Perawatan pasca persalinan
10. Perawatan perineum
11. Perawatan seksio saesaria
12. Promosi harga diri
13. Promosi koping
14. Manajemen depresi pasca persalinan
15. Manajemen kehamilan yang tidak
dikehendaki
16. Manajemen perilaku seksual
17. Manajemen penggantian hormone
18. Manajemen stress
19. Manajemen teknologi sitem reproduksi
20. Manajemen terapi radiasi
21. Manajemen trauma perkosaan
22. Manajemen waham
23. Pemberian obat vaginal

Anda mungkin juga menyukai