Anda di halaman 1dari 3

TIPS MENGHADAPI UJIAN WAWANCARA

SELEKSI CALON JAKSA

Oleh: Rudi Pradisetia Sudirdja[1]

Para peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kejaksaan RI, yang
dinyatakan lulus dan memenuhi ambang batas Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), maka ia
berhak mengikuti tes selanjutnya: Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). SKB di Institusi
Kejaksaan, terdiri dari berbagai rangkaian tes, seperti tes akademik, psikotes, kesehatan,
dan wawancara. Materi yang diujikan pun, disesuaikan dengan Jabatan yang dilamar oleh
para peserta.
Untuk peserta yang melamar formasi Calon Jaksa, materi yang diujikan pasti akan
berkenaan dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangan seorang Jaksa, termasuk
pengetahuan hukum yang harus dimikiki seorang Jaksa.
Dalam kesempatan ini, saya akan mencoba menulis, ihwal materi-materi yang saya
pelajari, pada saat saya mengikuti tes wawancara seleksi Calon Jaksa. Tujuan dari tulisan
ini, tidak lain, hanya untuk berbagi pengalaman, agar peserta yang melamar formasi Calon
Jaksa, dapat mengetahui gambaran umum tentang materi apa saja yang kira-kira harus
dipelajari dalam menghadapi tes tersebut. Oleh karenanya, outline materi, yang akan saya
sampaikan di bawah ini, tidak menjamin akan ke luar pada pelaksanaan tes. Namun
setidaknya, jika teman-teman mempelajari materi tersebut, pasti akan mendapatkan bekal
pengetahuan guna menghadapi ujian.
Berikut berbagai materi yang saya pelajari, pada saat tes wawancara SKB untuk
formasi Calon Jaksa, tahun 2014 silam, yang Alhamdullilah, berkat ridha Allah Swt dan doa
restu orang tua, dengan mempelajari materi tersebut, saya dinyatakan lulus, sehingga
mendapat Surat Pengangkatan sebagai Calon Jaksa. Adapun materinya sebagai berikut:
Hukum Pidana, berkenaan dengan Prinsip-Prinsip Hukum Pidana: Asas legalitas,
Konsep Penyertaan (Deelneming), Perbarengan (Concursus), Percobaan (Poging), Alasan
Penghapus Pidana dan Alasan Penghapus Penuntutan, Pengulangan Tindak Pidana, dan
prinsp-prinsip dalam Buku I KUHP lainnya. Selain itu, saya juga mempelajari berbagai Pasal
terkait tindak pidana yang sering terjadi di masyarakat, seperti delik korupsi, pencucian
uang, cyber-crime, pencurian, penipuan, penggelapan, pembunuhan, penganiayaan, dan lain
sebagainya. Termasuk juga, perbedaan prinsip antara delik-delik tersebut, seperti

[1]
perbedaan antara delik pencurian, penggelapan dan penipuan, serta perbedaan antara
delik pembunuhan dan penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang. 
Hukum Acara Pidana, berkenaan dengan tugas serta kewenanga Jaksa dan Penuntut
Umum dalam KUHAP, termasuk definisi Jaksa, definisi Penuntut Umum, perbedaan antara
Jaksa dan Penuntut Umum. Materi penuntutan tindak pidana, berbagai jenis upaya paksa,
konsep praperadilan, asas dominus litis Kejaksaan. Kode persuratan administrasi perkara
pidana, yang umum sering diberitakan media, seperti P-18, P-19, P-21.
Hukum Perdata, berkenaan dengan definisi perjanjian, definisi perikatan, syarat sah
perjanjian, wanprestasi, perbuatan melawan hukum (PMH), perbedaan wanprestasi dan
PMH, perbedaan perikatan dan perjajian, ihwal kecakapan dalam hukum perdata. Asas-
asas hukum perdata, seperti asas kebebasan bekontrak, asas konsesualitas, dan lain
sebagainya.
Hukum Administrasi Negara, berkenaan dengan objek sengketa tata usaha negara
(TUN), gugatan TUN, para pihak dalam sidang peradilan TUN, mekanisme peradilan TUN,
perbedaan subjek peradilan TUN dan peradilan umum dalam kasus perdata.
Seputar Kejaksaan RI. Kedudukan Institusi Kejaksaan dalam sistem pemerintahan, asas-
asas umum Kejaksaan, “Asas Jaksa adalah satu dan tidak terpisahkan” apa maksud asas
tersebut dan bagaimana contoh implementasinya. Struktur Organisasi Kejaksaan RI (Vide
Peraturan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor Per-006/A/JA/07/2017
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia).
Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Kejaksaan RI (Vide Pasal 30 UU Kejaksaan
dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya). Kewenangan Jaksa di Bidang
Pidana; Kewenangan Jaksa di Bidang Ketertiban Umum; Keewenangan Jaksa di Bidang
Perdata dan Tata Usaha Negara (Jaksa Pengacara Negara);   Kewenangan Jaksa menjadi
Penyidik Tindak Pidana Korupsi; Kewenangan Jaksa Agung menjadi Penyidik Tindak
Pidana Pelanggaran HAM Berat;  Kewenangan Jaksa membubarkan Perseroan
Terbatas; Kewenangan Jaksa membatalkan Perkawinan; dan berbagai kewenangan Jaksa
lainnya.
Peran Jaksa dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi, sebagai penyelidik,
penyidik, penuntut umum, dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde)
Program unggulan Institusi Kejaksaan, seperti program Tim Pengawal dan
Pengaman Pembangunan dan Pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah,
Program Jaksa Masuk Sekolah, Jaksa Masuk Pesantren, Jaksa Masuk Kampus, Jaksa Sahabat
Guru, Jaksa Menyapa dan program unggulan lainnya.
Pelajari berbagai kasus yang sedang berkembang baik dalam lingkup nasional
maupun internasional, dan persiapkan pendapat anda ihwal kasus tersebut.
Pelajari kembali Tugas Akhir, baik Skripsi maupun Tesis yang teman-teman tulis,
apa permasalahannya dan apa solusi dari permasalahan tersebut.
Saran dari saya, pelajari juga (latar belakang dan jabatan) dari Pejabat yang akan
mewawancarai teman-teman, biasanya beliau akan menanyakan hal-hal berkenaan dengan
jabatannya juga, contoh jika pewawancara adalah Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus, kemungkinan besar beliau akan menanyakan juga hal-hal yang berkenaan dengan
tupoksi Jaksa dalam menangani perkara tindak pidana khusus.
Terakhir, persiapkan “perkenalan diri” teman-teman menggunakan bahasa asing,
dan alasan teman-teman, kenapa ingin menjadi Jaksa?

Anda mungkin juga menyukai